Setiap orang lahir, tumbuh, dan berkembang dengan cara yang berbeda-beda. Karena itu, kebanyakan dari mereka akan memiliki pola pikir dan sudut pandang yang berbeda pula. Adanya perbedaan inilah yang umumnya akan menuntun kepada argumentasi dalam sebuah perdebatan atau diskusi.
Tidak bisa dipungkiri bahwa dalam kehidupan sehari-hari, perbedaan argumen atau pendapat adalah hal yang wajar. Banyak orang lebih menyukai benda A, namun ada yang lebih suka dengan B. Bukankah itu adalah hal yang sering Anda jumpai setiap hari? Itu adalah sedikit contoh dari argumentasi.
Lalu, apa itu sebenarnya argumentasi? Seperti apa ciri dan bagaimana struktur kebahasaannya? Mari temukan jawabannya lewat artikel ini. Di sini, kami juga akan menampilkan beberapa contoh agar memudahkan Anda memahami argumentasi lebih baik.
Daftar ISI
Sekilas Tentang Argumentasi
Secara umum, argumentasi didefinisikan sebagai sebuah proses mengajukan dan mempertahankan suatu pendapat dengan menampilkan bukti-bukti yang valid ditambah dengan alasan yang kuat juga. Tujuan dari hal ini adalah untuk meyakinkan orang lain bahwa pendapat yang diucapkan adalah benar dan valid.
Dalam sebuah proses perselisihan, umumnya itu akan melibatkan pertukaran pendapat maupun ide antara satu orang dengan orang lain. Selama proses pertukaran pendapat ini, masing-masing pihak akan mempertahankan posisinya dengan memberikan bukti yang mendukung pendapatnya.
Sebagai tambahan, dalam pengaplikasiannya, argumentasi ini biasanya dapat dilakukan secara tulisan maupun lisan dalam berbagai situasi. Situasi-situasi yang dapat mendukung terjadinya perselisihan adalah diskusi kelompok, presentasi, debat, maupun obrolan santai.
Jika Anda bingung, mari melihat contoh paling umum dari sebuah perselisihan, yaitu perdebatan antara bubur diaduk atau bubur tidak diaduk. Ini adalah salah satu contoh umum dari sebuah argumentasi.
Orang yang meyakini bahwa bubur seharusnya diaduk akan memberikan berbagai premis kuat yang mendukung argumennya bahwa bubur seharusnya diaduk. Begitu juga sebaliknya, orang yang meyakini bahwa bubur tidak harus diaduk, maka mereka akan memberikan premis untuk mendukung argumennya ini.
Bagaimana pengertian argumentasi dalam filsafat? Dalam filsafat sendiri, argumentasi lebih dikenal dengan istilah argumen. Argumen, menurut ilmu filsafat, merupakan satu rangkaian premis yang dianggap benar dan umumnya digunakan untuk mencapai sebuah kesimpulan yang sesuai dengan premis yang diutarakan.
Setiap argumen harus selalu memiliki premis yang kuat dan valid demi menghasilkan satu kesimpulan yang juga valid dan kuat.
Sebagai contoh, Anda ingin mengatakan bahwa “Semua manusia adalah sama”, maka premis yang harus Anda gunakan adalah “Semua manusia diciptakan oleh Tuhan dengan tujuan yang sama, untuk menjadi khalifah di bumi”, atau bisa juga dengan “Semua manusia adalah makhluk hidup dengan kebutuhan yang sama.”
Dengan adanya premis-premis tersebut, itu dapat membantu Anda untuk mencapai satu kesimpulan, bahwa “Semua manusia adalah sama.” Dari contoh di atas, itu membuktikan bahwa adanya premis dalam sebuah argumentasi merupakan hal yang penting.
Sebagai kesimpulan, argumentasi secara umum dan argumen dalam filsafat memiliki pengertian yang hampir sama. Apa kesamaannya? Kesamaannya adalah bahwa argumentasi dan argumen adalah proses mengajukan pendapat maupun mempertahankannya dengan menggunakan bukti dan dalil yang kuat.
