Sadarkah Anda jika suhu di bumi semakin menghangat dari tahun ke tahun? Kondisi ini merupakan akibat paling umum dari efek rumah kaca. Gas yang terdapat di atmosfer mampu menahan panas matahari sehingga panas ini terperangkap oleh atmosfer bumi. Padahal, sebagian panas seharusnya dipantulkan kembali ke permukaan bumi.
Suhu bumi yang terus meningkat ini juga terjadi karena lapisan ozon yang semakin menipis dan rusak. Padahal, Green House Effect yang normal sebenarnya juga dibutuhkan oleh bumi untuk menjaga suhu permukaannya agar tetap stabil. Mari simak penjelasan seputar rumah kaca beserta dampaknya dalam ulasan berikut ini!
Daftar ISI
Apa Itu Efek Rumah Kaca?
Efek rumah kaca atau Green House Effect merupakan peningkatan suhu permukaan bumi akibat terperangkapnya sinar matahari oleh gas karbon dioksida. Serupa dengan proses yang terjadi di dalam sebuah rumah kaca, peristiwa ini juga akan menyebabkan bumi menjadi lebih hangat dan layak untuk dihuni.
Namun, berbagai aktivitas manusia yang menghasilkan gas-gas berbahaya menimbulkan Green House Effect menjadi tidak stabil. Panas yang seharusnya dipantulkan permukaan bumi justru ditangkap oleh gas rumah kaca di atmosfer. Kondisi ini membuat bumi menjadi semakin panas dan berpotensi untuk terjadi bencana.
Semakin meningkat konsentrasi gas di atmosfer, maka berpotensi untuk meningkatkan Green House Effect juga. Gas rumah kaca ini semakin banyak karena adanya aktivitas industri yang semakin meningkat di bumi.
Gas Rumah Kaca
Ada beberapa gas yang menyebabkan efek rumah kaca. Antara lain uap air (H2O), karbon dioksida (CO2), ozon (O3), Nitrous Oksida (N2O), metana (CH4), Chloro Fluoro Carbon (CFC), dan Hydro Fluoro Carbon (HFC). Gas-gas ini disebut juga sebagai gas rumah kaca (GRK). Berikut ini penjelasannya yang lebih rinci:
1. Uap Air
Salah satu gas rumah kaca yang paling banyak mencapai atmosfer adalah uap air. Uap ini bisa berasal dari penguapan air laut, sungai, danau, proses fotosintesis tumbuhan, dan respirasi makhluk hidup lainnya. Peningkatan konsentrasi uap air juga terjadi akibat peningkatan temperatur atmosfer.
Kondisi ini kemudian berakibat pada meningkatnya dampak Green House Effect. Semakin banyak uap air yang berada di atmosfer, maka bisa menyebabkan semakin panas suhu di permukaan bumi.
2. Karbon Dioksida
Karbon dioksida yang berada di atmosfer berbentuk gas pada tekanan normal dengan konsentrasi 387 ppm. Jumlah yang normal ini berperan untuk menjaga kestabilan atmosfer. Namun, konsentrasi gas bisa berubah berdasarkan tempat dan waktu. Apabila jumlahnya terlalu besar, maka menyebabkan pencemaran udara.
Karbon dioksida di bumi umumnya dibutuhkan tanaman untuk menjalankan siklus karbon dan siklus oksigen untuk pertumbuhannya. Sementara semakin sedikit jumlah pohon di bumi, maka menyebabkan berkurangnya penyerapan karbon dioksida. Selain itu, adanya aktivitas pembakaran bahan bakar juga meningkatkan konsentrasi CO2 ini.
3. Ozon
Ozon yang terbentuk di atmosfer berasal dari reaksi kimia antara polutan dari kendaraan, pabrik, bahan bakar fosil, pembakaran, penguapan cat, dan lain sebagainya. Keberadaan gas penyebab efek rumah kaca ini bisa menyebabkan pencemaran udara dan berdampak buruk bagi kesehatan manusia.
4. Nitrous Oksida
Gas Nitrous Oksida atau Nitrogen Oksida berasal dari reaksi antara nitrogen dan oksigen karena pembakaran. Seluruh pembakaran yang terjadi tentu menghasilkan gas dan menyebabkan pencemaran udara. Jenis gas rumah kaca yang satu ini bersifat isolator panas yang kuat sebagai hasil dari pembakaran bahan bakar fosil.
