Stratifikasi sosial merupakan salah satu hal yang sudah lumrah di dalam masyarakat. Masyarakat menilai bahwa hal ini merupakan hal yang benar karena bisa memilah masyarakat dari berbagai macam golongan.
Namun, apakah hal tersebut efisien dalam implementasinya? Berikut adalah penjelasan secara lengkap tentang strata tersebut agar kamu bisa menyimpulkan. Yuk, simak!
Apa itu Stratifikasi Sosial?

Stratifikasi sosial merupakan sebuah penggolongan masyarakat ke dalam berbagai tingkatan kelas. Ini juga dikenal sebagai pembagian lapisan antar masyarakat. Penggolongan ini merujuk pada pengaturan masyarakat dalam tingkatan atau lapisan berdasarkan nilai atau prestige yang diakui oleh masyarakat.
Prestige di sini memiliki arti bahwa seseorang bisa berada pada tingkatan yang lebih atas jika mereka memiliki sesuatu yang unik dan tidak orang lain miliki. Sehingga, bisa membuat orang lain merasa bahwa seseorang itu berada di tingkat yang lebih tinggi ketimbang dengan mereka.
Penggolongan masyarakat ini dapat menciptakan berbagai tingkatan sosial. Seperti kelas atas atau upper class, kelas menengah atau middle class, dan kelas rendah atau lower class.
Menurut penjabaran sosiolog Italia, Gaetano Mosca, kelompok tersebut sangat berkaitan dengan konsep kekuasaan. Di mana satu kelompok dinilai lebih kuat daripada kelompok lain.
Selain itu, pembagian lapisan masyarakat juga mengacu pada konsep status sosial. Konsep status sosial ini pertama kali diperkenalkan oleh antropolog Amerika, Ralph Linton.
Konsep status sosial yang diperkenalkan olehnya meliputi status primer (status yang dimiliki seseorang), status yang diperoleh (status achievement) dan status yang diberikan (status assigned). Perbedaan status sosial ini turut membentuk stratifikasi dalam masyarakat.
Sedangkan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mendefinisikan hal ini sebagai pemisahan masyarakat atau penduduk ke dalam berbagai tingkatan kelas. Berdasar kekuasaan, hak khusus, dan prestige.
Dari penjelasan di atas dapat kamu simpulkan bahwa, stratifikasi sosial merupakan suatu pengelompokan masyarakat berdasarkan tingkatkan mereka. Tingkatan tersebut bisa mengacu pada status, harta, dan berbagai hal yang menggambarkan kekuasaan dan kekuatan seseorang.
Ciri dari Stratifikasi Sosial

Menurut Max Weber, stratifikasi ini memiliki beberapa ciri-ciri. Berikut di antaranya:
1. Adanya Persamaan Peluang untuk Hidup
Max Weber menyatakan bahwa kesempatan seseorang untuk hidup dan memiliki nasib yang sama dipengaruhi oleh kepentingan ekonomi. Karakteristik penggolongan sosial ini mencakup adanya kesamaan kesempatan hidup atau nasib.
Kesempatan seseorang untuk hidup dan memiliki nasib yang serupa tergantung pada faktor dan tingkatan kepentingan ekonomi setiap individu.
2. Adanya Konsep Kehormatan
Penggolan ini bisa berdasarkan ukuran kehormatan pada setiap orang. Hal tersebut dapat kamu lihat dari gaya hidup.
3. Adanya Kekuasaan
Ciri-ciri lain dari stratifikasi sosial adalah kepemilikan kekuasaan oleh seseorang dalam suatu masyarakat. Hal tersebut terlihat dari usaha seseorang untuk mewujudkan ambisinya melalui tindakan bersama dalam komunitas.
4. Adanya Perbedaan Kemampuan
Dalam penggolongan ini selalu ada perbedaan kemampuan antar individu pada setiap strata. Contohnya, seseorang yang berada di strata atas dari segi kekayaan pasti memiliki kekuatan ekonomi lebih besar dibandingkan dengan individu yang berada di strata bawah.
5. Perbedaan Gaya Hidup
Tak hanya berbeda dalam kemampuan, setiap strata juga memiliki perbedaan dalam gaya hidup. Cara hidup masyarakat di strata atas tentunya sangat berbeda dengan cara hidup mereka yang berada di strata bawah.
6. Adanya Perbedaan Hak
Salah satu karakteristik dari stratifikasi sosial adalah adanya ketidaksetaraan dalam penerimaan hak dan pendistribusian sumber daya. Individu yang berada di strata atas cenderung memiliki hak yang lebih banyak dibandingkan dengan mereka yang berada di lapisan bawah.
Fungsi Stratifikasi Sosial di Masyarakat