Pengertian Argumentasi Menurut Para Ahli
Di atas merupakan pengertian secara umum, lalu bagaimana dengan pengertiannya dari para ahli? Untuk membantu Anda menemukan jawabannya, berikut kami telah merangkum beberapa pengertian mengenai argumentasi dari para ahli.
1. David Zarefsky
Menurut David Zarefsky, istilah ini merupakan sebuah proses komunikasi yang dilakukan oleh seseorang dengan tujuan untuk meyakinkan orang lain agar menerima pendapatnya dengan memberikan bukti yang kuat dan juga dapat dipertanggungjawabkan.
2. Stephen Toulmin
Argumentasi menurut Stephen Toulmin adalah satu cara yang dilakukan untuk memperkuat posisi seseorang terhadap sesuatu dengan mengajukan premis yang kuat, kemudian mempertahankannya dengan menggunakan bukti yang valid.
3. Roger L. Shuy
Roger L. Shuy mendefinisikan istilah ini sebagai suatu proses mengajukan pendapat maupun kesimpulan yang dilakukan dengan menggunakan bukti dan dalil yang dapat dipertanggungjawabkan dengan tujuan untuk mempengaruhi orang lain.
4. Oswald Hanfling
Menurut Oswald Hanfling, argumentasi merupakan sebuah proses yang dilakukan dengan tujuan untuk mencapai kesepakatan terhadap sesuatu dengan menampilkan bukti yang kuat dan dapat dipertanggungjawabkan.
Itulah beberapa pengertian tentang istilah ini dari para ahli. Dari semua pengertian yang para ahli ungkapkan, kebanyakan dari mereka menekankan betapa pentingnya bukti yang kuat dalam sebuah proses perselisihan. Karena dengan adanya bukti yang kuat, itu dapat membuat pendapat Anda menjadi lebih valid.
Struktur Argumentasi
Selanjutnya, mari kita memahami struktur dalam sebuah perselisihan. Struktur ini mengacu kepada bagaimana sebuah argumen dikemas dan disajikan secara baik agar dapat dipertanggungjawabkan. Di bawah ini adalah beberapa struktur dari kegiatan ini. Baca sekarang juga!
1. Tujuan
Struktur yang pertama adalah tujuan. Saat Anda melakukan argumen, Anda harus memastikan tujuan Anda terlebih dahulu. Apakah tujuan Anda mengungkapkan argumen adalah untuk mempersuasi seseorang terhadap suatu hal atau mengajak seseorang untuk setuju dengan pendapat Anda.
Dengan Anda memahami apa yang menjadi tujuan Anda ketika mengemukakan argumen, itu dapat membantu dalam menentukan premis dan bukti-bukti yang kuat untuk mencapai tujuan Anda dalam berselisih.
2. Premis
Selanjutnya adalah premis. Premis sendiri merupakan fakta atau asumsi yang dianggap benar. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), premis adalah sebuah pernyataan mengenai apa yang dianggap benar sebagai landasan kesimpulan dari sebuah pernyataan.
Dalam proses argumentasi, seseorang harus menunjukkan dan menyampaikan premis yang kuat dan valid sebelum mengeluarkan kesimpulan. Dengan adanya premis kuat ini, kesimpulan yang Anda sampaikan nantinya akan jauh lebih masuk akal dan mudah diterima.
3. Hipotesis
Jika premis adalah fakta yang benar, maka hipotesis adalah sebuah kemungkinan yang dianggap benar. Dalam berbagai pengertian, hipotesis didefinisikan sebagai pernyataan atau dugaan sementara terhadap sebuah masalah yang sifatnya masih praduga.
Nah, dalam sebuah perselisihan, hipotesis berfungsi untuk mendukung dan menguatkan premis yang seseorang sampaikan. Jika premis dan hipotesis Anda kuat, maka Anda mungkin bisa mencapai satu kesimpulan yang kuat sesuai dengan keinginan Anda.
4. Kesimpulan
Struktur selanjutnya dari argumentasi adalah kesimpulan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kesimpulan adalah sebuah hasil akhir berdasarkan uraian dan pernyataan yang telah dijelaskan sebelumnya.
Dalam perselisihan ini, kesimpulan merupakan hasil akhir dari premis dan hipotesis yang Anda sampaikan sebelumnya. Semakin kuat premis dan hipotesis Anda, maka akan semakin kuat pula kesimpulan Anda.
5. Contoh
Contoh merupakan struktur selanjutnya yang ada dalam argumentasi. Ini adalah hal yang berfungsi untuk menunjukkan bagaimana premis dan hipotesis berlaku di kehidupan sehari-hari.
Selain berfungsi untuk menunjukkan bagaimana premis dan hipotesis berlaku, adanya contoh dalam argumentasi juga akan mendukung serta menguatkan premis dan hipotesis Anda. Untuk itu, Anda bisa memberikan contoh yang valid ketika Anda sedang beradu pendapat dengan seseorang.
6. Counter Argument
Counter argument adalah sebuah argumen yang menentang argumen dari orang lain. Umumnya, struktur argumentasi ini berfungsi untuk melawan argumen orang lain karena dianggap memiliki kekuatan dan bukti yang sama kuatnya.
7. Rebuttal
Rebuttal sendiri merupakan struktur argumentasi yang terakhir. Rebuttal, dalam pengertiannya, adalah jawaban atau tanggapan untuk counter argument. Umumnya, rebuttal hadir dalam bentuk jawaban dari counter argument dengan menunjukkan bukti tambahan bahwa argumennya jauh lebih kuat daripada counter argument.
Ciri-ciri Argumentasi
Seperti yang sudah Anda ketahui sebelumnya, argumentasi adalah sebuah proses menyampaikan pendapat dengan menggunakan berbagai bukti kuat untuk mendukung pendapat tersebut. Lalu bagaimana dengan ciri-cirinya? Simak poin di bawah untuk mengetahuinya.
1. Pendapat atau Ide
Ciri-ciri perselisihan yang pertama adalah pendapat. Tentu, setiap perselisihan harus selalu memiliki pendapat maupun ide yang ingin dan harus disampaikan. Ketika Anda beradu argumen dengan orang lain, Anda dan orang ini akan saling menyatakan pendapat masing-masing.
Pendapat atau ide ini bisa dikatakan sebagai akar dari perselisihan. Karena tanpa adanya pendapat, proses perselisihan mungkin tidak akan berjalan dengan baik. Selain itu, ide maupun pendapat ini dapat berupa sesuatu yang baru maupun sesuatu yang sudah ada sebelumnya.
2. Alasan atau Bukti
Selanjutnya adalah alasan atau bukti. Dalam argumentasi, ketika Anda memiliki pendapat yang ingin Anda sampaikan, Anda harus menambahkan alasan dan bukti yang kuat. Adanya bukti ini adalah untuk mendukung pendapat yang Anda sampaikan agar jauh lebih kuat dan valid.
Setiap argumen harus memiliki landasan dan bukti yang kuat untuk mendukung sebuah pendapat. Nah, bukti-bukti dalam perselisihan ini bisa berupa fakta, data, contoh ataupun kesimpulan dari sebuah penelitian. Pastikan Anda untuk selalu menggunakan bukti valid dengan landasan yang kuat di setiap proses perselisihan.
3. Penyangkalan Terhadap Pendapat Lain
Karena perselisihan merupakan sebuah proses dimana dua orang saling menyampaikan pendapat, maka akan selalu ada penyangkalan dalam setiap perdebatan ini. Adanya penyangkalan ini menandakan bahwa argumentasi sedang berjalan dengan sangat baik.
Dalam proses perselisihan, seseorang biasanya akan mencoba untuk menyangkal pendapat orang lain dengan pendapatnya sendiri. Tujuan dari penyangkalan ini adalah untuk menunjukkan bahwa pendapatnya jauh lebih kuat dari pendapat orang lain.
4. Tujuan Meyakinkan Orang Lain
Seperti yang sudah Anda ketahui sebelumnya, perselisihan memiliki tujuan untuk meyakinkan orang lain untuk percaya terhadap sebuah pendapat. Dalam proses perselisihan, seseorang harus menyajikan bukti dan alasan yang kuat agar orang lain percaya dengan pendapatnya.
