Indonesia pernah dijajah oleh Belanda dan Jepang selama bertahun-tahun. Tepat pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia resmi memproklamirkan kemerdekaannya. Kemenangan ini tidak lepas dari peran pahlawan dan seluruh rakyat Indonesia. Kamu pun perlu mengetahui siapa saja tokoh sejarah tersebut.
Mengenang jasa para pahlawan yang sudah memberikan jiwa dan raganya merupakan karakter bangsa yang besar dan berbudi pekerti. Indonesia bisa merdeka bukan karena hanya satu golongan, melainkan semua rakyat yang kompak bersatu padu melawan penjajah.
Untuk memperluas wawasan sejarah Indonesia, kamu bisa mengikuti artikel ini karena akan membahas tentang pahlawan nusantara dari Aceh hingga Papua.
Daftar ISI
- Nama-Nama Tokoh Sejarah Nusantara
- 1. Cut Nyak Dien
- 2. Sisingamaraja XII
- 3. Tuanku Imam Bonjol
- 4. Mohammad Hatta
- 5. Raja Ali Haji
- 6. Pangeran Antasari
- 7. Sultan Hidayatullah II
- 8. Brigjen Hasan Basri
- 9. Raden Ajeng Kartini
- 10. Ki Hajar Dewantara
- 11. Jenderal Soedirman
- 12. Siti Hartina
- 13. Untung Surapati
- 14. I Gusti Ngurah Rai
- 15. Sultan Hasanuddin
- 16. Pierre Tendean
- 17. Robert Wolter Monginsidi
- 18. Karel Satsuit Tubun
- 19. Frans Kaisiepo
- 20. Marthen Indey
- Sudah Tahu Siapa Saja Tokoh Pahlawan dari Nusantara?
Nama-Nama Tokoh Sejarah Nusantara
Di bawah ini merupakan sejumlah nama pahlawan nasional dari seluruh wilayah nusantara, baik yang terkenal maupun yang jarang diketahui.
1. Cut Nyak Dien
Pahlawan wanita yang berasal dari Tanah Rencong yaitu Cut Nyak Dien. Beliau merupakan keturunan bangsawan dari Kerajaan Aceh yang lahir pada tahun 1848. Pada masanya, ayah Cut Nyak Dien memiliki jabatan yang setara dengan kepala pemerintahan tingkat kabupaten yang disebut dengan Uleebalang.
Cut Nyak Dien menikah dengan Teuku Umar yang notabene juga seorang pahlawan nasional. Beliau berdua kompak melawan penjajah agar pergi dari nusantara. Cut Nyak Dien dan Teuku Umar melakukan perjuangannya selama 20 tahun secara gerilya.
Beliau memiliki peran yang sangat besar dalam menggerakkannya suaminya hingga menjadi seorang pahlawan. Malangnya, pada tahun 1899 Teuku Umar meninggal akibat ditembak oleh Belanda.
Hal ini tidak membuat Cut Nyak Diet takut dan menyerah karena beliau terus melakukan upaya perlawanan. Fisiknya yang mulai lemah, membuat pahlawan dari Tanah Rencong ini ditangkap oleh penjajah. Penjajah mengasingkan beliau ke tanah Jawa hingga wafat.
2. Sisingamaraja XII
Tokoh yang namanya juga lumayan sering disebut dalam sejarah Indonesia yaitu Sisingamangaraja XII. Beliau merupakan raja asal Sumatera Utara yang memiliki peran besar dalam memimpin masyarakat Batak untuk melawan penjajah.
Menurut sumber sejarah, Belanda masuk ke tahan Sumatera Utara bertepatan ketika Sisingamaraja dinobatkan sebagai raja ke-12. Tujuan Belanda memasuki kawasan Bakkara yaitu untuk memonopoli perdagangan. Hal ini tentu membuat Sisingamaraja XII tidak tinggal diam.
Beliau melakukan perang dan perlawanan yang terjadi selama puluhan tahun. Sayangnya, perjuangan Sisingamaraja XII harus terhenti ketika peluru dari senapan Belanda bersarang di badannya. Peristiwa penembakan tersebut terjadi di Dairi dan Batak pun jatuh ke tangan Belanda.