5. Metana
Gas metana umumnya berasal dari proses produksi pertambangan batu bara, minyak bumi, dan gas alam. Sedangkan secara alami gas ini berasal dari proses pembusukan limbah organik dan sisa pencernaan makhluk hidup. Gas metana bersifat mudah terbakar, sehingga sering digunakan sebagai sumber energi biogas.
Konsentrasi gas metana di udara seharusnya hanya 5 persen sampai 10 persen saja. Selain itu, gas metana juga bisa dalam bentuk cair apabila berada pada tekanan 4 sampai 5 atmosfer di udara.
6. Chloro Fluoro Carbon
Anda mungkin sudah tidak asing dengan istilah CFC atau freon ini. Chloro Fluoro Carbon (CFC) merupakan senyawa organik yang mengandung karbon, klorin, dan fluorin. Gas ini berpotensi menyebabkan efek rumah kaca yang lebih buruk dibandingkan dengan gas karbon dioksida.
CFC bisa menyebabkan penipisan lapisan ozon, sehingga penggunaannya perlu dihentikan secara bertahap melalui Protokol Montreal.
7. Hydro Fluoro Carbon
HFC juga termasuk gas rumah kaca yang berkontribusi dalam pemanasan global dan perubahan iklim. Dampaknya bukan pada kerusakan lapisan ozon. Namun, gas ini dinyatakan mampu menimbulkan dampak Green House Effect ratusan kali lipat lebih besar daripada gas karbon dioksida.
Proses Terjadinya Efek Rumah Kaca
Green House Effect tentu tidak terjadi begitu saja dalam waktu singkat. Ada proses panjang yang terjadi hingga hal tersebut terbentuk. Sederhananya, sinar matahari sebagian akan dipantulkan ke bagian atmosfer, kemudian sebagian sinar matahari lainnya terperangkap di dalam rumah kaca sehingga suhu meningkat.
Proses terjadinya efek rumah kaca berawal ketika terdapat gas rumah kaca yang keluar dan membentuk lapisan menyelimuti permukaan bumi. Gas rumah kaca ini bisa berasal dari aktivitas industri di berbagai sektor. Apabila gas rumah kaca ini terlepas, maka partikel-partikelnya akan naik sampai ke lapisan troposfer.
Energi yang memantul kembali ke bumi antara lain 25 persen dipantulkan awan, 25 persen terserap awan. Lalu, 45 persen terserap permukaan bumi dan 10 persen dipantulkan lagi oleh permukaan bumi. Sinar matahari yang terpancar ke bumi berbentuk radiasi ultraviolet, lalu yang dipantulkan kembali dalam bentuk inframerah.
Gas rumah kaca ini akhirnya menyelimuti di antara bumi dan lapisan atmosfer. Sehingga menyebabkan panas bumi terus memantul dan suhunya naik hingga menghangat. Semakin banyak konsentrasi gas rumah kaca, maka semakin banyak pula panas yang terlepaskan.
Kondisi bumi yang terus menerus seperti ini akan memanas secara global, sehingga terjadi pemanasan global. Akibatnya, ada banyak sekali permasalahan yang terjadi di alam. Sebelum semuanya menjadi fatal, sebaiknya Anda mulai menyadari apa saja penyebab atau aktivitas yang memicu terjadinya Green House Effect.
Penyebab Efek Rumah Kaca
Peningkatan konsentrasi gas rumah kaca yang ada di atmosfer umumnya terjadi karena aktivitas manusia di bumi. Aktivitas ini sangat beragam, mulai dari skala rumah tangga hingga industri besar. Berikut ini beberapa penyebab Green House Effect yang perlu Anda pahami:
1. Penggunaan Bahan Bakar Fosil
Bahan bakar fosil merupakan salah satu sumber energi yang terbentuk dari sisa tumbuhan dan binatang. Jenis bahan bakar fosil antara lain adalah batu bara, minyak bumi, dan gas alam.
Bahan bakar ini termasuk yang paling banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Padahal, penggunaan bahan bakar fosil dalam jumlah besar bisa berdampak buruk pada kualitas udara dan meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer.
2. Limbah Rumah Tangga
Anda mungkin sudah tahu jika limbah rumah tangga bisa menyebabkan pencemaran lingkungan. Aktivitas rumah tangga seperti mandi dan mencuci baju tentu menghasilkan sampah. Selain itu, kotoran manusia juga menimbulkan gas metana.
