Norma kesopanan merupakan sebuah peraturan yang mengatur tentang tingkah laku seseorang. Sumber dari norma kesopanan ini sendiri biasanya berasal dari adat istiadat, budaya, dan nilai-nilai yang berlaku. Lantas, tahukah Anda apa sanksi norma sosial bagi yang melanggarnya? Simak di sini!
Daftar ISI
- Apa Itu Norma Kesopanan?
- Contoh Sanksi Norma Kesopanan
- 1. Hinaan Pelanggaran di Muka Umum
- 2. Pengucilan Pelanggaran di Lingkungan Keluarga
- 3. Teguran Perilaku Buruk pada Orang yang Lebih Tua
- 4. Dikeluarkan karena Pelanggaran di Lingkungan Sekolah
- 5. Gunjingan Pelanggaran di Lingkungan Masyarakat
- 6. Peringatan Pelanggaran di Organisasi
- 7. Tidak Dihargai karena Menyela Pembicaraan
- 8. Cemooh karena Berkata Kasar
- 9. Celaan karena Etika Buruk dalam Menerima Barang
- 10. Nama Baik Tercoreng karena Etika Bertamu
- Sudah Tahu Apa Saja Sanksi Norma Kesopanan?
Apa Itu Norma Kesopanan?
Perlu Anda ketahui, bahwa norma kesopanan merupakan serangkaian peraturan yang mengatur tingkah laku seseorang. Norma ini bersumber dari unsur kebudayaan, adat istiadat, dan tradisi yang berkembang pada suatu wilayah.
Selain itu, norma kesopanan merupakan norma yang bertautan dengan etika. Keberadaan etika dan sikap sopan santun memiliki peran yang sangat penting, baik dalam lingkup masyarakat maupun yang terikat dengan kelembagaan.
Dalam kehidupan masyarakat, apabila tingkah laku seseorang sesuai dengan standar kesopanan yang berlaku. Maka, masyarakat akan memberikan respons yang positif. Sebab, pelanggaran terhadap norma kesopanan akan dikenakan sanksi. Sanksi norma kesopanan ini biasanya berupa sindiran atau teguran.
Tujuan dari adanya norma kesopanan ini adalah untuk menciptakan hubungan dan pergaulan yang harmonis dalam masyarakat. Norma ini akan mewujudkan ketertiban dalam masyarakat. Anda juga harus memahami bahwa, norma kesopanan bisa berubah seiring dengan sifat masyarakat yang berkembang.
Contoh Sanksi Norma Kesopanan
Perlu Anda ketahui, bahwa pemberian sanksi kesopanan ini bisa bersifat ringan atau berat sesuai dengan pelanggaran yang orang tersebut lakukan. Sanksi yang paling umum adalah berupa teguran. Lantas, bagaimana contoh sanksi norma kesopanan? Berikut adalah beberapa contoh kasus dan sanksinya:
1. Hinaan Pelanggaran di Muka Umum
Ketika masyarakat melihat dua orang berjalan tanpa menggunakan baju, tentunya masyarakat akan berpikir bahwa orang tersebut sudah tidak waras. Namun, ternyata orang tersebut adalah orang yang waras, hanya saja sedang melakukan eksperimen sosial.
Nah, masyarakat yang mengetahui hal tersebut tentu saja akan memberikan sanksi berupa hinaan. Karena orang tersebut masyarakat anggap tidak tahu malu.
2. Pengucilan Pelanggaran di Lingkungan Keluarga
Ingatkah Anda bahwa jagat maya sempat heboh karena perilaku seorang anak perempuan yang membentak-bentak ayahnya? Bahkan, anak perempuan tersebut sampai tega mengusir ayahnya ke luar rumah.
Perilaku anak tersebut tidak sengaja terekam oleh kamera CCTV sekitar. Setelah melakukan penelusuran, ternyata anak perempuan tersebut merasa jengkel kepada ayahnya yang tidak bisa memenuhi keinginannya untuk membeli ponsel Android keluaran terbaru.
Akibat perbuatan dari anak perempuan tersebut, ia akhirnya mendapatkan sanksi berupa pengucilan oleh masyarakat. Bahkan ada yang menghujat dan menyumpahinya dengan doa jelek. Apalagi dengan kemajuan teknologi, video sang anak tersebut pun akhirnya tersebar luas, sehingga membuatnya merasa malu.
3. Teguran Perilaku Buruk pada Orang yang Lebih Tua
Contoh pelanggaran norma kesopanan selanjutnya adalah ketika ada anak muda dewasa yang memanggil orang tua dengan sebutan “cui” pada saat bertemu.
Anak muda tersebut tidak menunjukkan kesopanannya terhadap orang yang lebih tua tersebut. Maka, banyak orang yang menegur perilaku tersebut. Ini merupakan salah satu sanksi norma kesopanan yang harus anak muda tersebut dapatkan.
4. Dikeluarkan karena Pelanggaran di Lingkungan Sekolah
Andi merupakan anak yang pandai dan selalu masuk 5 besar di sekolahnya. Namun sayangnya, ketika metode pembelajaran berganti menjadi daring, nilai Andi menurun drastis. Bahkan, ketika pembagian rapor Andi masuk dalam deretan peringkat paling bawah.