3. Tuanku Imam Bonjol
Kamu tentu tidak asing dengan nama pahlawan nasional Tuanku Imam Bonjol, kan? Sebab, gambarnya diabadikan di uang nasional pecahan Rp5.000,00. Pahlawan asal Sumatera ini mempunyai nama asli Muhammad Shahab. Selain itu, berliau juga memiliki nama lain, yaitu Peto Syarif dan Malim Basa.
Tuanku Imam Bonjol merupakan seorang pemimpin perang yang terkenal dengan sebutan Perang Padri. Perang Padri ini berlangsung selama 35 tahun, yaitu mulai dari 1803-1838. Selama berjuang membebaskan Indonesia dari kemerdekaan, beliau ditangkap oleh Belanda kemudian diasingkan.
4. Mohammad Hatta
Tokoh proklamator yang sekaligus pendamping dari presiden RI pertama, yaitu Mohammad Hatta, merupakan pahlawan nasional yang berasal dari Sumatera Barat. Pahlawan yang lebih dikenal dengan nama Bung Hatta ini namanya juga sering dijadikan untuk nama-nama jalan serta bandara Internasional.
Jasa beliau untuk bangsa Indonesia sangatlah besar karena juga dikenal sebagai Bapak Koperasi Indonesia. Hal ini lantaran beliau mempunyai latar belakang ilmu ekonomi dan merupakan ekonom handal.
Wakil presiden RI pertama ini juga memiliki ketertarikan yang sangat tinggi dalam membaca. Beliau selalu membawa buku-buku bacaan, bahkan ketika dalam pengasingan sekalipun.
5. Raja Ali Haji
Pahlawan asal Sumatera yang juga mendapatkan gelar Bapak Bahasa Indonesia adalah Raja Ali Haji atau RAH. Beliau resmi menyandang gelar pahlawan pada 10 November 2004. Beliau juga merupakan keturunan ningrat dan bekerjasama dengan Belanda. Tujuannya adalah agar bangsa Indonesia mendapatkan pendidikan.
Adapun karya beliau yang sangat terkenal yaitu Gurindam 12. Melalui karyanya tersebut, beliau mengajarkan kebaikan dan nilai-nilai moral yang bisa diterapkan untuk sesama manusia dan juga kepada tuhannya.
6. Pangeran Antasari
Jika kamu pernah membaca sejarah perang Banjar, tentu familiar dengan Pangeran Antasari. Beliau lahir di Kayu Tangi yang berada di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Beliau merupakan seorang sultan yang memiliki nama kecil Gusti Inu Kertapati.
Pangeran Antasari melanjutkan perjuangan Sultan Hidayatullah dalam menyerang Belanda. Pada tanggal 25 April 1859, Pangeran Antasari memimpin Perang Banjar dengan membawa 300 pasukan. Penyerangan tersebut dilakukan di tambang batu bara di Pengaron yang dikuasai Belanda.
Beliau meninggal pada usia 75 tahun karena penyakit cacar dan paru-paru. Putranya yang bernama Muhammad Sema melanjutkan perjuangan beliau dalam mengusir penjajah dari tanah Banjar.
7. Sultan Hidayatullah II
Tokoh lainnya yang berperan besar dalam Perang Banjar adalah Sultan Hidayatullah. Beliau lahir di Martapura pada tahun 1822. Sejak tahun 1859 hingga 1862, beliau menjadi seorang pemimpin kesultanan Banjar.
Beliau mempunyai sifat anti-imperialisme, sehingga sering melakukan upaya pengusiran terhadap para penjajah. Hal inilah yang mendorong beliau untuk memimpin Perang Banjar. Belanda berhasil menangkap Sultan Hidayatullah beserta keluarganya dalam perang tersebut dan mengasingkan beliau ke Cianjur.
Cianjur merupakan saksi bisu Sultan Hidayatullah menghabiskan sisa hidupnya. Beliau wafat pada tahun 1904 di Cianjur, Jawa Barat.
