Dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, pembahasan tentang metamorfosis tentu sudah tak asing lagi. Metamorfosis merupakan proses di mana hewan mengalami perubahan pada fisiknya dalam kurun waktu tertentu. Ada beberapa jenis proses yang berlangsung dan salah satunya ialah metamorfosis sempurna.
Daftar ISI
Pengertian Metamorfosis Sempurna
Istilah ini juga bisa disebut sebagai perkembangan holometabola. Metamorfosis jenis ini merupakan proses perkembangan hewan menuju dewasa yang akan memberikan dampak pada bentuk penampilan, fisik, hingga perilaku yang tidak sama dengan sebelumnya.
Perubahan ini dimulai dari fase spesies ketika masih berada di dalam telur. Kemudian masuk ke fase larva, pupa, dan yang terakhir adalah imago atau dewasa. Metamorfosis sempurna juga dapat diartikan sebagai perubahan fisik yang terjadi pada binatang meliputi telur, larva, pupa, dan tahap dewasa.
Ketika spesies mengalami metamorfosis, umumnya juga akan berpengaruh pada kematangan seksualnya. Sebelum tahapan ini terjadi ada proses yang namanya pra-metamorf, di mana spesies masih belum masuk waktu kawin atau bereproduksi.
Fase Metamorfosis Sempurna
Pada metamorfosis ini, hewan akan mengalami beberapa tahapan sebelum berubah secara fisiknya menjadi dewasa. Tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Telur
Fase telur menjadi tahapan pertama dalam metamorfosis jenis ini. Fase telur akan muncul dari hasil proses pengembangbiakkan hewan. Telur-telur yang dikeluarkan oleh bertina berasal dari hasil fertilisasi yang terjadi pada hewan jantan. Setelah pembuahan terjadi biasanya akan terjadi pembelahan.
Proses pembelahan terjadi dengan waktu yang bervariasi, tergantung dari jenis hewannya. Nah, hasil dari pembelahan inilah yang memungkinkan hewan bertelur dengan jumlah banyak. Tak jarang jumlah telur yang dihasilkan setiap hewan tidak sama, karena hal tersebut akan tergantung dari proses pembelahannya.
Biasanya, para betina akan meletakkan telur-telur tersebut sesuai dengan habitatnya. Misalnya saja nyamuk yang akan bertelur di permukaan air tenang dan kupu-kupu yang meletakkan telurnya di permukaan daun.
Tujuan peletakkan tersebut dimaksudkan agar ketika telur menetas bisa langsung mencari makan secara mandiri. Hewan yang pandai mencari makan sejak dini akan mengalami pertumbuhan yang sangat cepat.
2. Larva
Fase metamorfosis sempurna kedua adalah larva. Pada fase ini, hewan akan mulai aktif untuk mencari makan. Makanan yang dikonsumsi oleh larva tersebut berasal dari induknya. Sebelum meninggalkan sang anak, induk akan mempersiapkan makanan untuk anak-anaknya agar mereka tidak sulit mendapatkannya.
Dalam fase larva ini, beberapa hewan memiliki kerangka luar (eksoskeleton). Perubahan kulit yang terjadi bisa membuat larva mengalami perubahan wujud menjadi lebih besar dan dewasa. Proses perubahan ini juga tidak hanya terjadi satu kali saja, melainkan beberapa kali tergantung dari jenis hewannya.
3. Pupa
Fase pupa termasuk masa transisi, karena larva akan berubah menjadi hewan yang lebih besar. Perubahan wujudnya akan membuat hewan mempunyai rangka luar yang dapat melindungi tubuh dari binatang itu sendiri. Rangka luar ini disebut kokon yang lebih kuat.
Meski demikian, tubuh pupa akan tetap membentuk metabolisme untuk mengubahnya menjadi hewan yang lebih dewasa. Biasanya, pada fase larva sudah tersimpan cadangan makanan untuk tetap bertahan hidup. Hanya saja, pupa akan tetap membutuhkan asupan makanan untuk membantu perkembangannya.
Metamorfosis pada fase ini membuat hewan akan kembali aktif untuk mencari makanan dengan usahanya sendiri. Sebab, fase pupa adalah tahapan di mana hewan akan menuju ke fase dewasa ataupun imago.
4. Imago
Fas terakhir adalah imago atau dewasa. Pada tahapan ini, hewan sudah mempunyai bentuk yang sempurna. Sehingga habitatnya tidak akan sama lagi dengan fase larva. Pada waktu yang telah ditentukan, pupa akan keluar dari cangkangnya dengan wujud yang baru.
Hal tersebut menunjukkan bahwa hewan baru saja mengalami perkembangan holometabola dan tumbuh dewasa. Setelah prosesnya berhasil, hewan harus membiasakan dirinya untuk melawan dan menghadapi predator-predator lainnya. Hewan juga bisa melakukan fase reproduksi untuk berkembang biak.
