Budidaya tanaman jagung yang berkualitas memerlukan pemahaman mendalam tentang teknik pertanian yang tepat. Teknik ini mencakup pengelolaan lahan, pengendalian hama dan penyakit, serta faktor lainnya.
Artikel ini akan mengajak kamu untuk menggali secara mendalam cara budidaya jagung yang berkualitas serta pemeliharaannya. Yuk, cari tahu dengan membaca artikel ini sampai selesai!
Daftar ISI
Budidaya Tanaman Jagung
Jagung merupakan sumber makanan pokok yang umum digunakan di Indonesia sebagai pengganti nasi. Tanaman ini juga sering menjadi bahan dasar dalam berbagai jenis hidangan olahan.
Di samping itu, berbagai bagian dari tanaman jagung, seperti daun, batang, klobot, dan janggelnya juga dapat kamu manfaatkan sebagai pakan bagi ternak.
Tanaman jagung dapat tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian sekitar 1200 meter di atas permukaan laut (dpl).
Pertumbuhannya memerlukan media tanah yang bervariasi, mulai dari lempung, lempung berpasir, hingga tanah vulkanik, yang subur, gembur, dan kaya akan bahan organik.
Tanaman ini membutuhkan paparan sinar matahari minimal selama 8 jam per hari, dengan rentang suhu udara antara 20 hingga 33 derajat Celcius.
Kondisi curah hujan, tingkat keasaman tanah (pH) berkisar antara 5,5 hingga 7, serta drainase yang baik juga diperlukan dalam hal ini.
Untuk meraih hasil optimal dalam budidaya jagung, aspek penting yang harus kamu perhatikan mencakup pemilihan jenis jagung, kesuburan tanah, penyediaan air yang memadai, dan pengendalian terhadap organisme pengganggu tanaman (OPT).
7 Cara Budidaya Tanaman Jagung yang Berkualitas
Lantas, bagaimana dengan cara melakukannya? Menyadur dari Pertanian.co.id, di bawah ini adalah 7 tahapan atau cara yang dapat kamu lakukan dalam budidaya tanaman jagung.
1. Pemilihan Lahan
Jagung menjadi salah satu tanaman yang mudah budidayanya. Tanaman ini tidak terlalu bergantung pada pasokan air dan dapat beradaptasi dengan baik terhadap lingkungan.
Kondisi tersebut membuatnya menjadi cocok untuk ditanam diberbagai kondisi geografis. Entah di dataran rendah maupun tinggi, tanaman jagung tetap dapat tumbuh dengan baik.
Misalnya saja, seperti daerah pegunungan dengan ketinggian sekitar 1800 mdpl hingga 3000 mdpl. Idealnya tanah untuk menanam jagung memiliki pH sekitar 5-8. Kondisi yang paling sesuai adalah daerah yang ada di ketinggian 1500-1900 mdpl.
Sangat penting juga bagi kamu untuk memastikan tanah mengandung nutrisi yang cukup. Langkah ini harus dilakukan agar hasil panen jagung optimal. Pastikan tanah tersebut mengandung unsur hara penting seperti Nitrogen, Kalium, dan Fosfat.
2. Pemilihan Benih
Kualitas bibit akan memengaruhi hasil panen. Memilih bibit jagung yang unggul merupakan langkah penting, namun ini tidaklah mudah.
Petani harus cermat dalam memilih bibit serta mempertimbangkan kualitas dan harga. Benih jagung haruslah sehat dan bebas penyakit.
Bagi pemula, pilihlah bibit jagung dari petani terpercaya dan berpengalaman. Pastikan petani tersebut memiliki reputasi baik. Benih unggul biasanya telah terlapisi dengan zat anti jamur untuk mengurangi risiko terkena penyakit.
3. Pemilihan Waktu Tanam
Menentukan waktu yang tepat untuk menanam jagung sangat berpengaruh pada hasil panen. Pemilihan periode terakhir musim hujan, yakni antara bulan Mei hingga Juni, merupakan saran yang paling umum untuk penanaman benih jagung.
Menanam jagung pada akhir musim hujan juga membantu benih memanfaatkan sisa-sisa kelembaban tanah saat masuk ke musim kemarau yang cenderung kering. Ini memungkinkan pertumbuhan awal yang lebih baik bagi tanaman jagung.
4. Pengolahan Lahan
Langkah selanjutnya adalah mengolah lahan untuk persiapan tanam jagung. Proses ini meliputi beberapa tahap yang akan diuraikan sebagai berikut.
a. Tahap Pertama
Tanah yang akan ditanami jagung perlu kamu gemburkan terlebih dahulu. Kamu bisa melakukannya secara manual dengan mencangkul untuk area yang tidak terlalu luas, atau menggunakan traktor untuk membuat tanah menjadi gembur.
