Idgham Bighunnah: Huruf, Hukum, Cara Membaca, dan Contohnya

Dalam ilmu Tajwid, Idgham Bighunnah merupakan salah satu aturan penting yang berkaitan dengan penggabungan dua huruf yang berbeda dengan bunyi ghunnah atau dengung yang panjang. 

Dalam artikel ini, kami akan memberikan penjelasan lengkap mengenai Idgham Bighunnah, termasuk huruf-huruf yang terlibat, hukum, cara membacanya, dan contoh-contohnya. Dengan demikian, Anda dapat memperbaiki bacaan Al-Quran Anda dan menghadirkan keindahan melodi dalam pembacaan Anda.

Mari kita selami detail penjelasannya!

Pengertian Idgham Bighunnah

Idgham Bighunnah adalah salah satu aturan dalam Tajwid yang mengacu pada penggabungan dua huruf yang berbeda dengan menggunakan bunyi ghunnah yang panjang. 

Apabila dilihat dari segi bahasa, kata “bi” memiliki arti “dengan”. Sementara itu, kata “ghunnah” memiliki arti “dengung”, dan “idgham” berarti menggabungkan suatu huruf yang berada di depan dengan huruf yang berada setelahnya. Dalam Bahasa Arab, hal ini disebut dengan istilah “ditasydidkan”.

Dalam aturan tajwid satu ini, terdapat empat huruf yang memiliki sifat ghunnah panjang, yaitu م (mim), ن (nun), و (wawu), dan ي (ya). Ketika salah satu dari huruf-huruf ini diawali dengan huruf nun mati atau tanwin (نْ), maka dilakukan penggabungan dengan menggunakan bunyi ghunnah yang panjang.

Idgham Bighunnah merupakan salah satu aturan Tajwid yang penting untuk dikuasai oleh setiap pembaca Al-Quran. Dengan mengikuti aturan ini, bacaan Al-Quran akan terdengar lebih indah, harmonis, dan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. 

Pemahaman yang baik mengenai pengertian Idgham Bighunnah akan membantu Anda dalam membaca Al-Quran dengan benar dan memancarkan keindahan melodi yang terkandung dalam setiap ayat.

Selanjutnya, mari kita bahas lebih lanjut mengenai hukum, cara membaca, dan contoh-contoh penerapan Idgham Bighunnah dalam bacaan Al-Quran. 

Huruf-hurufnya 

Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, Idgham Bighunnah melibatkan empat huruf yang memiliki sifat ghunnah panjang. Huruf-huruf tersebut adalah م (mim), ن (nun), و (wawu), dan ي (ya). 

Jika terdapat nun sukun (نْ) atau tanwin ( ـَــًـ , ـِــٍـ  ـُــٌـ ) bertemu dengan salah satu huruf tersebut, maka dilakukan penggabungan dengan bunyi ghunnah yang panjang. Namun, terdapat syarat bahwa kedua huruf hijaiyah tersebut berada dalam dua kata yang terpisah.

Terdapat pengecualian jika nun sukun (نْ) atau tanwin ( ـَــًـ , ـِــٍـ , ـُــٌـ ) bertemu dengan salah satu huruf tersebut dalam satu kata bersambung, hukum bacaannya berubah menjadi idzhar. Dengan begitu, nun sukun (نْ) atau tanwin ( ـَــًـ , ـِــٍـ  ـُــٌـ )  tersebut dibaca dengan jelas. 

Tajwid untuk pengecualian dari Idgham Bighunnah ini disebut dengan  idzhar mutlaq.

Hukum Bacaan

Selanjutnya, sampailah kita pada bagian hukum bacaan idgham jenis ini. 

Hukum Idgham Bighunnah adalah wajib dilakukan saat terjadi pertemuan antara nun sukun (نْ) atau tanwin ( ـَــًـ , ـِــٍـ , ـُــٌـ ) dengan huruf-huruf yang termasuk dalam Idgham Bighunnah. Jadi, ketika terjadi pertemuan tersebut, maka dilakukan penggabungan dengan menggunakan bunyi ghunnah atau dengung yang panjang.

Selain itu, dalam membacanya. penggunaan suara berdengung dilakukan selama satu alif hingga satu setengah alif, atau sekitar dua hingga tiga harakat.

Penting untuk diingat bahwa hukum bacaan ini berlaku ketika huruf-huruf yang terlibat bertemu langsung tanpa adanya huruf vokal atau hentian di antara keduanya. Jika hukum ini tidak dilakukan dengan baik, maka bacaan tersebut tidak akan memenuhi standar Tajwid yang tepat.

