Singasari merupakan salah satu kerajaan yang berdiri di Jawa Timur pada abad ke-13. Di balik kekuasaan Ken Arok ada latar belakang sejarah Kerajaan Singasari yang panjang, ada beberapa peristiwa penting yang terjadi sampai akhirnya kerajaan ini bisa menjadi salah satu yang terbesar pada masanya.
Kerajaan bercorak Hindu Budha ini terkenal juga karena memiliki historis kemaritiman di Indonesia. Namun, membicarakan berdirinya Singasari tidak akan terlepas dari peristiwa runtuhnya Kerajaan Kediri. Berawal dari kisah asmara yang melahirkan pergantian kekuasaan. Ingin mengetahuinya lebih dalam? Simak di sini!
Daftar ISI
Latar Belakang Berdirinya Kerajaan Singasari
Singasari yang memiliki nama lain Kerajaan Tumapel dulu adalah sebuah daerah yang berada di bawah Kerajaan Kediri yang memiliki akuwu (setara dengan camat) bernamA Tunggul Ametung. Namun, hidupnya berakhir di tangan pengawalnya sendiri, yaitu Ken Arok.
Ken Arok membunuh Tunggul Ametung dengan menjalankan tipu muslihat demi mendapatkan istrinya, yaitu Ken Dedes. Peristiwa tragis ini menjadikan Ken Arok menduduki posisi sebagai akuwu dan mempersunting Ken Dedes yang sedang mengandung. Putra Ken Dedes dan Tunggul Ametung akhirnya diberi nama Anusapati.
Setelah menikahi Ken Dedes, Ken Arok juga menikahi perempuan bernama Ken Umang yang nantinya melahirkan seorang putra yang diberi nama Tohjaya. Kedua anak Ken Arok nantinya mengambil peran sebagai Raja dan menjalankan kepemimpinan di kerajaan Singasari di masanya masing-masing.
Dalam sejarah Kerajaan Singasari, ketika menduduki tahta, Ken Arok berniat untuk memisahkan Tumapel dari Kerajaan Kediri. Akhirnya terjadi perseteruan pada tahun 1221 antara Raja Kerajaan Kediri, Kertajaya dan kaum Brahmana. Ken Arok juga melakukan penyerangan kepada Daha atas seizin para Brahmana.
Perang melawan Kediri ini dimenangkan oleh Tumapel di Desa Ganter pada tahun 1222. Pada Negarakertagama juga tertulis tahun yang sama untuk berdirinya Tumapel. Kejadian ini juga menandakan naiknya tahta Ken Arok sebagai raja pertama Kerajaan Tumapel dengan gelar Sri Ranggah Rajasa Bhatara Sang Amurwabhumi.
Semasa Ken Arok menjadi Raja juga melahirkan sebuah wangsa baru, yaitu Rajasa (Rajasawangsa) atau Girindira (Girindrawangsa). Setelahnya, wangsa tersebut juga menurun kepada raja-raja Singasari dan Majapahit yang memiliki kekuasaan di Pulau Jawa.
Pada tahun 1253, Wisnuwardhana mengangkat putranya yang bernama Kertanegara untuk menjadi putra mahkota (yuwaraja). Selain itu, terjadi pergantian nama ibu kota kerajaan menjadi Singasari. Berawal dari sebuah nama ibu kota, lahirlah sebuah nama kerajaan. Karena nama Singasari ternyata lebih terkenal daripada nama Tumapel.
Raja-Raja Kerajaan Singasari
Kerajaan yang berlokasi di sebelah timur Gunung Kawi, hulu Sungai Brantas ini pernah mengalami masa kejayaannya pada tahun 1272 sampai dengan 1292 M. Berdasarkan sejarah Kerajaan Singasari, ada beberapa raja yang pernah memimpinnya hingga mencapai kejayaan. Berikut ini lima raja yang pernah memimpin Kerajaan Singasari:
1. Ken Arok (1222-1227 M)
Raja pertama di kerajaan Tumapel terkenal juga dengan nama Ranggah Rajasa Sang Girinathaputra. Ken Arok menduduki posisi sebagai raja hanya sampai lima tahun. Pemerintahannya hanya berjalan sebentar karena ia dibunuh oleh orang suruhan Anusapati pada tahun 1227.
