Birama/Ketukan Berulang: Macam, Jenis, Tanda, Fungsi & Contoh

Musik seringkali menjadi sarana yang cukup penting bagi masyarakat. Tidak hanya sebagai minat belaka, namun kadang sebagai sebuah tradisi dan pengobatan. Nah, berbicara tentang musik, pasti tidak lepas dari birama atau ketukan berulang. 

Lalu, apa itu ketukan berulang dan bagaimana penjelasan lengkapnya? Simak ulasan berikut ini agar proses kamu dalam mempelajari musik menjadi lebih mendalam lagi dan lebih mudah untuk memahaminya!

Pengertian Birama

Birama adalah sebuah atau salah satu unsur dari lagu dan musik yang berfungsi untuk menciptakan keharmonisan dalam sebuah lantunan lagu. Biasanya, unsur lagu ini jika dikomposisikan dengan tepat dan digabungkan dengan unsur-unsur lain akan menciptakan kenyamanan bagi para pendengar dan penikmat musik.

Dalam arti sebenarnya, birama adalah sebuah ketukan berulang yang dilakukan secara teratur dari awal sampai akhir pada jumlah waktu yang sama. Jika kamu sering melihat tangga nada atau sebuah nats musik, unsur lagu yang satu ini bisa kamu temukan di sudut bagian atas, bertepatan dengan judul musik atau lagu tersebut.

Dituliskan dalam angka pecahan seperti 4/4, ¾, 2/4, atau sebagainya. Cara membaca ketukan berulang yang dituliskan dalam angka pecahan tersebut sebenarnya cukup mudah.

Penanda “/” dalam komposisi lagu menandakan jumlah ketukan, sedangkan angka yang berada di bawah garis miring menandakan nilai nada pada sebuah lagu dalam satu ketukan.

Artinya, dalam dua angka yang ada pada ketukan berulang dan dipisahkan oleh garis miring, kamu dapat menyimpulkan bahwa:

  • Angka di atas garis miring: Birama
  • Angka di bawah garis miring: Tempo

Apa Itu Ruas Lagu?

Dalam halaman artikel website Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, ketukan berulang ini dikatakan sebagai banyaknya jumlah dalam setiap ruas-ruas lagu. 

Ruas-ruas lagu dapat kamu lihat pada kertas bertangga nada. Nah, dalam setiap satu garis tangga nada yang berbentuk horizontal, pasti ada beberapa garis vertikal yang membelahnya.

Nah, garis vertikal tersebut adalah ruas lagu atau garis ketukan berulang. Ruas lagu ini pun biasanya sering dilihat pada musik diatonis. Sedangkan pada musik pentatonis, ruas lagu biasanya tidak ditemukan.

Jarak atau petak yang dibatasi oleh garis ketukan berulang yang satu dengan garis ketukan berulang lainnya, dinamakan sebagai ruas birama. Maka dari itu, pada seni musik yang mungkin masuk ke dalam pelajaran sekolah dasar, tiap ketukan berulang yang terdapat dalam satu ruas memiliki tekanan suara teratur. 

Ada dua jenis tekanan ketukan berulang yang ada dan sering muncul pada tangga nada lagu, yaitu:

  • Aksis: Tekanan ketukan berulang yang pelan, sehingga menghasilkan suara yang cukup melenting atau ke atas.
  • Aksen: Tekanan ketukan berulang yang kuat, sehingga menghasilkan suara dalam nada tersebut menjadi lebih dalam dan lambat.

Perbedaan Tempo dan Birama

Setelah membaca penjelasan di atas, kamu pasti menyadari bahwa tempo dan ketukan berulang sebenarnya memiliki arti dan fungsi yang saling berkecimpungan. Hal ini bahkan dapat dilihat dari penulisan tempo dan ketukan berulang yang biasanya berada pada satu simbol dan tempat yang dipisahkan oleh garis miring.

Namun, walaupun hampir mirip, ada perbedaan yang cukup signifikan dari tempo dan ketukan berulang, yaitu:

1. Tempo

Tempo adalah cepat lambatnya suatu lagu dinyanyikan. Hal ini penting untuk ditulis, sehingga para pemusik mengetahui bagaimana kecepatan dan ketukan yang dibutuhkan untuk berpindah dari satu not lagu ke not lagu lainnya.

