Memahami gerakan sholat yang benar merupakan kewajiban bagi setiap umat muslim. Apalagi sholat merupakan ibadah pertama yang dihisab oleh Allah sehingga pelaksanaannya tidak boleh sembarangan.
Ada ketentuan tersendiri terkait gerakan sholat ini. Berikut pembahasan selengkapnya.
Daftar ISI
Begini Gerakan Sholat yang Benar beserta Tata Caranya
Berikut tata cara sholat yang benar lengkap dengan gerakannya.
1. Niat
Rasulullah bersabda bahwa “Sesungguhnya setiap amal tergantung pada niatnya”. Untuk itu, memulai sholat juga harus niat terlebih dahulu. Tanpa niat, sholat Anda tidak sah meskipun semua gerakan Anda sebenarnya sudah tepat.
Niat cukup Anda ucapkan dalam hati. Akan tetapi, jika ingin melafazkan atau mengucapkannya tentu tidak ada masalah. Melafazkan niat tersebut bertujuan untuk menguatkan hati.
2. Berdiri dan Menghadap Kiblat
Bagi seseorang yang mampu berdiri, diwajibkan baginya untuk berdiri serta menghadap kiblat. Akan tetapi, bagi yang tidak mampu berdiri maka bisa sholat sambil duduk. Jika masih tidak mampu, maka bisa mengerjakan sholat dengan tidur menyamping.
Menurut mazhab Syafi’i, pandangan mata menuju tempat sujud. Sementara menurut mazhab Maliki, pandangan mata ke arah depan. Ini hanya perbedaan mazhab sehingga Anda bisa memilih sesuai kondisi di tempat Anda.
Tidak kalah penting, posisi badan berdiri tegak dan lurus. Kemudian kedua tangan juga harus lurus. Letakkan kedua tangan di samping badan sampai paha, dan jari-jari juga tidak mengepal melainkan harus terlepas atau rileks.
Kemudian pastikan shaf lurus dengan ujung tumit yang menjadi patokan dengan makmum yang lain (jika sholat berjamaah).
3. Takbiratul Ikhram
Gerakan sholat yang benar ketika takbiratul ikhram sebenarnya terdapat dua opsi. Anda bisa mengangkat kedua tangan sejajar dengan bahu atau mengangkat kedua tangan Anda dengan ujung jari sampai di bawah telinga.
Kedua telapak tangan juga harus menghadap kiblat. Anda boleh mengucapkan takbir bersama dengan mengangkat tangan. Namun, Anda juga bisa mengangkat tangan dulu baru mengucapkan takbir. Keduanya merupakan masalah khilafiyah (perbedaan) dan Anda tinggal memilih salah satunya.
Lalu posisi rentang siku pada kedua tangan juga tidak terlalu lebar dan rapat (untuk laki-laki). Apalagi ketika sholat berjamaah agar tidak sampai mengganggu jamaah yang lainnya.
Untuk wanita, posisi rentang siku harus lebih merapat. Selanjutnya, posisi antar jari juga saling merapat, namun ada juga pendapat yang memperbolehkan tidak terlalu rapat serta tidak terlalu renggang.
4. Membaca Al-Fatihah
Rasulullah bersabda “Tidak ada sholat (tidak sah) yang tidak membaca Al-Fatihah”. Menurut penjelasan tersebut, bahwa wajib hukumnya seseorang membaca surat Al-Fatihah ketika sholat.
Akan tetapi, terdapat perbedaan pandangan ulama mazhab mengenai apakah makmum harus membaca Al-Fatihah atau tidak ketika sholat berjamaah. Menurut mazhab Hanafi, makmum tidak boleh membaca Al-Fatihah karena bacaannya sudah ditanggung imam.
Sementara itu, menurut mazhab Maliki, ketika imam membaca jahr atau dengan bersuara (seperti pada sholat magrib, isya, dan subuh) maka makmum tidak perlu membaca Al-Fatihah. Akan tetapi, ketika sholatnya sir atau bacaannya pelan (seperti sholat dhuhur dan ashar), maka makmum wajib membaca Al-Fatihah.
Menurut mazhab Syafi’i, makmum wajib membaca surat Al-Fatihah meskipun dalam sholat berjamaah. Waktunya adalah ketika imam selesai membaca Al-Fatihah atau ketika imam membaca surah dalam Al-Quran. Semua pendapat di atas benar dan Anda tinggal memilih salah satunya.
5. Ruku’
Gerakan sholat rukuk harus Anda lakukan dengan benar dan tuma’ninah. Lakukan dengan mengucapkan takbir dan mengangkat kedua tangan sebelum Anda ruku’.
Untuk posisi ruku’ yaitu badan membungkuk dan lurus, seolah membentuk huruf “L'” yang terbalik. Kemudian posisi telapak tangan yaitu memegang kedua lutut. Anda juga disunahkan membaca “subhaana rabbiyal ‘adzimi wa bihamdih” sebanyak 3 kali.
Adapun tuma’ninah yaitu kondisi jeda atau memberikan waktu agar gerakan sholat tenang. Tuma’ninah adalah bagian dari rukun sholat sehingga jika Anda tidak melakukannya, sholat Anda tidak sah. Maka dari itu, Anda harus sholat dengan tenang dan jangan terburu-buru.
