Jangan Keliru! Ini Pengertian Konjungsi Kronologis hingga Contohnya

Konjungsi kronologis merupakan salah satu jenis konjungsi dalam bahasa Indonesia. Adapun penggunaan jenis konjungsi yang satu ini sendiri menjadi sesuatu yang wajib. Khususnya pada proses penyusunan teks-teks dalam Bahasa Indonesia. Contohnya seperti pada teks eksplanasi.

Lantas, sebenarnya apa yang dimaksud yang konjungsi kronologis? Simak ulasan lengkap tentang pengertian, ciri, jenis, hingga contoh konjungsi tersebut dalam artikel di bawah ini!

Pengertian Konjungsi Secara Umum

Sebenarnya konjungsi atau dikenal juga sebagai kata hubung merupakan sebuah kata yang bisa menghubungkan dua kata, dua frasa, dua kalimat, ataupun dua paragraf yang keduanya berbeda. Secara umum, ciri khusus dari kalimat yang menggunakan konjungsi adalah pada tata letaknya.

Sebab, peletakkan konjungsi atau kata hubung tidak pernah berada di akhir kalimat. Tidak hanya itu saja, konjungsi juga tidak selalu diikuti dengan kata benda atau nomina.

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, konjungsi memiliki arti sebagai sebuah kata ataupun ungkapan penghubung antarkata, antarklausa, antarfrasa, ataupun antarkalimat.

Kemudian, menurut Anton Moeliono, konjungsi merupakan kata tugas yang mempunyai fungsi untuk menghubungkan dua satuan bahasa yang mana keduanya mempunyai derajat yang sama.

Nah, satuan bahasa ini bisa berupa pasangan kata dengan kata, frasa dengan frasa, atau bahkan klausa dengan klausa. Penggunaan satuan bahasa ini juga bisa yang mana saja, selagi mempunyai derajat yang sama.

Berbeda halnya menurut pendapat Sumarlan yang menyatakan bahwa konjungsi merupakan suatu kohesi gramatikal yang digunakan dengan cara menghubungkan satu unsur dengan unsur yang lainnya di dalam suatu kalimat.

Kemudian Chaer juga berpendapat bahwa konjungsi merupakan kata-kata yang digunakan untuk menghubungkan satu kata dengan kata yang lain, satu klausa dengan klausa yang lain, hingga satu kalimat dengan kalimat lainnya.

Terakhir, Keraf berpendapat bahwa pengertian konjungsi merupakan kata yang menghubungkan kata ataupun kalimat yang ada di dalam suatu wacana.

Jadi, kata konjungsi ini adalah kata yang akan menghubungkan dua satuan bahasa dengan derajat yang sama atau bahkan setara. Tak hanya itu, konjungsi juga mempunyai peran atau fungsi yang tentu saja sangat penting dalam kedudukan di suatu kalimat atau paragraf.

Hal ini karena nantinya kata konjungsi tersebut akan membuat dua kalimat yang berbeda menjadi terlihat lebih padu serta mudah untuk dipahami oleh pihak si penerima informasi. Sebab, setiap jenis kata dari tiap kata penghubung atau konjungsi tersebut mempunyai fungsi atau kegunaan yang berbeda-beda.

Pengertian Konjungsi Kronologis

Konjungsi kronologis merupakan sebuah konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih, yang secara umum menggambarkan tentang adanya urutan waktu dalam sebuah kejadian. 

Sedangkan menurut Abdul Chaer, kata hubung kronologis adalah pengurutan yang digunakan untuk menghubungkan satu klausa dengan klausa lainnya dalam konteks berupa urutan beberapa kejadian atau peristiwa yang disusun secara kronologis.

Adapun kata hubung kronologis juga disebut sebagai konjungsi temporal. Dalam teks Bahasa Indonesia, konjungsi ini dijadikan sebagai bagian dari kaidah kebahasaan, khususnya pada jenis teks eksplanasi. 

Hal ini karena teks eksplanasi memiliki pola kronologis yang tentu saja akan banyak menggunakan keterangan waktu yang saling berurutan pada setiap kalimatnya.

Meski begitu, kata hubung kronologis tidak hanya sebatas pada oleh sebab itu, sehingga, kemudian, dan sejenisnya. Akan tetapi, jenis konjungsi yang satu ini juga dapat berupa nama hari atau bahkan bulan untuk bantu menerangkan urutan waktu kejadian dalam kalimat yang ditulis.