Ini merupakan peristiwa pembalasan dendam seorang anak atas kematian ayahnya, Tunggul Ametung. Anusapati membunuh Ken Arok dengan senjata yang sama, yang dulu digunakan Ken Arok untuk membunuh ayahnya, yaitu keris Mpu Gandring.
2. Anusapati (1227-1249 M)
Setelah melaksanakan dendamnya kepada Ken Arok, Anusapati naik tahta sebagai raja Singasari pada tahun 1227. Dalam pemerintahannya selama 21 tahun, tidak banyak yang tahu bagaimana kondisi dan kehidupan di Kerajaan Singasari.
Berakhirnya pemerintahan Anusapati karena ia dibunuh oleh putra Ken Arok dengan Ken Umang, yaitu Tohjaya. Sebuah tragedi serupa, pembalasan dendam atas kematian sang ayah dengan senjata keris Mpu Gandring.
3. Tohjaya (1249-1250 M)
Setelah meninggalnya Anusapati, berdasarkan sejarah Kerajaan Singasari, Tohjaya menggantikan posisinya sebagai raja. Namun, masa pemerintahannya berlangsung sangat singkat. Tahtanya digulingkan oleh pasukan khusus dari Ranggawuni.
Ini merupakan tragedi dari lingkaran yang sama. Ranggawuni yang memilki panggilan lain Wisnuwardhana sendiri merupakan anak dari Anusapati yang meneruskan dendam pada tahta Singasari.
4. Wisnuwardhana (1250-1272 M)
Ranggawuni menaiki tahta sebagai raja keempat di Kerajaan Singasari dengan gelar Sri Haya Wisnuwardhana. Dalam pemerintahannya, ia memiliki pendamping bernama Mahisa Cempaka. Selama di bawah pimpinan Wisnuwardhana kerajaan Singasari juga berkembang cukup stabil. Mereka menjalankan pemerintahan selama 20 tahun.
5. Kertanegara (1272-1292 M)
Kertanegara merupakan putra dari Wisnuwardhana, ia berhasil membawa Kerajaan Singasari berada di puncak kejayaan. Pada saat pemerintahannya, kekuasaan Singasari meliputi keseluruhan pulau Jawa, Madura, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Bali, Nusa Tenggara, Melayu, dan Semenanjung Melayu.
Kertanegara terkenal sebagai raja yang memiliki visi dan gagasan untuk menyatukan seluruh kerajaan yang ada di nusantara di bawah payung kekuasaan Kerajaan Singasari. Pengharapan ini kemudian mendapat sebutan sebagai Wawasan Nusantara I.
Beberapa upaya untuk mewujudkan Wawasan Nusantara I juga telah dilakukan oleh Kertanegara. Seperti memperluas daerah dan membangun hubungan dengan luar negeri dan melakukan pengiriman ekspedisi ke daerah Sumatera. Ekspektasi ini terkenal dengan nama ekspedisi pamalayu (1275 M).
Selain itu, Kertanegara menetapkan struktur pemerintahan Singasari. Namun, saat tentara Singasari berangkat keluar daerah untuk menjalankan misi perluasan wilayah, Jayakatwang melakukan serangan kepada Kertanegara. Karena peristiwa tersebut, Kertajaya akhirnya meninggal dan kerajaan Singasari berakhir runtuh.