6. I’tidal
Gerakan i’tidal juga harus Anda lakukan dengan tuma’ninah. Untuk posisi tubuh ketika i’tidal yaitu berdiri tegak dan posisi kedua tangan lurus ke bawah. Sunah setelah ruku’ membaca “sami’allahu liman hamidah” sambil mengangkat kedua tangan baik sejajar dengan bahu maupun di bawah telinga.
Kemudian Anda juga disunahkan membaca “rabbanaa lakal hamdu mil’us samawati wa mil’ul ardhi wa mil umaasyi’ta min syai’in ba’du”.
7. Sujud dengan Tuma’ninah
Gerakan sholat yang benar ketika sujud adalah memastikan 7 bagian tubuh menempel ke alas sholat. Ketujuh bagian tubuh tersebut yaitu dahi, kedua telapak tangan, kedua lutut, dan ujung-ujung jari. Posisi sujud beserta bacaannya juga harus Anda lakukan secara tuma’ninah.
Adapun untuk hidung tidak harus menempel, terutama jika kondisinya tidak memungkinkan misalnya karena hidung Anda tidak mancung. Ketika dalam posisi sujud bisa membaca “subhaana rabiyal a’la” sebanyak 3 kali.
Selanjutnya, untuk posisi kedua siku yaitu harus terbuka (bagi laki-laki) dan tidak terlalu lebar (terutama ketika sholat berjamaah). Sementara pada wanita, posisi rentang siku harus merapat. Begitu juga posisi antar jari juga saling merapat.
8. Duduk di Antara Dua Sujud
Duduk di antara dua sujud juga wajib dilakukan secara tuma’ninah. Untuk posisi duduknya yaitu badan menduduki telapak kaki sebelah kiri. Sementara posisi kaki kanan masih sama seperti posisi ketika Anda sujud. Ada bagian jari kanan yang menempel di alas sholat serta telapak kaki kanan harus menghadap ke belakang.
Untuk posisi kedua telapak tangan menempel di atas paha. Anda juga disunahkan untuk membaca “robbighfirli warhamni wajburni warfa’ni warzuqni wahdini wa’afini wa’fu Anni”.
Setelah itu, Anda harus melakukan sujud yang kedua dengan posisi dan bacaan yang sama seperti sujud pertama. Sunah untuk duduk sebentar sebelum berdiri kembali lalu membaca takbir.
9. Duduk Tahiyat Awal
Gerakan sholat yang benar untuk tahiyat awal yaitu dilakukan ketika selesai sujud kedua pada rakaat kedua (pada shalat dhuhur, ashar, magrib, dan isya). Jadi, sebelum Anda melanjutkan rakaat ketiga, maka Anda harus melaksanakan tahiyat awal terlebih dahulu.
Posisinya sama dengan duduk di antara dua sujud. Kemudian Anda harus membaca “Attahiyatul mubarakatus sholawatut toyyibatulillah. Assalamu alaika ayyuhan nabiyyu warahmatullahi wabarakatu. Assalamu alaina wa ‘alaa ‘ibadillahi shoolihin. Asyhadu alla ilaaha illallohu wa asyhadu anna muhammadar rasulullah”
10. Duduk Tahiyat Akhir
Untuk posisi duduk tahiyat akhir hampir sama dengan duduk tahiyat awal. Hanya saja, posisi bokong menempel ke tanah (tidak menduduki kaki sebelah kiri seperti pada tahiyat awal). Untuk posisi kaki kanan sama seperti ketika Anda sujud.
Selanjutnya, Anda harus membaca:
“Attahiyatul mubarakatus sholawatut toyyibatulillah. Assalamu alaika ayyuhan nabiyyu warahmatullahi wabarakatu. Assalamu alaina wa ‘alaa ‘ibadillahi shoolihin. Asyhadu alla ilaaha il-lallohu wa asyhadu anna muhammadar rasulullah.
Allahumma sholli ala Muhammad. Wa ‘ala aali Muhammad. Kama shollaita ‘ala Ibrahim, innaka hamiidum majiid. Allahumma baarik ‘ala Muhammad wa ‘ala aali Muhamamad. Kamaa baarakta ‘ala aali Ibrahim, innaka hamiidum majid.
Ketika membaca kata “Allah” pada syahadat pada bacaan tahiyat awal dan akhir maka telunjuk kanan harus posisi menunjuk. Namun ada juga mazhab lain yang berpendapat bahwa telunjuk kanan harus menunjuk sejak pertama kali Anda berada pada posisi tahiyat akhir/awal.
11. Salam
Setelah rangkaian bacaan tahiyat akhir sudah Anda laksanakan, maka selanjutnya adalah mengucapkan salam. Untuk gerakan salam yang pertama yaitu menghadap ke kanan terlebih dahulu, lalu ke kiri. Pastikan ketika mengucapkan salam ke kanan/kiri posisi dada tidak bergerak, tetap menghadap ke depan.
Sudah Paham Gerakan Sholat yang Benar?
Sekian pembahasan tentang seputar gerakan sholat mulai dari niat sampai salam. Lakukan sholat dengan tuma’ninah dan khusu’ agar diterima Allah. Semoga bermanfaat.