Bertamu dan menerima tamu ialah salah satu cara mempererat tali silaturahmi dengan sesama umat muslim. Oleh karena itu, ada banyak sekali adab menerima tamu yang wajib kamu perhatikan supaya tidak menimbulkan salah paham. Bacalah artikel di bawah ini untuk tahu tata caranya.
10 Adab Menerima Tamu Menurut Ajaran Islam
Seorang tamu, baik sendirian maupun berkelompok, tentunya tidak ingin jika kamu sebagai tuan rumah menyambut mereka dengan tidak pantas. Islam mengajarkan kurang lebih 10 cara menyambut tamu yang benar sebagai wujud memuliakan tamu di mata Allah SWT dan kamu juga.
1. Menyambut Tamu dengan Wajah Gembira
Mari kita mulai membahas adab menyambut orang yang bertamu ke rumah yang pertama, yaitu menyambut mereka dengan wajah gembira. Usahakan untuk menjaga agar kamu tidak menunjukkan perasaan lesu, jengkel, atau repot ketika ada tamu yang datang untuk bersilaturahmi.
Jika kamu sebagai tuan rumah menunjukkan wajah gembira dan bersemangat saat tamu datang, maka tamu pun akan merasa senang pula. Ada sebuah hadits mengenai adab ini yang periwayatnya ialah Aisyah, Bukhari, dan Muslim yang berbunyi:
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya ia memuliakan tamunya dan menjamunya siang dan malam.”
Bahkan andaikata tamu kamu adalah seorang non-muslim, kamu tetap harus menyambut mereka dengan sopan dan berwajah senang. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW seperti dalam hadits riwayat Abi Thalib:
“Muliakanlah tamu kamu walaupun dia adalah seorang kafir.”
2. Mengucapkan dan Membalas Salam
Adab menerima tamu yang berikutnya adalah mengucapkan salam kepada para tamu sebelum kamu mengizinkan mereka masuk ke dalam rumah. Namun, apabila tamu tersebut yang mengucapkan salam terlebih dulu, maka kamu wajib membalas ucapan salam mereka.
Salam tersebut jangan sekadar ucapan “halo” atau “selamat pagi” saja, tetapi ucapan salam dalam ajaran Islam. Sebisa mungkin kamu mengucapkan serta membalas ucapan salam kepada tamu dengan lengkap dan jelas demi mendapatkan pahala secara penuh dari Allah SWT.
3. Menjabat Tangan Para Tamu
Kemudian ada adab menerima tamu yang sebaiknya kamu ikuti segera setelah mengucapkan salam kepada tamu, yaitu menjabat tangan mereka. Jabat tangan atau bersalaman ini ialah bentuk ekspresi terima kasih kepada para tamu yang bersedia untuk datang ke rumah kamu.
Meskipun demikian, terkadang ada beberapa orang yang merasa malu atau kagok untuk berjabat tangan dengan kamu karena suatu alasan. Bila hal ini terjadi, maka cukup saja kamu membuat gestur bersalaman dengan kedua telapak tangan kamu menempel satu sama lain.
4. Mengenakan Pakaian yang Rapi
Apakah kamu masih ingat dengan hadits yang menyebutkan bahwa kebersihan itu adalah sebagian dari iman? Dalam hal ini, kebersihan yang dimaksud ialah pakaian yang rapi dan bersih. Kenakanlah baju yang pantas karena tamu pasti tak suka dilayani oleh tuan rumah yang tampak kusam.
Maksudnya mengenakan pakaian yang rapi itu bukan berarti kamu harus berpakaian yang bagus-bagus dan formal seperti jas dan kemeja. Cukup saja kamu kenakan baju sehari-hari yang layak pakai dan bersih dari kotoran dan debu, serta mencuci tangan kamu sebelum menyambut tamu.
5. Membersihkan Rumah sebelum Tamu Datang
Bukan hanya diri kamu saja yang harus tampil rapi dan bersih di hadapan tamu, tetapi rumahmu juga. Itulah adab menerima tamu yang kelima, yakni membereskan rumah sampai bersih dan rapi sebelum tamu kamu datang. Rumah yang rapi akan membuat tamu kamu merasa senang dan betah.
Usahakan untuk membersihkan rumah kamu luar dan dalam seluruhnya supaya tamu menjadi lebih terkesan. Jika kamu tak mampu melakukannya, maka cukup bersihkan teras depan, ruang tamu, dan ruang makan. Hal ini karena kamu pasti ingin menjamu tamu untuk makan siang atau makan malam.
6. Siapkan Hidangan untuk Menjamu Tamu
Tidak semua tamu ingin makan setiap kali mereka datang berkunjung ke rumah kamu. Meskipun begitu, salah satu adab yang tidak boleh kamu lewatkan ialah menyiapkan makan untuk mereka. Baik itu camilan seperti coklat dan permen, maupun makanan berat dari nasi, daging, dan sayur.
