Sebagai orang tua, kamu perlu menyadari bahwa keseimbangan antara merawat dan membiarkan anak-anak belajar mandiri itu penting. Kamu tentu tidak ingin melihat anak kamu sudah berusia cukup besar, tapi masih sangat bergantung pada bantuanmu, bukan? Maka dari itu, yuk lakukan tips berikut untuk mendidik anak mandiri!
Daftar ISI
- Tips Mengajarkan Anak untuk Mandiri
- 1. Biarkan Anak Memilih dan Membuat Keputusan Sederhana
- 2. Berikan Anak Tugas Tertentu yang Sesuai dengan Kemampuannya
- 3. Jangan Selalu Membantunya
- 4. Berempatilah Kepada Anak
- 5. Tetapkan Rutinitas Harian
- 6. Ajarkan Pada Anak untuk Menyelesaikan Masalah Secara Mandiri
- 7. Luangkan Waktu
- 8. Ajarkan Pada Anak Rasa Tanggung Jawab
- 9. Beri Tahu Tentang Alergi atau Kondisi Kesehatan Anak
- 10. Ajarkan Pada Anak Cara Merawat Orang Lain
- 11. Jangan Lupa Beri Semangat dan Hargai Usaha Anak
- Pentingnya Membiasakan Anak Mandiri
- Yuk, Lakukan Tips di Atas Agar Anak Mandiri!
Tips Mengajarkan Anak untuk Mandiri
Membiasakan kemandirian kepada anak sebaiknya dimulai sejak dini, ya. Sebab, sifat mandiri ini akan menjadi bekal penting bagi si anak, agar mampu melakukan hal-hal yang lebih besar saat ia dewasa nanti. Memang tidak mudah, tapi kamu bisa memulainya dengan hal-hal yang sederhana, seperti tips berikut ini:
1. Biarkan Anak Memilih dan Membuat Keputusan Sederhana
Hal pertama yang penting untuk kamu sadari dalam menumbuhkan sifat mandiri pada anak adalah jangan terlalu memaksakan keinginan atau keputusanmu kepadanya. Daripada begitu, lebih baik kamu biarkan anak menentukan pilihannya sendiri.
Untuk tahap awal, perkenalkan pilihan tersebut dengan batasan-batasan tertentu. Misalnya, saat kamu mengajak anak makan di warung atau restoran, menanyakan apa yang ingin ia makan bisa membuatnya kewalahan, karena menu di warung atau restoran itu cukup banyak.
Mulailah dengan susunan pilihan terbatas untuk membantunya membuat pilihan dengan mudah. Sebagai contoh, alih-alih bertanya, “Ingin makan apa?”, cobalah ganti pertanyaannya menjadi, “Di antara mi goreng, nasi goreng, dan ayam goreng, kamu mau makan yang mana?”.
Begitu pun dengan kegiatan sehari-harinya di rumah, ada baiknya memberi anak kebebasan untuk memilih dalam aspek-aspek yang lebih kecil. Seperti memilih baju yang ingin ia pakai atau camilan yang ingin ia makan.
Dengan begitu, anak bisa belajar membuat keputusan sendiri, mempertimbangkan pilihan yang ada, dan menanggung konsekuensi dari pilihan mereka. Ini membantu anak-anak menjadi lebih percaya diri dan bertanggung jawab atas tindakan mereka.
2. Berikan Anak Tugas Tertentu yang Sesuai dengan Kemampuannya
Ketika sedang melatih anak mandiri, tidak harus berupa hal-hal atau keputusan yang besar. Karena pada dasarnya, kemandirian itu bisa dimulai dari diri sendiri dan hal-hal kecil. Di situlah peran kamu sebagai orang tua dibutuhkan.
Misalnya, membereskan mainannya sendiri setelah waktu bermain selesai, merapikan tempat tidurnya, menyikat giginya, melipat pakaiannya, mencuci piringnya, dll.