2. Birama

Jika tempo adalah ketukan cepat dan lambat, ketukan berulang lebih berfokus ke dalam pembagian nilai-nilai not yang ada pada sebuah tangga lagu. Sehingga, ketukan berulang ini adalah realisasi dari ritme

Keduanya, tempo dan ketukan berulang akan saling berhubungan untuk menghasilkan ritme yang diinginkan. Karena tempo dapat diketahui dengan menghitung ketukan berulang, sedangkan ketukan berulang adalah turunan dari ritme.

Ritme dalam musik bertujuan sebagai pembuat watak, sifat asli penulis, ciri khas, dan watak dari sebuah lagu.

Unsur-Unsur Birama

Seperti yang kamu ketahui sebelumnya, ketukan berulang adalah salah satu dari sekian banyaknya unsur musik. Namun, ketukan berulang juga memiliki unsur-unsur sendiri yang dapat membuat pemilihan dan pembuatannya menjadi lebih menarik dan masuk ke dalam musik yang kita mau. Unsur-unsur ketukan berulang tersebut, antara lain:

1. Jalinan Bunyi

Jalinan bunyi satu dengan yang lain dalam sebuah ruas ketukan berulang seringkali terbagi dari dua jenis tekanan, yaitu tekanan berat dan tekanan ringan. Tekanan ini nantinya akan berpengaruh kepada alat musik yang dimainkan dalam sebuah lagu tersebut.

2. Unsur Waktu

Unsur waktu ini ditandai oleh seberapa lama dan cepatnya waktu yang dibutuhkan untuk berpindah dari satu ruas ketukan berulang ke ketukan berulang lainnya yang ditandai oleh nilai pada sebuah hitungan.

3. Ruang Kosong

Unsur birama ketiga adalah ruang kosong. Jika kamu memperhatikan, dalam setiap ruas ketukan berulang, biasanya terdapat sebuah ruang kosong tanpa bunyi dan tanpa not lagu, namun tetap dihitung masuk dalam hitungan ketukan berulang dan tempo.

Fungsi Birama

Fungsi utama ketukan berulang memanglah sebagai penanda sebuah not pada setiap ruas ketukan berulang, namun tentunya fungsinya pada tangga lagu tidak hanya itu saja. Inilah fungsi dari ketukan berulang yang terbagi atas dua jenis, yaitu:

1. Fungsi Musikal

Fungsi ketukan berulang yang pertama ini adalah untuk membangun irama yang baik dan sesuai dengan keseluruhan lagu, sehingga membuat lagu tersebut terasa musikal. 

Kemudian, membentuk sebuah satuan irama yang khas dan menghasilkan unsur pertama dalam ketukan berulang, yaitu jalinan bunyi yang mana ditandai oleh 2 bunyi, yaitu rendah dan tinggi.

2. Fungsi Simbol

Fungsi kedua dari ketukan berulang adalah fungsi simbol. Direalisasikan dari simbol birama yang dituliskan berdasarkan angka di sudut atas tangga lagu. 

Jenis Birama

Setelah melihat penjelasan tentang beberapa unsur-unsur dan pengertiannya serta fungsi dari ketukan berulang, sekarang kamu dapat mengenal apa saja jenis-jenis ketukan berulang itu sendiri. Sebenarnya, ada 4 jenis ketukan berulang yang ada pada tangga nada, yaitu:

1. Perduaan Persahaja

Ketukan berulang perduaan persahaja ini dapat kamu lihat jika simbol ketukan berulang yang ada di bagian atas tangga lagu bertuliskan 2/4 dan 2/8. Artinya, tiap satu ruas ketukan berulang, kamu akan mendapati 2 not lagu atau dua ketukan. 

Cara membedakan 2/4 dan 2/8 adalah jika pada 2/4, kamu akan memiliki dua ketukan yang mana setiap ketukan memiliki irama ¼. Dengan kata lain, terdapat dua not yang memiliki irama ¼ pada setiap ketukan berulang. Sedangkan pada 2/8, kamu akan memiliki dua ketukan yang mana setiap ketukan memiliki irama ⅛.

Contoh lagu daerah yang menggunakan jenis ketukan berulang perduaan persahaja adalah Manuk Dadali.