Sistem ini sangat dipengaruhi oleh strata dan perannya dalam masyarakat. Contohnya adalah direktur atau manajer yang menempati posisi lebih tinggi dalam suatu tim. Berdasarkan fungsinya, penggolongan sosial terbagi menjadi beberapa kategori fungsi. Berikut di antaranya:
1. Bidang Ekonomi
Dalam bidang ekonomi, stratifikasi sosial memiliki berbagai fungsi, yaitu
a. Sebagai Distribusi Hak Istimewa yang Objektif
Dalam masyarakat, setiap individu memiliki hak tertentu terkait dengan posisinya dengan orang-orang di kelas yang lebih rendah. Keistimewaan ini dapat terlihat dalam bentuk pendapatan, kekuatan, dan sejauh mana kekayaan yang mereka miliki.
b. Simbol Status dalam Kedudukan
Dalam sebuah kelompok masyarakat, ada simbol-simbol khusus yang menandakan status dan posisi seseorang. Contoh dari simbol tersebut adalah mobil mewah, jam tangan berharga, gaya berpakaian, dan hobi-hobi tertentu.
c. Alat Solidaritas
Individu dan kelompok yang berada dalam masyarakat bisa berada dalam strata sosial sama. Pembentukan strata ini muncul karena adanya perasaan solidaritas akibat mengalami nasib serupa dan berusaha mencapai tujuan yang sama.
2. Bidang Politik
Dalam bidang politik, penggolongan sosial bisa memiliki berbagai fungsi. Berikut adalah fungsinya:
a. Penentu Peran dan Wewenang
Konsep kekuasaan merupakan bagian dari strata sosial. Dalam dunia politik orang bisa mendapatkan kekuasaan lebih memiliki hal untuk membuat berbagai kebijakan.
b. Mobilitas Politik
Fungsi kedua adalah membuat individu termotivasi dalam menduduki jabatan dalam pemerintahan. Tujuannya adalah mencari kekuasaan yang lebih tinggi agar bisa menyuarakan aspirasi rakyat.
3. Bidang Pendidikan
Dalam bidang pendidikan, stratifikasi sosial bisa berfungsi sebagai:
a. Pengelompokan Peserta Didik
Dalam dunia pendidikan, para siswa memiliki kelompok sendiri sesuai dengan usia dan kapabilitas mereka. Mulai dari tingkat PAUD, SD, SMP, SMA, hingga ke jenjang perguruan tinggi.
b. Motivasi untuk Berkembang
Sistem pendidikan dirancang untuk mendorong siswa meningkatkan prestasi akademiknya guna mencapai tujuannya, yaitu memfasilitasi mobilitas dan persaingan di masyarakat. Agar dapat diterima di universitas atau sekolah terbaik, siswa perlu berkomitmen penuh dalam belajarnya.
c. Mencari Individu
Orang dengan pendidikan tinggi seringkali mendapat pandangan yang lebih baik daripada mereka dengan pendidikan lebih rendah. Hal tersebut biasa terjadi di lingkungan di mana tidak semua orang memiliki kesempatan untuk mengakses jenjang pendidikan lebih tinggi.
Faktor Pembentuk Stratifikasi Sosial

Penggolongan sosial tidak terbentuk dengan sendirinya, melainkan ada beberapa faktor yang melatarbelakangi terbentuknya hal tersebut di masyarakat. Ada 7 faktor yang mendasari pembentukan ini di masyarakat. Berikut adalah penjabarannya:
1. Kekayaan
Kekayaan ini menjadi sebuah dasar dalam pembentukan strata sosial di masyarakat. Hal tersebut terjadi karena adanya perbedaan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Seseorang dengan harta yang lebih banyak akan berada di strata sosial paling atas. Sebaliknya, jika mereka tidak bisa mencukupi kebutuhan, maka akan berada di strata bawah.
2. Keturunan
Stratifikasi ini juga bisa seseorang dapat secara turun-menurun, jelasnya melalui kelahiran dan perkawinan. Stratifikasi ini juga sangat berhubungan dengan status seseorang sejak lahir. Contohnya adalah keturunan kerajaan atau konglomerat.
3. Kekuasaan
Kekuasaan menjadi salah satu faktor paling dasar dalam membentuk stratifikasi sosial. Sebab, tidak semua orang bisa menduduki jabatan yang sama. Hal tersebut akhirnya membuat seseorang bisa memiliki kekuasaan tinggi, seperti contohnya presiden, gubernur, dan sebagainya.
4. Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan status sosial seseorang. Lewat pendidikan tinggi, seseorang bisa memperoleh penghasilan besar. Sehingga, gaya hidup mereka juga akan lebih tinggi dan taraf hidupnya juga naik.
5. Status Sosial
Dalam hal ini, status sosial merupakan hal yang menentukan strata seseorang. Masyarakat akan melihat hak dan kewajiban. Namun, jenis yang satu ini bisa berubah tergantung pada lokasi. Misalnya, status orang di tempat kerja dan di rumah bisa berbeda.
6. Kehormatan
Stratifikasi sosial juga berdasarkan kehormatan yang mereka miliki. Mereka memiliki kehormatan jika bisa memimpin, berjiwa kharismatik, atau seseorang yang bertempat tinggal di wilayah tertentu di waktu yang lama seperti pemuka adat.
7. Gaya Hidup
Globalisasi membuat sosial media menjadi tempat yang sangat tepat untuk berlomba-lomba menjadi yang paling menarik. Hal tersebut akhirnya membuat gaya hidup akan semakin tinggi dan akan membentuk penggolongan sosial.
Sudah Memahami Apa itu Stratifikasi Sosial?
Stratifikasi sosial dapat berdampak buruk jika tujuan yang mereka ingin capai bukan karena atas kepentingan bersama atau kelompok. Strata di masyarakat terkadang membuat seseorang bisa mendapatkan perlakuan buruk karena mereka tidak berada di strata yang paling atas.
Oleh karena itu, setiap individu wajib memanfaatkan strata ini dengan baik untuk kepentingan bersama. Kamu bisa menjadi penggolongan ini sebagai motivasi untuk mencapai strata tertentu sesuai standar pribadi. Semoga bermanfaat!