8. Brigjen Hasan Basri
Kalimantan Selatan juga mempunyai pemimpin militer yang sangat berjasa terhadap kemerdekaan Indonesia, yaitu Brigjen Hasan Basri. Beliau lahir pada 17 Juni 1923 di Kandangan, Hulu Sungai Selatan. Brigjen Hasan Basri dikenal sebagai Bapak Gerilya Kalimantan.
Selain itu, beliau juga mendirikan Batalyon ALRI Divisi IV yang berada di Kalimantan Selatan. Beliau banyak menuntut ilmu di sekolah Islam di Jawa Timur. Bahkan, setelah Indonesia merdeka, beliau tinggal di Surabaya karena sangat aktif mengikuti organisasi pemuda Kalimantan.
Hasil dari bergabung dengan organisasi pemuda Kalimantan, beliau berhasil menyusup dan pulang ke kembali ke Kalimantan Selatan. Beliau akan menyerang Belanda dengan menjadi seorang pemimpin Laskar Syaifullah.
9. Raden Ajeng Kartini
Tokoh dalam sejarah Indonesia berikutnya adalah Raden Ajeng Kartini atau RA Kartini. Berkat beliau, wanita kini mempunyai kesempatan yang sama dengan kaum laki-laki. RA Kartini merupakan pahlawan nasional wanita yang lahir di Jepara dan wafat di Rembang, Jawa Tengah.
Ibu Kartini mampu menghadirkan emansipasi karena beliau gemar belajar dan mendapatkan inspirasi dari wanita-wanita Eropa. Beliau pun sering menulis dan mengirimkan tulisan tersebut ke De Hollandsche Lelie yang merupakan majalah wanita Belanda.
Keinginan RA Kartini untuk memajukan wanita Indonesia pun mendapatkan dukungan dari suaminya, yaitu KRM Adipati Ario Singgih Djojoadiningrat yang merupakan Bupati Rembang. Beliau memberikan RA Kartini izin untuk mendirikan sekolah wanita.
Adapun karya RA Kartini yang kemudian diterbitkan setelah beliau meninggal yaitu “Dari Kegelapan Menuju Cahaya”. Hal ini menyiratkan bahwa wanita Indonesia mulai mendapatkan pencerahan dengan diperbolehkannya mendapatkan pendidikan yang sama dengan laki-laki.
10. Ki Hajar Dewantara
Pahlawan yang juga memberikan dampak cukup besar terhadap pendidikan di Indonesia adalah Ki Hajar Dewantara. Beliau lahir pada tahun 1922 di Pakualaman, Jawa Tengah dan mempunyai nama kecil Raden Mas Soewardi Soerjaningrat.
Ki Hajar Dewantara berkeinginan supaya warga pribumi juga mempunyai kesempatan yang sama dengan bangsawan Belanda dalam menuntut ilmu. Alhasil, beliau mendirikan Perguruan Taman Siswa.
Sebagai tokoh pelopor pendidikan untuk kaum pribumi, beliau pun mendapatkan kesempatan untuk menjadi menteri pendidikan yang pertama pada masa kepemimpinan Presiden Ir. Soekarno.
Ki Hajar Dewantara juga meninggalkan slogan yang terus melekat dan digunakan di kementerian pendidikan, yaitu Tut Wuri Handayani.
11. Jenderal Soedirman
Jawa Tengah juga mempunyai pahlawan nasional bergelar jenderal, yaitu Jenderal Soedirman. Keberhasilannya dalam memimpin perang di Ambarawa membuat beliau mendapatkan gelar Panglima Besar Tentara Nasional Indonesia. Pertempuran Ambarawa tersebut berhasil memukul mundur Sekutu.
Semangatnya dalam memerangi penjajah di tanah Jawa sangat tinggi. Bahkan, beliau tetap melakukan perang gerilya meskipun dalam kondisi sakit. Salah satu putra terbaik bangsa ini pun gugur dalam usia yang masih muda, yaitu 34 tahun.
Beliau wafat pada tahun 1950, tepat pada tanggal 29 Januari. Taman makam pahlawan nasional Kusuma Negara yang berada di Yogyakarta menjadi peristirahatan terakhir sang jenderal.
