Hampir di setiap penjuru wilayah Nusantara memiliki kebudayaan yang menjadi ciri khas dari daerah tersebut. Salah satu wilayah yang terkenal karena keberagaman budayanya adalah Kalimantan Timur (Kaltim). Kaltim terdiri dari berbagai suku yang menghasilkan variasi pakaian adat Kalimantan Timur dengan jenis berbeda.
Beberapa contoh suku yang terkenal di Kaltim antara lain Dayak, Kutai, dan Banjar. Masing-masing suku tersebut menyumbang baju adat khas yang menambah corak budaya Kalimantan Timur. Selain itu, setiap baju adat memiliki makna filosofis dari desain dan pemakaiannya. Nah, simak penjelasan berikut untuk tahu lebih dalam.
Daftar ISI
10 Pakaian Adat Kalimantan Timur dan Karakteristiknya
Dunia fashion saat ini sangat modern karena mengikuti perkembangan zaman berkat kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Namun, tidak dapat dipungkiri terdapat kekayaan budaya dari masa lalu yang memiliki nilai budaya tinggi dan tetap lestari. Termasuk kekayaan budaya dalam bentuk baju adat dari Kaltim.
1. Pakaian Adat Bulang Kuurung
Bulang Kuurung merupakan nama pakaian adat dari suku Dayak yang pemakaiannya seringkali digunakan oleh para dukun di Kalimantan Timur. Sebagian orang mungkin kurang familiar dengan baju tradisional satu ini. Jadi, hanya beberapa golongan saja yang memakai Bulang Kuurung sebagai pakaian adat.
Pada umumnya, model baju Bulang Kuurung ada tiga, yakni tanpa lengan, lengan pendek (dokot), dan lengan panjang (lengke). Sama seperti baju tradisional suku Dayak lainnya, Bulang Kuurung juga mempunyai aksesoris yang melengkapi baju seperti manik-manik dengan berbagai macam motif.
2. Pakaian Adat Kalimantan Timur, Miskat
Pakaian Adat Kalimantan Timur berikutnya adalah Miskat yang dulu pernah menjadi pakaian resmi Sultan Banjar. Model desain baju Miskat lumayan mirip dengan baju zaman Tiongkok kuno yang unik dan menarik. Saat ini, pakaian Miskat telah menjadi baju wajib bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di provinsi Kalimantan Timur.
Penetapan baju adat Miskat sebagai seragam PNS tidak lain karena modelnya yang sederhana dan semi kasual sehingga cocok Anda kenakan untuk keperluan bekerja di kantor maupun ke acara-acara formal. Desain pakaian adat Kalimantan Timur satu ini tersedia dalam dua jenis, yaitu untuk perempuan dan laki-laki.
Baju lengan panjang dengan kancing miring ke bagian kanan adalah desain untuk pria. Bawahannya memakai celana panjang dan kopiah sebagai aksesoris kepala. Sementara itu, baju untuk wanita sama lengan panjangnya seperti pria namun kancingnya miring ke kiri. Bawahannya menggunakan rok kurung panjang.
3. Pakaian Adat Kustin
Kustin adalah nama pakaian adat yang berasal dari suku Kutai. Makna kata kustin sendiri adalah kebesaran. Biasanya, orang-orang golongan menengah ke atas menggunakan pakaian adat ini pada acara pernikahan. Bahan pakaian dari baju Kustin terbuat dari beludru berwarna hitam sehingga tampak elegan.
Kaum pria yang mengenakan pakaian Kustin akan mengenakan aksesoris kepala berupa kopiah setinggi 15 cm (centimeter) bernama setorong yang berwarna emas. Atasan bajunya berlengan panjang dan berkerah tinggi, sedangkan bawahannya celana panjang.
Perbedaan kostum pria dan wanita terletak pada aksesorisnya. Wanita menggunakan tambahan hiasan mahkota dan sanggul yang ditusuk dengan kembang goyang.
4. Pakaian Adat Takwo
Awalnya, pakaian adat Takwo hanya dipakai oleh anggota kerajaan seperti raja dan keturunannya. Namun, seiring berjalannya waktu, masyarakat biasa boleh memakai baju tradisional ini pada acara-acara tertentu.
Takwo terbuat dari kain beludru atau linen berwarna hitam. Lalu, pada bagian kerah dan lengannya mendapatkan hiasan tambahan berupa ukiran emas biar kesan mewahnya menonjol. Biasanya, kaum bangsawan menambah aksesoris seperti pin dari kesultanan untuk dipasang.
Perlu Anda ketahui, bawahan busana Takwo laki-laki memakai dodot motif batik dan celana panjang. Sementara itu, untuk bawahan Takwo kaum wanita memakai kurung panjang.
5. Pakaian Adat Dayak Ngaju
Sebenarnya, suku Dayak Ngaju lebih banyak berada di daerah Kalimantan Tengah daripada Kalimantan Timur. Akan tetapi, kehadiran suku Dayak Ngaju tetap memberikan tambahan corak pakaian adat Kalimantan Timur. Karena pakaiannya mengikuti keanekaragaman budaya yang ada di Kaltim.
Baju tradisional Dayak Ngaju ini terbuat dari bahan alami. Bahan tersebut antara lain kayu menyamun dan kulit siren. Bahkan, warna dan corak busananya berasal dari alam yang bertujuan mempercantik tampilan. Tidak hanya kayu sebagai bahan busananya, tetapi suku Dayak Ngaju terkadang memakai bahan serat alami.
Busana Dayak Ngaju bagi wanita terdiri dari rompi, rok, dan ikat kepala yang telah dihias dengan bulu Enggang. Tidak lupa beberapa aksesoris seperti kalung dan gelang. Sementara itu, busana bagi pria menggunakan kain panjang yang dililit di bagian pinggang sampai bawah lutut. Mereka juga memakai rompi dan ikat kepala.
6. Pakaian Adat Bulang Burai King
Bulang Burai King adalah nama pakaian tradisional dari suku Dayak yang terkenal. Pakaian ini wajib Anda pakai pada acara-acara adat, sekaligus sebagai penanda status sosial. Hal menarik dari Bulang Burai King adalah aksesorisnya yang beragam seperti manik-manik.
Bahkan pada bagian kepala dan ujung tangan juga terpasang hiasan bulu burung Enggang. Perpaduan dari hiasan aksesorisnya yang kelihatan menonjol dan busananya membuat pakaian adat Bulang Burai King terlihat ramai. Banyak orang di Kalimantan Timur memilikinya karena busana ini termasuk pakaian wajib.
7. Pakaian Adat Kalimantan Timur Antakusuma
Selanjutnya, dari Kalimantan Timur juga ada baju tradisional Antakusuma atau sebutan lainnya adalah Kutai Kuning. Sama seperti baju adat Takwo, mulanya Antakusuma hanya dipakai oleh golongan bangsawan saja. Namun, sekarang masyarakat biasa sudah bisa mengenakannya.
Pakaian adat Antakusuma atau Kutai Kuning ini mempunyai bahan dengan warna dasar kuning cerah. Kainnya terbuat dari sutra dan berlengan pendek. Terdapat beberapa tambahan aksesoris berwarna keemasan yang menambah kesan mencolok dan mewah dari baju ini.
Bagi laki-laki, pasangannya adalah celana atau sekonceng yang pemakaiannya tumpuk bersama tapeh halang serta kain tenunnya mengelilingi pinggang (tapeh pasak). Pada perempuan, pemasangan tapeh halang tampak seperti rok panjang dengan aksesoris tapeh pasak.
8. Sarung Samarinda
Sarung Samarinda atau sebutan lainnya adalah Tajong Samarinda merupakan pakaian tradisional berupa kain tenun dari Kalimantan Timur. Pembuatan Sarung Samarinda ini menggunakan alat tenun tradisional yang pengerjaannya memakai tangan.
Ciri khas dari Sarung Samarinda adalah motifnya yang bervariasi serta pilihan warna beragam. Ada warna putih, ungu, hijau, hitam, merah, dan biru laut. Lalu, untuk motifnya sendiri kurang lebih sekitar 30-an. Kebanyakan masyarakat memakai Sarung Samarinda untuk kemudian dipadukan bersama pakaian adat Kaltim.
9. Pakaian Adat Ta’a dan Sapei Sapaq
Ta’a dan Sapei Sapaq merupakan nama pakaian tradisional yang berasal dari suku Dayak Kenyah. Bagi kaum wanita, sebutan bajunya adalah Ta’a sedangkan Sapei Sapaq untuk laki-laki. Pada dasarnya, desain baju adat ini mirip dengan baju adat Dayak lainnya.
Ta’a dan Sapei Sapaq terbuat dari kain beludru hitam yang memiliki tambahan ornamen manik-manik. Perempuan yang mengenakan Ta’a memiliki simbol sebagai wanita Dayak yang berkarakter. Sementara itu, laki-laki yang mengenakan Sapei Sapaq menggunakan celana pendek sebagai bawahannya.
10. Pakaian Adat Sakai
Pakaian adat Kalimantan Timur terakhir adalah Sakai. Awalnya, tujuan pembuatan baju Sakai hanya untuk kaum wanita saja. Akan tetapi, baju versi laki-laki akhirnya keluar juga. Hal yang menarik dari pakaian Sakai adalah modelnya yang simpel tetapi justru membuatnya elegan.
Bagian atasan mirip seperti kebaya berlengan panjang dengan bawahan tapeh bodong alias batik celup khas Kutai. Wanita yang memakai busana Sakai mendapatkan tambahan kalung bersusun tiga. Selain itu, pada sanggulnya juga memakai tajong (sarung) mawar.
Sementara itu, laki-laki lebih sederhana saat mengenakan busana Sakai. Cukup dengan atasan dan bawahan celana panjang. Lalu, bagian pinggangnya terlilit sarung. Tidak lupa hiasan di kepala berupa penutup yang mirip blangkon.
Sudah Tahu Tentang Pakaian Adat Kalimantan Timur?
Sekarang Anda sudah mengetahui 10 jenis pakaian adat Kalimantan Timur yang berasal dari berbagai suku. Jika Anda cermati, masing-masing baju tradisional tersebut mempunyai karakteristiknya masing-masing. Bahkan tidak jarang yang mengandung makna filosofis mendalam dari segi desainnya.
Sebagai generasi muda, Anda harus mengikuti perkembangan zaman. Namun, bukan berarti meninggalkan warisan daerah yang turun temurun dilestarikan. Kebudayaan lokal seperti baju adat butuh perhatian lebih supaya eksistensinya tetap terjaga. Salah satu cara melestarikannya adalah dengan memakainya.