Gas metana dan karbon dioksida biasanya berasal dari bakteri pengurai sampah yang menumpuk. Konsentrasi gas-gas rumah kaca ini kemudian akan semakin meningkat karena limbah rumah tangga tidak diolah dengan baik. Sementara pembersihan sampah dengan pembakaran juga akan menghasilkan gas karbon dioksida.
3. Penggundulan Hutan
Tumbuhan atau pepohonan mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Hal tersebut terjadi karena tumbuhan mampu menyerap gas karbon dioksida di udara dan menghasilkan gas oksigen dari proses fotosintesis. Dengan demikian, semakin banyak tumbuhan hijau di bumi maka kualitas udara akan sangat bersih.
Selain kemampuannya untuk menyediakan kebutuhan oksigen, pohon juga bisa menjadi katalis untuk mendinginkan bumi agar tidak terlalu panas karena pemanasan global. Sayangnya, manusia saat ini lebih banyak melakukan penggundulan hutan atau pembebasan lahan untuk aktivitas lainnya.
Penebangan pohon yang berlebihan menyebabkan berkurangnya sumber oksigen dan penyerapan gas karbon dioksida. Sementara konsentrasi gas karbon dioksida yang meningkat ini akan berpengaruh terhadap efek rumah kaca karena suhu bumi yang memanas.
4. Limbah Peternakan
Tidak hanya kotoran manusia, kotoran hewan ternak juga bisa menghasilkan gas rumah kaca, yaitu karbon dioksida dan metana. Oleh sebab itu, pelaku di bidang peternakan seharusnya melakukan pengolahan limbah kotoran dengan baik. Misalnya mengolah menjadi pupuk organik.
Pasalnya, kotoran hewan ternak yang dibiarkan begitu saja secara terus menerus bisa menyebabkan dampak buruk Green House Effect. Gas metana juga bisa Anda temukan dari bahan organik seperti pemecahan bakteri pada hasil samping peternakan. Gas rumah kaca akan terus menumpuk di atmosfer dan menyebabkan kerusakan di bumi.
5. Penggunaan Pupuk Kimia
Aktivitas pertanian juga berkontribusi menyebabkan peningkatan Green House Effect. Kandungan nitrogen oksida di dalam pupuk kimia merupakan salah satu gas rumah kaca yang berdampak buruk di atmosfer. Oleh sebab itu, sebaiknya Anda menghindari penggunaan pupuk kimia untuk menjaga lingkungan agar tidak tercemar.
6. Pencemaran Laut
Tahukah Anda, jika lautan sebenarnya berperan untuk menyerap karbon dioksida dalam jumlah yang banyak. Namun, pencemaran laut terjadi akibat pembuangan limbah industri atau aktivitas lainnya yang menimbulkan polusi di laut. Ekosistem di laut menjadi tidak seimbang dan penyerapan karbon dioksida menjadi tidak maksimal.
Padahal, hewan laut seperti fitoplankton mampu menyerap karbon dioksida dan menghasilkan oksigen sebanyak 70 persen. Karbon dioksida yang menguap begitu saja ke udara akhirnya berakibat pada pencemaran udara dan efek rumah kaca.
7. Limbah Industri
Berbagai kegiatan industri seperti industri semen, pupuk kimia, tambang batu bara, dan minyak bumi berperan penting dalam menyebabkan Green House Effect. Pasalnya, semua aktivitas industri tersebut menghasilkan gas karbon dioksida yang menimbulkan pencemaran udara.
Beberapa industri juga menggunakan bahan bakar fosil untuk pembakaran selama proses produksi. Selain itu, limbah kegiatan industri yang dibuang ke sungai atau laut juga bisa menyebabkan pencemaran laut dan gangguan ekosistem laut. Padahal, air laut yang bersih mampu menyerap karbon dioksida lebih banyak.
8. Gaya Hidup Konsumtif
Perlu Anda ketahui bahwa, kegiatan konsumsi barang secara berlebihan bisa berdampak buruk pada lingkungan. Proses produksi barang tersebut menyumbang 60 persen gas rumah kaca karena menggunakan listrik dan bahan bakar fosil.
Kebiasaan berbelanja dan menggunakan kantong plastik turut berperan dalam meningkatkan dampak buruk Green House Effect. Sampah plastik yang terus menumpuk dan terkena sinar matahari bisa mengeluarkan gas metana dan etilen. Gas ini termasuk salah satu gas rumah kaca yang bisa menangkap panas di atmosfer.
