Peta – Pengertian, Jenis, Unsur Penyusun, dan Isi, Terlengkap!

Peta atau map adalah salah satu alat yang kerap digunakan orang-orang untuk mencari lokasi tertentu. Apalagi sekarang ini sudah ada digital map yang penggunaannya semakin memudahkan, karena bisa diakses kapan saja dan di mana saja. Khususnya bagi kamu yang berprofesi sebagai driver ojek atau taksi online.

Selain itu, bila kamu sering menggunakan transportasi online juga pasti sering menggunakan digital map ketika sedang bertransaksi. Profesi lainnya yang juga kerap menggunakan digital map adalah seorang traveller, agar tidak mudah tersesat ketika menjelajahi lokasi atau wilayah yang baru.

Lantas, sebenarnya apa yang dimaksud dengan map? Apa saja fungsinya hingga membuat banyak orang, dari dulu hingga sekarang, membutuhkan map untuk menemukan suatu lokasi atau kondisi daerah tertentu? Bagi kamu yang penasaran, simak ulasan selengkapnya tentang map dalam artikel di bawah ini, ya!

Pengertian Peta

Secara umum, peta merupakan gambaran permukaan bumi yang kemudian ditampilkan ke dalam suatu bidang datar dengan skala tertentu. Sekarang ini, penyajian map telah dilakukan dengan berbagai cara. Mulai dari map konvensional yang dicetak dalam lembaran kerja hingga digital map pada perangkat elektronik.

Pada awalnya, istilah map berasal dari bahasa Yunani, yakni mappa yang memiliki arti taplak atau kain penutup meja. 

Akan tetapi, menilik dari secara harfiahnya, map bisa kamu artikan sebagai lembaran seluruh atau sebagian permukaan bumi yang termuat dalam bidang datar dan kemudian diperkecil dengan menggunakan skala tertentu.

Biasanya, sebuah map merupakan representasi atau gambaran dua dimensi dari suatu ruang tiga dimensi. Adapun ilmu yang mempelajari tentang pembuatan map adalah kartografi. 

Saat ini, ada banyak map dengan berbagai skala yang bisa kamu temukan. Nah, skala inilah yang akan menentukan seberapa besar objek pada map dalam keadaan yang sebenarnya.

Nah, berikut ini adalah beberapa pengertian map menurut para ahli yang perlu kamu ketahui:

  • Menurut Erwin Raisz, map merupakan sebuah gambaran konvensional yang ada di permukaan bumi. Kemudian diperkecil dengan berbagai kenampakan dan ditambahkan tulisan-tulisan sebagai tanda pengenal.
  • Menurut International Cartographic Association (ICA), map merupakan suatu gambaran atau representasi dari unsur-unsur kenampakan abstrak yang dipilih dari permukaan bumi. Khususnya yang berkaitan dengan permukaan bumi itu sendiri atau benda-benda angkasa, yang pada umumnya digambarkan dalam sebuah bidang datar dan diperkecil atau diskalakan.
  • Menurut Aryono Prihandito, map merupakan gambaran permukaan bumi dengan skala tertentu yang kemudian digambar pada bidang datar menggunakan sistem proyeksi tertentu.
  • Menurut Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional, map merupakan wahana bagi penyimpanan dan juga penyajian data kondisi lingkungan. Sehingga, bisa menjadi sumber informasi bagi para perencana dan pengambilan keputusan di tahap tingkatan pembangunan.
  • Menurut H.R Wilkinson dan F.J Mounkhous, map merupakan rakitan dari empat macam informasi, yakni garis, titik, nama, dan wilayah, yang ditulis atau digambarkan dalam bentuk tulisan.
  • Menurut Soetarjo Soejosumamo, map merupakan bentuk lukisan permukaan bumi yang digambarkan dengan bentuk kecil lewat perbandingan ukuran tertentu dari bentuk aslinya.

Fungsi Peta

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa peta adalah penggambaran keadaan di permukaan bumi yang sebenarnya ke dalam bidang datar, baik itu berisi tentang fenomena alam maupun fenomena buatan. Jadi, sebuah map haruslah memuat informasi yang dibutuhkan dalam pengelolaan sumber daya di berbagai bidang. 

Misalnya, bidang perencanaan tata ruang, kelautan, perkebunan, pertanian, kehutanan, pertambangan, dan lain sebagainya.