Contohnya seperti Hari Senin, minggu depan, tahun ini, bulan Maret, dan lain sebagainya.

Apabila sudah diterangkan dalam kalimat utama yang menjelaskan mengenai urutan kejadian, maka biasanya kata hubung kronologis tersebut akan disisipkan dengan tanda baca. 

Namun, kondisi ini berlaku hanya jika diperlukan saja. Tujuanya adalah agar kalimat yang ingin disampaikan tidak memiliki makna ganda dan tetap sesuai konteks.

Klasifikasi Konjungsi Kronologis

Berikut ini adalah ulasan singkat tentang klasifikasi kata hubung kronologis yang perlu kamu ketahui:

1. Permulaan

Dalam kata hubung kronologis, permulaan berfungsi untuk menjelaskan kapan dimulainya suatu peristiwa. Umumnya, bagian ini terdapat di induk kalimat. Adapun yang termasuk jenis konjungsi ini adalah sedari dan sejak.

2. Bersamaan

Dalam konjungsi ini, akan ada dua kalimat yang saling terhubung dalam waktu yang bersamaan. Adapun kata hubung tersebut contohnya adalah selama, ketika, tatkala, selagi, sambil, dan lain sebagainya.

3. Berurutan

Pada jenis konjungsi ini, terdapat dua klausa yang saling berkaitan dan mempunyai urutan waktu secara berkesinambungan. Kata hubungan pada jenis konjungsi ini, antara lain sesudah, begitu, seusai, dan juga selesai.

4. Batas Akhir

Konjungsi jenis ini bisa berupa contoh hingga dan juga sampai. Contohnya seperti “Ameena harus terus giat belajar hingga seluruh mimpi-mimpinya tercapai”.

Ciri-Ciri Konjungsi Kronologis

Meski tampak sama, nyatanya kata hubung kronologis memiliki perbedaan yang cukup kentara dengan konjungsi kausalitas, lho. Salah satu perbedaan yang paling mencolok antara keduanya adalah kata hubung kronologis digunakan untuk menghubungkan urutan waktu kejadian dalam sebuah kalimat.

Berbeda halnya dengan konjungsi kausalitas yang digunakan untuk menghubungkan antar klausa maupun antar kalimat tentang sebab-akibat dari suatu kejadian.

Adapun berikut ini adalah berbagai ciri-ciri kata hubung kronologis secara umum yang perlu kamu ketahui:

  • Penempatan kata hubung kronologis umumnya berada di bagian awal ataupun bagian tengah kalimat.
  • Bisa bertindak sebagai tautan di antara dua klausa dengan induk kalimatnya.
  • Memperlihatkan bahwa kalimat tersebut akan berkaitan dengan waktu.
  • Apabila diletakkan pada bagian tengah kalimat, maka perlu menyematkan tanda koma. Sedangkan jika berada di bagian awal kalimat, maka tidak membutuhkan tanda koma.

Fungsi Konjungsi Secara Umum

Konjungsi secara umum juga memiliki berbagai fungsi, lho. Fungsi-fungsi inilah yang perlu kamu ketahui, agar tidak salah ketika menggunakan jenis konjungsi tertentu dalam sebuah kalimat. Berikut ini adalah uraian lengkap tentang fungsi konjungsi secara umum yang perlu kamu ketahui:

1. Menghubungkan Kata, Kalimat, dan Klausa yang Setara

Fungsi konjungsi yang pertama adalah untuk menghubungkan kata, kalimat, ataupun klausa yang mempunyai kedudukan setara. Adapun kategori konjungsi dalam fungsi yang satu ini adalah sebagai berikut:

  • Menggabungkan secara biasa dengan kata dan, dengan, serta.
  • Menggabungkan memilih dengan kata atau.
  • Memadukan mempertentangkan dengan kata tetapi, namun, sebaliknya, sedangkan.
  • Menggabungkan membetulkan dengan kata hanya, melainkan.
  • Menggabungkan menegakkan dengan kata malah atau malahan, bahkan, jangankan, apalagi, lagipula, bahkan.
  • Memadukan membatasi dengan kecuali, hanya.
  • Menggabungkan mengurutkan dengan kata kemudian, selanjutnya, lalu.
  • Menggabungkan menyamakan dengan bahwa, adalah, yaitu, yakni, ialah.
  • Memadukan menyimpulkan dengan oleh karena itu, oleh sebab itu, jadi.

