Secara umum, tumbuhan terbagi menjadi beberapa kelompok besar berdasarkan sifat, ciri morfologi, ataupun cara perkembangbiakannya. Salah satunya adalah tumbuhan thallophyta. Tumbuhan ini belum mempunyai struktur utama, seperti akar dan daun sejati. Tubuhnya hanya terdiri dari benang dan sel-sel yang menyerupai rambut.
Oleh sebab itu, tumbuhan ini tidak terlihat seperti tumbuhan tingkat tinggi. Thallophyta hanya bisa menempel pada tubuh tumbuhan lainnya yang tumbuh ditempat lembab. Meski begitu, tumbuhan talus ini juga bisa melakukan fotosintesis. Anda bisa mempelajari dengan baik mengenai thallophyta dalam ulasan di bawah ini.
Daftar ISI
Apa Itu Tumbuhan Thallophyta?
Thallophyta atau tanaman talus merupakan kelompok yang belum mempunyai akar, batang, dan daun yang nyata dan sejati. Salah satu contoh utama yang tergolong tumbuhan talus adalah lumut atau bryophyta. Tumbuhan lumut tidak mempunyai akar sejati.
Akar pada tumbuhan ini berupa sel-sel yang menyerupai rambut sebagai pengganti fungsi akar yang disebut akar semu atau rizoid. Rizoid berfungsi untuk menyerap air dan zat hara serta menambatkan tubuh tumbuhan di tempat hidupnya.
Sederhananya, tumbuhan talus termasuk tumbuhan yang struktur tubuhnya masih belum bisa dibedakan mulai dari akar, batang, dan daun. Sementara itu, ada pula kelompok tumbuhan kormus, di mana struktur tubuh seperti akar, batang, dan daunnya sudah bisa dibedakan secara nyata dan jelas.
Ciri-Ciri Tumbuhan Thallophyta
Seperti yang Anda ketahui bahwa, lumut umumnya menyukai tempat yang lembab dan teduh. Lumut seringkali menempel pada permukaan dinding, genteng, ataupun batang pohon. Mari mengenal lebih detail mengenai ciri-ciri tumbuhan talus seperti berikut:
- Thallophyta terdiri dari tiga divisi berdasarkan cara hidupnya, yaitu algae (ganggang), fungi (jamur), dan lichens (lumut kerak).
- Cara hidup thallophyta terdiri dari tiga cara, yaitu autotrof, heterotrof, dan simbiosis.
- Daur hidup mengalami fase metagenesis atau pergantian keturunan antara generasi gametofit dan sporofit.
- Perkembangbiakan bisa terjadi secara vegetatif dan generatif.
- Memiliki alat perkembangbiakan berupa spora.
- Perkembangbiakan generatif terjadi melalui peleburan gamet di dalam organ gametangium.
- Tumbuhan talus ini tersusun dari satu sel berbentuk bulat hingga membentuk banyak sel yang mirip dengan tumbuhan tingkat tinggi karena terjadi diferensiasi.
Klasifikasi Tumbuhan Thallophyta dan Perannya
Berdasarkan cara hidupnya, tumbuhan talus dapat diklasifikasikan ke dalam tiga divisi utama, yaitu Algae, Fungi, dan Lichenes. Berikut ini penjelasan dari masing-masing divisi:
1. Divisi Algae
Algae atau ganggang merupakan penyusun plankton dan sumber makanan bagi ikan. Kelompok tumbuhan ini meliputi organisme fotosintetik yang terdapat di tempat lembab, termasuk perairan. Algae terdiri dari satu sel, banyak sel, atau satu sel yang berkoloni dan membentuk benang sehingga tampak seperti banyak sel.
Tumbuhan algae juga mempunyai berbagai pigmen atau zat warna. Misalnya pigmen warna biru (fikosianin), pigmen warna coklat (fikosantin), pigmen warna hijau (klorofil), pigmen warna merah (fikoeritrin), pigmen warna keemasan (karoten), dan pigmen warna kuning (xantofil).
Keberadaan pigmen warna hijau inilah yang membuat beberapa jenis tumbuhan algae dapat melakukan fotosintesis. Selain itu, perbedaan pigmen warna tersebut juga dapat dikelompokkan ke dalam empat jenis algae seperti berikut:
1. Chlorophyta (Ganggang Hijau)
Kelompok utama tumbuhan algae dapat melakukan fotosintesis karena mempunyai pigmen klorofil a, klorofil b, karoten, dan xantofil. Ganggang ini juga mempunyai cadangan makanan berupa amilum serta 90 persen mampu hidup di air tawar dan 10 persen hidup di air laut.
Ganggang hijau ini termasuk kelompok tumbuhan algae yang paling banyak jumlahnya dibandingkan dengan jenis ganggang lainnya. Tumbuhan ini juga memegang peranan penting untuk ekosistem perairan.
2. Chrysophyta (Ganggang Pirang)
Ganggang pirang atau ganggang keemasan merupakan jenis tumbuhan thallophyta yang mempunyai pigmen dominan yang terdiri dari klorofil a, klorofil c, karoten, cantofil, dan fikosantin. Ganggang ini hidup secara autotrof dengan sistem reproduksi vegetatif membentuk askospora dan membelah diri serta secara generatif dengan oogami.
Kelompok ganggang pirang ada yang bersel satu dan ada yang bersel banyak. Ganggang ini berperan sebagai komponen produsen yang utama di dalam ekosistem perairan. Sementara bagi industri, ganggang menghasilkan asam alginat untuk pembuatan kosmetik, tekstil, dan plastik.