Selain itu, map juga bisa diartikan sebagai sebuah gambaran konvensional dari pola bumi. Dibuat seolah-olah dilihat dari atas bidang datar melalui satu bidang proyeksi yang telah dilengkapi dengan tulisan untuk mengidentifikasinya. Hal inilah yang membuat sebuah map juga harus mengandung komunikasi.

Pada dasarnya, map merupakan sebuah data yang didesain secara khusus, agar bisa menghasilkan sebuah informasi geografis. Melalui proses pengorganisasian dari adanya kolaborasi data lain yang berkaitan dengan bumi untuk menganalisis, memperkirakan, dan menghasilkan gambar kartografi.

Adapun pemetaan sendiri adalah suatu proses yang dilakukan untuk menyajikan informasi mengenai permukaan bumi yang berupa fakta di dunia nyata.

Baik itu bentuk permukaan bumi maupun sumber daya alam, berdasarkan pada skala peta, sistem proyeksi peta, serta simbol-simbol dari berbagai unsur permukaan yang bumi yang disajikan.

Berikut ini adalah berbagai fungsi map secara umum yang menarik untuk kamu ketahui:

  • Menunjukkan lokasi ataupun posisi dari suatu tempat yang ada di permukaan bumi.
  • Memperlihatkan ukuran, baik dari segi luas maupun jarak dan arah suatu tempat yang ada di permukaan bumi.
  • Menggambarkan bentuk-bentuk yang ada di permukaan bumi. Contohnya seperti benua, negara, sungai, gunung, dan berbagai bentuk lainnya.
  • Membantu para peneliti, sebelum nantinya melakukan survei secara langsung, guna mengetahui kondisi daerah yang akan diteliti.
  • Menyajikan data secara valid mengenai potensi dari suatu wilayah.
  • Sebagai alat analisis dengan tujuan untuk mendapatkan sebuah kesimpulan, khususnya dalam hal yang berkaitan dengan penelitian.
  • Sebagai alat untuk menjelaskan mengenai rencana-rencana yang diajukan. Fungsi yang satu ini sangat bermanfaat bagi para peneliti maupun pemerintah yang akan melaksanakan suatu proyek.
  • Sebagai alat untuk mempelajari tentang hubungan timbal-balik yang terjadi antara berbagai fenomena-fenomena atau gejala-gejala geografi yang ada di permukaan bumi.

Jenis-Jenis Peta

Meskipun masyarakat umum lebih familiar dengan map konvensional dan digital map, namun ternyata jenis-jenisnya terbagi lagi ke dalam berbagai kategori, lho. Berikut ini adalah berbagai jenis-jenis peta yang perlu kamu ketahui:

1. Berdasarkan Isinya

Berdasarkan isinya, map terbagi ke dalam dua jenis, antara lain:

a. Umum

Peta umum adalah map yang menampilkan seluruh bagian permukaan bumi, baik dari segi fisik alam maupun buatan manusia. Jenis yang satu ini mempunyai gambaran informasi yang dimuat secara umum. 

Dengan kata lain, peta umum merupakan map yang menggambarkan kenampakan bumi berupa fenomena alam maupun budaya. Map ini terbagi lagi ke dalam tiga jenis, yakni peta topografi, chorografi, dan geografi. Adapun penjelasan ketiganya adalah sebagai berikut:

  • Topografi merupakan jenis map yang menggambarkan permukaan bumi secara lengkap dengan reliefnya yang digambarkan dalam sebuah bentuk garis kontur. 
  • Chorografi merupakan jenis map yang menggambarkan keseluruhan ataupun sebagian permukaan bumi yang sifatnya umum serta biasanya berskala sedang. Contohnya seperti atlas.
  • Geografi merupakan map yang berskala sangat kecil dengan cakupan wilayah yang sudah pasti sangat luas.

b. Khusus atau Tematik

Peta tematik hanya menampilkan informasi terkait dengan kenampakan tertentu. Adapun penggunaan simbolnya sendiri akan menyesuaikan dengan tema yang ada pada judul. Beberapa contohnya adalah map kepadatan penduduk, penggunaan lahan, persebaran objek wisata, dan lain sebagainya.

