Memahami sejarah Kerajaan Samudera Pasai sangat penting untuk mendapatkan informasi tentang perkembangan Islam pertama di Nusantara. Kerajaan tersebut terus berkembang dan bahkan menjadi pusat perdagangan karena lokasinya sangat strategis.
Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, terjadi berbagai gejolak yang membuat Kerajaan Samudera Pasai mengalami kemunduran dan berakhir. Berikut pembahasan selengkapnya.
Daftar ISI
Sejarah Kerajaan Samudera Pasai
Kerajaan ini pertama kali ditemukan melalui tiga batu nisan. Adapun isi batu nisan tersebut yaitu menggambarkan adanya pemerintahan Islam di sekitar pertengahan abad 13 Masehi atau 7 Hijriyah. Dari sini lah tonggak pertama dari kerajaan tersebut mulai berkembang.
Samudera Pasai merupakan kerajaan yang sekaligus menjadi benteng pertahanan kuat di Nusantara. Sebuah kerajaan yang berdirinya pun langsung dari pimpinan angkatan perang Mesir. Nama pendiri kerajaan ini yaitu Nasimuddin Al-Kalmil yang semula nama kerajaannya adalah Kerajaan Samudera.
Kerajaan Samudera juga menjadi kerajaan Islam pertama di Indonesia. Adapun perkembangannya terjadi pada saat kerajaan Sriwijaya mengalami kemerosotan karena harus menghadapi perlawanan Kerajaan Chola.
Lalu, Kerajaan Samudera Pasai semakin berkembang pesat di masa kekuasaan dari Sultan Malikul Saleh alias Sultan Malik Al-Saleh. Beliau memimpin kerajaan mulai tahun 1285 sampai 1297 dan sekaligus menjadi sultan pertama pasca naik tahta serta diangkat langsung oleh pemimpin sebelumnya yaitu Nazimuddin Al-Kamil.
Nama Sultan Malik Al-Saleh juga terkenal sebagai sosok yang menyebarkan ajaran Islam di wilayah Asia Tenggara. Salah satu misi beliau yaitu untuk menangkal ajaran Syi’ah yang memang pada waktu itu marak tersebar.
Kemudian Kerajaan Samudera terus mengalami perluasan hingga mencapai Kerajaan Pasai. Di masa kepemimpinan Sultan Malikul Thahir mulai 1297 sampai 1326, kerajaan tersebut masih terus melakukan perluasan kekuasaan. Hingga pada akhirnya lahirlah sebuah kerajaan dengan nama Samudera Pasai yang juga menjadi tempat persinggahan dari ulama serta para pedagang dari timur.
Kejayaan dari Samudera Pasai terjadi ketika di bawah pemerintahan dari Sultan Malik At-Tahir II alias Sultan Ahmad. Adanya bukti mengenai catatan Marcopolo yang menjelaskan bahwa perdagangan kerajaan tersebut berkembang sangat pesat. Beliau berkuasa mulai tahun 1326 sampai 1349 M.
Faktor Perkembangan dari Kerajaan Samudera Pasai
Pembahasan berikutnya tentang sejarah Kerajaan Samudera Pasai yaitu mengenai apa saja faktor yang menjadi sebab kerajaan ini berkembang. Setidaknya terdapat beberapa faktor seperti penjelasan berikut.
1. Politik Perkawinan
Faktor pertama yang menyebabkan kerajaan ini berkembang adalah karena politik perkawinan. Perkawinan memang menjadi hal yang biasa di dunia kerajaan untuk menjalin kerja sama serta memperluas wilayah politik.
Di waktu itu, umumnya pedagang yang berasal dari Hadramaut merupakan laki-laki. Untuk itu, banyak dari mereka yang akhirnya menikah dengan penduduk Nusantara sehingga mampu memberikan pengaruh terhadap penyebaran ajaran Islam di daerah Samudera Pasai.
2. Politik Perdagangan
Di masa itu, yang menjadi kunci utama perdagangan yaitu para pedagang Islam. Mereka merupakan orang-orang yang memang memonopoli perdagangan, baik dari Eropa maupun ke Eropa.
