10 Pakaian Adat Sumatera Barat: Makna, Nama, dan Aksesoris Uniknya

Sudah bukan rahasia lagi, jika Indonesia terkenal dengan ragam budayanya. Salah satu kekayaan yang perlu kita jaga dan lestarikan adalah baju adat dengan keindahannya masing-masing. Termasuk pakaian adat Sumatera Barat yang akan menjadi topik utama pada artikel kali ini.

Sumatera Barat merupakan daerah yang terletak di sepanjang pesisir Barat Sumatera bagian tengah. Menurut perhitungan geografi, Sumatera Barat memiliki luas area sekitar 42.012,89 km dengan jumlah total 5 juta jiwa. Sementara itu, Sumatera Barat memiliki ibukota di kota Padang.

Inilah 10 Macam Pakaian Adat Sumatera Barat

Setiap daerah di Indonesia pasti memiliki pakaian adatnya masing-masing. Adapun fungsinya untuk mengenalkan identitas budaya yang mereka miliki. Secara umum, ciri khas pakaian adat Sumatera Barat adalah tampak glamor, melibatkan emas, dan terdapat kain tenun. Berikut adalah 10 jenisnya, yaitu:

1. Pakaian Limpapeh Rumah Nan Gadang

1. Pakaian Limpapeh Rumah Nan Gadang
Limpapeh Rumah Nan Gadang | Sumber gambar: Berita99.co

Satu fakta menarik tentang orang Minang yakni selalu menghormati dan memberikan penghargaan yang tinggi kepada wanita. 

Bahkan, rasa hormat ini tidak hanya dalam bentuk kata saja, melainkan juga terwujud dalam bentuk budaya. Salah satunya adalah pakaian adat Sumatera Barat yang pertama ini.

Namanya adalah Limpapeh Rumah Nan Gadang. Baju adat yang satu ini dibuat sebagai lambang kebesaran wanita. Dalam Bahasa Minang, Limpapeh memiliki makna sebagai penopang bangunan.

Jadi bangunan bisa berdiri dengan kokoh, apabila ada tiang yang kuat. Jika tiang tersebut patah atau rusak, bangunan akan ikut runtuh karena tidak ada yang menyangga lagi.

Makna ini menggambarkan wanita memiliki peran yang sangat penting untuk kehidupan rumah tangga. 

Tanpa ada dukungan dan sokongan dari perempuan maka pernikahan tidak akan bisa harmonis. Maka dari itu, semua pria harus menghormati dan menghargai keberadaan istrinya.

2. Bundo Kanduang

2. Bundo Kanduang
Pakaian Bundo Kanduang | Sumber gambar: Katadata

Bundo Kanduang merupakan pakaian adat Sumatera Barat yang biasanya akan terpakai ketika pengangkatan seorang perempuan menjadi Bundo Kanduang. Dalam istilah Minang, Bundo Kanduang memiliki makna sebagai sosok yang berperan penting dalam masyarakat.

Untuk itu, Bundo Kanduang memiliki model yang mewah dan terdiri dari baju kurung, kain sarung, penutup kepala, kain selempang, dan perhiasan. Pada bagian baju kurungnya, dilengkapi dengan benang emas dan minsai.

Hal tersebut membuat pakaian ini memiliki nuansa yang mewah dan berkelas. Pemakaian minsai mengandung makna seorang Bundo Kanduang harus bisa mematuhi batas adat yang ada. Sedangkan, selempangnya atau Balapak adalah rasa tanggung jawab.

3. Pakaian Batabue

3. Pakaian Batabue
Pakaian Batabue | Sumber gambar: Berita99.co

Pakaian adat Sumatera Barat yang ketiga adalah Batabue. Ciri khasnya memiliki corak yang beragam dengan motif yang berbeda. Selain itu, Batabue juga dilengkapi dan dihiasi dengan sulaman dari benang emas.