2. Berdasarkan Skalanya

Berikut ini adalah penjelasan mengenai lima jenis map berdasarkan skalanya:

a. Kadaster

Peta kadaster merupakan jenis map yang mempunyai skala antara 1:100 sampai dengan 1:5.000. Umumnya, map ini digunakan untuk menggambarkan luas tanah ataupun sertifikat tanah.

b. Skala Besar

Peta skala besar mempunyai skala berukuran antara 1:5.000 sampai dengan 1:250.000. Biasanya, map ini digunakan untuk menggambarkan wilayah atau daerah yang sempit. Contohnya seperti map desa, kelurahan, kecamatan, dan kota.

c. Skala Sedang

Peta skala sedang mempunyai skala antara 1:250.000 sampai dengan 1:500.000 dengan cakupan wilayah yang jelas. Adapun yang termasuk dari jenis map ini antara lain provinsi, pulau, dan lain sebagainya.

d. Skala Kecil

Jenis map yang satu ini mempunyai skala antara 1:500.000 sampai dengan 1:1.000.000. Adapun daerah yang digambarkan dalam map ini relatif cukup luas, seperti map satu negara.

e. Skala Geografi

Jenis map yang terakhir ini mempunyai skala yang lebih kecil, yakni dari 1:1.000.000 dan wilayah yang ada di dalamnya juga lebih luas. Map dengan skala sekecil ini biasanya menggambarkan sebuah benua atau dunia.

3. Berdasarkan Bentuk atau Simetrisnya

Berdasarkan pada bentuk atau simetrisnya, jenis map yang satu ini terbagi ke dalam lima kategori, antara lain:

a. Datar atau Dua Dimensi

Jenis map yang satu ini memiliki banyak sebutan, seperti map biasa dan map planimetri. Secara umum, map ini mempunyai bentuk yang datar dan material pembuatannya menggunakan kain atau kertas. 

Selain itu, jenis map ini juga digambarkan dengan menggunakan perbedaan warna atau simbol lain dengan tambahan keterangan di bagian bawah gambar.

b. Timbul

Peta timbul atau map tiga dimensi atau map stereometri merupakan jenis map yang menggambarkan keadaan sebenarnya di permukaan bumi. Adapun pembuatan map ini umumnya menggunakan bayangan tiga dimensi, sehingga akan muncul bentuk-bentuk permukaan bumi yang mirip seperti aslinya.

c. Digital

Peta digital adalah jenis map hasil pengolahan data digital yang tersimpan di dalam komputer atau perangkat elektronik lain. Menariknya, map ini juga bisa disimpan di dalam disket atau CD-ROM. Contoh dari digital map, antara lain foto udara dan citra satelit.

d. Garis

Peta garis merupakan jenis map yang menyajikan data alam serta kenampakan buatan manusia dalam bentuk titik, garis, dan juga luasan.

e. Foto

Peta foto merupakan jenis map yang dihasilkan oleh mozaik foto udara yang kemudian dilengkapi dengan garis kontur, nama, dan juga legenda.

4. Berdasarkan Sumber Datanya

Kategori map berdasarkan dari sumber datanya adalah sebagai berikut:

a. Induk atau Basic Map

Basic map adalah jenis map yang didapatkan berdasarkan survei lapangan secara langsung. Biasanya, jenis map yang satu ini digunakan sebagai dasar untuk pembuatan peta topografi. Hal inilah yang membuatnya sering disebut dengan basic map.

Sebab, map ini nantinya akan dijadikan sebagai acuan dalam pembuatan jenis-jenis map yang lainnya.

b. Turunan atau Derived Map

Derived map adalah jenis map yang dibuat berdasarkan pada acuan map yang telah ada sebelumnya. Jadi, proses pembuatannya tidak lagi membutuhkan survei lapangan secara langsung. 

5. Berdasarkan Keadaan Objek

Adapun jenis map berdasarkan keadaan objeknya terbagi menjadi dua, antara lain:

a. Dinamik

Peta dinamik adalah jenis map yang menggambarkan keadaan yang labil, baik itu meningkat ataupun menurun. Contoh dari map dinamik sendiri adalah map urbanisasi, map aliran sungai, dan juga map perluasan tambang.

b. Stasioner

Peta stasioner merupakan jenis map yang menggambarkan keadaan tetap atau stabil. Contohnya seperti map tanah, map wilayah, map geologi, dan lain sebagainya.

