Apa Itu Piramida Makanan? Pengertian, Jenis, dan Contohnya

Tahukah Anda bagaimana proses organisme dalam memenuhi kebutuhan makanannya dalam sebuah ekosistem? Anda bisa mengenal contoh piramida makanan untuk melihat hubungan antara berbagai organisme yang berperan sebagai produsen maupun konsumen.

Piramida makanan memungkinkan Anda untuk mengetahui tingkat trofik yang terdiri dari produsen (siapa yang dimakan) dan konsumen (siapa yang memakan). Anda bisa mengetahui secara lengkap dan lebih mendalam mengenai pengertian hingga tingkatan piramida makanan melalui ulasan di bawah ini.

Pengertian Piramida Makanan

Piramida makanan merupakan gambaran yang menjelaskan tentang hubungan antar komponen makhluk hidup (biotik) yang terdapat dalam sebuah ekosistem. Selain itu, piramida makanan ini menunjukkan interaksi dari setiap komponen yang terlibat. Oleh sebab itu, piramida makanan lebih kompleks daripada rantai makanan.

Rantai makanan biasanya hanya menggambarkan peristiwa makan dan dimakan yang terjadi di suatu ekosistem. Sedangkan piramida makanan bisa menggambarkan jumlah organisme dalam setiap tingkatan tertentu. Interaksi yang terjadi antara organisme dalam piramida makanan ini akan membentuk kerucut atau piramid. 

Setiap contoh piramida makanan akan menggambarkan proses interaksi ini dalam bentuk piramid. Tumbuhan menduduki tingkatan produsen dengan jumlah populasi yang lebih besar daripada tingkatan lainnya pada suatu ekosistem. Populasi produsen ini harus lebih banyak daripada tingkatan konsumen 1 hingga konsumen puncak.

Contoh Piramida Makanan

Anda mungkin membutuhkan contoh bagaimana proses interaksi yang terjadi dalam piramida ini untuk memperkuat pemahaman. Berikut adalah beberapa contoh hubungan interaksi yang terjadi pada piramida ini baik dalam ekosistem darat maupun perairan:

1. Piramida Makanan Ekosistem Darat

Contoh pertama yang bisa dilihat dari piramida ini pada ekosistem darat adalah sebuah rumput sebagai produsen yang berada di posisi paling bawah. Selanjutnya, terdapat konsumen pertama yang berada di atas rumput yang terdiri dari beberapa jenis herbivora pemakan rumput, seperti kambing, sapi, dan kelinci. 

Konsumen kedua yang berada di atas konsumen pertama ditempati oleh hewan pemakan daging seperti serigala dan rubah. Pada konsumen puncak diduduki oleh konsumen tersier atau konsumen pemakan daging lainnya seperti singa atau harimau.

Contoh kedua dalam piramida makanan pada ekosistem darat, yaitu tumbuhan hijau menduduki posisi produsen. Kemudian, hewan herbivora seperti serangga dan tikus menduduki posisi konsumen pertama. 

Posisi konsumen kedua ditempati oleh hewan pemakan serangga seperti katak dan ayam. Sementara konsumen ketiga ditempati oleh hewan pemangsa seperti ular dan burung elang.

2. Piramida Makanan Ekosistem Perairan

Ada pula untuk ekosistem perairan yang berbeda dengan contoh piramida makanan pada ekosistem darat. Perbedaannya terletak pada tidak adanya organisme tumbuhan yang terlibat dalam piramida makanan ini. Ekosistem perairan hanya melibatkan berbagai jenis hewan dalam piramida makanan.

Phytoplankton berperan sebagai produsen karena memiliki populasi yang sangat banyak daripada organisme lainnya. Selanjutnya, ikan berukuran kecil dan sedang sebagai konsumen pertama yang memangsa phytoplankton. 

Posisi konsumen kedua ditempati oleh anjing laut dan ikan dengan ukuran yang lebih besar. Sedangkan ikan besar termasuk paus pembunuh dan paus biru menduduki posisi konsumen ketiga yang memangsa ikan kecil dan anjing laut.

Jenis Piramida Makanan

Apakah Anda sudah mengerti definisi dari piramida makanan? Piramida makanan terdiri dari tiga jenis, yaitu piramida populasi, piramida biomassa, dan piramida energi. Berikut ini penjelasan dari masing-masing jenisnya:

1. Piramida Populasi

Piramida populasi dikenal juga sebagai piramida jumlah dan menggambarkan bahwa setiap organisme yang berada di tingkat trofik lebih rendah mempunyai jumlah yang lebih besar. Sementara organisme di tingkat trofik yang lebih tinggi mempunyai populasi yang lebih sedikit. 