2. Menghubungkan Klausa yang Kedudukannya Tidak Sederajat

Keberadaan konjungsi juga berfungsi untuk menghubungkan klausa yang mempunyai kedudukan tidak sederajat atau bertingkat. Adapun yang termasuk ke dalam fungsi ini adalah sebagai berikut.

  • Menyatakan sebab dengan kata hubung karena, sebab.
  • Menyatakan syarat dengan kata hubung apabila, bila, jikalau, jika, kalau, tatkala.
  • Menerangkan tujuan dengan kata hubung supaya, agar.
  • Menyatakan waktu dengan kata hubung sebelum, sesudah, tatkala, ketika, sewaktu.
  • Menyatakan akibat dengan kata hubung sehingga, hingga, sampai.
  • Menerangkan sasaran dengan kata hubung guna, untuk.
  • Menyatakan perbandingan dengan kata hubung sebagai, laksana, seperti.

Sedangkan ada juga jenis konjungsi lain yang dapat digunakan untuk menyatakan hubungan antara kata, frasa, dan klausa yang sering muncul dalam buku pembelajaran Bahasa Indonesia dengan rincian sebagai berikut:

  • Menyatakan hubungan tak bersyarat dengan kata hubung biarpun, meskipun, walaupun.
  • Menyatakan hubungan perbandingan dengan kata hubung seakan-akan, ibarat, seperti, bagai, daripada, umpama
  • Menerangkan hubungan rincian dengan kata hubung ialah, yakni, adalah, yaitu.
  • Menyatakan hubungan penegasan dengan kata bahwa.
  • Menyatakan hubungan penanda contoh dengan kata hubung contohnya, misalnya, umpama.
  • Menerangkan hubungan penanda pengutamaan dengan kata hubung terutama, paling utama, yang pokok, yang penting.

Fungsi Konjungsi Kronologis

Sebenarnya, penggunaan kata hubung kronologis tidak hanya dapat difungsikan pada jenis teks eksplanasi saja. Sebab, banyak juga jenis teks Bahasa Indonesia lain yang juga menggunakan, bahkan menjadikan kata hubung kronologi tersebut sebagai bagian dari kaidah tata kebahasaannya.

Berikut adalah tiga fungsi utama dari kata hubung kronologis dalam sebuah kalimat sesuai kaidah kebahasaan:

  • Untuk menggambarkan suatu proses dan juga fenomena, khususnya yang berhubungan dengan urutan kejadian. Tujuannya sudah pasti agar penjelasan yang disampaikan bisa lebih sempurna.
  • Sebagai bagian penting dalam penyusunan teks berita. Hal ini karena jenis konjungsi tersebut berkaitan dengan urutan kejadian atas suatu peristiwa tertentu.
  • Untuk membuat drama, teks narasi lain, atau cerita pendek. Khususnya yang berfungsi untuk menunjukkan urutan waktu atas suatu kejadian.

Jenis Konjungsi Kronologis

Jenis-jenis kata hubung kronologis terbagi ke dalam beberapa kategori dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Berdasarkan Kalimatnya

Adapun jenis-jenis kata hubung kronologis berdasarkan pada kalimatnya adalah sebagai berikut:

a. Konjungsi Kronologis Sederajat

Jenis konjungsi yang satu ini ini bersifat sederajat atau setara, yang mana maksudnya adalah penempatan konjungsi tersebut tidak boleh berada di bagian awal atau akhir kalimat. Akan tetapi, harus berada di bagian tengah kalimat.

Mengapa begitu? Sebab, jika konjungsi ini diletakkan di awal atau akhir kalimat, maka bisa menyebabkan kalimat tersebut jadi sulit untuk dipahami oleh pembaca. Adapun contoh dari kata hubung kronologis sederajat, antara lain selanjutnya, sebelumnya, kemudian, sesudahnya, dan lalu.

b. Konjungsi Kronologis Tidak Sederajat

Kata hubung kronologis tidak sederajat merupakan jenis konjungsi yang bisa digunakan untuk menghubungkan kalimat majemuk. Dalam penggunaannya sendiri, jenis konjungsi ini bisa diletakkan di bagian awal, tengah, maupun akhir kalimat.

Adapun contoh dari jenis kata hubung kronologis tidak sederajat, antara lain demi, ketika, sejak, hingga, sementara, sambil, apabila, manakala, dan saat.

2. Berdasarkan Penggunaannya

Berdasarkan penggunaannya, jenis kata hubung kronologis terbagi ke dalam empat kategori, antara lain:

a. Kemudian

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata kemudian memiliki arti belakangan. Maksudnya adalah konjungsi kronologis bisa digunakan untuk menghubungkan bagian klausa lain yang konteksnya menyusul belakangan.