Selain memberikan tampilan yang menarik, sulaman emas tersebut juga mengandung filosofi yang unik. Filosofi tersebut melambangkan kekayaan alam di Minangkabau yang wajib masyarakat lestarikan dan menjaganya.

Pakaian adat Batubue mempunyai banyak varian warna. Akan tetapi, yang paling umum dan mudah untuk Anda temui adalah hitam, merah, dan biru. 

Jika memilih warna gelap ini, akan membuat kilauan emas pada pakaian semakin berkelas dan elegan.

Sementara itu, bentuk pakaian Batabue mirip dengan baju kurung lengkap dengan pernak-perniknya supaya tampilannya semakin indah. Modelnya memiliki lengan panjang dan longgar, sehingga lekuk tubuh perempuan tidak akan tampak secara nyata.

Kemudian, pada bagian leher dan lengannya terdapat hiasan yang namanya adalah minsie. Minsie merupakan sulaman simbol seorang wanita Minang agar tetap taat pada batas-batas adat yang sudah menjadi ketetapan.

4. Pakaian Deta

4. Pakaian Deta
Pakaian Deta | Sumber gambar: Topsumbar.co.id

Deta atau Destar adalah penutup kepala yang biasanya dipakai oleh lak-laki Minang ketika mereka memakai pakaian tradisional khas Sumbar ini.

Pemakaian deta ini tergantung dari marga atau kasta sosial penggunanya. Sebab, penutup kepala tersebut menjadi simbol kehormatan dan kewibawaan.

Lalu, untuk pemakaian deta bisa Anda lakukan dengan cara melilitkan kain di kepala pria. Adanya kerutan pada bagian penutup tersebut memiliki makna atau nasihat agar kepala adat hendaklah berfikir terlebih dahulu sebelum bebricara.

Deta seringkali digunakan bersama dengan baju penghulu dan pemangku adat lainnya. Jenisnya adalah Deta Saluak Batimbo. 

Sementara itu, untuk rakyat biasa umumnya menggunakan Deta Ameh dan Cilien Manurun yang bentuknya sangat sederhana.

5. Baju Penghulu

5. Baju Penghulu
Baju Penghulu | Sumber gambar: Halonusa.com

Baju penghulu merupakan pakaian adat Sumatera Barat khusus untuk laki-laki. Sebutan lainnya adalah Baju Pemangku Adat. Karena tahta tertinggi, inilah baju ini tidak bisa digunakan oleh sembarang orang. Bahkan, ada tata cara tertentu untuk bisa mengenakannya.

Sehubungan dengan itu, Baju Penghulu dominan dengan warna hitam karena melambangkan kepemimpinan dan ketegasan. 

Kaum pria sejatinya adalah pemimpin wanita. Maka dari itu, jaman dulu baju ini hanya cocok untuk laki-laki yang notabene adalah kepala suku.

Namun, zaman sekarang pakaian ini bisa juga digunakan untuk mempelai pria ketika menikah. 

6. Cawek

6. Cawek
Pakaian Adat Cawek | Sumber gambar: Jawapos.com

Sama seperti pakaian tradisional sebelumnya, cawek ini adalah baju khusus laki-laki. Dimana pada bagian atasnya menggunakan sandang dan khas kemudian bagian bawahnya menggunakan celana longgar

7. Pakaian Tingkuluak Balenggek

7. Pakaian Tingkuluak Balenggek
Pakaian Tingkuluak Balenggek | Sumber gambar: HerStory

Tingkuluak Balenggek memiliki bahan dasar kain balapak. Pada zaman dahulu, pakaian adat Sumatera Barat ini hanya boleh dikenakan oleh wanita keturunan penghulu atau kaum bangsawan ketika mereka bersanding di pelaminan.

Sedangka, \ untuk wanita yang tidak berasal dari kaum bangsawan harus meminta izin terlebih dahulu atau membayar sejumlah uang kepada pihak penghulu agar bisa mengenakannya.