Dengan Anda menyajikan bukti yang kuat dan alasan yang rasional, maka itu akan semakin mudah bagi Anda untuk meyakinkan orang lain. Jadi, jika Anda ingin mencapai tujuan Anda saat berargumen, maka Anda harus menyiapkan bukti yang kuat.
5. Penggunaan Bahasa yang Tepat
Ciri-ciri perselisihan yang terakhir adalah penggunaan bahasa yang tepat. Tentu, saat mengemukakan argumen, Anda harus selalu menggunakan bahasa yang tepat dan sesuai dengan konteks. Hal ini bertujuan untuk membantu orang lain agar jauh lebih mudah memahami bukti dan alasan yang Anda sampaikan.
Apalagi, jika Anda ingin orang lain lebih mudah dalam menangkap maksud pendapat Anda, maka Anda harus selalu menggunakan bahasa yang tepat. Gunakan bahasa sesuai dengan siapa audiens Anda dan lokasi dimana Anda sedang menyampaikan argumen tersebut.
Hal-Hal yang Perlu Anda Perhatikan dalam Argumentasi
Dalam sebuah proses berargumen, ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan agar pendapat Anda berhasil mempengaruhi seseorang. Di bawah ini, kami telah merangkum beberapa hal yang harus Anda perhatikan ketika menyampaikan argumen Anda.
1. Tujuan
Tentu saja, hal pertama yang harus Anda perhatikan adalah tujuan Anda dalam melakukan perselisihan. Apakah itu untuk meyakinkan orang lain untuk ikut setuju dengan pendapat Anda atau hanya sebatas ingin menjelaskan sesuatu kepada orang lain? Itu semua tergantung pada diri Anda.
Oleh karena itu, sebelum Anda menyampaikan argumen atau pendapat Anda kepada orang lain, Anda harus menentukan tujuan Anda.
2. Audiens
Hal selanjutnya yang bisa menjadi perhatian Anda adalah audiens. Sebelum Anda berargumen, Anda harus memastikan dan mempertimbangkan siapa audiens Anda. Apakah mereka adalah orang yang berpengetahuan terhadap topik yang akan Anda bahas atau tidak.
Audiens menjadi hal penting yang harus Anda perhatikan karena itu dapat mempengaruhi proses argumentasi Anda. Dengan mengetahui seperti apa audiens Anda, itu akan memudahkan Anda untuk menyampaikan pendapat dengan cara yang baik dan benar sesuai kemampuan audiens.
3. Premis
Saat Anda melakukan argumen, Anda harus memastikan bahwa Anda memiliki premis yang kuat, valid, dan dapat dipertanggungjawabkan. Kenapa begitu? Karena dengan adanya premis yang kuat, maka itu akan semakin menguatkan kesimpulan yang nanti akan Anda sampaikan.
Sama seperti yang sudah kami sampaikan sebelumnya, premis adalah sebuah pernyataan yang dianggap benar dan akan menentukan kesimpulan dari argumen Anda. Jadi, tentukan premis yang kuat melalui berbagai macam bukti dan landasan yang valid.
4. Logika
Hal yang harus Anda perhatikan selanjutnya adalah logika. Dalam proses argumentasi, Anda harus menggunakan logika yang tepat ketika menyajikan pendapat Anda kepada orang lain. Kenapa? Karena itu akan memudahkan orang lain memahami maksud dari argumen yang Anda sampaikan.
Tidak hanya itu, namun penggunaan logika juga harus Anda gunakan ketika membuat kesimpulan. Anda harus memastikan bahwa kesimpulan yang Anda sampaikan nantinya merupakan kesimpulan yang sesuai dengan premis yang Anda gunakan sebelumnya.
5. Emosi
Tentu, emosi adalah sesuatu yang harus Anda kontrol saat sedang berada dalam proses perselisihan. Sebagai seseorang yang menyampaikan pendapat, Anda harus bisa menjaga objektivitas dan menyampaikan pendapat Anda dengan cara yang baik dan rasional.