2. Perduaan Bertingkat

Jenis ketukan berulang selanjutnya dikenal sebagai ketukan berulang perduaan bertingkat. Hampir sama dengan yang sebelumnya, ketukan berulang ini termasuk ke dalam ketukan berulang perduaan, namun perduaan bertingkat merupakan upgrade dari jenis sebelumnya. 

Contoh ketukan berulang berduaan bertingkat adalah ketukan berulang yang ketukannya ada 4 kali, yaitu 4/4, 8/4, 4/8, dan 8/8.

Cara membaca ketukan berulang perduaan bertingkat ini adalah setiap ketukan berulang akan memiliki masing-masing 4 ketukan yang senilai dengan ¼. Dengan kata lain, akan ada empat not yang berjumlah ¼ pada setiap biramanya. 

Ada beberapa lagu daerah yang memiliki jenis birama perduaan bertingkat. Namun, yang paling terkenal dan kelihatan ketukan berulang perduaan bertingkatnya adalah lagu Si Jali-Jali yang memiliki ketukan cukup cepat dan lantang.

3. Pertigaan Persahaja

Jenis ketukan berulang selanjutnya adalah ketukan berulang pertigaan persahaja. Dari namanya, ketukan berulang pertigaan persahaja ini adalah lanjutan dari ketukan berulang perduaan persahaja. Namun, jika perduaan persahaja hanya memiliki dua not, pertigaan persahaja memiliki 3 not atau 3 ketukan.

Contoh dari ketukan berulang pertigaan persahaja ini adalah ¾ atau ⅜. Ketukan berulang ¾ seringkali disebut dengan tempo waltz atau tempo yang cukup cepat. 

Dalam ketukan berulang 3/4, ada 3 ketukan berulang yang memiliki tempo sebesar ¼ dalam ketukan biramanya. Dengan kata lain, ada 3 knot lagu ¼ yang akan ada pada setiap ruas ketukan berulang. 

Contoh lagu daerah yang memiliki dan menggunakan tempo ketukan berulang pertigaan persahaja ini antara lain burung kakaktua yang lumayan ceria dan cepat.

4. Pertigaan Bertingkat

Jenis ketukan berulang yang terakhir adalah ketukan berulang pertigaan bertingkat. Dalam ketukan berulang upgradean tiga ketukan ini, artinya akan ada 6 ketukan. Contohnya ketukan berulang 6/8, 6/4, 9/4 dan 9/8. Pada setiap ketukan berulang tersebut, bisa kita lihat ada 6 ketukan yang memiliki irama 1/4 . 

Dengan kata lain, pada setiap ruas ketukan berulang, akan ada not ¼ sebanyak 6 kali yang pasti muncul. Contohnya, pada 6/8, not yang akan muncul adalah ⅛ sebanyak 6 kali. 6 knot ⅛ ini akan menjadi patokan tempo yang nantinya akan diikuti oleh pemusik dan arranger lagu.

Sebagai ketukan berulang yang memiliki tempo lumayan cepat, energetik, ceria, serta banyak not yang berhubungan, ada banyak lagu-lagu daerah Indonesia yang mengambil ketukan berulang jenis ini. Salah satunya adalah Desaku yang Kucinta. 

Pola Birama

Nah, selanjutnya, kamu perlu mengetahui tentang pola birama. Setelah mengetahui jenis-jenis ketukan berulang, kamu pasti sudah mengenal bahwa pola ketukan berulang itu tersusun dari ketukan berulang dua, tiga, empat, dan enam. Nah, lalu, bagaimana cara menyusun pola ketukan berulang ini? Inilah penjelasannya!Kita ambil contoh pada pola ketukan berulang dua. Setiap menyusun pola ketukan berulang, kamu perlu memperhatikan bentuk not dan nilai-nilainya. Contohnya, pada ketukan berulang dua, maka pola dan bentuk dari notnya harus berjumlah dua. Untuk lebih jelasnya, kamu bisa melihat dari gambar berikut ini:

Pola birama 2
Kumparan

Sementara itu, pada ketukan berulang tiga ketukan, setiap bentuk dan not juga harus kamu sesuaikan dengan tiga ketukan tersebut. Jadi, pada tiap ruas ketukan berulang, harus memiliki tiga ketukan not. Silahkan simak dari gambar berikut:

Pola birama 3
Kumparan

Sama seperti pola ketukan berulang dua dan tiga, pola ketukan berulang empat dan enam pun akan seperti itu. Kamu akan melihat bahwa pada setiap ruas ketukan berulang akan memiliki enam ketukan atau empat sesuai dengan biramanya masing-masing.Berikut ini adalah gambar ketukan berulang dengan 4 ketukan dan 6 ketukan:

Pola birama 4
Kumparan
Pola birama 6
Kumparan

Alat Musik yang Sangat Dipengaruhi Birama

Karena ketukan berulang berhubungan dengan tempo, sudah pasti alat musik yang akan sangat dipengaruhi dan memperhatikan ketukan berulang pada setiap tangga nada adalah alat musik ritmis. Berbeda dengan alat musik melodis yang bersenandung tepat pada not, alat musik ritmis bertujuan untuk melengkapi musik agar tidak monoton.

Nah, berikut ini ada beberapa alat musik yang sangat dipengaruhi oleh ketukan berulang. Artinya, jika kamu seorang pemusik dan memainkan alat musik ini, maka kamu harus memperhatikan ketukan berulang pada setiap tangga lagu yang kamu baca. Berikut ini adalah jenis alat musiknya:

1.  Drum

Drum seringkali dikaitkan dengan alat musik modern, karena sering muncul pada pertunjukan musik masa kini. Ada sekitar 90% kemungkinan lagu-lagu pop di Indonesia yang memerlukan bunyi drum pada lagunya untuk menjaga keharmonisan. 

Karena alat musik ini bekerja dengan menggunakan tempo. Sudah pasti drum cukup berpengaruh pada ketukan berulang yang ada. Ada 3 bagian dari drum yang merupakan satu kesatuan, yaitu drum, simbal, dan perangkat keras yang ada.

2. Rebana

Sama seperti alat musik ritmis lainnya, alat musik pukul yang satu ini juga akan sangat memperhatikan ritmis yang ada di tangga lagu. Alat musik satu ini masuk ke dalam jejeran alat musik tradisional yang seringkali ada pada pertunjukan musik nasional. 

Berbentuk pipih serta bundar dan seringkali dibingkai oleh kayu yang telah dibubut. Rebana berasal dari Timur Tengah yang banyak memiliki lagu-lagu nasional dengan tempo dan ketukan berulang yang cukup mendayu dan cepat.

3. Tamborin

Sama seperti rebana, tamborin juga dimainkan dengan cara dipukul. Namun, berbeda dengan rebana, tamborin menghasilkan suara gemerincing, karena alat musik ini mengandalkan logam-logam yang ada pada sisi kanan dan kirinya. Suara gemerincing ini akan bersatu padu jika digunakan pada birama lagu yang tepat. 

Tamborin awalnya berasal dari Eropa dan masuk ke Indonesia, sehingga kebanyakan lagu-lagu Indonesia lebih banyak menggunakan tamborin.

4. Gendang

Alat musik ritmis yang sangat dipengaruhi oleh ketukan berulang selanjutnya adalah gendang. Gendang ini banyak dipakai pada acara adat di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Cara memainkannya hanya dipukul di kedua sisinya saja tanpa menggunakan alat bantu apapun. 

Karena peranannya hampir sama dengan drum, maka kamu yang ingin memainkan alat musik ini harus benar-benar pasti tau apa yang mau dipukul, pada saat apa, dan dimana. 

5. Triangle

Terakhir, alat musik ritmis yang juga dipengaruhi oleh ketukan berulang adalah triangle. Sesuai namanya, triangle ini berbentuk segitiga dan bentuknya sangat simple dari semua alat musik lain. Cara memainkannya adalah dengan cara dipukul dengan alat bantu lain, sehingga menghasilkan bunyi yang cukup melengking.

Sudah Mengerti Tentang Pentingnya Birama?

Nah, itulah beberapa penjelasan yang perlu kamu ketahui tentang ketukan berulang sebagai unsur penting pada tangga lagu dan sebuah musik. Setelah membaca artikel ini dari awal sampai akhir, sudahkah kamu mengerti tentang pentingnya birama dalam mempelajari bidang musik?

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page