Apa Itu Merek: Pengertian, Sejarah, Fungsi, dan Jenisnya

Seperti yang Anda ketahui, banyak pebisnis di luar sana yang memiliki usaha serupa. Misalnya, produsen keripik singkong di Indonesia berjumlah lebih dari satu, bahkan bisa puluhan hingga ribuan produsen. Nah, untuk membedakan hasil produk, produsen membuat merek atau brand sebagai tanda pengenal.

Sebagai seorang pengusaha, Anda perlu menyadari bahwa peran brand sangatlah penting untuk perkembangan bisnis. Melalui pembuatan tanda pengenal produk, usaha Anda dapat dikenal luas oleh masyarakat serta sekaligus meminimalisir risiko pemalsuan produk dari kompetitor lain. 

Apa Itu Brand atau Merek?

Singkatnya, istilah brand atau merek merujuk pada nama, simbol, desain, atau kombinasi dari elemen-elemen tersebut yang berguna untuk mengidentifikasi dan membedakan produk atau layanan dari satu perusahaan dengan perusahaan lainnya.

Wujud dari brand sendiri berupa tampilan grafis meliputi logo, gambar, dan susunan warna yang ditampilkan dalam bentuk dua dimensi dan tiga dimensi. Sehingga, sebuah brand bisa berupa penanda yang bisa ditemukan pada produk atau layanan sebagai identitas khusus untuk membedakan produknya dengan produk lainnya. 

Biasanya, pemilik bisnis juga akan mengkombinasikan unsur-unsur tersebut untuk menciptakan brand yang unik agar menghindari kesamaan dengan bisnis lain. Selain itu, supaya brand bisnis mendapatkan perlindungan hukum, maka pemilik bisnis perlu mendaftarkan brand tersebut ke badan yang berwenang. 

Tujuannya adalah sebagai alat bukti sah bagi pemilik brand dan mencegah orang lain untuk memplagiasi brand yang sama dengan milik Anda. Selain itu, merek dapat membantu konsumen mengenali dan membedakan produk atau layanan tertentu, dan seringkali memiliki nilai komersial yang signifikan.

Namun, perlu Anda ketahui bahwa sebelum melakukan pendaftaran brand, ada beberapa poin yang harus pemilik bisnis perhatikan, di antaranya adalah:

  • Brand tidak bertentangan dengan ideologi dan peraturan. 
  • Memiliki elemen pembeda dari brand lain. 
  • Tidak memasukkan unsur yang berpotensi menyesatkan masyarakat tentang ukuran, jenis, kualitas, atau asal dari produk dan/atau layanan bisnis.
  • Menuliskan keterangan brand yang sesuai dengan fakta. 
  • Tidak berupa nama atau lambang milik umum. 

Sejarah Awal Mula Brand atau Merek

Perkembangan penggunaan brand sudah ada sejak zaman dahulu yang mana digunakan untuk memberikan tanda pada benda dan hewan. 

Peternak akan memberikan cap kepada hewan ternaknya untuk membedakan jenisnya dari hewan ternak yang lain. Pemberian cap pada hewan ternak tersebut memudahkan konsumen untuk mengidentifikasi kualitas hewan ternak. 

Berdasarkan bukti sejarah, penggunaan tanda atau lambang telah ada bahkan sebelum Masehi. Toko-toko pada zaman Romawi Kuno menggunakan gambar sebagai penanda identitas produk mereka. 

Kemudian, dunia industri makin berkembang pesat yang mana mendorong penggunaan iklan untuk memperkenalkan produk ke khalayak luas. Produk-produk yang beredar itulah yang menyebabkan penggunaan merek sebagai tanda pengenal mulai dikenal secara luas. 

Pemberian label pada produk atau layanan berperan penting sebagai alat pembeda dari satu usaha dengan usaha yang lain, sehingga tidak terjadi pemalsuan barang. Oleh sebab itu, mulai muncul peraturan hukum untuk perlindungan nama brand

Apalagi, arus globalisasi di bidang ekonomi mendorong perdagangan skala global sehingga brand harus mendapat perlindungan agar persaingan antara kompetitor bisnis bisa terjalin secara sehat. Melalui adanya perlindungan brand, maka risiko plagiasi dari pihak tidak bertanggung jawab dapat dicegah dengan optimal. 

Fungsi-Fungsi Brand atau Merek

Produk atau layanan tanpa tanda pengenal atau identitas dapat membingungkan konsumen yang mana umumnya cenderung pada satu produk tertentu. Sehingga, bila tidak ada label yang membedakan produk-produk, maka akan sulit bagi konsumen untuk mencari produk yang dituju. Lantas, apa saja fungsi merek?

1. Alat Pembeda dari Produk Lain

Seperti yang sudah kami jelaskan sebelumnya, brand berfungsi sebagai elemen sekaligus alat pembeda antara produk serupa. Sebab, ada banyak produk serupa yang memiliki nama-nama brand berbeda. Sebut saja brand-brand yang terkenal dalam produk olahan ayam seperti KFC, McDonald’s, Sabana, dan lain-lain. 

Terlihat bahwa untuk bisa membedakan diri dari perusahaan atau produsen yang lain, mereka menggunakan nama brand sebagai pembeda. Sebab, bila tidak ada nama brand, maka produk-produk olahan ayam tersebut akan tampak sama sehingga konsumen sulit membedakannya. 

Dengan adanya label nama, perusahaan dapat meminimalisir risiko pemalsuan produk meskipun memiliki produk olahan yang sama. Selain itu, konsumen juga bisa memilih mana brand olahan ayam yang paling sesuai dengan seleranya. 