Oleh karena itu, penggunaannya sudah pasti akan berkaitan dengan waktu kejadian yang berbeda di antara dua klausa tersebut. Tak hanya itu saja, kata hubung kronologis juga terletak pada tengah kalimat.

b. Sesudah atau Setelah

Konjungsi sesudah atau setelah adalah jenis konjungsi yang berada di bagian awal kalimat dengan menggunakan tanda koma setelahnya.

c. Mula-Mula

Secara umum, penggunaan kata hubung kronologis jenis ini hampir mirip dengan kata ‘pertama’. Biasanya, konjungsi ini digunakan dalam teks prosedur dan juga diletakkan pada awal kalimat. Fungsinya adalah sebagai penanda bahwa klausa atau kalimat tersebut akan dimulai.

d. Sementara Itu

Biasanya, penggunaan kata hubung kronologis jenis ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa terdapat dua klausa pada suatu kalimat yang terjadi secara bersamaan. Jadi, pada saat klausa pertama terjadi, maka klausa kedua akan muncul di saat yang bersamaan. Meskipun sering kali terdapat jarak waktu selama beberapa menit.

Jenis Konjungsi Kronologis dalam Tata Bahasa Baku

Sedangkan menurut Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, jenis-jenis kata hubung kronologis terbagi ke dalam empat kategori, antara lain:

1. Konjungsi Koordinatif

Konjungsi koordinatif merupakan jenis konjungsi yang menghubungkan dua unsur klausa yang masing-masingnya masuk ke dalam struktur konstituen kalimat. Jadi, jenis konjungsi yang satu ini akan mengkorelasikan dua unsur kata yang statusnya sama.

Adapun maksud hubungan koordinatif dalam konteks konjungsi ini mempunyai satu klausa, dari dua atau lebih klausa, yang merupakan kalimat majemuk. Biasanya, konjungsi koordinatif ini diawali dengan kata-kata seperti, tetapi, dan, atau, dan sebagainya.

2. Konjungsi Subordinatif

Konjungsi subordinatif merupakan jenis konjungsi yang menghubungkan dua klausa yang kedudukan tidak setara atau tidak sama dari segi statusnya. Jadi, satu klausa akan mempunyai kedudukan yang lebih tinggi, sedangkan satu klausa lainnya mempunyai kedudukan yang lebih rendah.

Adapun letak dari konjungsi subordinatif bisa diimplementasikan untuk menunjuk pada klausa kalimat dan juga anak kalimat pada sebuah klausa yang saling berkesinambungan. Ciri khas daripada jenis konjungsi yang satu ini adalah hanya menggabungkan klausa pada kalimat.

3. Konjungsi Antarkalimat

Konjungsi antarkalimat merupakan jenis konjungsi yang digunakan untuk menggabungkan kalimat satu dengan kalimat yang lainnya. Adapun salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengenali konjungsi antarkalimat adalah bisa dilihat dari kalimat awal yang selalu dihubungkan.

Selain itu, konjungsi antarkalimat juga dapat berfungsi untuk menyatakan hubungan pertentangan, kelanjutan peristiwa, dan juga berbagai hal-hal lainnya yang menyatakan keadaan kejadian dan juga akibat dari suatu peristiwa.

4. Konjungsi Antarparagraf

Konjungsi antarparagraf umumnya diawali dengan suatu paragraf yang kemudian saling terhubung dengan paragraf selanjutnya. Adapun keterkaitan ini didasarkan pada kandungan makna yang ada di dalam paragraf selanjutnya.

Adapun konjungsi antarparagraf yang paling sering digunakan, antara lain ialah, mengenai, adapun, dalam pada itu, serta mengenai. Umumnya, penggunaan jenis konjungsi yang satu ini bisa ditemukan dalam cerita kuno.

Contoh Konjungsi Kronologis

Berikut adalah kumpulan contoh kata hubung kronologis yang bisa kamu simak:

Contoh Kalimat dengan Kata Hubung Kronologis 1-10

1. Aku tidak membawa buku paket matematika, sementara itu, Alina juga tidak membawa buku gambarnya.

2. Kakak perempuanku sedangkan mencuci baju, sementara itu, Ibu sibuk menyetrika baju untuk rapat besok.

3. Melansir laman Kompas.com, dari pantauan di lapangan, sejak pukul 7.30 WIB ketinggian air terus bertambah dan sejumlah sekolah terpaksa memulangkan para siswa, karena sekolah dilanda banjir.