12. Siti Hartina
Ibu Tien Soeharto atau istri dari presiden RI kedua juga masuk ke dalam jajaran tokoh pahlawan nasional. Beliau mempunyai nama asli Siti Hartina dan lahir di Surakarta, Jawa Tengah.
Gelar pahlawan tersebut didapatkan setelah beliau wafat pada tahun 1996. Peran Bu Tien Soeharto dalam kemerdekaan RI yaitu membantu dapur umum dan Palang Merah. Sebagai ibu negara, Bu Tien Soeharto juga memegang peran penting dalam karir mantan Presiden Soeharto.
Beliau juga merupakan penggerak kongres wanita dan mendukung larangan poligami. Dukungan ini pun diwujudkan dengan dibentuknya perpu Nomor. 10 Tahun 1983. Isi perpu tersebut secara tegas melarang anggota PNS melakukan poligami.
13. Untung Surapati
Bali juga mempunyai banyak pahlawanan nasional, salah satunya adalah Untung Surapati. Beliau adalah rakyat jelata yang mempunyai nama asli Surawiroaji. Beliau kemudian pindah ke Pasuruan, Jawa Timur, dan berhasil mendapatkan jabatan, yaitu penguasa Pasuruan.
Pahlawan kelahiran Bali tahun 1660 ini kerap terlibat dalam pertempuran memerangi VOC. Untung Surapati berhasil membunuh Kapten Track dan 74 orang VOC pada tahun 1686.
Untung Surapati meninggal dalam pertempuran yang terjadi pada 17 Oktober 1706. Pertempuran tersebut berlangsung di Bangil yang merupakan serangan gabungan dari Mataram dan VOC.
14. I Gusti Ngurah Rai
Pertempuran melawan Belanda juga pernah terjadi di Bali yang dikenal dengan Perang Puputan Margarana pada tahun 1946. Makna puputan adalah perang hingga tetes darah penghabisan. Perang tersebut dipimpin oleh pahlawan asal Bali, I Gusti Ngurah Rai.
Beliau lahir pada tanggal 30 Januari 1917 di Carangsari, Bali. Dalam perang Puputan Margarana tersebut, I Gusti Ngurah Rai dan 95 pasukannya gugur. Pada saat itu, beliau berusia 29 tahun.
Berkat jasanya yang besar tersebut, nama beliau diabadikan menjadi sebuah nama bandar udara nasional di Bali, yakni Bandara I Gusti Ngurah Rai.
15. Sultan Hasanuddin
Tokoh sejarah lainnya yang juga berjasa dalam memperjuangkan kemerdekaan RI adalah Sultan Hasanuddin yang berasal dari Makassar, Sulawesi Selatan. Beliau yang mendapatkan julukan “ayam jantan dari timur” ini lahir pada tanggal 12 Januari 1631.
Sebagai putra kedua dari Kerajaan Gowa, beliau juga memiliki semangat yang gigih dan darah pahlawan yang mendidih. Kerajaan Gowa diserang oleh pasukan VOC yang dibantu oleh Kerajaan Bone pada tahun 1660. Meskipun pada akhirnya perang tersebut berakhir dengan perdamaian, namun Sultan Hasanuddin merasa dirugikan.
Hal tersebut kemudian mendorong Sultan Hasanuddin untuk menghancurkan dua kapal milik Belanda. Belanda pun tidak tinggal diam karena kemudian mendesak Sultan Hasanuddin dengan mengirimkan Cornelis Speelman. Akibat dari desakan tersebut, muncullah Perjanjian Bongaya.
Sultan Hasanuddin wafat pada usia yang tergolong masih muda, yakni 39 tahun. Hal ini pun menjadi mengakhiri perjuangannya dalam mempertahankan Kerajaan Gowa dari penjajah Belanda.
16. Pierre Tendean
Pierre Tendean merupakan pahlawan nasional yang memiliki keturunan darah Perancis. Beliau berasal dari Sulawesi dan termasuk ke dalam pahlawan revolusi. Pada masa itu, Pierre Tendean menjabat sebagai ajudan dari Jenderal besar TNI Abdul Haris Nasution.