Contoh lain, jika kamu merencanakan piknik atau liburan keluarga, berikan ia tugas sederhana seperti membuat daftar barang bawaan yang ia perlukan. Atau bisa juga memberinya tugas untuk mengemas perlengkapan sekolah.
3. Jangan Selalu Membantunya
Ketika anak kamu masih kecil, memang sebaiknya kamu membimbingnya dengan memberi instruksi atau memberi tahu anak tentang kemungkinan bahwa tugas yang ia lakukan bisa diselesaikan dengan cara yang lebih mudah. Tetapi, saat dia tumbuh lebih dewasa, ada baiknya kamu hindari untuk selalu membantunya.
Sebab, bisa jadi bantuan kamu yang terus-menerus justru merupakan bentuk intervensi terhadap tindakan anak yang sebenarnya bisa ia lakukan sendiri. Hindarilah untuk selalu menawarkan bantuan sekalipun anak melakukan kesalahan atau membutuhkan waktu yang lebih lama saat melakukan tugas tertentu.
Sebaliknya, biarkan ia datang kepada kamu dan meminta bantuan dengan sendirinya, jika dia kesulitan melakukannya sendirian. Itu lebih baik daripada selalu melakukan intervensi yang tidak perlu, sehingga menghambat kemandiriannya.
4. Berempatilah Kepada Anak
Tips selanjutnya yang bisa kamu lakukan untuk membiasakan anak mandiri adalah jangan terburu-buru menjadikan kegagalan sebagai masalah besar. Sebaliknya, milikilah empati dan sabar dalam membimbingnya. Sebab, anak kamu sedang belajar untuk mandiri, jadi tentu tidak akan mudah baginya.
Hindari memarahinya atau menjatuhkannya, bahkan jika ia gagal melakukan sesuatu yang cukup sederhana. Tetaplah berada di sisi anak untuk mendukungnya dan membantunya (jika anak memintanya), tanpa harus menghakiminya.
Akan ada saatnya anak kamu mungkin gagal dalam melakukan sesuatu. Dan di balik rasa kecewamu, si kecil sebenarnya juga merasakan hal yang sama. Jadi, hiburlah ia dan beri tahu bahwa tidak apa-apa jika melakukan kesalahan atau gagal.
Ajari si kecil untuk belajar dari kegagalan itu, bangkit dan coba lagi. Sekalipun anak mungkin mengulanginya meski sudah kamu beri nasihat, tidak apa-apa. Biarkan ia terus belajar dari kesalahannya. Kuncinya, jangan terburu-buru menilai anak karena gagal dan jangan melemahkan semangatnya karena melakukan kesalahan.
Hindari menghakimi si kecil dengan kalimat, “Masa begini saja tidak bisa?”, “Kamu susah banget sih diajarin”, atau “Kok belum ngerti juga sih kamu”. Sebab, hal tersebut justru bisa sangat menghambat harga dirinya.
Maka, kamu bisa menggunakan kalimat alternatif berikut ini, “Kalau kamu kesulitan, coba dengan cara ini. Lebih mudah, bukan?” atau “Tidak apa-apa, jangan khawatir, sekarang coba kamu gunakan ini”.
5. Tetapkan Rutinitas Harian
Saat anak belajar mandiri, kerap kali mereka kesulitan membuat keputusan terkait aktivitas mana yang harus dilakukan terlebih dahulu. Misalnya saat bangun pagi, kamu mungkin kerap menjumpai si kecil bingung memilih mau merapikan tempat tidur dulu atau mandi dulu.
Jika anak kamu mengalami hal yang sama, cobalah menetapkan rutinitas harian untuk si kecil. Sebagai contoh, kamu bisa membuat lembar jadwal rutinitas anak yang bisa ditandai dengan bintang atau stiker-stiker kesukaannya setiap kali ia selesai melakukan satu aktivitas di waktu tertentu sesuai urutan.
Seiring waktu, anak akan mulai terbiasa dan perlahan ia akan mengetahui apa yang perlu dilakukan pada hari tertentu dan pada waktu tertentu, tanpa melihat jadwal rutinitas lagi.
