Komponen Manajemen Risiko, Contoh, dan Jenisnya

Manajemen risiko merupakan proses mencari dan mengelola risiko, agar tidak memberikan dampak buruk terhadap bisnis. Dalam prosesnya, melibatkan beberapa komponen. Berikut komponen manajemen risiko beserta contohnya yang perlu diketahui.

8 Komponen Manajemen Risiko

Mengatasi sebuah risiko, khususnya dalam bisnis, membutuhkan perencanaan atau strategi yang tepat. Sebagai pemilik bisnis, berikut 8 komponen dalam manajemen risiko yang perlu diketahui:

1. Lingkungan Internal

Komponen pertama ada lingkungan internal, yaitu lingkungan yang berasal dari dalam perusahaan. Misalnya, struktur perusahaan, SOP, produktivitas, SDM, dan lainnya.

Lingkungan internal cukup berpengaruh terhadap perusahaan, sehingga budaya kerja, SDM, struktur organisasi, dan wewenang harus tertulis dan jelas. Kejelasan pada lingkungan internal akan memudahkan dalam mengantisipasi dampak buruk dari risiko bisnis.

2. Penentuan Sasaran

Supaya bisa mencapai tujuan perusahaan sesuai dengan yang diharapkan, pebisnis harus mengetahui komponen manajemen risiko tentang penentuan sasarannya

Artinya, pebisnis harus bisa menentukan apa yang akan menjadi tujuan utama perusahaan, sehingga risiko bisnis yang kemungkinan terjadi, bisa teridentifikasi dan dikelola lebih awal.

Segala sesuatu yang berhubungan dengan perusahaan, khususnya kegiatan manajemen, akan bantu mengarahkan perusahaan untuk mencapai tujuan bisnis yang sudah ditentukan tadi.

3. Identifikasi Peristiwa

Ketiga adalah mengidentifikasi peristiwa atau kejadian yang memiliki potensi besar terhadap perusahaan. Setiap peristiwa atau kejadian bisa memberikan dampak positif dan dampak negatif perusahaan.

Kejadian yang memberikan dampak negatif bagi perusahaan biasanya mempengaruhi strategi hingga pencapaian tujuan perusahaan.

Suatu peristiwa atau kejadian bisa terjadi berulang kali. Jika tidak segera diatasi, peristiwa tersebut bisa menimbulkan masalah cukup serius terhadap perkembangan perusahaan.

4. Penilaian Risiko

Komponen keempat ada penilaian risiko. Setelah mengidentifikasi kejadian atau peristiwa yang berpotensi buruk terhadap pencapaian tujuan perusahaan, langkah manajemen berikutnya adalah melakukan penilaian terhadap peristiwa atau kejadian tersebut.

Penilaiannya harus dilakukan secara menyeluruh. Pebisnis harus bisa mengkategorikan suatu peristiwa atau kejadian perusahaan ke dalam dua kelompok, yaitu peristiwa yang membuat perusahaan berhasil mencapai tujuan dan peristiwa yang menjauhkan perusahaan dari tujuan.

Karena hasil penilaian ini sifatnya cukup krusial bagi perkembangan perusahaan, maka saat melakukan penilaian suatu peristiwa atau kejadian membutuhkan analisa yang matang.

5. Tanggapan Risiko

Komponen manajemen risiko kelima adalah menentukan tanggapan atau respon terhadap risiko yang dihadapi. Respon atau tanggapan risiko ini bisa berupa menerima, memindahkan, mengurangi, atau menghindari.

Sama seperti penilaian risiko, memberikan tanggapan terhadap risiko bisnis juga harus dilakukan dengan tepat. Jika respon yang diberikan ternyata tidak tepat, maka akan muncul risiko bisnis yang baru.

Usahakan untuk memilih tanggapan atau respon yang sesuai dengan risiko yang kemungkinan akan terjadi. Jika risiko bisa diatasi, maka perusahaan harus menerima dan mengelola risiko tersebut.

Sebaliknya, jika risiko yang datang tidak bisa diatasi, maka perusahaan harus menyiapkan berbagai opsi, salah satunya menghindari kemungkinan terjadinya risiko tersebut dalam perusahaan sejak awal.

6. Aktivitas Pengendalian

Berikutnya ada aktivitas pengendalian, yaitu komponen yang berisi pembuatan kebijakan untuk memastikan tanggapan atau respon yang sudah ditetapkan bisa dilaksanakan dengan benar.

Sederhananya, aktivitas pengendalian ini bertindak sebagai pengawas dalam penerapan kebijakan manajemen perusahaan dalam mengelola risiko. Pengawasan diperlukan agar strategi yang sudah ditetapkan berjalan sesuai rencana.

Selain memastikan pelaksanaan strategi sesuai dengan rencana manajemen risiko, aktivitas pengendalian ini juga akan berperan penting terhadap penetapan kebijakan atau strategi dalam mengatasi risiko bisnis di kemudian hari.

7. Informasi dan Komunikasi

Ketujuh, ada informasi dan komunikasi. Manajemen risiko harus bisa mengidentifikasi informasi yang diperoleh, lalu mengkomunikasikan kepada pihak-pihak terkait dengan benar.