Bersama dengan enam jenderal lainnya, beliau gugur pada peristiwa sejarah G30S PKI. Pierre Tendean pun resmi mendapatkan gelar sebagai pahlawan revolusi pada 5 Oktober 1965.
17. Robert Wolter Monginsidi
Pahlawan asal Sulawesi Utara yang aktif melakukan upaya pemberontakan terhadap Belanda adalah Robert Wolter Monginsidi. Beliau lahir pada tanggal 14 Februari 1925 dan wafat di usia yang sangat muda, yaitu pada tahun 1949.
Sebelum mendirikan LAPRIS atau Laskar Pemberontakan Rakyat Indonesia Sulawesi, beliau juga berpartisipasi dalam melawan tentara NICA yang berada di Makassar. Meskipun beberapa kali berhasil lolos dari tangkapan Belanda, namun pada akhirnya, beliau tertangkap dan mendapatkan hukuman mati.
18. Karel Satsuit Tubun
Karet Satsuit Tubun merupakan seorang polisi yang masuk ke dalam daftar pahlawan revolusi. Asal beliau yaitu dari Maluku dan lahir pada tanggal 14 Oktober 1928. KS Tubun adalah korban dari peristiwa G30S PKI.
Pada saat peristiwa tersebut, beliau berjaga di rumah Dr. Leiman. Para anggota PKI tiba-tiba menyerang rumah Dr. Leiman dan menyekap para pengawal. Beliau kemudian segera bangun dari tidurnya ketika mendengarkan kegaduhan. Sontak, pasukan PKI langsung menghujani beliau dengan peluru.
19. Frans Kaisiepo
Putra bangsa dari Papua juga turut andil dalam mengupayakan kemerdekaan Indonesia. Frans Kaisiepo adalah pahlawan berdarah Papua yang mulai dikenal masyarakat luas setelah gambarnya digunakan pada pecahan uang Rp10.000,00.
Beliau merupakan orang yang menggagas supaya nama Papua diganti menjadi Irian pada konferensi Malino tahun 1946. Tak hanya menjadi orang pertama yang mengusulkan penggantian nama Papua, beliau juga menjadi orang pertama yang mengibarkan sang Dwi Warna di Tanah Papua.
Pada tahun 1964-1973, beliau menjabat sebagai Gubernur Papua. Untuk mengenang jasanya terhadap bangsa Indonesia, maka nama Frans Kaisiepo juga diabadikan menjadi nama bandara di Biak.
20. Marthen Indey
Pahlawan Papua yang lainnya yang berjasa dalam mempertahankan Irian Barat agar tetap menjadi bagian dari kesatuan Indonesia adalah Marthen Indey. Meskipun mempunyai latar belakang sebagai tentara Belanda di Papua, namun beliau sepenuhnya mendukung Indonesia.
Hal ini beliau buktikan dengan melakukan pemberontakan pada Desember 1945 melawan Belanda. Akibat dari pemberontakan tersebut, Belanda menawan Marthen Indey selama 3 tahun di hulu Digul.
Perjuangannya dalam mempertahankan wilayah Irian Barat untuk tanah air membuatnya diberikan kesempatan untuk menjadi anggota MPRS (Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara).
Sudah Tahu Siapa Saja Tokoh Pahlawan dari Nusantara?
Itulah 20 daftar nama tokoh pahlawan yang berasal dari Aceh hingga Papua. Beliau semua mempunyai tujuan dan semangat juang yang sama yaitu mengusir para penjajah yang ingin menguasai bumi Indonesia.
Tak hanya berasal dari kalangan rakyat jelatah, bahkan beliau-beliau juga berasal dari golongan bangsawan atau kesultanan kerajaan.
Beliau-beliau tersebut layak menyandang gelar pahlawan karena memang memberikan seluruh tumpah darah untuk bangsanya. Sebagai generasi bangsa, kita pun wajib untuk mengetahui nama-nama pahlawan tersebut dan terus mengenang jasanya.