Setelah itu, angin-anginkan tanah selama 5 hingga 7 hari sebelum membajaknya dengan kedalaman 25 hingga 30 cm. Tujuannya untuk memberikan oksigen yang cukup dan membantu benih jagung menyerap nutrisi dari tanah secara optimal.
b. Tahap Kedua
Tahap kedua adalah membersihkan atau menyiangi tanaman liar (gulma) yang tumbuh di area tanah yang akan menjadi lahan tanam jagung.
c. Tahap Ketiga
Ketiga, jika tanah memiliki tingkat keasaman yang tinggi (pH kurang dari 5), kamu dapat menambahkan kapur dolomit sebelum menggunakan tanah tersebut dengan dosis sekitar 1 ton per 2 hektar.
d. Tahap Keempat
Tahap keempat mencakup pemupukan lahan dengan menambahkan pupuk kandang, seperti pupuk bokashi untuk menyuburkan tanah dan memperkaya unsur hara seperti fosfat, nitrogen, dan kalium.
Selain itu, untuk merangsang pertumbuhan tanaman jagung, stimulan berbentuk pasta seperti GDM Black BOS (Bio Organic Stimulant) dapat kamu tambahkan setelah proses pemupukan dengan pupuk kandang.
Stimulan ini mengandung enzim dan antibiotik yang membantu menjaga tanah agar bebas dari bahan kimia berbahaya, membuat tanah lebih subur, dan efektif mengusir hama seperti tikus dan ular.
e. Tahap Kelima
Kelima, jika lahan tersebut merupakan bekas sawah, kondisi ini menguntungkan karena tanahnya lembab dan mengandung banyak protein. Jenis lahan seperti ini siap untuk ditanami jagung.
Berikan drainase agar lahan tidak tergenang air. Kamu dapat membuat sistem bedengan dengan ukuran tertentu untuk membantu proses drainase yang baik.
f. Tahap Keenam
Tahap terakhir, yaitu membuat lubang tanam dengan kedalaman sekitar 5 cm dan memberikan jarak yang tepat antara lubang satu dengan yang lainnya.
Jarak idealnya antara 50 hingga 70 cm. Dengan jarak tersebut, memungkinkan perkembangan jagung menjadi lebih optimal.
5. Proses Penanaman
Area tanam sudah dalam kondisi siap untuk menanam benih jagung setelah melalui proses pengolahan lahan. Menanam benih jagung ini sebaiknya kamu lakukan pada awal musim penghujan.
Namun jika melakukannya pada musim kemarau, pastikan sistem pengairan berfungsi dengan baik. Proses penanaman jagung dilakukan dengan cara menempatkan 1 hingga 2 benih jagung ke dalam satu lubang tanam.
Setelah itu, tutup lubang dengan pupuk kompos dan beri pengairan yang cukup untuk memastikan kelembapannya sesuai. Secara umum, untuk area tanam jagung seluas 1 hektar, kamu membutuhkan sekitar 8 kilogram benih jagung.
6. Proses Pemeliharaan
Tahapan penting selanjutnya adalah proses pemeliharaan. Pada tahapan ini merupakan fase krusial yang akan mempengaruhi hasil panen secara optimal. Proses pemeliharaan mencakup beberapa aspek, yakni:
- Penyulaman merupakan tahap pemeriksaan langsung terhadap bibit jagung yang telah ditanam selama sekitar 1 minggu untuk memastikan pertumbuhannya yang baik. Tahapan ini melibatkan pengecekan terhadap bibit yang tidak tumbuh dengan baik.
- Penyiangan merupakan proses pembersihan tanaman jagung yang telah berumur 2 minggu dari gulma atau rumput liar di sekitarnya. Pembersihan dapat kamu lakukan secara manual atau menggunakan pestisida, tergantung preferensi penanamnya.
- Penyiraman merupakan langkah penting untuk menjaga kelembaban tanah dan mencegah kekeringan pada tanaman jagung. Kamu harus memerhatikan penyiraman ini terlebih pada musim kemarau agar tanaman tetap lembab dan tidak kekurangan air.
- Pemupukan perlu dilakukan lagi setelah benih tumbuh menjadi tanaman. Langkah ini berguna agar tanaman jagung memperoleh asupan nutrisi untuk pertumbuhan yang sehat.
- Pengendalian hama dan penyakit menjadi tahap yang tak kalah pentingnya. Melakukan pemantauan dan tindakan pencegahan terhadap serangan hama dan penyakit membantu tanaman jagung untuk tumbuh optimal dan produktif.
7. Masa Panen
Panen jagung sebaiknya dilakukan saat tanaman berumur sekitar 65-75 hari. Jagung siap panen ketika ujungnya berwarna hitam, kulitnya berwarna coklat, dan ukurannya sekitar 7 cm.
Setelah panen, jagung perlu kamu jemur terlebih dahulu sebelum siap kamu konsumsi atau jual.
Baca Juga : 6 Cara Budidaya Rumput Laut & Potensi Pengembangan, Raup Jutaan Rupiah
Kamu Sudah Paham Cara Budidaya Tanaman Jagung?
Untuk melakukan budidaya tanaman jagung yang berkualitas, kamu memerlukan perencanaan, perawatan, dan manajemen yang baik. Pemahaman yang mendalam tentang teknik pertanian yang tepat, dapat memastikan produksi jagung yang optimal baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.
Dengan demikian, jagung dapat tetap menjadi salah satu komoditas penting dalam ketahanan pangan global.