Dampak Efek Rumah Kaca
Secara umum, Green House Effect menimbulkan dampak yang sangat buruk terhadap alam. Seperti pemanasan global dan perubahan iklim yang ekstrim. Gunung es yang ada di kutub juga terus mencair sehingga menyebabkan naiknya permukaan air laut. Anda bisa mengetahui penjelasan lebih detail mengenai dampaknya berikut ini:
1. Pemanasan Global
Dampak nyata dari Green House Effect adalah pemanasan global (global warming). Pemanasan global ini menjadi ancaman besar di seluruh dunia karena bisa menghancurkan seluruh ekosistem akibat suhu bumi yang meningkat ekstrim.
Fenomena global warming ini sebagian besar terjadi karena kegiatan manusia, terutama pemanfaatan bahan bakar fosil dan pengalihan fungsi lahan yang semakin marak.
Bakteri pengurai sampah yang ada di tempat pembuangan yang semakin menumpuk juga mampu menghasilkan gas Green House Effect, yaitu karbon dioksida dan metana.
2. Meningkatnya Permukaan Air Laut
Suhu bumi yang semakin memanas juga berdampak pada meningkatnya permukaan air laut. Ini bisa terjadi karena es di kutub utara maupun selatan sedikit demi sedikit terus mencair. Kondisi es yang mencair ini juga akan mengganggu ekosistem di kutub. Permukaan air laut yang naik bahkan berpotensi menenggelamkan daerah terendah.
Dampak lain dari kenaikan permukaan air laut ini antara lain meningkatnya intensitas banjir, perubahan arus laut, kerusakan mangrove, dan ancaman terhadap kegiatan sosial ekonomi masyarakat. Jadi, efek rumah kaca tidak hanya mengganggu lingkungan, tetapi juga aktivitas manusia itu sendiri.
3. Perubahan Iklim Ekstrim
Penguapan air laut yang semakin meningkat menyebabkan beberapa tempat yang cenderung hangat menjadi lebih lembab. Uap air ini akhirnya berkumpul membentuk awan yang lebih banyak. Kelembaban yang tinggi bisa menyebabkan badai kering, curah hujan meningkat, dan penguapan air tanah yang semakin cepat.
Peningkatan intensitas hujan di beberapa wilayah bahkan bisa memicu bencana alam seperti banjir dan longsor. Sementara cuaca yang sangat panas sepanjang hari bisa memicu terjadinya kekeringan hingga kebakaran hutan. Perubahan cuaca yang tidak menentu juga dapat berpengaruh pada kesehatan manusia.
4. Gangguan Ekologis
Green House Effect juga berpotensi menyebabkan gangguan ekologis. Perubahan iklim yang ekstrim mengakibatkan hewan dan tumbuhan harus menyesuaikan diri secara cepat. Apabila tidak dapat menyesuaikan diri, maka berakibat pada kepunahan.
Tumbuhan cenderung mengubah arah pertumbuhannya dan memilih tempat tumbuh di daerah hangat. Sementara hewan bermigrasi ke tempat lain yang sesuai dengan habitatnya. Kondisi air laut yang semakin asam akibat paparan gas rumah kaca juga bisa mematikan terumbu karang atau ekosistem laut lainnya.
5. Penipisan Lapisan Ozon
Lapisan ozon yang ada di atmosfer dari tahun ke tahun mengalami penipisan dan kerusakan akibat efek rumah kaca. Penipisan lapisan ozon ini terjadi karena meningkatnya konsentrasi gas perusak ozon seperti CFC.
Lapisan ozon yang menipis ini akan menyebabkan bahaya sinar ultraviolet mencapai ke permukaan bumi. Radiasi sinar ultraviolet ini bisa berdampak buruk pada kesehatan manusia, seperti kanker kulit. Selain itu, paparan radiasi ini juga bisa membunuh sebagian besar hewan dan tumbuhan dalam jangka panjang.
6. Dampak Sosial dan Politik
Dampak Green House Effect juga sangat berpengaruh terhadap kehidupan sosial dan politik masyarakat di suatu negara. Adanya perubahan iklim yang ekstrim akibat gas rumah kaca ini bisa menimbulkan bencana. Salah satunya adalah gagal panen.
Ketika kebutuhan pangan tidak terpenuhi dalam jangka waktu yang lama, maka bisa memicu bencana kelaparan dan hingga malnutrisi. Jadi, sudah seharusnya pemerintah ikut berperan dalam menanggulangi dampak sosial dan politik yang terjadi akibat Green House Effect.