3. Phaeophyta (Ganggang Coklat)
Ganggang coklat mengandung pigmen dominan fikosantin, klorofil a, klorofil b, dan xantofil. Tubuh ganggang coklat berbentuk seperti benang dan dinding selnya tersusun dari selulosa, pektin, dan asam algin. Perkembangbiakan vegetatif bisa terjadi dengan cara fragmentasi dan reproduksi generatif dengan cara isogami dan oogami.
Contoh tanaman thallophyta dari kelompok phaeophyta antara lain fucus, sargassum, turbinaria, dan macrocystis. Ganggang ini menghasilkan asam alginat yang banyak digunakan untuk industri pembuatan kertas dan cat.
4. Rhodophyta (Ganggang Merah)
Ganggang merah mengandung pigmen dominan fikoeritrin dalam jumlah yang lebih banyak daripada pigmen klorofil, karoten, dan xantofil. Sifat umum dari rhodophyta antara lain memiliki banyak sel, makroskopis, tidak berflagel, berbentuk benang atau lembaran, dan mampu menimbun kalsium karbonat di dinding sel.
Beberapa contoh kelompok rhodophyta adalah eucheuma, gelidium, gracilaria, batrachospermum, chondrus, porphyra, polysiphonia, dan nemalion. Beberapa jenis ini berperan dalam industri makanan sebagai penghasil agar-agar.
2. Divisi Fungi
Fungi atau jamur adalah organisme eukariotik dengan ciri-ciri bersel banyak (multiseluler), dinding sel yang dilindungi zat kitin, bentuk tubuh beragam dengan ukuran mikroskopis hingga makroskopis. Jamur juga tersusun dari hifa atau benang dan termasuk organisme heterotrof karena tidak memiliki klorofil.
Selain itu, jamur juga terdiri dari beberapa kelas, antara lain Zygomycotina, Ascomycotina, Basidiomycotina, Deuteromycotina, dan Oomycotina. Berikut ini penjelasan dari masing-masing kelompoknya:
1. Zygomycotina
Jenis jamur ini bisa Anda temukan di darat, terutama pada area tanah yang lembab atau sisa organisme yang mati. Ciri khas zygomycotina adalah mempunyai hifa yang terdiri dari banyak cabang dan tidak bersekat saat masih muda lalu bersekat ketika tua.
Sistem reproduksi berlangsung secara vegetatif dengan membentuk spora tidak berflagel atau aplanospora. Sementara reproduksi generatif dengan gametangiogami dengan dua benang yang saling berkonjugasi untuk menghasilkan zigospora.
2. Ascomycotina
Kelompok ascomycotina hidup secara saprofit di dalam tanah dan kotoran ternak. Ada pula yang menjadi parasit di tubuh tumbuhan. Ciri utama dari ascomycotina sebagai bagian dari tumbuhan thallophyta adalah memiliki benang-benang bersekat dan ada yang bersifat uniseluler.
Sistem perkembangbiakan ascomycotina secara vegetatif dengan cara klamidospora, fragmentasi, dan tunas. Sedangkan reproduksi generatif dengan cara menghasilkan spora yang terbentuk dalam askus dan berkumpul dalam askokarp. Jenis jamur ini sangat berperan dalam menghasilkan antibiotik, pembuatan tape dan kecap.
3. Basidiomycotina
Ciri-ciri utama dari kelompok jamur basidiomycotina adalah bersifat makroskopis dan memiliki miselium yang bersekat. Sistem reproduksi vegetatif dengan cara membentuk tunas, konidia, dan fragmentasi miselium. Sedangkan secara generatif dengan alat basidium yang menghasilkan spora atau disebut basidiospora.
4. Deuteromycotina
Deuteromycotina adalah kelompok jamur yang tidak sempurna karena memiliki perkembangbiakan secara vegetatif saja. Reproduksi vegetatif menggunakan konidium, sedangkan alat reproduksi generatif berupa basidium dan askus masih belum ditemukan.
5. Oomycotina
Jenis jamur ini memiliki tubuh dengan ciri-ciri benang atau hifa yang tidak bersekat, bercabang, dan mengandung banyak inti. Oomycotina berkembangbiak secara vegetatif dengan zoospora dan sporangium serta konidia. Sedangkan secara vegetatif dengan peleburan gamet jantan dan betina membentuk oospora.
Secara keseluruhan, kandungan vitamin C, serat, dan kalium pada jamur juga memberikan manfaat banyak bagi kesehatan jantung, tekanan darah, dan kolesterol. Jamur juga mampu memperkuat sistem kekebalan tubuh dan mencegah infeksi akibat bakteri serta menurunkan resiko peradangan.
3. Divisi Lichenes
Lichenes atau lumut kerak merupakan kelompok tumbuhan thallophyta yang hidupnya menempel di pohon, batu, tanah, atau dinding. Lumut kerak tidak mempunyai akar, batang, daun, dan kloroplas yang bisa bersimbiosis dengan algae dan lumut. Simbiosis lumut kerak yang paling dominan antara lain cendawan dengan koloni ganggang.
Lichenes dapat dibedakan menjadi tiga kelompok berdasarkan bentuknya yaitu krustos, folios, dan fruktikos. Perkembangbiakan vegetatif pada lumut kerak dengan cara fragmentasi atau soredium. Beberapa manfaat dari lumut ini adalah sebagai antibiotik, penambah rasa dan aroma, dan indikator pencemaran.
Sudah Mengenal Tumbuhan Thallophyta?
Demikian ulasan mengenai tumbuhan kalus beserta klasifikasi dan peran dari masing-masing kelompok. Jadi, tumbuhan talus mana yang pernah Anda lihat secara langsung?