Ada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud tentang menyediakan makan untuk tamu yang datang ke rumah. Dalam hadits itu, seorang sahabat Rasulullah yang bernama Al-Mughirah bin Syu’bah menuturkan bahwa:
“Pada suatu malam saya pernah bertamu kepada Nabi SAW. Lalu beliau memerintahkan untuk diambilkan sepotong daging kambing besar. Setelah dipanggang, beliau mengambil sebilah pisau, lalu beliau memotong-motongnya untukku dengan pisau tersebut.”
7. Bercakap-Cakap tentang Hal yang Berguna
Ada adab yang juga jangan sampai kamu lupakan ketika ada tamu yang berkunjung ke rumahmu, yaitu bercakap-cakap tentang hal yang baik saja. Percakapan mengenai hal yang baik dan berguna akan mampu mempererat persahabatan dan membantu menyelesaikan masalah.
Dalam beberapa kesempatan, mungkin makanan yang kamu sajikan kepada tamu tidak habis termakan, atau mereka sedang melakukan puasa. Berikanlah makanan itu atau sisanya yang masih layak makan kepada tamu apabila mereka hendak pulang agar tidak menjadi mubazir.
Jika demikian, maka usahakan agar kegiatan silaturahmi ini tidak kamu dan tamu kamu jadikan kesempatan untuk ghibah atau bergunjing. Selain merupakan topik pembicaraan yang tidak berguna, hal ini hanya akan mengundang dosa. Perhatikan Surah Al-Hujurat ayat 12 berikut ini:
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اجْتَنِبُوْا كَثيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمُ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُم أَنْ يَأكُلَ لَحْمَ أَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُ ۚ وَاتَّقُوْا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوّابٌ رَحيمٌ
(Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah perilaku berprasangka. Sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa. Janganlah kamu mencari kesalahan orang lain dan janganlah kalian menggunjing (bergosip) satu sama lain. Apakah di antara kalian suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kalian akan merasa jijik. Bertakwalah kalian pada Allah, sesungguhnya Allah itu Maha Penerima Taubat dan Maha Penyayang.)
8. Mendahulukan Tamu Orang Dewasa
Pada beberapa acara khusus, misalnya hari raya Idul Fitri, biasanya tamu kamu datang berkunjung sambil membawa anak-anak mereka. Dalam kesempatan ini, kamu dianjurkan untuk mengizinkan tamu yang lebih dewasa masuk terlebih dulu, baru anak-anak mereka mengikuti setelahnya.
Tentu saja, hal ini bukan untuk merendahkan tamu anak-anak kecil, tetapi untuk menunjukkan rasa hormat kepada tamu yang lebih tua. Adab menerima tamu menurut ajaran Islam ini telah dijelaskan dalam sebuah hadits riwayat Bukhari yang bunyinya kurang lebih seperti ini:
“Barang siapa yang tidak mengasihi yang lebih kecil dari kami serta tidak menghormati yang lebih tua dari kami bukanlah golongan kami.”
9. Jangan Bermegah-Megahan dalam Menjamu
Di nomor sembilan, ada adab menerima tamu yang sering masyarakat abaikan, yaitu menghindari aksi pamer atau bermegah-megahan. Kamu tentu saja harus melayani tamu dengan sebaik-baiknya, termasuk ketika menjamu mereka, namun jangan jadikan ini sebagai ajang pamer harta.
Ingatlah, pihak yang seharusnya kamu muliakan adalah tamu yang berkunjung ke rumahmu, bukan kamu yang berbangga diri di hadapan mereka. Apabila kamu suka memamerkan harta dan status di depan tamu kamu, hal ini nantinya akan berujung kepada fitnah dan gunjingan.
10. Mengantar Tamu Pulang Sampai Pintu Gerbang
Apakah setelah tamu kamu pamit untuk pulang, lalu kewajiban kamu sebagai tuan rumah sudah selesai? Belum, sebab masih ada satu lagi adab untuk kamu ketahui Adab ini ialah mengantar tamu kamu yang hendak pulang hingga ke pintu gerbang rumah kamu.
Jika memungkinkan, berjabat tanganlah dengan tamu kamu untuk yang terakhir kali sebelum mereka keluar dari gerbang rumah. Bisa juga kamu ikuti dengan melambaikan tangan dan mengucapkan terima kasih atas kunjungan tamu kamu hingga para tamu tersebut berlalu pergi.
Siap untuk Menerapkan Adab Menerima Tamu Ini?
Itulah penjelasan lengkap mengenai tata cara menyambut tamu di rumah kamu yang sesuai dengan ajaran agama Islam dan sunnah Rasulullah. Jagalah tali silaturahmi dengan para tetangga, sahabat, dan sanak saudara supaya nanti kamu mendapat berkah yang banyak dari Allah SWT.