3. Politik Penaklukan
Faktor berikutnya yang menyebabkan Kerajaan Samudera Pasai berkembang yaitu karena politik penaklukan. Untuk faktor yang ketiga ini berupa peperangan atau penyerangan terhadap wilayah lain sehingga berhasil menaklukkannya.
Kerajaan Samudera berhasil menaklukkan Kerajaan Pasai. Berkat penaklukan ini, wilayah kekuasaannya sudah tentu semakin berkembang.
Penyebab Runtuhnya Kerajaan Samudera Pasai
Pasca Kerajaan Samudera Pasai berkuasa selama beberapa abad, lalu kerajaan tersebut mulai mengalami keruntuhan di abad ke-16. Beberapa faktor yang menyebabkan kerajaan ini runtuh dan masa kepemimpinannya berakhir yaitu:
1. Serangan Kerajaan Majapahit
Serangan yang dilakukan Kerajaan Majapahit merupakan faktor penting yang mengakibatkan berakhirnya sejarah Kerajaan Samudera Pasai. Pada waktu itu, kerajaan tersebut menjadi pusat perdagangan di Selat Malaka.
Kondisi tersebut menjadikan Kerajaan Majapahit memiliki ambisi agar bagaimana bisa menyatukan Nusantara lalu menyerang Samudera Pasai. Selain itu, penyerangan tersebut juga terjadi karena adanya perlakukan yang dianggap tak pantas oleh Sultan Ahmad Malik Az-Zahir pada putri Majapahit.
Lalu pada 1345 M, Gajah Mada dengan atas perintah dari Raja Hayam Wuruk melakukan penyerangan terhadap Kerajaan Samudera Pasai. Untuk serangan pertama sebenarnya hanya pada perbatasan Perlak. Namun, serangan tersebut gagal karena memang Kerajaan Samudera Pasai memiliki penjagaan yang sangat ketat.
Kemudian, Gajah Mada memutuskan untuk mundur dan mulai menyusun strategi lain. Akhirnya terdapat dua strategi yang diterapkan yaitu menyerang melalui 2 arah, yakni dari darat serta laut.
Pada serangan darat ternyata mengalami kegagalan. Meskipun demikian, serangan laut berhasil membawa para pasukan Majapahit hingga sampai ke Istana. Serangan tersebut pada akhirnya menyebabkan Samudera Pasai mengalami kemunduran dan berakhir.
2. Konflik Keluarga
Faktor yang kedua mengapa Kerajaan Samudera Pasai runtuh adalah karena terjadinya konflik keluarga. Konflik tersebut terjadi pada akhir abad yang ke-14. Adanya konflik ini karena perang saudara serta perebutan kekuasaan yang terjadi di Istana kerajaan.
Dalam mengatasi permasalahan tersebut, Sultan Pasai memohon bantuan pada Kerajaan Malaka. Akan tetapi, bantuan dari kerajaan tersebut malah mengakibatkan dampak lain terhadap kerajaan dan semakin mengarah pada keruntuhan.
3. Berdirinya Kerajaan Malaka
Berakhirnya sejarah Kerajaan Samudera Pasai juga terjadi karena berdirinya Kerajaan Malaka. Di awal abad yang ke-15, kerajaan tersebut berdiri lalu menjadi sebab kemunculan pusat perdagangan dan politik baru di Malaka.
Apalagi letak dari Kerajaan Malaka cenderung lebih strategis daripada lokasi Kerajaan Samudera Pasai. Kondisi semacam ini menjadi alasan mengapa seiring berjalannya waktu, Kerajaan Samudera Pasai mulai menunjukkan tanda-tanda kemunduran dan keruntuhan.
Bahkan, dominasi Kerajaan Malaka pada bidang perdagangan seolah tak terbendung. Berbagai cara sudah dilakukan Kerajaan Samudera Pasai namun ternyata masih menemui jalan buntu sehingga kerajaan tersebut semakin terpinggirkan.
