Shalat Tarawih: Pengertian, Tata Cara, Hukum, & Keutamaan

Shalat tarawih adalah salah satu cara umat muslim memanen banyak pahala di Bulan Ramadhan, karena memiliki banyak keutamaan tersendiri. Shalat ini memang termasuk amalan sunnah dalam bulan ramadhan. Namun, karena memiliki banyak keutamaan, ada baiknya Anda melaksanakannya dengan khidmat!

Apa itu Shalat Tarawih?

Amalan sunnah ini merupakan shalat yang hanya bisa Anda lakukan pada bulan ramadhan, tepatnya setelah ibadah shalat Isya’. Dalam beberapa ajaran, shalat ini bisa Anda lakukan dengan total 8, 12 dan juga 20 rakaat, yang terbagi per 2 rakaat hingga total rakaat tercapai.

Secara bahasa, shalat tarawih bisa Anda artikan sebagai istirahat. Karena dalam pelaksanaannya Anda akan beristirahat sejenak setelah 4 rakaat atau 2 kali salam. Namun, penamaan ini tidak muncul pada zaman rasul, tetapi pada kekhalifahan Umar bin Khattab. Karena sebelumnya shalat ini disebut Qiyam Ramadhan

Jadi, secara teori shalat ini mirip seperti shalat subuh dengan niat yang berbeda dan dilakukan hingga total rakaat tercapai sesuai mazhab yang Anda percayai. Walaupun shalat ini bisa Anda lakukan secara mandiri, namun ada baiknya shalat Anda lakukan secara berjamaah karena memiliki banyak keutamaan. 

Biasanya setelah amalan shalat sunnah ini, umat muslim bisa menambahkan 3 rakaat shalat witir untuk menyempurnakan malam ramadhan yang Anda lalui. Walaupun begitu pada pertengahan malam di bulan ramadhan, Anda juga masih bisa meneruskan amalan shalat sunnah seperti tahajud dan amalan lainnya.

Tata Cara Shalat Tarawih

Sebenarnya amalan sunnah di bulan Ramadhan ini memiliki tata cara yang sama dengan shalat pada umumnya. Bedanya hanya total rakaan, ketentuan tiap salam, serta niatnya. Namun, jika Anda jabarkan shalat sunnah ini terdiri dari:

1. Niat dan Takbiratul Ihram

Seperti halnya ibadah lainnya, tarawih juga harus Anda mulai dari niat dan takbiratul ihram. Secara teknis, niat Anda lafalkan dalam hati selagi Anda mengucap takbir dan melakukan takbiratul ihram. Adapun niat shalat ini adalah:

  • Bacaan niat sholat Tarawih sebagai imam ‎ 

 أُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا للهِ تَعَالَى

Latin:

Ushalli sunnatat tarāwīhi rak‘atayni mustaqbilal qiblati adā’an imāmal lillāhi ta‘ālā.

Artinya: 

“Aku berniat shalat sunnah Tarawih, sebanyak dua rakaat, menghadap kiblat, sebagai imam karena Allah ta’ala.”

  • Bacaan niat sholat Tarawih sebagai makmum 

‎أُصَلِّي سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى

Latin:

Ushallî sunnatat tarâwîhi rak’ataini mustaqbilal qiblati ma’mûman lillâhi ta’âlâ. 

Artinya: 

“Aku berniat shalat sunnah Tarawih, sebanyak dua rakaat, menghadap kiblat, sebagai makmum karena Allah ta’ala.”

  • Bacaan niat sholat Tarawih secara munfarid (sendiri)

‎ اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى

Latin:

Ushalli sunnatat tarāwīhi rak‘atayni mustaqbilal qiblati adā’an lillāhi ta‘ālā.

Artinya: 

“Aku berniat shalat sunnah Tarawih, sebanyak dua rakaat, menghadap kiblat, karena Allah ta’ala.”

2. Membaca Doa Iftitah

Setelah Anda takbir, seperti shalat lainnya nada akan membaca doa iftitah. Sebenarnya, untuk iftitah pada semua jenis shalat hukumnya sunah muakad. Jadi, tidak wajib Anda lakukan tapi sangat dianjurkan.

3. Membaca Alfatihah dan Surah Pendek

Tata cara shalat tarawih selanjutnya sudah pasti Anda akan membaca surat Al Fatihah, yang menjadi salah satu rukun dalam shalat. Setelah itu, Anda bisa menambahkan dengan surah pendek yang Anda kuasai. Jika Anda sebagai imam, pembacaan kedua surat di lantangkan seperti pada shalat subuh, maghrib, dan isya.

4. Ruku’ dengan Tuma’ninah

Kemudian rukun berikutnya adalah ruku’ dengan tuma’ninah. Bacaan ruku’ masih sama seperti shalat pada umumnya. Kata tuma’ninah sendiri mengacu pada istirahat sejenak setelah membaca bacaan shalat untuk sekedar mengambil nafas dan mendekatkan diri dengan Allah

5. I’tidal dengan Tuma’ninah

Selanjutnya Anda akan ke posisi berdiri atau I’tida. Khusus untuk bacaan I’tidal masih sama dengan shalat pada umumnya.