4. Saat ini air belum surut dan warga Desa ABC masih tetap bertahan di rumah masing-masing hingga menunggu air surut.

5. Sementara itu, Kepala BPBD Kabupaten Limapuluh Kota Jhoni Amir mengatakan bahwa saat ini tim BPBD sedang berada di lokasi terjadinya longsor di desa tersebut.

6. Amir pergi ke konser pukul 5 sore, kemudian langsung bergegas menuju stasiun Kutoarjo untuk pulang.

7. Adikku tengah bermain di halaman rumah, kemudian tiba-tiba menangis karena kakinya tersandung batu saat berlari-larian.

8. Melihat adanya celah itu, beberapa pengemudi lantas memaksa melintas perlintasan kereta api hingga akhirnya ditabrak kereta yang melintas dan tewas di tempat.

9. Cuci piringnya lebih dahulu sampai bersih, kemudian bilas dengan menggunakan air bersih yang mengalir.

10. Sesudah sholat Isya, Abdul segera bergegas menuju rumah Udin untuk mengerjakan proyek bersama.

Contoh Kalimat dengan Konjungsi Kronologis 11-20

11. Sesudah meninggalkan kelas, Tari langsung segera bergegas pergi ke kantin untuk menyantap makan siang favoritnya.

12. Bantu dulu Ibu memasak di dapur, sesudah itu kau baru boleh bermain bersama teman-temanmu.

13. Ketika aku berangkat ke sekolah, aku bertemu dengan seorang nenek-nenek yang kesulitan saat menyebrang, lalu nenek itu aku bantu agar bisa menyeberang.

14. Anak-anak yang telah bermain seharian di tanah lapang akhirnya pulang ke rumah masing-masing sesudah waktu senja telah tiba.

15. Aku tidak membawa buku bahasa Inggris. Sementara itu, Mino juga tidak membawa buku IPA.

16. Mereka sedang menyiapkan kejutan. Sementara itu, Anita tidak mengetahui sama sekali rencana tersebut.

17. Afi sedang bermain bola di lapangan, kemudian ia berjalan terpincang-cincang karena tidak sengaja menginjak bola dan terjatuh.

18. Nasihatilah dirimu dahulu sebelum menasihati orang lain.

19. Aku harus buru-buru berangkat ke sekolah sebelum bel masuk berbunyi.

20. Yunita menikah dengan orang yang dicintainya, kemudian mereka pun hidup berbahagia.

Contoh Kalimat dengan Kata Hubung Kronologis 21-30

21. Anita memasak nasi goreng, lalu ia bagikan kepada keluarganya.

22. Setelah itu, buang sampahnya di tempat yang telah ditentukan.

23. Rapat kali ini akan dilakukan sesudah jam makan siang kantor.

24. Pak Didit menderita penyakit kanker, kemudian meninggal empat bulan setelahnya.

25. Pertama, bantu Ibu memasak terlebih dahulu di dapur, kemudian baru dapat bermain bersama teman-teman.

26. Pekerjaan itu belum juga selesai. Sementara itu, waktu telah mulai sore.

27. Adik hanya berdiam diri di kelas. Sementara itu, teman-temannya bermain di lapangan.

28. Rakyat Indonesia berjuang keras sebelum meraih kemerdekaan.

29. Harga-harga kebutuhan pokok naik sebelum Idulfitri.

30. Kami ketakutan di dalam hutan. Sementara itu, suara lolongan itu terdengar sangat jelas.

Contoh Kalimat dengan Konjungsi Kronologis 31-40

31. Jalan tersebut sudah diaspal. Setelah itu, akan diberi lampu penerangan.

32. Akan aku selesaikan masalah ini sebelum makin rumit dan tidak terselesaikan.

33. Ia telah mencuci pakaiannya. Setelah itu, ia akan menjemurnya di depan rumah.

34. Pak Karim Benzema menyelesaikan tugasnya di kantor. Setelah itu, ia akan pulang ke rumah.

35. Bu Dewi Permatasari membeli sepotong kain. Setelah itu, ia akan menjahitnya menjadi baju.

36. Perempuan itu menoleh kepadaku, kemudian dia pun memberikan senyumnya kepadaku.

37. Kerjakanlah soal-soal tersebut dengan baik, lalu dikumpulkan kembali jika sudah selesai dikerjakan.

38. Saat bermain basket bersama teman-temannya, Paul langsung menuju sungai untuk mandi demi melepas penat sesudah bermain.