Akhirnya, Andi pun merasa tidak terima terhadap penilaian gurunya yang dianggap subjektif. Andi pun akhirnya membuang rapor dan dengan sengaja menginjak-injak rapor di depan teman-temannya.
Perbuatan Andi ini jelas menunjukkan bahwa Andi meremehkan gurunya tersebut. Kebanyakan siswa akhirnya memandang Andi rendah karena tidak memiliki sopan santun. Akibatnya, pihak sekolah pun mengeluarkan Andi dari sekolah sebagai hukuman karena tidak menjunjung norma kesopanan.
5. Gunjingan Pelanggaran di Lingkungan Masyarakat
Ega tergesa-gesa berangkat ke sekolah dengan naik angkot. Namun, ternyata dalam angkot tersebut penumpangnya sudah penuh sehingga berdesak-desakan. Beruntungnya, Ega masih mendapatkan kursi meski dekat pintu.
Tepat di sebelah Ega, ada seorang ibu hamil yang baru saja masuk ke angkot. Ibu tersebut tidak mendapatkan kursi dan terpaksa berdiri. Ega yang merasa mendapatkan kursi terlebih dahulu membiarkan ibu hamil tersebut berdiri. Bahkan, Ega malah asyik bermain ponselnya.
Perbuatan Ega ini pun akhirnya mendapatkan sorotan dari para penumpang lainnya. Akhirnya, orang lain yang iba menawarkan kursinya untuk ibu hamil tersebut. Sementara orang lain masih terus menggunjing Ega karena perbuatannya yang tidak baik.
6. Peringatan Pelanggaran di Organisasi
Ketika bekerja dalam sebuah organisasi maupun perkantoran, konsentrasi sangat penting agar pekerjaan bisa cepat selesai. Karena itu, ada aturan yang tidak memperbolehkan para karyawannya berbicara atau tertawa dengan suara yang keras. Sebab, hal tersebut bisa mengganggu karyawan lain.
Bagi seseorang yang melanggar aturan tersebut, tentu akan mendapatkan sanksi berupa teguran, baik dari sesama karyawan bahkan dari atasan langsung. Fatalnya, pelanggaran bisa membuat karyawan mendapatkan surat peringatan atau bahkan dipecat dari kantor atas pelanggaran sanksi norma kesopanan.
7. Tidak Dihargai karena Menyela Pembicaraan
Dalam suatu organisasi atau masyarakat, tentunya ada yang namanya musyawarah. Musyawarah sendiri merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan kata mufakat atas semua pendapat yang sudah disampaikan.
Nah, dalam pembicaraan tersebut, ada larangan untuk menyela pembicaraan ketika seseorang sedang menyampaikan pendapatnya. Jadi, setiap orang wajib mendengarkan lebih dulu hingga selesai.
Jika ada yang melanggar dengan cara menyela pembicaraan orang lain. Maka, orang tersebut akan mendapatkan teguran dan tidak lagi dihargai. Ini merupakan sanksi dari masyarakat atas sikap orang yang tidak bisa menghormati dan selalu menyela pembicaraan orang lain.
8. Cemooh karena Berkata Kasar
Berkata kotor dan kasar termasuk dalam perbuatan yang tidak mencerminkan norma kesopanan. Jadi, setiap orang wajib memiliki tutur kata yang baik, sehingga tidak menyinggung perasaan orang lain.
Sebab, jika Anda berkata kasar, Anda akan mendapatkan cemoohan dan amukan orang yang merasa tidak Anda hargai. Terlebih jika perkataan kasar ini Anda lontarkan kepada orang yang lebih tua.
9. Celaan karena Etika Buruk dalam Menerima Barang
Ketika menerima atau memberikan sesuatu, sebaiknya gunakanlah tangan kanan. Karena hal ini akan mencerminkan bahwa Anda memiliki sopan santun. Apabila Anda menerima menggunakan tangan kiri, maka Anda pun akan mendapatkan sanksi norma kesopanan berupa celaan.
10. Nama Baik Tercoreng karena Etika Bertamu
Orang yang sedang bertamu ke rumah orang harus mengucapkan salam atau permisi. Hal tersebut juga penting Anda lakukan meski masuk ke rumah sendiri.
Sebab, ucapan salam ketika masuk atau keluar rumah ini mencerminkan bahwa seseorang tersebut memiliki tata krama atau kesopanan. Jadi, orang lain pun akan lebih respect kepada Anda.
Jika Anda tidak mengucapkan salam ketika masuk atau keluar rumah, terlebih ketika sedang bertamu. Maka, Anda akan dimarahi bahkan disangka maling. Nama baik pun tercoreng dan masyarakat tidak ingin menerima Anda kembali.
Sudah Tahu Apa Saja Sanksi Norma Kesopanan?
Inilah beberapa contoh sanksi norma kesopanan yang perlu Anda ketahui. Anda wajib mempelajari dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari agar tidak merasakan dampak negatif dari sikap dan sifat Anda sendiri. Ketika memiliki kesopanan, maka orang lain pun akan segan dan menghormati Anda.