Ciri-Ciri Metamorfosis Sempurna
Metamorfosis jenis ini mempunyai karakteristik dan ciri-ciri yang berbeda dengan jenis lainnya. Adapun karakteristik tersebut di antaranya adalah sebagai berikut:
- Memiliki 4 tahapan berurutan yang masing-masing akan menghasilkan bentuk dan wujud berbeda-beda.
- Terdapat perbedaan besar yang terjadi antara bentuk larva dan dewasa (imago). Menunjang transformasi ini hewan membutuhkan energi yang besar dan signifikan.
- Setiap tahapan akan terjadi secara berbeda, karena membutuhkan banyak energi. Biasanya tahapan akan berbeda dari setiap tahap yang mebgikuti.
- Memberikan keunggulan yang lebih banyak untuk serangga dalam menunjang kehidupannya. Setiap tahapannya ditandai dengan perubahan perilaku, fisiologis, dan anatominya.
Contoh Metamorfosis Sempurna
Agar dapat menyempurnakan penjelasan tentang perkembangan holometabola, berikut adalah beberapa contoh yang bisa Anda pelajari:
1. Katak
Contoh pertama hewan yang mengalami perkembangan holometabola adalah katak. Metamorfosis yang terjadi pada hewan ini sedikit lebih ganas. Sebab, ketika berada di fase berudu, hewan tersebut tidak melarutkan tubuhnya menjadi bubur, melainkan mencernanya dengan proses apoptosis.
Adapun rincian metamorfosis yang terjadi pada katak adalah telur, kecebong tanpa kaki, kecebong dengan kaki, katak berekor, katak kecil, dan katak dewasa. Dari semua fase, bentuk kecebong yang memiliki bentuk tidak sama dengan wujud dewasanya.
2. Ikan
Ikan menjadi salah satu hewan yang mempunyai dua metamorfosis, yakni sempurna dan tidak sempurna. Khusus untuk yang sempurna, ikan akan melalui 4 fase, yakni telur, larva, pupa, dan dewasa yang siap untuk bereproduksi kembali.
3. Lebah
Di seluruh dunia ada sekitar 20 ribu lebih spesies lebah. Hidupnya yang berkelompok membuat serangga ini mudah untuk ditemui. Lebah juga memiliki proses metamorfosis sempurna yang dimulai dengan tahapan telur, larva, kepompong, dan lebah dewasa.
4. Kupu-Kupu
Kupu-kupu termasuk serangga yang aktif di waktu malam hari. Sama seperti lebah, serangga ini akan hinggap di bunga yang mempunyai nektar. Kupu-kupu memang akan mengonsumsi nektar bunga untuk menunjang kehidupannya. Dalam proses metamorfosisnya sendiri, kupu-kupu mengalami 4 tahapan.
Pertama adalah telur yang kemudian menetas menjadi ulat. Bentuk ulat juga tidak sama, ada yang kecil ada pula yang besar tergantung dari jenis kupu-kupu yang bertelur. Setelah itu, ulat akan berubah menjadi kepompong yang memiliki pelindung berupa kulit keras di luar tubuhnya.
Selama menjadi kepompong, ulat akan berpuasa sampai dirinya keluar menjadi kupu-kupu. Biasanya, proses ini membutuhkan waktu yang cukup lama hingga sayap kupu-kupu bisa terbentuk sempurna dan dapat digunakan untuk terbang. Sayangnya, kupu-kupu memiliki usia yang pendek.
5. Semut
Selain beberapa hewan di atas, semut juga termasuk serangga yang sangat mudah untuk kita temukan. Bahkan semut pun mempunyai proses perkembangan holometabola. Ada 4 fase yang akan dialami semut, yakni telur, larva, pupa, dan semut dewasa.
Ketika musim berkembang biak, semut sanggup bertelur hingga ratusan jumlahnya. Telur-telur tersebut akan disimpan rapi di tempat yang aman, yakni dalam sarangnya. Kemudian, telur akan menetas menjadi larva yang wujudnya mirip dengan ulat kecil berwarna putih.
Setelah itu, semut akan berubah menjadi pupa. Wujudnya hampir mendekati kata sempurna, namun belum bisa bergerak dan beraktivitas layaknya semut dewasa. Jika sudah melewati masa tersebut, fisik semut akan berubah menjadi lebih dewasa dan siap untuk berkembang biak lagi.
Sudah Tahu Bagaimana Proses Metamorfosis Sempurna?
Dari penjelasan di atas bisa disimpulkan bahwa metamorfosis sempurna menjadi proses yang cukup spesifik untuk perkembangan tubuh hewan. Melalui segala bentuk fase, hewan akan mendapatkan wujud terbaiknya dan siap untuk menjalani kehidupan di alam liar demi kelangsungan hidupnya.