Apa maksudnya? Maksudnya adalah Anda harus tetap menjaga emosi Anda dengan tidak menyampaikan pendapat secara emosional atau bahkan memojokkan orang lain agar setuju dengan pendapat Anda. Seperti kata pepatah, sesuatu yang dilakukan dengan emosi akan menghasilkan hasil yang buruk.
Jenis-jenis Argumentasi
Dalam bahasa Indonesia, argumentasi terbagi menjadi enam jenis, yaitu logis, emosional, etis, kontras, persuasif, dan eksposisi. Keenam jenis ini masing-masing memiliki perbedaannya sendiri. Berikut penjelasan mengenai keenam jenis argumentasi ini.
1. Argumentasi Logis
Jenis yang pertama adalah argumentasi logis. Ini merupakan jenis perselisihan yang dasar argumennya berdasarkan pada fakta-fakta dan data yang valid. Perselisihan logis, dalam penggunaannya memiliki tujuan untuk membuktikan sebuah kebenaran dengan memberikan bukti-bukti valid dan rasional.
2. Argumentasi Emosional
Selanjutnya adalah emosional, sebuah jenis yang semua argumennya berdasarkan pada perasaan dan emosi seseorang. Jika logis adalah perselisihan yang bertujuan untuk memengaruhi seseorang dengan bukti yang logis, maka argumentasi emosional adalah kebalikannya.
Penggunaan perselisihan emosional memiliki tujuan untuk memengaruhi orang lain agar setuju dengan pendapatnya. Untuk mencapai tujuan ini, biasanya seseorang akan menggunakan cara yang tidak rasional, yaitu dengan mempermainkan emosi orang lain.
3. Argumentasi Etis
Berikutnya ke jenis yang ketiga, yaitu argumentasi etis, yang mana adalah jenis argumennya didasari kepada nilai-nilai moral yang seseorang yakini.
Lalu apa tujuannya? Tujuan dari penggunaan perselisihan etis adalah untuk memengaruhi pendapat orang lain lewat cara-cara yang mengacu kepada nilai-nilai moral yang dianggap benar, baik oleh lingkungan maupun masyarakat.
4. Argumentasi Kontras
Jenis yang keempat adalah argumentasi kontras. Ini merupakan salah satu jenis yang argumennya berdasarkan perbandingan antara dua hal yang berbeda dari sebuah masalah. Tujuan dari argumentasi kontras ini adalah untuk menampilkan gambaran yang lebih luas mengenai satu masalah.
Dengan gambaran yang ditampilkan, ini nantinya dapat membantu orang lain untuk membuat keputusan yang jauh lebih informatif.
5. Argumentasi Persuasif
Pindah ke jenis selanjutnya, yaitu persuasif. Sama seperti namanya, jenis perselisihan ini bertujuan untuk mempengaruhi pendapat orang lain untuk setuju dengan suatu pendapat dengan menggunakan kalimat membujuk dan mengajak.
6. Argumentasi Eksposisi
Jenis yang terakhir adalah argumentasi eksposisi. Ini merupakan jenis perselisihan yang tujuannya adalah untuk memberikan informasi mengenai sebuah masalah dengan menggunakan cara yang jelas dan terorganisir.
Tidak hanya itu, namun tujuan dari jenis perselisihan ini juga untuk memberikan pemahaman yang lebih baik terhadap suatu masalah kepada orang lain.
Contoh Argumentasi Berdasarkan Jenisnya
Setelah Anda memahami pengertian dari masing-masing jenis perselisihan, kini saatnya bagi Anda untuk mengetahui contoh dari keenam jenis argumentasi ini. Harapannya, dengan contoh ini, Anda bisa mendapatkan pemahaman lebih baik mengenai istilah ini.
Di bawah ini adalah beberapa contoh dari keenam jenis argumentasi. Silakan baca sekarang juga!
1. Contoh Argumentasi Logis
Seperti yang sudah Anda ketahui, argumentasi logis merupakan jenis yang argumennya berasal dari fakta-fakta dan data-data yang valid. Berikut adalah dua contohnya:
- “Misalkan kamu menginvestasikan lebih banyak uangmu untuk membeli bahan makanan organik, maka kamu akan mendapatkan manfaat yang lebih besar dan banyak dalam jangka waktu yang panjang. Contohnya seperti kesehatan tubuh yang lebih baik dan lingkungan yang lebih bersih.”
