Konjungsi Penerang: Pengertian, Jenis, dan Contohnya

Dalam bidang kepenulisan dan komunikasi, kamu terkadang secara tak sadar membutuhkan kata penghubung atau konjungsi untuk memperjelas hubungan antar kalimat. Kata konjungsi dalam Bahasa Indonesia terbagi ke dalam beberapa golongan, salah satunya adalah konjungsi penerang. 

Jenis konjungsi ini memainkan peran penting dalam memperkaya teks dan membangun kekuatan komunikasi tertulis. Ketahui informasi selengkapnya seputar kata hubung penerang dalam artikel berikut ini.

Apa Itu Konjungsi Penerang?

Konjungsi penerang adalah kata atau frasa penghubung yang digunakan untuk menghubungkan klausa atau kalimat dengan tujuan menjelaskan hubungan antara ide-ide dalam kalimat tersebut. Ibaratnya, kamu menghubungkan induk kalimat dengan anak kalimat, agar menciptakan satu kalimat yang saling berhubungan. 

Kata hubung penerang dapat membantu memperjelas alur pikiran serta membangun kekuatan komunikasi tertulis dengan menyampaikan hubungan sebab-akibat, perbandingan, kontras, urutan waktu, dan lain sebagainya. 

Itu artinya, konjungsi ini tidak ditujukan untuk menghubungkan suatu objek dan menjelaskan keseluruhan makna kata.

Penggunaan kata hubung penerang yang tepat dan efektif dapat membantu meningkatkan kejelasan, keselarasan, dan kekuatan antar kata, agar lebih mudah dimengerti. 

Sehingga, penulis dapat membantu pembaca atau pendengar untuk memahami alur pikirannya dengan lebih mudah, memperkuat penyampaian argumen, dan menyampaikan pesan secara lebih terperinci.

Jenis Konjungsi Penerang dan Contohnya

Ada beberapa jenis kata hubung penerang yang sering digunakan dalam Bahasa Indonesia, antara lain: 

1. Konjungsi Penyebab dan Akibat

Jenis konjungsi ini berguna untuk menyampaikan hubungan penyebab dan akibatnya dalam suatu peristiwa atau pernyataan. Kata penghubung yang termasuk ke dalam konjungsi sebab-akibat adalah “karena”, “sebab”, “oleh karena itu”, “akibatnya”, “lantaran”, dan “sehingga”. 

Berikut ini adalah contoh kalimat yang menggunakan jenis konjungsi sebab dan akibat:

  • Saya tidak bisa datang ke acara halal bihalal, karena ada urusan mendesak.
  • Dia tidak belajar, sehingga nilainya menurun.
  • Anak kecil itu menangis, sebab ia kehilangan mainan kesayangannya.
  • Marta mengalami kelelahan dan kekurangan tidur. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk mengambil cuti beberapa hari.
  • Pemerintah mengumumkan kebijakan baru tentang pajak properti. Akibatnya, harga rumah di daerah tersebut mengalami penurunan.

2. Konjungsi Perbandingan

Konjungsi perbandingan adalah kata penghubung yang digunakan untuk membandingkan dua hal atau mengungkapkan perbedaan antara dua hal. Jenis kata konjungsi perbandingan adalah “seperti”, “sama seperti”, “seperti halnya”, “bagaikan”, “ibarat”, “sedangkan”, dan “berbeda dengan”. 

Berikut ini adalah contoh kalimat yang menggunakan konjungsi perbandingan:

  • Ia berlari cepat seperti cheetah, sementara saya berjalan pelan.
  • Anak itu memiliki kecerdasan yang luar biasa, sama seperti ayahnya yang merupakan seorang profesor.
  • Suara piano yang dimainkan oleh Sarah mengalun indah, bagaikan aliran air yang menenangkan.
  • Keberanian dan ketekunan mereka adalah ibarat api yang tak pernah padam.
  • Saya suka musik klasik, sedangkan saudara saya lebih suka musik rock.

3. Konjungsi Kontras atau Pertentangan

Konjungsi penerang selanjutnya adalah konjungsi kontras atau pertentangan. Jenis konjungsi ini berguna dalam menunjukkan satu kalimat yang memiliki perbedaan atau pertentangan antara dua hal. 

Kata penghubung yang termasuk sebagai konjungsi kontras, yakni “tetapi”, “namun”, “walaupun”, “akan tetapi”, “meskipun”, “sebaliknya”, “sedangkan”, dan “sementara itu”. Berikut ini adalah contoh kalimat yang menggunakan jenis konjungsi kontras:

  • Saya sangat lelah, namun saya harus tetap menyelesaikan tugasnya.
  • Dia sangat pintar, tetapi seringkali kurang percaya diri.
  • Saya berencana untuk membeli mobil baru. Tetapi sebaliknya, saya memutuskan untuk menghemat uang dan menggunakan transportasi umum.
  • Ibu sedang memasak makan malam. Sementara itu, ayah sedang membersihkan meja.

4. Konjungsi Waktu

Jenis konjungsi yang satu ini berguna untuk menyusun peristiwa atau ide dalam keterangan urutan waktu yang teratur. Kata penghubung yang termasuk ke dalam konjungsi urutan waktu adalah “kemudian”, “setelah itu”, “pada akhirnya”, “sebelumnya”, dan “ketika”. 

Berikut ini adalah contoh kalimat yang menggunakan jenis konjungsi waktu:

  • Saya bangun pagi, kemudian mandi dan akhirnya pergi ke kantor.
  • Kakak akan menyelesaikan kuliahnya tahun ini. Setelah itu, kakak berencana untuk mencari pekerjaan.
  • Ketika Salma masih kecil, ia sering bermain di taman dekat rumah.
  • Sebelumnya, Kevin telah menyelesaikan proyek serupa dengan sukses.