Lalu, agar bisa menggunakannya Anda perlu membuat Tingkuluak Tanduak terlebih dahulu pada bagian lapisan bawah. Bagian atas dipasang kayu ringan agar bisa dililit dengan kain. 

8. Lambak atau Sarung

8. Lambak atau Sarung
Lambak atau Sarung | Sumber gambar: Blogspot.com

Lagi-lagi pakaian tradisional Suamtera Barat untuk perempuan. Lambak atau sarung adalah bagian bawahan dari Baju Batabue. 

Hanya saja, bagian bawahannya ini akan menjunjung tinggi sisi kesopanan, ketertiban, dan semakin menarik.

Bahan dari Lambak atau Sarung terbuat dari kain songket atau berikat yang berhiaskan dengan minsie. Kebanyakan warna yang digunakan adalah gelap, pastel, atau warna-warna cerah lainnya.

9. Pakaian Batusangkar

9. Pakaian Batusangkar
Pakaian Batusangkar| Sumber gambar: Infopublik

Batusangkar menjadi pakaian adat Sumatera Barat yang berikutnya. Jika wanita yang memakainya, maka akan menggunakan tutup kepala. Kemudian, akan dikombinasikan dengan baju kurung serta songket.

Pada bagian bajunya terdapat ornament berupa sulaman emas. Terutama di bagian leher dan tangan. Pada kostum laki-laki, bagian bawahnya adalah celana panjang dan tenunan dari kain songket.

Lalu, pada pakaian yang dikenakan ada bordiran emas di bagian tangan dan kerahnya. Tujuannya untuk melengkapi penampilan bagian kepala memakai penutup yang namanya saluak.

10. Pakaian Tingkuluak Tanduak

10. Pakaian Tingkuluak Tanduak
Pakaian Tingkuluak Tanduak | Sumber gambar: Bukalapak.com

Pakaian khas dari Sumatera Barat yang terakhir adalah Tingkuluak Tanduak. Disebut sebagai Tanduak karena mempunyai bentuk yang mirip dengan tanduk kerbau. 

Biasanya, penutup kepala seperti ini kerap digunakan untuk upacara adat, pengiring pengantin, penyambutan tamu, tari adat, dan lain sebagainya.

Tingkuluak Tanduak terbuat dari bahan-bahan kain songket hasil tenunan dengan tekstur tebal. Kemudian, pakaian tersebut dipadukan dengan benang emas khas Minangkabau.

Pada bagian belakangnya, terdapat hiasan kain terurai ke belakang. Bentuk tingkuluak berada di satu sampai tiga tingkat. Tahukah Anda kenapa kiblat bentuk tingkuluak ini seperti tanduk kerbau?

Sebab, tanduk kerbau menjadi salah satu ikon budaya masyarakat Minang. Filosofinya adalah melambangkan kekuatan hati, memiliki kemauan yang tinggi dalam mencapai tujuan, gigih, dan tidak perna putus asa apapun kondisi dan keadaannya.

Ujung tanduk kerbau juga juga agak tumpul dan itu menggambarkan sifat yang ramah, berani dan keinginan untuk tidak menyakiti atau melukai orang lain. 

Lalu panjang tanduk yang saling seimbang memiliki maksud, dalam kehidupan memang harus adil dan seimbang.

Tidak ada perbedaan pandangan terhadap status orang kaya atau miskin. Semuanya sama dan pantas diperlakukan dengan cara yang baik. 

Pakaian Adat Sumatera Barat yang Menarik dan Unik

Setelah membaca penjelasan tentang 10 pakaian adat Sumatera Barat di atas Anda sudah pasti tahu bukan kalau jenis pakaian tersebut memiliki keunikan tersendiri. Terlebih adanya pernak-pernik yang mewah membuat tampilan pakaian semakin tampak mewah dan keren.

Selain itu, sebagai warga negara Indonesia kita patut berbangga diri dan selalu menjaga hasil kekayaan budaya negara. Meski sudah masuk ke era modern, namun jangan sampai melupakan apa yang menjadi ciri khas negara kita.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page