- “Berdasarkan data-data yang terverifikasi, negara-negara yang menggunakan sistem pendidikan terbuka memiliki tingkat kemiskinan lebih rendah jika dibandingkan dengan negara-negara yang tidak menggunakan sistem pendidikan tersebut. Oleh karena itu, ada baiknya kita juga mulai menggunakan sistem pendidikan terbuka di Indonesia demi kemajuan pendidikan di negara ini.”
2. Contoh Argumentasi Emosional
Argumentasi emosional merupakan sebuah perselisihan yang memanfaatkan emosi atau perasaan orang lain untuk mengajak mereka setuju dengan argumen Anda. Berikut ini adalah beberapa contoh dari perselisihan emosional.
- “Anda harus mulai membantu kami menyelamatkan hewan-hewan yang terjebak karena kebakaran hutan. Apakah Anda tidak pernah membayangkan betapa terkejut dan sedihnya hewan-hewan ini karena harus kehilangan tempat tinggal mereka? Jadi, kapan Anda mulai mau membantu kami?”
- “Saya tidak pernah bisa membayangkan bagaimana perasaan anak-anak kita karena harus tinggal di lingkungan dan tempat yang tidak baik seperti ini. Karena itu, kita harus segera melakukan sesuatu untuk memperbaiki kondisi lingkungan di kota kita ini sekarang juga.”
3. Contoh Argumentasi Etis
Dalam argumen etis, seseorang akan mengemukakan pendapatnya berdasarkan sesuatu yang berkaitan dengan nilai-nilai moral. Tidak hanya itu, namun juga ditambah dengan alasan-alasan yang kuat dan rasional. Berikut ini adalah beberapa contoh dari argumentasi etis:
- “Penyiksaan terhadap tahanan di sebuah penjara merupakan tindakan yang tidak manusiawi karena menyangkut kemanusiaan seseorang. Meskipun penyiksaan ini mungkin dapat digunakan sebagai cara untuk mendapatkan informasi, namun hal tersebut tidak dapat dibenarkan karena menyebabkan tahanan mendapatkan penderitaan yang tidak perlu.”
- “Penggunaan hewan dalam pengujian produk kosmetik merupakan tindakan yang tidak seharusnya dilakukan karena hewan tidak memiliki kemampuan untuk memahami atau menyetujui hasil tes tersebut. Penggunaan hewan dalam pengujian kosmetik juga tidak hanya merugikan hewan tersebut, tetapi juga tidak dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi kemanusiaan.”
4. Contoh Argumentasi Kontras
Untuk membantu Anda mendapatkan seperti apa contoh dari argumentasi kontras, berikut kami telah membuat beberapa premis dan mengembangkannya menjadi argumen yang bertolak belakang dengan premis tersebut.
- Premis 1: Biaya pendidikan perguruan tinggi yang ada di negara kita sangatlah mahal, sehingga hanya orang-orang kayalah yang bisa masuk.
- Kontras: Meskipun memang benar bahwa biaya pendidikan perguruan tinggi di negara kita ini cukup tinggi, namun ada banyak program beasiswa yang tersedia di luar sana bagi siswa-siswa yang memiliki prestasi akademik yang baik.
Tidak hanya itu, namun ada juga beberapa lembaga pendidikan yang menawarkan biaya kuliah yang terjangkau bagi mereka yang memiliki masalah ekonomi. Jadi, pendidikan di perguruan tinggi tidak hanya cocok untuk orang-orang kaya, tetapi juga bagi siswa yang memiliki prestasi akademik yang baik dan membutuhkan bantuan finansial.
- Premis 2: Penggunaan plastik sekali pakai harus dilarang karena merusak lingkungan.
- Kontras: Meskipun memang benar bahwa penggunaan plastik sekali pakai dapat merusak lingkungan, tetapi ada beberapa keuntungan dari penggunaan plastik sekali pakai.