5. Konjungsi Aditif atau Tambahan

Konjungsi aditif adalah kata penghubung yang digunakan untuk menambahkan informasi tambahan atau argumen. Sehingga, dapat menghubungkan dua frasa, kalimat, klausa, atau paragraf yang memiliki kedudukan sederajat atau setara.

Jenis kata konjungsi aditif, yaitu “juga”, “selain itu”, “dan”, “serta”. Berikut ini adalah contoh kalimat yang menggunakan konjungsi aditif:

  • Dia pintar dan rajin belajar.
  • Ibu berencana memasak sayur sop serta ayam goreng hari ini.
  • Reni pergi ke supermarket untuk membeli buah-buahan dan juga sayur-mayur.
  • Ayah adalah seorang pembicara yang berpengalaman. Selain itu, ayah juga seorang penulis terkenal.

6. Konjungsi Disjungtif atau Pilihan

Konjungsi penerang berikutnya adalah konjungsi disjungtif atau konjungsi pilihan. Jenis konjungsi ini berguna dalam menyampaikan pilihan atau alternatif antara dua hal yang sederajat, namun berlawanan. 

Kata penghubung yang termasuk sebagai konjungsi disjungtif, yakni “atau”, “ataupun”, dan “maupun”. Berikut ini adalah contoh kalimat yang menggunakan jenis konjungsi disjungtif:

  • Apakah Anda mau teh atau kopi?
  • Anda bisa memilih makan di restoran ataupun memesan makanan untuk dibawa pulang.
  • Sisca akan membeli ketoprak untuk adik maupun kakaknya.

7. Konjungsi Final atau Tujuan

Jenis konjungsi ini berguna untuk menyampaikan tujuan atau maksud dari suatu tindakan atau pernyataan. Kata penghubung yang termasuk ke dalam konjungsi final atau konjungsi tujuan adalah “agar”, “supaya”, “dengan maksud”, dan “untuk”. Berikut ini adalah contoh kalimat yang menggunakan jenis konjungsi final:

  • Saya rajin belajar dengan maksud agar bisa lulus ujian dengan baik.
  • Anggi berolahraga setiap hari untuk menjaga kesehatannya.
  • Ronaldo berlatih setiap hari supaya dapat menjadi pemain sepak bola yang handal.
  • Mereka mengadakan rapat dengan maksud untuk membahas rencana bisnis baru.

8. Konjungsi Syarat

Konjungsi syarat adalah jenis konjungsi penerang yang digunakan untuk menyampaikan syarat atau kondisi yang harus dipenuhi, agar suatu peristiwa atau tindakan dapat terjadi. 

Kata penghubung ini membantu menghubungkan kalimat atau klausa yang menyatakan syarat dengan kalimat atau klausa yang menggambarkan konsekuensi atau hasil dari pemenuhan syarat tersebut.

Jenis kata konjungsi syarat adalah “jika”, “apabila”, “kalau”, “asalkan”, “bila”, dan “apabila”. Berikut ini adalah contoh kalimat yang menggunakan konjungsi syarat:

  • Jika Anda belajar dengan sungguh-sungguh, Anda akan berhasil.
  • Apabila cuaca cerah, kita akan pergi ke pantai.
  • Kalau Rita datang lebih awal, mereka bisa berbincang sebentar.
  • Adik bisa ikut ke pesta, asalkan adik membawa hadiah.
  • Bila Anda membutuhkan bantuanku, beritahu saja.

9. Konjungsi Tak Bersyarat

Konjungsi penerang berikutnya adalah konjungsi tak bersyarat. Berkebalikan dengan konjungsi syarat, jenis konjungsi ini berguna dalam menghubungkan kalimat tanpa ada syarat atau kondisi yang disertakan.

Kata penghubung yang termasuk sebagai konjungsi kontras, yakni “meskipun”, “biarpun”, dan “walaupun”. Berikut ini adalah contoh kalimat yang menggunakan jenis konjungsi tak bersyarat:

  • Nia tetap optimis, meskipun menghadapi banyak rintangan dalam hidupnya.
  • Walaupun lelah, Andra tetap melanjutkan perjalanan menuju puncak gunung.
  • Biarpun kurang tidur semalam, Pak Satrio tetap tampil energik di rapat pagi.

10. Konjungsi Pelengkap

Jenis konjungsi penerang terakhir yang juga harus kamu ketahui adalah konjungsi pelengkap. Konjungsi ini digunakan untuk melengkapi atau menyambungkan informasi tambahan dalam suatu kalimat. 

Macam-macam kata konjungsi pelengkap adalah “yaitu”, “yakni”, “adalah”, dan “meliputi”. Berikut ini adalah contoh kalimat yang menggunakan jenis konjungsi pelengkap:

  • Beberapa negara ASEAN, yaitu Indonesia, Malaysia, dan Thailand, bekerja sama dalam proyek ini.
  • Rumah Adit relatif jauh dari kantornya, yakni di Malang.
  • Pendidikan adalah kunci meraih kesuksesan di masa depan.

Sudah Paham dengan Penggunaan Konjungsi Penerang yang Tepat?

Itu dia penjelasan lengkap mengenai apa itu konjungsi penerang, jenis-jenis beserta contoh kalimat yang menggunakan kata hubung penerang. Semoga artikel ini bisa membuat kamu menjadi lebih paham akan peran penting kata penghubung dalam memperkaya makna teks dan membangun kekuatan komunikasi tertulis.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page