6. Berdasarkan Statistiknya

Jenis-jenis map berdasarkan statistiknya terbagi ke dalam dua kategori, antara lain:

a. Statistik Distribusi Kuantitatif

Peta statistik distribusi kuantitatif merupakan jenis map yang menggambarkan jumlah data yang umumnya dibuat berdasarkan perhitungan persentase dan frekuensi. Beberapa contoh dari map statistik distribusi kuantitatif, antara lain map pendidikan, map penduduk, dan juga map curah hujan.

b. Statistik Distribusi Kualitatif

Peta statistik distribusi kualitatif merupakan jenis map yang menggambarkan tentang variasi berbagai jenis data tanpa memperhitungkan jumlah. Berbagai contoh dari map statistik distribusi kualitatif, antara lain map agama, map budaya, dan juga map tanah.

Syarat-Syarat Peta

Ketika membuat sebuah map, terdapat beberapa syarat yang harus diperhatikan, antara lain:

1. Jelas

Map yang dibuat harus menggambarkan daerah ataupun objek yang dipetakan dengan jelas. Baik itu simbol, tata warna, tata tulis atau lettering, dan sebagainya wajib dibuat dengan jelas, sehingga pengguna peta bisa lebih mudah dalam memanfaatkan benda tersebut.

2. Rapi dan Indah

Secara keseluruhan, map yang baik merupakan sebuah map yang terlihat rapi dan juga indah. Jadi, jangan sampai map yang dibuat tersebut terlihat acak-acakan dan sulit dibaca oleh penggunanya.

3. Teliti dan Sistematis

Peta yang dibuat harus disajikan dengan teliti dan juga sistematis. Khususnya pada hal-hal yang berkaitan dengan letak, nama tempat, dan lain sebagainya. Apalagi pada map khusus yang bersifat kuantitatif, sudah pasti pembuatannya harus sangat teliti dan disusun secara sistematis.

4. Data Lengkap

Kelengkapan data menjadi syarat pembuatan map yang tak kalah penting untuk diperhatikan. Oleh karena itu, data yang tercantum dalam sebuah map harus lengkap serta sesuai dengan isi dan judul petanya. Dengan begitu, maka map bisa lebih bermanfaat bagi para penggunanya.

Unsur-Unsur pada Peta

Dalam sebuah map, tentu saja harus memenuhi unsur-unsur tertentu. Oleh karena itulah, sangat penting bagi para pembuat map untuk mengetahui apa saja unsur-unsur yang ada di dalamnya. Nah, berikut ini adalah tiga unsur map yang wajib kamu ketahui:

1. Ekuidistan

Ekuidistan merupakan jarak yang ada di dalam map, di mana jarak tersebut harus bisa menggambarkan jarak yang sebenarnya di permukaan bumi. Oleh karena itulah, sebuah map membutuhkan skala map.

2. Ekuivalen

Ekuivalen maksudnya adalah luas yang ada di dalam map harus menggambarkan luas yang sebenarnya dari daerah tersebut di permukaan bumi yang dipetakan.

3. Konform

Konform merupakan bentuk yang tergambarkan pada map harus memiliki bentuk yang sama dengan daerah yang dipetakan.

Isi atau Komponen pada Peta

Bagi manusia, map adalah alat bantu yang berperan penting dalam menyampaikan suatu informasi tentang keruangan. Berdasarkan fungsinya ini, maka dalam pembuatan map harus dilengkapi dengan berbagai macam komponen. Tujuannya adalah untuk mempermudahkan pengguna dalam membaca atau menggunakan map tersebut.

Berikut ini adalah penjelasan mengenai seluruh komponen map yang perlu kamu ketahui:

1. Judul

Komponen map yang pertama adalah judul. Secara umum, judul ini mencerminkan isi dan juga tipe map. Penulisan judul sering kali terletak di bagian atas tengah, atas kanan, ataupun di bagian bawah. Meski begitu, sebisa mungkin penulisan judul diletakkan di kanan atas. 

2. Garis Tepi

Garis tepi yang ada di dalam map adalah garis yang terletak di bagian tepi map. Jadi, ujung dari setiap garis tersebut akan bertemu dengan ujung garis yang lain. Secara keseluruhan, manfaat garis tepi yang ada di dalam map adalah untuk membantu gambar map agar terlihat lebih rapi.