Misalnya, plastik sekali pakai dapat membantu mengurangi banyaknya penggunaan sumber daya alam, seperti kayu yang diperlukan untuk memproduksi barang-barang yang dapat digunakan berulang kali.
Lebih dari itu, plastik sekali pakai juga jauh lebih praktis dan mudah dibawa kemana-mana. Jadi, sebaiknya kita tidak sepenuhnya melarang adanya penggunaan plastik sekali pakai.
Akan tetapi, alangkah baiknya jika kita mencari cara untuk mengurangi dampak negatifnya terhadap lingkungan. Contohnya seperti dengan mengajak masyarakat agar lebih bijak dalam menggunakan plastik sekali pakai.
5. Contoh Argumentasi Persuasif
Argumentasi persuasif adalah jenis argumen yang bertujuan untuk mengajak seseorang untuk setuju dengan sebuah pendapat. Berikut adalah contoh dari argumen persuasif.
- “Mengurangi penggunaan plastik sebenarnya sangat mudah. Cukup dengan membawa tas belanja atau memilih produk yang memiliki kemasan yang dapat didaur ulang. Dengan itu, kita sudah bisa membantu mengurangi sampah plastik yang berbahaya bagi lingkungan. Ditambah lagi, dengan membuat pilihan yang bijak dalam membeli produk, kita juga bisa menghemat uang yang sebenarnya bisa digunakan untuk keperluan yang lebih penting.”
- “Memilih produk yang dibuat dengan cara yang bertanggung jawab dan ramah lingkungan adalah keputusan yang bijak. Selain membantu menjaga kelestarian dan kebersihan lingkungan, itu juga dapat membantu memperkuat industri yang bertanggung jawab serta memberikan dampak positif bagi masyarakat. Jadi, sebelum Anda membeli sesuatu, cobalah untuk mempertimbangkan apakah produk tersebut dibuat dengan cara yang bertanggung jawab atau tidak.”
6. Contoh Argumentasi Eksposisi
Dalam argumen eksposisi, seseorang biasanya akan menyampaikan pendapat atau argumen tentang sesuatu yang ingin dijelaskan, lalu mengembangkannya dengan menyajikan fakta-fakta dan informasi yang relevan. Berikut ini adalah contoh argumentasi eksposisi.
- Contoh 1:
Pendapat: Menurut saya, kebiasaan makan fast food terlalu sering bukanlah hal yang baik bagi kesehatan.
Argumen: Fast food memang cepat dan praktis, tapi juga mengandung banyak lemak, garam, dan kalori yang tinggi. Mengonsumsi makanan cepat saji secara teratur dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan obesitas.
Selain itu, fast food tidak banyak mengandung nutrisi yang diperlukan tubuh, seperti protein, vitamin, dan mineral. Oleh karena itu, mengonsumsi makanan cepat saji terlalu sering tidak baik bagi kesehatan dan sebaiknya dihindari.
- Contoh 2:
Pendapat: Saya berpendapat bahwa program pembelajaran secara online merupakan cara terbaik untuk belajar saat ini.
Argumentasi: Pembelajaran online memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan pembelajaran tatap muka. Pertama, pembelajaran online jauh lebih fleksibel karena siswa dapat belajar kapan saja dan dimana saja, asalkan terdapat koneksi internet.
Kedua, pembelajaran online juga lebih efisien karena siswa dapat memilih materi yang mereka inginkan. Oleh karena itu, saya berpendapat bahwa program pembelajaran jarak jauh merupakan cara terbaik untuk belajar saat ini.
Apakah Anda Sudah Lebih Paham Mengenai Argumentasi?
Sebagai kesimpulan dari artikel ini, argumentasi merupakan sebuah pernyataan yang tujuannya untuk meyakinkan orang lain tentang suatu pendapat. Selain itu, argumen sendiri terdiri atas premis kuat yang mendasari suatu pendapat dan juga kesimpulan hasil dari premis tersebut.
Akhir kata, semoga semua pembahasan mengenai argumentasi di artikel ini, mulai dari pengertian hingga contoh, dapat menambah wawasan Anda.