Cara Membaca

Setelah mengetahui pengertian dan huruf-huruf, dan hukum bacaannya, selanjutnya kita akan membahas bagaimana melafalkan hukum bacaan Idgham Bighunnah. Terdapat beberapa pedoman dan contoh yang perlu ditekankan, yaitu sebagai berikut:

Idgham Bighunnah adalah penggabungan atau peleburan dua huruf yang berbeda dengan menggunakan bunyi ghunnah yang panjang. Untuk membaca hukum bacaan ini dengan benar, berikut adalah langkah-langkah yang perlu diperhatikan:

1. Identifikasi Huruf-huruf 

Pertama, kenali huruf-huruf yang terlibat dalam Idgham Bighunnah. Ketika salah satu dari huruf-huruf ini didahului dengan huruf nun mati atau tanwin, maka nun mati atau tanwin dileburkan ke dalam huruf-hurufnya tersebut, yaitu (mim), ن (nun), و (wawu), dan ي (ya). 

Peleburan tersebut dilakukan dengan menggunakan bunyi ghunnah yang panjang atau dengan memberikan tanda tasydid pada keempat huruf tersebut. 

2. Tanpa Jeda atau Hentian

Saat melakukan Idgham Bighunnah, pastikan tidak ada jeda atau hentian antara kedua huruf yang digabungkan. Keduanya harus disambung secara lancar dan harmonis.

3. Bunyi Ghunnah yang Panjang

Saat melakukan penggabungan, perpanjang bunyi ghunnah dengan baik. Ghunnah adalah bunyi yang dihasilkan dengan memperpanjang suara saat penggabungan atau peleburan nun mati atau tanwin. Pastikan bunyi ghunnah terdengar jelas dan dijaga dengan kepanjangan yang sesuai.

4. Perhatikan Makhraj Huruf

Selain itu, perhatikan juga makhraj (tempat keluarnya suara) dari huruf-huruf yang terlibat. Setiap huruf memiliki makhrajnya sendiri. Usahakan untuk mempertahankan makhraj dengan baik agar pengucapan huruf tetap benar saat dilakukan penggabungan.

Latihlah pembacaan Anda dengan teliti, perhatikan setiap penggabungan, dan usahakan agar bunyi ghunnah terdengar dengan benar. Teruslah berlatih, hingga Anda mampu melakukannya dengan lancar dan alami.

Hal yang perlu diketahui dan dipahami adalah pentingnya memahami perbedaan antara tasydid hukum dan tasydid ashli saat menggunakan hukum Idgham Bighunnah. Ketika membaca Al-Quran, sangatlah penting untuk tetap berhati-hati dan memperhatikan dengan baik. 

Hindari membaca dengan terburu-buru yang dapat menyebabkan tidak terdengarnya dengungan dalam bacaan ini. Jangan sampai hanya terdengar menggunakan tasydid saja. Karena seharusnya, saat membaca Idgham Bighunnah, bacaan tersebut harus diucapkan dengan suara mendengung yang panjang.

Contoh-contoh Bacaan

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, berikut ini adalah contoh penggunaan Idgham Bighunnah dalam membaca Al-Qur’an.

1. Contoh 1

مِنْ وَرَائِهِمْ

Dalam contoh ini, terdapat nun sukun (نْ) bertemu و (wawu) sehingga kalimat “min waraa ihim”, namun dalam pelafalannya menjadi “miwwaraa ihim”.

2. Contoh 2

لَكَفُوْرٌمُبِيْنٌ

Dalam contoh kedua ini, terdapat tanwin dhommah bertemu dengan mim. Kemudian, kalimat tersebut yang awalnya adalah “lakafuurun mubiinun”, namun dibacanya menjadi “ lakafuurummubiinun”.

3. Contoh 3

لِقَوْمٍ يُوْقِنُوْنَ

Selanjutnya, di sini terdapat tanwin kasroh bertemu ya, sehingga dalam contoh tersebut adalah kalimat “liqoumin yuuqinuuna” dibaca menjadi “liqoumiyyuuqinuuna”.

4. Contoh 4

دَرَجاَةٍ مَنْ نَشَاءَ

Terakhir, pada contoh ini kalimat “darajaatin man nasyaa a” dibaca menjadi “darajaatimmannasyaa a” karena terdapat sukun (نْ) bertemu nun.

Sudah Memahami Idgham Bighunnah dalam Ilmu Tajwid?

Demikianlah penjelasan lengkap tentang Idgham Bighunnah, termasuk huruf-huruf yang terlibat, hukum, cara membaca, dan contoh-contohnya. Dengan pemahaman yang baik tentang aturan bacaan ini, Anda dapat meningkatkan dan kualitas dan memperindah melodi bacaan Al-Quran Anda. 

Selalu ingatlah untuk mempelajari aturan Tajwid dengan teliti dan melatihnya secara konsisten agar Anda dapat menguasainya dengan baik. Semoga artikel ini memberikan manfaat dan membantu Anda dalam memperbaiki kualitas bacaan Al-Quran Anda. 

Teruslah berlatih dan jadikan bacaan Al-Quran sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Share: