Berakhirnya zaman praaksara adalah ketika masyarakat yang ada pada suatu wilayah sudah mengenal tulisan. Indonesia sendiri telah mengakhiri masa praaksaranya sekitar abad ke-4 hingga abad ke-5 Masehi. Hal tersebut terbukti dengan adanya penemuan Prasasti Yupa. Yuk, kenali lebih dalam!
Daftar ISI
Mengenal Prasasti Yupa
Prasasti Yupa merupakan peninggalan sejarah dari Kerajaan Kutai. Yupa sendiri menjadi sumber sejarah dari keberadaan kerajaan Hindu – Budha tertua Indonesia. Prasasti ini juga merupakan istilah untuk sebutan dari pahatan prasasti dalam tiang yang terbuat dari batu atau tugu.
Bukti arkeologis sendiri menunjukkan bahwa kerajaan tertua Indonesia berada pada wilayah Kalimantan Timur. Hal tersebut terbukti dari penemuan 7 buah prasasti yang bertujuan untuk menghormati jasa-jasa para raja yang tersohor pada kala itu.
Pada tahun 1879, ditemukan 4 buah prasasti ini di Bukit Brubus, Muara Kaman, Kalimantan Timur. Lalu, pada tahun 1940, berhasil ditemukan 3 buah prasasti serupa di situs yang sama. Namun, baru 4 prasasti yang berhasil terbaca dan diterjemahkan.
Ketujuh prasasati tersebut menggunakan aksara Pallawa Pranagari yang merupakan huruf bahasa Sansekerta. Prasasti yang tertulis dalam bentuk puisi anustub ini kemungkinan berasal dari Abad ke-5 Masehi.
Pembuatan prasasti ini oleh kaum Brahmana adalah sebagai bentuk penghormatan atas jasa-jasa dari raja Mulawarman pada masa kerajaan Kutai. Ini terbukti dari isi prasasti yang menyebutkan bahwa Sang Aswawarman yang merupakan anak dari Maharaja Kudungga ini layaknya seperti Dewa Matahari.
Baca Juga: 7 Prasasti Kerajaan Kutai Lengkap dengan Sejarahnya
Isi Prasasti Yupa
Seperti yang kamu tahu, Prasasti Muarakaman ini menceritakan tentang Raja Mulawarman. Di mana beliau memberikan sumbangan kepada para kaum Brahmana. Sumbangan tersebut berupa sapi yang tidak terhitung jumlahnya.
Raja Mulawarman sendiri merupakan cucu dari Kudungga dan anak dari Aswawarman. Prasasti Muarakaman juga merupakan bukti nyata peninggalan tertua kerajaan Hindu Indonesia. Nama Kutai sendiri pada umumnya merupakan nama dari kerajaan.
Sebab, prasasti ini ditemukan di Kabupaten Kutai, Kalimantan Timur. Tepatnya di hulu dari Sungai Mahakam. Dalam salah satu yupa yang ada dijelaskan bahwa Raja Mulawarman melakukan sebuah upacara korban emas.
Sementara untuk kemajuan dari Kerajaan Kutai terlihat dari tanda adanya golongan yang terdidik. Golongan ini terdiri dari ksatria dan brahmana. Selain itu, golongan ini kemungkinan sudah bepergian ke India atau ke pusat penyebaran agama Hindu Asia Tenggara.
7 Prasasti Yupa
Yupa merupakan sebutan untuk tiang atau tugu yang berasal dari batu tempat prasasti tersebut dipahat. Ada 7 prasasti yang berhasil tertulis dalam huruf Pallawa dengan bahasa Sansekerta. Berikut adalah 7 Prasasti Muarakaman yang teridentifikasi:
1. Prasasti Muarakaman I
Pada prasasti ini terpahat 12 baris tulisan dengan bunyi sebagai berikut:
Srimatah srinarendrasya
Kundunggasya mahatmanah
Putro ‘svavarmmo vikhyatah
Vansakartta yathangsuman
Tasya putra mahatmanah
Trayas traya ivagnayah
Tesan trayanam pravarah
Tapo bala damanvitah
Sri mulavarmma rajendro
Yastva bahusuvarnnakam
Tasya yajnasya yupo ‘yam
Dvijendrais samprakalpitah
Prasasti ini menceritakan tentang silsilah dari Raja Mulawarman. Jadi, Sri Maharaja Kudungga ini memiliki putra bernama Aswawarman. Lalu, Aswawarman juga memiliki tiga orang anak. Mulawarman terkenal sebagai raja terkemuka yang beradab baik, kuat, dan berkuasa.
Selain itu, beliau juga telah mengadakan upacara selamatan yang terkenal dengan sebutan bahusuwarnnakam atau emas yang sangat banyak. Jadi, berdirinya tugu batu atau yupa merupakan tanda peringatan selamatan dari para Brahmana.
Prasasti ini tertulis dengan huruf Early Pallawa dengan khas Box Heads dan Bahasa Sansekerta. Kemungkinan besar, aksara Pallawa merupakan aksara Semi Silabik (Aksara Brahmi) yang berasal dari India. Sekarang, Prasasti Muarakaman I berada di lantai 1 gedung baru, Museum Nasional, Jakarta.
2. Prasasti Muarakaman II
Muarakaman II terkenal dengan bentuknya yang paling tinggi dari ketujuh prasasti lainnya. Pahatan pada prasasti ini berada pada sisi depan tugu batunya. Berikut adalah 8 baris isi dari Prasasti Muarakaman II:
Srimato Nrpamukhyasya
Rajnah sri mulavarmmanah
Danam punyatame ksetre
Yad dattam vaprakesvare
Dvijatibhyo ‘gnikalpebhyah
Vinsatir ggosahasrikam
Tasya punyasya yupo ‘yam
Krto viprair=ihagataih
Isi dari prasasti ini menjelaskan bahwa Sri Mulawarman sebagai raja mulia dan terkemuka telah memberikan sedekahnya kepada para Brahmana. Sedekah ini berupa 20.000 ekor sapi.
Sama halnya dengan Prasasti Muarakaman I, Prasasti Muarakaman II berdiri sebagai tanda kebajikan dari para Brahmana untuk Sang Raja. Hingga saat ini, Prasasti Muarakaman II tersimpan rapi dalam Gedung Baru Museum Nasional, Jakarta.
3. Prasasti Muarakaman III
Pada Prasasti Yupa yang ke-3 ini terlihat ada 8 baris pahatan, sama dengan Prasasti Muarakaman II. Prasasti ini berisi semua kebaikan budi serta kebesaran Raja Mulawarman dengan bukti pemberian sedekah yang berlimpah. Prasasti Muarakaman III berada dalam Gedung Baru, Museum Nasional, Jakarta (lantai 1).
Berikut alih aksara dari Prasasti Muarakaman III:
Srimad viraja kirtteh
Rajnah sri mulavarmmanah punyam
Srnvantu vipramukyah
Ye canye sadhavah purusah
Bahudana jivadanam
Sakalpavrksam sabhumidanan ca
Tesam punyagananam
Yupo yam sthapito vipraih
4. Prasasti Muarakaman IV
Muarakaman IV berisi 11 pahatan yang bertuliskan aksara Pallawa. Namun, tulisan tersebut sudah tidak terbaca, sehingga isinya pun tidak diketahui. Hal yang masih terlihat dengan jelas hanyalah bentuk dari pahatannya saja.
Pahatan ini berbentuk segiempat kecil dengan bekas “kepala aksara”. J. G. de Casparis (filolog Belanda) sendiri menyebutnya dengan sebutan “box-heads”. Sekarang, prasasti ini berada pada bagian Selatan dari Gerbang bagian belakang dari gedung lama Museum Nasional.
5. Prasasti Muarakaman V
Pada prasasti ke 5 ini terlihat ada 4 baris pahatan saja. Prasasti ini dibuat sebagai bentuk peringatan atas kebaikan dari Raja Mulawarman. Dalam prasasti tersebut berisikan tentang jenis sedekah yang Raja Mulawarman berikan.
Sekarang, prasasti ini berada pada bagian Selatan dari Gerbang bagian belakang dari gedung lama Museum Nasional. Berikut adalah alih aksara dari Prasasti Muarakaman V:
Sri mulavarmmana rajna
Yad=dattan=tilaparvvatam
Sadipa malaya sarddham
Yupo yam likhitas=tayoh
6. Prasasti Muarakaman VI
Pada Prasasti Muarakaman VI ini terpahat 8 baris tulisan pada bagian sisi depan tugu batunya. Sayangnya, Prasasti Yupa ini pecah pada bagian atas dan kirinya, sehingga ada beberapa kata baris tertentu yang hilang.
Sekarang, prasasti ini ada di bagian Selatan dari Gerbang bagian belakang gedung lama Museum Nasional. Berikut adalah isi dari Prasasti Muarakaman VI yang masih terbaca:
Jayaty=atiba[lah]
Sriman=sri mulavarmma nr[pah]
Yasya likhitani
Danay=asmin=mahati [sthale]
Jaladhenug ghrtadhe[num[
Kapiladanan=tath=aiva ti[ladanam]
Vrsabh=aikadasam=api yo
Datva vipresu rajendra[h]
Isinya menceritakan seruan selamat bagi Raja Mulawarman yang masyhur. Sebab, Raja Mulawarman sudah memberikan persembahan kepada para Brahmana. Persembahan ini sendiri berupa air, keju (ghrta), minyak wijen, serta 11 ekor sapi jantan.
7. Prasasti Muarakaman VII
Terakhir adalah Muarakaman VII. Terpahat 8 baris tulisan dalam prasasti ini. Namun, ada beberapa baris aksara yang aus, sehingga tidak bisa terbaca seutuhnya. Berikut bunyi isi dari Prasasti Muarakaman VII:
Sri mulavarmma rajendra[h] sama[re]jitya partthi[van]
Keradam brpatimsa cakre yatha raja yudhistirah
Catvarimsat=sahasrani sa dadu caprakesvare
Ba…….trimsat=saharani punar=ddadau
…….Sa punar=jivadanam prithagvidham
Akasadipam dharmmatma partthivedra[h] svake pure
Yupo yam sth[apito] viprair=nnana…….ih=a[gataih]
Prasasti ini menceritakan tentang Raja Mulawarman yang terkenal sudah menaklukkan raja-raja lain dan berhasil menguasainya. Salah satu contohnya adalah Raja Yudhistira. Selain itu, ada juga penyelenggaraan upacara lainnya.
Sudah Lebih Tau Tentang Prasasti Yupa?
Intinya, Prasasti Yupa yang terbuat dari batu andesit ini dibuat oleh kaum Brahmana. Serta berfungsi sebagai penghormatan atas kedermawanan Raja Mulawarman. Jika penasaran untuk melihatnya secara langsung, kamu bisa mengunjungi Museum Nasional Jakarta. Apakah kamu tertarik untuk datang?