2. Jaminan Mutu Produk

Produk atau layanan yang tidak memiliki merek membuat konsumen meragukan akan jaminan mutu produk tersebut. Kondisi tersebut terjadi lantaran konsumen tidak sepenuhnya mengetahui asal usul produsen pembuat produk tersebut. 

Oleh sebab itu, pemberian nama pada produk berupa nama brand dapat berfungsi sebagai jaminan mutu. Nantinya, konsumen akan jauh lebih tenang dalam mengonsumsi atau menggunakan produk yang memiliki brand terdaftar. 

3. Meningkatkan Kredibilitas Perusahaan

Perusahaan yang mencantumkan label brand pada produk atau layanannya akan lebih terlihat profesional di mata konsumen. Konsumen akan menilai bahwa produk atau layanan milik perusahaan memiliki tingkat kredibilitas yang baik. 

Tidak hanya itu, salah satu faktor yang menentukan loyalitas konsumen adalah kredibilitas perusahaan. Cara untuk mendapatkan kepercayaan dari konsumen adalah dengan membangun reputasi baik secara konsisten hingga diakui oleh pasar. 

Jika pemilik bisnis berhasil mendapatkan kepercayaan konsumen, maka loyalitas konsumen akan datang dengan sendirinya. Maka dari itu, fungsi brand sangat penting untuk memperoleh kepercayaan dan loyalitas konsumen. 

4. Meningkatkan Brand Awareness

Pemberian label grafis pada produk atau layanan berupa brand bisa berguna untuk meningkatkan brand awareness pada masyarakat. Ketika konsumen mendengar produk tertentu, mereka akan langsung teringat pada brand milik Anda. 

Misalnya, saat konsumen membicarakan tentang produk air mineral, maka ingatan mereka langsung tertuju pada nama brand Aqua. Lalu, pada kasus lain juga terlihat ketika konsumen membicarakan produk pencuci pakaian, maka ingatannya akan langsung tertuju pada nama brand Rinso.

Hal tersebut membuktikan bahwa nama brand sangat berpengaruh untuk kehidupan masyarakat sehari-hari. Jika Anda memiliki usaha keripik pisang, maka usahakan membuat nama merek yang unik dan mudah dihafal.

Sehingga, supaya ketika orang-orang sedang memilih jajanan keripik pisang, mereka langsung tertuju pada brand Anda. 

Jenis-Jenis Brand atau Merek 

Umumnya, brand yang biasanya Anda lihat pada perusahaan-perusahaan tertentu memiliki klasifikasi atau jenisnya masing-masing. Tren bisnis di Indonesia sendiri mengenal tiga jenis brand, yaitu brand dagang, jasa, dan kolektif. Simak pembahasan berikut untuk mengetahui detailnya. 

1. Merek Dagang

Sesuai dengan namanya, merek brand dagang mengacu pada produk barang tertentu yang diperdagangkan oleh badan usaha atau perseorangan kepada konsumen. Brand dagang biasanya tertera pada kemasan produk berupa tampilan grafis. 

Anda bisa menandainya dengan tulisan, gambar, logo, angka, atau kombinasi unsur-unsur tersebut. Sehingga, tujuan dari pemberian brand dagang adalah sebagai identitas produk. 

Berkat adanya brand dagang, produk yang masuk ke kategori sama akan memiliki alat pembeda. Misalnya, jika Anda memiliki usaha sepatu, maka Anda tidak perlu khawatir akan tertukar dengan brand sepatu lain. Sebab, nama yang melekat pada produk akan menjadi tanda pembeda. 

2. Merek Jasa

Selanjutnya, brand jasa kurang lebih mirip seperti brand dagang. Hanya saja, sesuai dengan wujudnya, brand ini tidak melabeli produk secara fisik, tetapi sebuah jasa atau layanan. Pengertian jasa atau layanan sendiri adalah aktivitas yang pihak pemberi jasa tawarkan untuk mengatasi permasalahan konsumen. 

Misalnya jasa penulis, jasa angkut barang, jasa edit foto, dan lain sebagainya. Bagi Anda yang memiliki usaha jasa, sebaiknya buatlah atau patenkan brand untuk melindungi konsep jasa yang Anda tawarkan sehingga orang lain tidak akan melakukan plagiasi. 

3. Merek Kolektif

Jenis brand terakhir adalah brand kolektif. Brand ini diterapkan pada barang dan jasa yang memiliki persamaan dari segi ciri atau sifat. Sama seperti brand lainnya, tujuan dari pemberian label kolektif adalah untuk membedakan barang dan jasa yang serupa dari sejenisnya. 

Sudahkah Anda Memikirkan Merek untuk Produk Usaha Anda?

Jadi, itulah sekilas pembahasan mengenai merek yang perlu Anda pahami, mulai dari pengertian hingga jenis-jenisnya. Buat bisnis Anda makin berkembang dan terkenal luas ke khalayak umum dengan pemberian brand sebagai alat identitas produk atau layanan. 

Sebelum meresmikan bisnis, Anda tidak boleh melupakan elemen penting satu ini yang berperan sebagai tanda pengenal dan pembeda dari bisnis sejenis lainnya. Penting untuk memikirkan secara matang nama atau gambar yang akan Anda gunakan sebagai brand produk atau layanan bisnis Anda. 

Pertimbangkan pula segi keunikan dan kemudahan masyarakat untuk menghafal nama brand Anda. Selain itu, jangan lupa untuk mendaftarkan brand pada pihak yang berwenang supaya Anda bisa mendapatkan perlindungan hukum. 

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page