6. Ajarkan Pada Anak untuk Menyelesaikan Masalah Secara Mandiri
Baik itu masalah terkait sekolah, saudara, atau teman, beri tahu si kecil bahwa masalah tertentu harus diselesaikan olehnya dan kamu tidak bisa asal ikut campur untuk menanganinya. Bimbinglah si kecil jika diperlukan, dengan memberinya perspektif situasi yang berbeda.
Jelas, akan ada saatnya kamu perlu campur tangan. Tetapi biarkan sebagian besar dari persoalan tersebut anak belajar mengembangkan keterampilan untuk menyelesaikan konflik sendiri, agar ia lekas menjadi anak mandiri.
Ketika anak kamu memiliki keluh kesah terhadap seseorang atau sesuatu yang telah terjadi, tanyakan kepada mereka bagaimana mereka akan menyelesaikannya atau apa yang dapat mereka katakan untuk meringankan situasi tersebut.
Jangan langsung terjun dan menegur anak lain, sehingga akan menimbulkan kebiasaan pada si kecil untuk selalu mengandalkan kamu setiap kali mereka menghadapi masalah.
Sebagai contoh, jika anak kamu berselisih dengan temannya di sekolah, coba ajarkan cara penyelesaiannya. Misalnya cara mengendalikan emosi (seperti mengambil nafas dalam atau menghitung sampai sepuluh), belajar untuk minta maaf dan memaafkan, menghindari sumpah serapah atau kata-kata yang menyakiti, dll.
7. Luangkan Waktu
Seperti yang telah dijelaskan pada poin sebelumnya, bahwa saat anak belajar mandiri, sebagian besar anak mungkin membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan tugas-tugas sederhana. Jadi, selain mengerahkan kesabaran ekstra, kamu juga perlu meluangkan waktu secara ekstra.
Misalnya, jika menyisir rambut pada umumnya membutuhkan waktu 2–3 menit, anak kamu mungkin perlu waktu hingga 10 menit.
Untuk itulah, penting untuk meluangkan waktu selama kamu berjuang untuk membiasakan si kecil agar mandiri. Jika tidak ingin hal tersebut merusak jadwal harian kamu (seperti pergi bekerja), maka mulailah pagimu 30–45 menit lebih awal, agar kamu tidak terlalu dikejar-kejar waktu saat membimbing si kecil.
8. Ajarkan Pada Anak Rasa Tanggung Jawab
Menjadi anak mandiri berarti ia harus mengerti akan konsekuensi dari setiap tindakan atau pilihannya. Hindari untuk selalu melindunginya dari konsekuensi. Sebab, penting bagi anak-anak untuk belajar mengenai sebab akibat serta bagaimana tindakan mereka akan menghasilkan konsekuensi tertentu, baik positif maupun negatif.
Dengan bersikap selalu ikut campur untuk memperbaiki masalah serta tidak membiarkan anak gagal dan merasa kecewa, justru akan menghalangi anak kamu untuk memahami kehidupan sebagai orang dewasa.
Bagi orang yang dewasa dan mandiri, setiap tindakannya akan dimintai pertanggungjawaban dan masa kanak-kanak adalah waktu yang tepat untuk mempelajarinya.
9. Beri Tahu Tentang Alergi atau Kondisi Kesehatan Anak
Tips selanjutnya untuk menumbuhkan sikap mandiri pada anak adalah memberitahunya terkait alergi yang ia punya atau kondisi kesehatannya. Tentunya beritahu ia jika anak sudah cukup usia untuk mengerti saat diajak berbincang dan berdiskusi.
Sebagai contoh, jika anak kamu memiliki alergi terhadap kacang atau udang, beritahu mereka dan bagaimana cara mencegahnya. Sehingga, saat ia bermain di luar, menginap di rumah teman, atau berbagi bekal di sekolah, anak kamu bisa membuat pilihan yang tepat tanpa harus selalu kamu dampingi.