Contoh Efek Rumah Kaca
Berikut ini beberapa contoh sederhana dari aktivitas yang biasa dilakukan oleh manusia yang bisa menyebabkan Green House Effect:
1. Pemborosan Listrik
Contoh pertama dari efek rumah kaca adalah penggunaan listrik yang terlalu berlebihan. Kemajuan teknologi yang semakin pesat menyebabkan hampir seluruh aktivitas manusia tidak bisa jauh dari aliran listrik. Sementara pembangkit tenaga listrik biasanya menghasilkan limbah berupa asap karbon dioksida.
Meningkatnya produksi karbon dioksida karena pemborosan listrik ini dapat menyebabkan pencemaran udara dan atmosfer. Dengan begitu, gas rumah kaca yang berkumpul di atmosfer semakin terperangkap dan meningkat dari tahun ke tahun.
2. Pembakaran Sampah
Apakah Anda termasuk orang yang suka membersihkan sampah dengan cara pembakaran? Aktivitas yang rutin dilakukan oleh sebagian orang ini ternyata berdampak buruk pada kualitas udara di atmosfer. Proses pembakaran sampah menghasilkan gas karbon dioksida dalam konsentrasi yang cukup banyak.
Sementara gas karbon dioksida termasuk gas rumah kaca yang memenuhi atmosfer bumi. Konsentrasi gas yang tinggi menyebabkan sinar matahari yang dipantulkan keluar oleh bumi menjadi kembali memantul ke permukaan bumi. Peristiwa ini kemudian menyebabkan suhu bumi yang menghangat hingga memanas.
3. Penggunaan Tisu secara Berlebihan
Contoh lain dari efek rumah kaca dan perusakan lingkungan adalah penggunaan tisu secara berlebihan untuk kegiatan sehari-hari. Anda tentu tahu jika bahan baku pembuatan tisu adalah serat kayu. Semakin banyak produksi tisu maka semakin banyak pula penebangan pohon yang terjadi.
Berkurangnya pepohonan ini berakibat pada berkurangnya sumber penyerapan karbon dioksida. Suhu udara di siang hari juga akan terasa lebih panas apabila tidak ada pepohonan. Selain itu, sampah tisu yang terus menumpuk bisa menimbulkan gas metana akibat baunya.
4. Penggunaan Kendaraan Bermotor
Pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor juga berkontribusi dalam meningkatkan konsentrasi gas karbon dioksida di atmosfer. Semakin banyak jumlah kendaraan bermotor yang aktif di jalan raya maka semakin memperburuk kondisi atmosfer bumi. Oleh sebab itu, alangkah baiknya Anda mengurangi penggunaan kendaraan bermotor.
Cara Menanggulangi Dampak Efek Rumah Kaca
Setelah mengetahui apa saja penyebab dan dampak Green House Effect, Anda juga perlu mengetahui bagaimana cara menanggulanginya. Hal tersebut penting untuk dilakukan agar kondisi bumi tidak semakin rusak karena ulah manusia. Berikut kegiatan yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi potensi Green House Effect:
1. Reboisasi Hutan
Reboisasi atau penanaman kembali hutan merupakan salah satu solusi penting yang bermanfaat untuk menanggulangi emisi gas rumah kaca. Penanaman pohon-pohon baru bisa menghasilkan sumber penyerapan karbon dioksida dan uap air melalui proses fotosintesis tumbuhan.
Aktivitas penebangan pohon untuk beberapa kepentingan seharusnya diimbangi dengan reboisasi sehingga tidak menghilangkan fungsi utama pohon. Selain itu, produksi oksigen yang dihasilkan oleh tumbuhan hijau bisa membuat kualitas udara menjadi lebih bersih dan segar.
Jika belum bisa melakukan reboisasi secara besar-besaran, Anda bisa tetap melakukannya dengan menanam pohon atau tumbuhan lainnya di sekitar rumah.
2. Mengolah Limbah Rumah Tangga
Limbah rumah tangga seperti plastik kemasan makanan instan, sabun cuci, dan lainnya bisa Anda olah kembali menjadi berbagai macam kerajinan tangan. Dalam hal ini, Anda bisa mengajak orang-orang terdekat atau komunitas tertentu untuk melakukan kegiatan pengolahan limbah rumah tangga.
Proses daur ulang limbah dengan prinsip reduce, recycle, dan reuse juga bisa Anda terapkan untuk mengolah limbah rumah tangga secara bijak. Pada beberapa kegiatan bahkan bisa menghasilkan produk daur ulang yang lebih bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari.