3. Garis Astronomi atau Koordinat

Garis astronomi atau biasa disebut juga dengan koordinat yang ada pada peta umumnya terletak di bagian tepi dan berbentuk angka-angka koordinat dalam satuan derajat, menit, dan juga detik. Keberadaan garis astronomi ini bertujuan untuk menentukan lokasi suatu tempat yang ada di map.

4. Legenda

Legenda adalah keterangan dari simbol-simbol yang nantinya akan menjadi kunci dalam memahami map. Oleh karena itulah, keberadaan legenda dalam map menjadi bagian yang penting. Hal ini karena map umumnya akan memuat beberapa simbol sekaligus yang akan menunjukkan karakteristik sebuah wilayah.

5. Orientasi atau Tanda Arah

Umumnya, arah utara akan ditunjukkan oleh tanda panah yang mengarah ke arah atas map. Menariknya lagi, koordinat juga bisa menjadi petunjuk arah dalam sebuah map.

6. Skala

Skala merupakan perbandingan jarak yang ada pada peta dengan jarak sesungguhnya di lapangan atau di permukaan bumi. Skala ini biasanya ditulis di bawah judul map, di luar garis tepi, atau pun di bawah penulisan legenda.

Secara umum, skala terbagi ke dalam tiga jenis yang menarik untuk kamu ketahui, antara lain:

  • Skala angka. Contohnya seperti 1:2.500.000 yang memiliki arti setiap 1 cm jarak dalam peta sama dengan 15 km satuan jarak yang sebenarnya di permukaan bumi.
  • Skala garis, yakni skala yang dibuat dalam bentuk garis horizontal yang mempunyai panjang tertentu serta tiap ruasnya berukuran 1 cm atau lebih. Selain itu, juga berperan untuk mewakili jarak tertentu yang diinginkan oleh si pembuat map.
  • Skala verbal, yakni jenis skala yang ditulis dengan menggunakan kata-kata.

7. Simbol

Simbol pada map merupakan tanda ataupun gambar yang berfungsi untuk mewakili kenampakan yang ada di permukaan bumi yang kemudian digambarkan pada map kenampakannya. Adapun berbagai jenis-jenis simbol yang perlu dikenali adalah sebagai berikut:

  • Titik, yakni simbol yang digunakan untuk menyajikan tempat ataupun data posisional.
  • Garis, yakni simbol yang digunakan untuk menyajikan data yang berkaitan dengan jarak.
  • Area, yakni simbol yang digunakan untuk mewakili area tertentu dengan simbol yang mencakup area tertentu.
  • Aliran, yakni simbol yang digunakan untuk menyatakan sebuah alur atau gerak.
  • Batang, yakni simbol yang digunakan untuk menyatakan suatu harga atau dibandingkan dengan harga atau nilai lainnya.
  • Lingkaran, yakni simbol yang digunakan untuk menyatakan kuantitas atau jumlah dalam bentuk persentase.
  • Bola, yakni simbol yang digunakan untuk menyatakan volume. Jadi, semakin besar simbol bola pada sebuah map, maka menunjukkan volume tersebut semakin besar. Begitu pula sebaliknya, semakin kecil simbol bola, berarti volumenya semakin kecil.

8. Inset

Inset dalam sebuah map berfungsi untuk menunjukkan kedudukan daerah yang dipetakan terhadap daerah yang ada di sekitarnya. Komponen inset ini juga berfungsi untuk menjelaskan gambaran wilayah di map utama serta perbedaannya dengan wilayah lain yang ada di sekelilingnya.

Sebagai contoh, ketika membuat gambar Pulau Jawa sebagai map utamanya, maka membutuhkan map Indonesia sebagai inset. Tujuannya adalah agar posisi Pulau Sumatera dan pulau lain di sekitarnya bisa terlihat.