10. Ajarkan Pada Anak Cara Merawat Orang Lain
Tips selanjutnya agar cepat menjadikan anak mandiri adalah mengajarkannya merawat seseorang atau binatang. Karena, banyak manfaat yang bisa anak dapatkan dengan mengajarkan mereka bagaimana cara merawat orang lain, entah itu merawat adiknya sendiri atau hewan peliharaan.
Jika anak kamu sudah berusia lebih besar, coba izinkan ia untuk membantu merawat adiknya. Entah itu memberi botol susu, menemani adik bermain, menggendong, dll.
Dengan begitu, ia bisa belajar tentang kebutuhan dan perasaan orang lain yang pada gilirannya akan mengembangkan rasa empatinya. Jika tidak memiliki adik, biarkan ia merawat hewan peliharaan untuk mengasah rasa tanggung jawabnya.
Kamu bisa mulai dengan memberikan hewan peliharaan yang paling mudah perawatannya, seperti ikan mas atau kura-kura.
11. Jangan Lupa Beri Semangat dan Hargai Usaha Anak
Ketika anak kamu berhasil melakukan hal-hal yang ia janjikan secara tepat dan dengan caranya sendiri, jangan ragu untuk memberinya pujian. Umpan balik positif sangat penting dalam membentuk kepribadian anak dengan cara yang tepat dan validasi orang tua sangat membantu dalam meningkatkan motivasinya untuk terus bersikap mandiri.
Pentingnya Membiasakan Anak Mandiri
Sebagian orang tua, mungkin tidak menyadari bahwa sejak usia bayi, anak selalu memiliki kecenderungan ‘ingin melakukan sesuatu sendiri’. Kecenderungan inilah yang menjadi cikal bakal kemandirian. Dan sebagai orang tua, sangat penting bagi kamu untuk menstimulasinya. Alasannya:
- Ketika anak belajar menjadi mandiri, ia juga akan belajar mengembangkan keterampilan yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Keterampilan ini sangat berharga untuknya kelak di masa depan.
- Saat anak mampu melakukan tugas-tugas atau mengatasi masalah dengan mandiri, rasa percaya diri pun akan tumbuh. Dari situ, anak mengembangkan keyakinan bahwa ia mampu menghadapi tantangan dan menyelesaikan tugas-tugas dengan baik. Ini membantu membangun rasa harga diri dan menguatkan kepercayaan dirinya.
- Anak mandiri cenderung lebih ulet, pantang menyerah, mau mencoba hal-hal baru, dan kreatif.
- Anak jadi lebih bahagia dan sehat, karena ia merasakan pencapaian dan kesuksesan yang luar biasa sebagai akibat langsung dari usahanya sendiri.
- Mengajarkan anak untuk bersikap mandiri adalah persiapan penting untuk masa depan nya. Ketika ia tumbuh semakin dewasa, ia akan menghadapi berbagai tugas, tanggung jawab, dan tantangan yang membutuhkan kemandirian.
- Memiliki keterampilan dan sikap mandiri akan membantu anak sukses dalam pendidikan, karier, dan kehidupan pribadi di masa mendatang.
- Anak jadi lebih menyadari bahwa ia memiliki tanggung jawab terhadap diri sendiri dan segala tindakan atau keputusan yang ia ambil memiliki konsekuensi.
- Membuat anak merasa ikut memegang kendali atas kehidupannya.
- Seiring bertambahnya usia, anak akan menghabiskan waktu lebih sedikit dengan orang tua dan justru lebih banyak waktu dengan teman atau lingkungan di luar rumah. Maka dari itu, penting untuk memulai sedini mungkin membantu anak bersikap lebih mandiri.
Yuk, Lakukan Tips di Atas Agar Anak Mandiri!
Itulah beberapa tips yang bisa kamu lakukan untuk menumbuhkan sikap mandiri pada anak. Selain melakukan cara di atas, sebagai orang tua jangan lupa untuk selalu memberikan contoh berperilaku yang baik, supaya bisa menjadi teladan bagi anak.