39. Setibanya di pusat perbelanjaan, Kanian langsung membeli bumbu dapur dan sabun cuci piring untuk stok di rumah.

40. Para siswa langsung berebut untuk meninggalkan kelas setelah bel istirahat berbunyi dan segera pergi ke kantin.

Contoh Kalimat dengan Kata Hubung Kronologis 41-50

41. Ayah Ameena selalu kembali ke kantornya sebelum makan malam untuk melanjutkan pekerjaan yang tertunda.

42. Lukman hanya diizinkan oleh Ayahnya untuk mengendarai sepeda motor setelah lulus sekolah dan sudah memiliki surat izin mengemudi.

43. Kegiatanku hari ini, pertama, bantu Ibu memasak terlebih dahulu di dapur, kemudian baru dapat bermain bersama teman-teman.

44. Alisa akan pulang sebelum matahari terbenam, sesuai dengan nasihat Ayahnya yang selalu beliau sampaikan.

45. Obat batuk itu dapat diminum setelah makan pagi sesuai dengan anjuran dokter umum.

46. Kirana sudah menyukai olahraga voli sejak ia berusia enam tahun, karena melihat sang ayah bertanding.

47. Heksa sudah mulai menunjukkan bakat seninya sedari ia masih kecil.

48. Biasanya, Ibu Vergiawan akan pergi ke pasar setelah melaksanakan sholat subuh.

49. Hari ini, Nia menoleh kepadaku, lalu dia tersenyum juga padaku dengan begitu manisnya.

50. Kamu harus bergegas pergi ke sekolah sebelum terlambat masuk kelas, atau nanti Pak Satpam akan menghukum saya karena membiarkanmu terlambat.

Contoh Kalimat dengan Konjungsi Kronologis 51-60

51. Anak-anak desa sebelah yang bermain bola sepanjang hari di lapangan itu, akhirnya kembali ke rumah setelah senja datang.

52. Rony meminta kita semua harus berdoa sebelum tidur, agar tetap mendapat perlindungan Tuhan.

53. Mikhayla langsung pergi meninggalkan kelas setelah mendengar kabar kematian nenek tercintanya.

54. Hintarto menonton televisi sambil menggenggam selembar kertas untuk mencatat peristiwa penting dalam berita yang sedang tayang.

55. Kinanti sedang membaca koran sambil menyantap sarapannya bersama sang ayah.

56. Evan merasa sedih ketika kakaknya meninggalkannya sendirian di pusat perbelanjaan.

57. Biasanya, Rita akan pergi ke kolam pemancingan setelah melaksanakan ibadah di Pura.

58. Setelah Tuhan berkata hendak menciptakan Adam, para malaikat dan iblis pun mempertanyakannya.

59. Cuci ayamnya terlebih dahulu, lalu lumuri menggunakan air perasan jeruk purut.

60. Setelah bel berbunyi tiga kali, para siswa masuk ke kelas.

Contoh Kalimat dengan Kata Hubung Kronologis 61-70

61. Sebelum mengerjakan soal ujian, para siswa berdoa terlebih dahulu.

62. Setelah sampai di pasar, Ibu membeli sayur-sayuran dan beberapa macam bumbu-bumbu dapur.

63. Tatkala semburat jingga menyentuh ujung hidungku, ada seberkas kehangatan yang mengiringinya.

64. Ira pasti pulang, jika awal bulan Maret telah tiba.

65. Wortel dan kentang tersebut dipotong agak kecil, kemudian baru dimasukkan ke kuah sayur sup.

66. Tamu hotel berlarian panik, ketika merasakan guncangan gempa yang cukup besar.

67. Selesaikan terlebih dahulu kewajibanmu, setelahnya baru boleh pulang.

68. Ayah selalu pulang ke kantor sebelum adzan isya berkumandang.

69. Daging ayam yang baru dibeli dari pasar tersebut dicuci terlebih dahulu, kemudian baru dipotong-potong sesuai kebutuhan.

70. Ayam goreng yang telah matang tersebut ditiriskan dulu sejenak, sesudah itu baru disajikan dan disantap.

Sudah Lebih Paham Tentang Konjungsi Kronologis?

Nah, itu dia ulasan lengkap tentang konjungsi kronologis, mulai dari pengertian, fungsi, ciri, jenis, hingga contohnya. Semoga informasi tentang kata hubung kronologis dalam tata Bahasa Indonesia di atas bermanfaat untukmu, ya.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page