9. Warna Peta

Warna map ini digunakan untuk membedakan kenampakan ataupun objek yang ada di permukaan bumi, memberikan kualitas atau kuantitas simbol yang ada di map, serta untuk keperluan estetika map. Secara umum, warna map terbagi ke dalam delapan kategori, antara lain:

  • Warna hijau, berfungsi untuk menunjukkan suatu daerah yang mempunyai ketinggian kurang dari 200 m. Umumnya, bentuk permukaan bumi yang memiliki ketinggian kurang dari 200 m didominasi oleh dataran rendah. Adapun di dataran rendah yang ada pulau Jawa terdapat di sepanjang pantai utara dan selatan.
  • Warna merah, berfungsi untuk menunjukkan jalan kereta api atau gunung aktif. Biasanya, warna ini banyak dijumpai di map suatu provinsi.
  • Warna hijau muda, berfungsi untuk menunjukkan suatu daerah yang mempunyai ketinggian antara 200-400 m di atas permukaan laut. Bentuk permukaan bumi yang ada di daerah ini adalah daerah yang landai dengan disertai bentuk-bentuk permukaan bumi yang bergelombang dan berbukit.
  • Warna kuning, berfungsi untuk menunjukkan suatu daerah yang mempunyai ketinggian antara 500-1.000 m di atas permukaan dengan bentuk permukaan bumi yang didominasi oleh permukaan tinggi, perbukitan, dan pegunungan rendah. Adapun penyebaran dari bentuk muka bumi ini adalah berada di bagian tepi-tengah dari Provinsi Jawa Tengah dan paling luas berada di sebelah tenggara Kabupaten Sukoharjo.
  • Warna coklat muda, berfungsi untuk menunjukkan daerah yang memiliki ketinggian antara 1.000-1.500 m di atas permukaan bumi. Adapun bentuk permukaan bumi yang ada di daerah ini adalah pegunungan sedang yang disertai dengan gunung-gunung rendah. Penyebaran bentuk permukaan ini ada di bagian tengah Jawa Tengah, seperti Bumiayu, Banjarnegara, Wonosobo, Tawangmangu, Temanggung, dan juga Salatiga.
  • Warna coklat, berfungsi untuk menunjukkan daerah yang memiliki ketinggian lebih dari 1.500 m di atas permukaan, di mana didominasi oleh gunung-gunung yang relatif tinggi. Penyebaran gunung-gunung tinggi tersebut sebagian besar ada di daerah Jawa Tengah.
  • Warna biru keputihan, berfungsi untuk menunjukkan warna kenampakan perairan yang kedalamannya kurang dari 200 m. Bentuk permukaan bumi di dasar laut di wilayah ini didominasi oleh bentuk lereng yang relatif landai. Adapun zona yang ada di wilayah ini disebut juga dengan zona neritik yang penyebarannya ada di sekitar pantai.
  • Warna biru muda, berfungsi untuk menunjukkan wilayah perairan laut yang memiliki kedalaman antara 200-2.000 m.
  • Warna biru tua, berfungsi untuk menunjukkan wilayah perairan laut dengan kedalaman lebih dari 2.000 m.

10. Tipe Huruf atau Lettering

Lettering dalam map berfungsi untuk mempertebal arti dari simbol-simbol yang ada di dalamnya. Setidaknya, ada dua macam penggunaan lettering yang perlu diketahui, yakni:

  • Objek hipsografi yang ditulis dengan huruf tegak. Contohnya seperti Surakarta.
  • Objek hidrografi yang ditulis dengan huruf miring. Contohnya seperti Laut Jawa.

11. Sumber Data Peta

Dalam pembuatan map, sumber ini menunjukkan asal informasi yang digunakan. Dengan kata lain, sumber map ini dapat memperjelas rujukan yang dipakai oleh si pembuat map.

12. Tahun Pembuatan

Tahun pembuatan map berfungsi untuk membantu pembaca dalam menganalisis berbagai kecenderungan perubahan dari ke waktu yang terjadi dalam suatu wilayah tertentu. Selain itu, info tahun pembuatan map juga dapat memberi informasi yang berkaitan dengan keakuratan data per tahun pembuatan.

13. Garis Lintang dan Garis Bujur

Garis lintang merupakan kategori garis yang melintang dari arah barat ke timur atau dari arah timur ke barat. Sedangkan garis bujur merupakan kategori garis yang membujur dari arah utara ke selatan atau arah selatan ke utara.

Sudah Paham Tentang Apa Itu Peta?

Nah, itu dia penjelasan singkat tentang serba-serbi map. Mulai dari pengertian, fungsi, jenis-jenis, unsur, hingga komponennya yang menarik untuk diketahui. Jadi, kini kamu sudah lebih paham tentang apa itu map, kan? Semoga informasi seputar map di atas bermanfaat untukmu, ya.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page