Penyampaian informasi menggunakan komunikasi yang benar akan memudahkan pihak-pihak terkait menjalankan tugas serta tanggung jawabnya dengan baik. Pemilihan kalimat yang ringkas dan jelas juga termasuk bagian dari komunikasi yang benar.

8. Pemantauan

Komponen manajemen risiko yang terakhir adalah pemantauan. Seperti namanya, komponen ini mengharuskan manajemen melakukan pemantauan langsung. Tujuannya untuk memastikan bahwa setiap komponen-komponen sudah berjalan dengan baik.

Delapan komponen di atas harus dilakukan secara berurutan. Supaya penerapan manajemen risiko berjalan sesuai dengan harapan, terapkan seluruh komponen-komponen di atas sesuai dengan kebutuhan bisnis.

Contoh Manajemen Risiko

Setelah mengetahui apa saja komponen di dalam manajemen risiko, kurang lengkap rasanya jika para pebisnis tidak tahu apa saja contoh yang berhubungan dengan manajemen risiko perusahaan. Secara umum, contoh manajemen risiko terbagi menjadi dua, yaitu:

1. Pure Risk atau Risiko Murni

Contoh pertama ada pure risk atau risiko murni. Jenis risiko pertama ini berhubungan dengan ketidakpastian yang terjadi karena kerugian. Artinya, perusahaan hanya memiliki satu peluang saja, yaitu kerugian.

Karena disebabkan oleh kerugian atau break event, otomatis risiko murni bisa menimbulkan kerugian lebih banyak. Contohnya, kebakaran, pencurian, hingga kecelakaan.

2. Speculative Risk (Risiko Spekulasi)

Contoh kedua ada risiko spekulasi atau speculative risk. Jenis risiko ini berdampak pada dua kemungkinan, yaitu mengalami kerugian atau mendapatkan keuntungan.

Contoh sederhana dari risiko jenis spekulasi ini antara lain investasi saham, undian, dan kegiatan bisnis lainnya yang berpeluang menimbulkan kerugian ataupun mendatangkan keuntungan.

Jenis-Jenis Manajemen Risiko

Dalam menerapkan semua komponen manajemen risiko, perusahaan harus bisa mengidentifikasi jenis risiko yang akan dihadapi. Nah, agar lebih mudah dalam mengidentifikasi risiko, berikut jenis-jenis manajemen risiko dalam perusahaan:

1. Manajemen Risiko Operasional

Jenis pertama ini berhubungan dengan kegagalan operasional karena faktor internal, seperti kesalahan sistem. Selain faktor internal, kegagalan operasional juga bisa disebabkan oleh faktor eksternal, yaitu bencana alam.

Dalam permasalahan ini, perusahaan perlu melakukan manajemen risiko operasional untuk mencegah terjadinya kegagalan produksi atau layanan. Jika penerapannya tidak tepat, maka produksi atau layanan yang dihasilkan akan terganggu.

2. Manajemen Hazard

Jenis manajemen satu ini biasa digunakan untuk menangani kerusakan atau kebangkrutan perusahaan. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya risiko hazard, yaitu kecelakaan kerja, korupsi yang terjadi dalam perusahaan, hingga pelayanan karyawan yang kurang baik kepada konsumen.

Penyebab di atas membuat perusahaan harus waspada terhadap beberapa bahaya yang merugikan, yaitu hukum, moral, dan lainnya.

Jika tidak dilakukannya manajemen hazard, maka citra perusahaan atau bisnis bisa memburuk, akibat permasalahan yang cukup berat, apalagi jika berhubungan dengan hukum.

3. Manajemen Risiko Strategis

Jenis satu ini disebabkan oleh beberapa faktor, mulai dari penurunan nilai aset perusahaan, kompetitor, operasional, dan lainnya.

Manajemen satu ini juga berhubungan dengan pengambilan keputusan perusahaan, sehingga mendorong terciptanya strategi-strategi dalam bisnis.

Setiap masalah membutuhkan strategi-strategi yang matang, agar dapat diatasi atau bahkan dihindari. Penetapan strategi membutuhkan keahlian analisa yang kuat serta observasi yang mendalam terhadap risiko-risiko dalam bisnis.

4. Manajemen Finansial

Terakhir, ada manajemen risiko finansial. Keuangan memiliki peran paling penting dalam perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus bisa melakukan manajemen finansial sesuai dengan komponen manajemen risiko yang sudah dijabarkan sebelumnya.

Tujuan dari manajemen risiko finansial cukup banyak, mulai dari melindungi aset, entitas bisnis, hak laba, dan properti perusahaan. Melansir dari Binus, manajemen risiko finansial juga berhubungan dengan neraca perdagangan, tingkat bunga, perubahan inflasi, dan lainnya.

Itulah jenis-jenis manajemen risiko yang harus diketahui oleh pebisnis, agar bisa menyusun strategi bisnis sesuai dengan jenis permasalahannya.

Yuk, Terapkan Manajemen Risiko dalam Berbisnis!

Manajemen risiko memiliki peran penting dalam bisnis. Oleh karena itu, penerapannya harus benar, sesuai dengan komponen manajemen risiko serta jenis-jenis risiko yang kemungkinan besar akan dihadapi.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page