4. Serangan Portugis
Keruntuhan Kerajaan Samudera Pasai juga disebabkan oleh serangan Portugis yang terjadi di awal abad 16. Pada waktu itu, Alfonso de Albuquerque yang menjadi pemimpin pasukan Portugis di tahun 1511 menuju Malaka untuk melakukan penyerangan.
Kemudian, dengan membawa pasukan sebanyak 16.000 orang serta 15 kapal, serangan tersebut membuat Portugis berhasil menguasai beberapa wilayah strategis. Wilayah-wilayah yang menjadi pusat perdagangan berhasil dikuasai Portugis.
Bahkan, sebagian wilayah milik Kerajaan Samudera Pasai pun juga berada di tangan Portugis. Inilah yang kemudian menandai keruntuhan dari kerajaan tersebut. Lalu wilayah yang sudah berada di tangan Portugis berhasil diambil oleh Kesultanan Aceh.
Peninggalan Kerajaan Samudera Pasai
Pembahasan tentang sejarah Kerajaan Samudera Pasai berikutnya adalah tentang apa saja yang menjadi peninggalan kerajaan pertama Islam di Nusantara tersebut. Tentu kerajaan ini runtuh meninggalkan beberapa peninggalan yang sampai sekarang masih terjaga. Adapun peninggalan penting dari Kerajaan Samudera Pasai antara lain:
1. Makam Sultan Malik Al-Shaleh
Peninggalan yang pertama yaitu makam yang memiliki batu nisan dengan bentuk sangat indah. Makam tersebut milik Sultan Malik Al-Shaleh alias Marah Silau. Beliau merupakan pendiri sekaligus menjadi raja pertama dari Kerajaan Samudera Pasai.
Makam yang tertulis angka 1297 M pada batu nisannya juga sekaligus menjadi batu nisan paling tua yang pernah ditemukan. Melalui batu nisan tersebut juga menjadi bukti bahwa pengaruh Islam yang asalnya dari Gujarat pada Samudera Pasai cukup besar.
2. Lonceng Cakra Donya
Lalu ada Lonceng Cakra Donya yang juga menjadi peninggalan dari Kerajaan Samudera Pasai. Menurut sejarah, lonceng tersebut kemungkinan pembuatannya pada tahun 1409 M.
Lonceng Cakra Donya mempunyai tinggi 125 cm serta lebar 75 cm. Bentuknya berupa mahkota besi yang kabarnya adalah hadiah yang diperoleh dari kekaisaran Cina untuk Sultan Samudera Pasai.
3. Makam dari Sultanah Nahrasiyah
Lalu ada makam dari Sultanah Nahrasiyah yang berada di Desa Meunasah Kuta Krueng, Kec. Samudera. Batu nisan pada makam tersebut sangat megah dan kabarnya langsung didatangkan dari Kamboja. Selain itu, ada beberapa makam lain seperti makam Sultan Muhammad Malik Al-Zahir serta putranya Sultan Mahmud Malik Al-Zahir.
4. Dirham
Kerajaan Samudera Pasai adalah kerajaan yang makmur dan sudah mengeluarkan mata uang. Adapun mata uangnya berupa dirham dari emas yang pertama kali berfungsi sebagai alat pembayaran di era pemerintahan Sultan Muhammad Malik Al-Zahir.
5. Hikayat Raja-raja
Hikayat raja merupakan karya berbahasa Melayu yang kemungkinan ditulis pada sekitar abad ke-14. Isi dari karya sastra tersebut yaitu kisah Kerajaan Samudera Pasai. Termasuk mimpi dari Marah Silau yang bertemu Nabi Muhammad dan membuatnya masuk Islam.
Sudah Paham tentang Sejarah Kerajaan Samudera Pasai?
Sekian informasi mengenai seperti apa sejarah Kerajaan Samudera Pasai mulai dari awal berdiri hingga apa saja yang menjadi peninggalannya. Jadi, kerajaan ini merupakan tonggak akan berkembangnya Islam di Nusantara.
Kemudian diteruskan oleh beberapa kerajaan Islam lain sehingga agama Islam pun kian menyebar dan pada akhirnya menjadi agama mayoritas di Indonesia.