Organisme yang berperan sebagai produsen dengan populasi lebih besar biasanya menempati piramida populasi pada tingkatan paling bawah. Sementara posisi ujung dari piramida populasi diduduki oleh organisme yang berperan sebagai konsumen puncak. 

Piramida populasi bisa menjadi penyeimbang dari jumlah organisme di suatu ekosistem. Organisme mangsa sebagai sumber makanan harus memiliki jumlah yang lebih besar daripada organisme pemangsa agar tidak mengalami kepunahan.

2. Piramida Biomassa

Berbeda dengan piramida populasi yang terfokus pada jumlah organisme di setiap tingkatan, piramida biomassa menggambarkan mengenai massa total organisme yang ada di tingkatan trofik. 

Setiap tingkatan trofik pada piramida biomassa dapat Anda hitung dengan cara mengalikan antara jumlah organisme di tingkat trofik dengan massa rata-rata satu organisme di area tertentu.

Piramida biomassa mampu menunjukkan hasil atau data yang lebih akurat dalam mengetahui jumlah energi yang dimiliki oleh setiap tingkatan trofik. Oleh sebab itu, piramida biomassa bisa menjadi solusi yang mampu memecahkan masalah dari piramida populasi. 

Namun, perlu Anda ketahui jika piramida biomassa membutuhkan waktu yang cenderung lama tergantung dengan spesies yang menjadi sampel untuk pengambilan data. Contoh piramida makanan pada jenis piramida biomassa bisa dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu piramida tegak dan piramida terbalik.

Piramida tegak merupakan jenis piramida dengan massa gabungan dari beberapa produsen yang lebih besar daripada massa gabungan dari setiap tingkat konsumen. Piramida ini cocok untuk mengukur massa organisme pada ekosistem darat.

Hal tersebut berbeda dengan piramida terbalik, di mana piramida jenis ini menggambarkan massa gabungan dari beberapa jenis produsen yang lebih kecil dari massa gabungan konsumen. Anda bisa melihat contoh piramida jenis ini pada pada ekosistem perairan.

3. Piramida Energi

Contoh piramida yang paling akurat di antara jenis piramida lainnya adalah piramida energi. Jenis piramida energi juga dikenal sebagai piramida produktivitas yang mampu mengetahui jumlah total energi di setiap tingkatan trofik dan energi yang hilang di antara tingkatan tersebut. 

Dengan demikian, semakin tinggi tingkat trofik pada piramida energi, maka jumlah energi akan semakin berkurang. Organisme yang berperan sebagai produsen di tingkatan trofik pertama mempunyai energi yang lebih besar daripada konsumen di tingkatan trofik kedua atau yang yang lebih tinggi.

Beberapa penyebab semakin berkurangnya aliran energi di setiap tingkatan trofik antara lain fakta bahwa tidak semua bagian makanan dapat dicerna dengan baik. Sehingga terdapat sisa atau residu. Selain itu, organisme pada tingkatan trofik berikutnya juga hanya memangsa beberapa bagian makanan saja. 

Sebagian energi yang diperoleh juga harus dikonversi terlebih dahulu sebelum menjadi sumber energi. Sementara sebagian makanan dicerna menjadi bagian tubuh organisme tersebut. Ada pula piramida dua puncak di mana pada tingkatan trofik puncak terdapat dua populasi konsumen karnivora dengan kekuatan yang sama.

Piramida energi mengacu pada Hukum Sepuluh Persen dari Lindemann yang menyatakan bahwa terdapat sekitar 10 persen energi di tingkat trofik untuk menghasilkan biomassa. Artinya, ada sekitar 10 persen energi yang bisa digunakan untuk membentuk berbagai jaringan pada tingkat trofik berikutnya.

Sudah Mengenal Contoh Piramida Makanan?

Demikian ulasan lengkap mengenai piramida makanan termasuk jenis dan tingkatannya. Piramida makanan ini bisa menjadi contoh untuk mengetahui bagaimana ekosistem makhluk hidup dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Produsen harus mempunyai populasi paling banyak agar konsumen tidak punah. Semoga bermanfaat!

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page