3. Mengurangi Penggunaan Plastik
Penggunaan plastik untuk berbagai aktivitas sehari-hari bisa menimbulkan masalah yang serius. Mengingat bahan plastik sangat sulit terurai di tanah, namun apabila dibakar bisa menimbulkan gas karbon dioksida yang banyak. Jadi, Anda perlu membatasi penggunaan plastik dan menggantinya dengan bahan ramah lingkungan.
Anda bisa mengganti kantong plastik dengan tas kain, mengganti botol air minum sekali pakai dengan botol minum ramah lingkungan, atau hal-hal lainnya. Langkah sederhana ini sangat penting untuk mengurangi dampak efek rumah kaca dalam jangka panjang.
4. Menggunakan Pupuk Organik
Kegiatan pertanian yang menggunakan pupuk kimia secara terus menerus bisa menyebabkan kerusakan lingkungan. Hal tersebut umumnya terjadi pada pertanian dalam skala besar. Namun, Anda masih bisa beralih menggunakan pupuk organik untuk menggantikan pupuk kimia dan mendapatkan manfaat yang serupa.
Jangan khawatir, penggunaan pupuk organik secara optimal juga bisa menghasilkan hasil pertanian yang melimpah seperti saat menggunakan pupuk kimia. Menariknya, Anda juga bisa mengurangi emisi gas nitrogen oksida yang mencemari udara dengan mengganti penggunaan pupuk kimia.
5. Mengolah Limbah Peternakan
Limbah peternakan menyumbang cukup banyak untuk menghasilkan gas rumah kaca. Limbah ini menimbulkan emisi gas karbon dioksida dan metana di atmosfer. Agar bisa mengurangi dampak buruk limbah peternakan ini, Anda bisa mengolah limbah menjadi biogas.
Biogas ini nantinya bisa menjadi sumber energi alternatif pengganti bahan bakar fosil. Selain itu, Anda juga bisa menggunakan limbah peternakan berupa kotoran ternak sebagai bahan pembuatan pupuk organik. Dengan begitu, Anda bisa mendapatkan dua manfaat sekaligus untuk menanggulangi emisi gas rumah kaca.
6. Menghemat Penggunaan Listrik
Pemborosan listrik bisa memicu efek rumah kaca, mengingat sumber pembangkit tenaga listrik menggunakan batubara sehingga Anda perlu menghemat penggunaannya. Upaya ini bisa Anda terapkan dengan tidak menyalakan lampu saat siang hari, mematikan kipas angin apabila tidak diperlukan, atau kegiatan lainnya.
Meskipun terlihat sederhana, hal ini sangat penting untuk mengurangi kebutuhan listrik sehingga pemakaian batu bara sebagai sumber tenaga listrik juga tidak terlalu banyak. Dengan begitu, aktivitas menghemat listrik ini bisa mengurangi emisi gas karbon dioksida yang ada di udara.
7. Beralih ke Bahan Bakar Ramah Lingkungan
Sejauh ini, penggunaan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan masih belum banyak ditemukan di Indonesia. Salah satu contoh bahan bakar yang ramah lingkungan adalah panel surya. Bahan bakar ini dipercaya tidak menghasilkan polutan yang berbahaya bagi lingkungan.
8. Mengurangi Penggunaan Kendaraan Bermotor
Seperti yang Anda ketahui sebelumnya bahwa, kendaraan bermotor kebanyakan masih menggunakan bahan bakar fosil. Proses pembakaran yang terjadi menghasilkan gas karbon dioksida yang banyak sehingga menyebabkan polusi udara. Kendaraan bermotor juga menyebabkan kemacetan di jalan raya.
Anda bisa berkontribusi untuk mengurangi polusi udara akibat gas karbon dioksida dengan menggunakan kendaraan bermotor ketika benar-benar membutuhkan saja. Gunakan sepeda biasa atau berjalan kaki untuk menempuh jarak yang dekat. Anda juga bisa memanfaatkan transportasi umum untuk bepergian.
Sudah Tahu Apa Itu Efek Rumah Kaca?
Demikian informasi mengenai pengertian efek rumah kaca dan dampaknya bagi kehidupan di bumi. Mari kurangi aktivitas yang berpotensi menimbulkan gas rumah kaca untuk menjaga keseimbangan bumi. Pemanasan global saat ini perlu penanganan yang serius agar bumi tidak semakin rusak. Semoga bermanfaat!