Peninggalan Kerajaan Singasari
Keberadaan sejarah Kerajaan Singasari dibuktikan dengan adanya beberapa peninggalan yang masih ada sampai sekarang. Bentuknya juga bermacam-macam, bisa dalam bentuk candi, arca, monumen, prasasti, dan lain sebagainya. Inilah beberapa peninggalan Kerajaan Singasari yang merekam peristiwa sejarahnya:
1. Candi Singasari
Candi Singasari yang dibangun di era Hindu Budha pada tahun 1300 Masehi ini merupakan wujud penghormatan kepada Raja Kertanegara. Meskipun tidak diketahui pasti berapa lama pembangunan candi ini berlangsung, tapi kemungkinan dibangun setelah wafatnya raja Kertanegara pada tahun 1292.
Setelah meninggal, Kertanegara memang didharmakan atau mendapat penghargaan sebagai Syiwa Budha di Candi Jawi, yaitu Bhairawa di Candi Singasari. Penghargaan ini juga dipersembahkan untuk permaisurinya Bajradewi sebagai Jina (Wairocana) di Sagala.
2. Candi Kangenan
Sebagian orang percaya bahwa candi merupakan tempat persemayaman raja. Nah, Kangenan sendiri adalah sebuah candi yang dipercaya sebagai tempat peristirahatan terakhir Ken Arok setelah terbunuh oleh Anusapati.
3. Candi KidalÂ
Salah satu candi peninggalan sejarah Kerajaan Singasari ini berada di Malang, Jawa Timur. Candi ini didirikan sebagai penghormatan atas jasa besar raja kedua Kerajaan Singasari yaitu, Anusapati. Para sejarawan menyebut Candi Kidal adalah candi pemujaan yang memiliki usia paling tua di Jawa Timur.
4. Arca Amoghapasa
Salah satu prasasti peninggalan Kerajaan Singasari yang ditulis menggunakan aksara jawa kuno berbahasa campuran antara bahasa Sansakerta dan Melayu Kuno. Isinya sendiri menceritakan tentang arca amoghapasa yang berasal dari Pulau Jawa dan penempatannya di Dharmasraya.
Arca ini adalah persembahan dari raja Kertanegara kepada Sri Maharaja Srimat Tribhuwanaraja Mauliwarmadewa yang memiliki kekuasaan di kerajaan Dharmmasraya, Melayu. Arca ini masih ada sampai sekarang dan tersimpan di Museum Nasional Jakarta.
5. Prasasti SingasariÂ
Prasasti Singasari merupakan tulisan yang terbuat sekitar tahun 1352 untuk mengenang pembangunan candi yang berada di bawah pimpinan Gajah Mada. Jadi, prasasti ini juga terkenal dengan nama Prasasti Gajah Mada. Penemuannya tepat di sebelah utara Candi Singosari, Malang, Jawa Timur.
Penemuan prasasti dengan ukiran aksara Jawa kuno menggunakan batu ini adalah pada tahun 1904. Di awal, tulisannya menyebutkan tahun 1214 saka bulan jyestha wafatnya Raja Kertanegara (kamoktan). Serta mendapat julukan Paduka Bhatara sang Lumah ring Siwa Budha.
Tahun 1214 Saka ini bersamaan dengan tahun 1292 M. Momen ini juga bertepatan di mana raja terakhir Singasari wafat dalam serangan Jayakatwang.
Sudah Tahu Bagaimana Sejarah Kerajaan Singasari?
Sejarah kerajaan Singasari memang cukup panjang dengan beberapa peristiwa penting di dalamnya. Di mana dalam sejarahnya memperlihatkan bagaimana ketertarikan Ken Arok kepada seorang perempuan bernama Ken Dedes malah melahirkan lingkaran dendam berkelanjutan terhadap anak-anaknya.
Jika ingin mencari tahu dan mengulik lebih dalam kisah-kisah tentang Kerajaan Singasari, kamu bisa mengunjungi peninggalannya langsung. Beberapa situs sejarah Singasari saat ini menjadi cagar budaya yang dapat kamu kunjungi, salah satunya seperti candi Singasari yang berada di Malang, Jawa Timur.