6. Sujud dengan Tuma’ninah

Setelah I’tidal seperti biasanya Anda akan melanjutkan shalat tarawih rakaat pertama dengan melakukan sujud. Bacaannya sama dengan bacaan sujud pada shalat fardhu.

7. Duduk di Antara dua Sujud dengan tuma’ninah

Berikutnya Anda akan melanjutkan dengan memposisikan diri duduk, dengan dua kaki terlipat ke dalam. Seperti gerakan lainnya bacaan masih sama seperti shalat fardhu.

8. Sujud dan Lanjut Rakaat Kedua

Setelah gerakan duduk selesai, Anda akan sujud kembali lalu melakukan rakaat dengan urutan yang sama. Mulai dari takbiratul ikhram, hingga sujud yang kedua dengan bacaan yang sama kecuali surat pendek (bisa opsional tapi biasanya berbeda).

9. Atahiyat Akhir Kemudian Salam

Jika rakaat kedua sudah sampai pada sujud yang kedua, kemudian Anda akan melanjutkan ke atahiyat akhir. Setelah selesai membaca bacaan tahiyat akhir, kemudian salam pertama Anda akhiri dengan salam ke kiri dan ke kanan.

Kemudian, shalat akan berlanjut hingga total rakaat yang Anda kehendaki sudah tercapai. Jadi, untuk yang 8 rakaat ada 4 salam. Sedangkan yang 20 rakaat ada 10 salam. Setelah itu, Anda bisa tambahkan shalat Witir 1 atau 3 rakaat untuk makin menyempurnakan amalan di bulan Ramadhan ini.

Hukum Shalat Tarawih

Beber sumber jelas menyatakan bahwa hukum dari amalan shalat ini adalah sunnah muakkad, berarti sunnah tapi sangat dianjurkan. Selain karena hanya bisa Anda lakukan di malam bulan Ramadhan saja, amalan shalat sunnat ini memiliki banyak keutamaan. Hal tersebut diperkuat dengan adanya hadist berbunyi: 

“Sesungguhnya Rasulullah ﷺ pada suatu malam salat di masjid lalu para sahabat mengikuti salat Dia, kemudian pada malam berikutnya (malam kedua) Dia shalat maka manusia semakin banyak (yang mengikuti shalat nabi), kemudian mereka berkumpul pada malam ketiga atau malam keempat. Maka rasulullah ﷺ tidak keluar pada mereka, lalu ketika pagi harinya Dia bersabda: ‘Sungguh aku telah melihat apa yang telah kalian lakukan, dan tidaklah ada yang mencegahku keluar kepada kalian kecuali sesungguhnya aku khawatir akan diwajibkan pada kalian,’ dan (peristiwa) itu terjadi di bulan Ramadhan.” (HR: Muttafaqun ‘alaih)

Kata kekhawatiran Rasul SAW atas diwajibkannya shalat tersebut, jelas menyatakan bahwa hukum tarawih adalah sunnah. 

Keutamaan Shalat Tarawih

Tak hanya sangat dianjurkan karena hanya ada di bulan Ramadhan, namun keutamaan shalat ini juga cukup banyak. Berikut uraiannya:

1. Terhapusnya Dosa Masa Lampau

Salah satu keutamaan dari shalat ini adalah mampu menghapuskan dosa-dosa di masa lampau. Hal tersebut sejalan dengan salah satu hadist yang berbunyi:

“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah berlalu.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah RA)

2. Setara Pahala Sholat Qiyamul Lail Semalam Suntuk

Keutamaan lain dari shalat Tarawih apalagi berjamaah adalah peluang mendapatkan pahala setara Anda melakukan sholat Qiyamul Lail, semalaman suntuk tanpa berhenti. Hal tersebut sejalan dengan hadis yang berbunyi:

Dari Abu Dzar, Nabi SAW pernah mengumpulkan keluarga dan sahabat-sahabatnya, lalu Beliau bersabda “Siapa yang shalat bersama imam sampai selesai, maka ditulis untuknya pahala Qiyam satu malam penuh” (HR. Ahmad)

3. Meningkatkan Ketaqwaan dan Kecintaan Kepada Allah

Menurut para alim ulama, bulan ramadhan adalah bulan yang mulia. Karena, semua amalan bukanlah untuk manusia melainkan untuk Allah. Dengan melakukan berbagai amalan baik sunnah apalagi fardhu, bisa memberikan banyak pahala yang berlipat ganda. 

Selain itu, melakukan berbagai amalan sunnah seperti Tarawih, Witir, Tahajud, dan lainnya pastinya akan meningkatkan ketaqwaan Anda kepada Allah. Serta menjadi wujud cinta seorang umat kepada Sang Penciptanya.

Sudah Lebih Mengenal Shalat Tarawih dan Keutamaannya?

Dari penjelasan di atas, kini Anda tahu bahwa shalat sunnah ini sangat dianjurkan. Sebab, dapat mendatangkan berbagai keutamaan. Apalagi shalat ini hanya ada di bulan Ramadhan, jadi relakah Anda melewatkan amalan satu ini?

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page