Bagi sebagian orang mungkin belum terlalu memahami apa itu akseptasi. Jika kamu ingin mengetahuinya lebih lanjut, artikel ini menyajikan informasinya secara lengkap. Yuk, pelajari pengertian, syarat, tujuan, dan fungsi akseptasi sekarang!
Daftar ISI
Pengertian Akseptasi
Akseptasi adalah proses formal yang terjadi antara pihak yang ditunjuk (penerima) secara resmi menerima dan menyetujui suatu proyek, produk, atau layanan yang telah diselesaikan atau dikembangkan oleh pihak lain (penyedia).
Dalam konteks bisnis atau proyek, proses ini biasanya mencerminkan bahwa hasil yang didapatkan memenuhi persyaratan dan harapan yang telah ditentukan sebelumnya.
Sementara itu, proses ini dalam konteks transaksi di bank merupakan proses penerimaan dan pembenaran terhadap suatu dokumen atau instrumen keuangan yang diajukan oleh pihak lain.
Dalam hal ini, proses ini berarti bahwa bank setuju dan menerima instrumen tersebut dengan syarat-syarat yang telah ditentukan. Hal ini dapat meliputi penerimaan surat wesel, cek, atau instrumen keuangan lainnya yang diajukan untuk pembayaran atau pengesahan.
Dengan demikian, proses tersebut mencerminkan tindakan bank untuk memvalidasi dan mengakui kewajiban pembayaran yang tertera dalam instrumen tersebut.
Dengan menerima dan mengakui instrumen tersebut, bank mengambil tanggung jawab untuk melakukan pembayaran sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.
Pada intinya, proses ini dalam transaksi bank berarti bank secara resmi menerima dan menyetujui instrumen keuangan yang diajukan oleh pihak lain untuk pembayaran atau pengesahan.
Syarat-Syarat Akseptasi
Berikut ini 7 syarat acceptance secara umum yang perlu kamu ketahui, yaitu:
1. Persetujuan
Syarat yang pertama yaitu persetujuan. Penerima instrumen atau proposal harus secara jelas dan tegas menyetujui atau menerima tawaran yang diajukan.
Selain itu, adanya persetujuan ini harus bersifat sah dan diberikan secara sukarela, tanpa adanya paksaan atau tekanan dari pihak manapun.
2. Keandalan dan Integritas
Selanjutnya, keandalan dan integritas. Dalam konteks syarat ini, penerima harus memiliki keyakinan bahwa penyedia instrumen atau proposal termasuk pihak yang dapat dipercaya dan memiliki reputasi baik.
Keyakinan tersebut dapat diperoleh dengan melibatkan penilaian terhadap kredibilitas, integritas, riwayat kondisi keuangan, atau rekam jejak yang relevan.
3. Kepatuhan Hukum
Berikutnya, proses formal yang berlangsung antara kedua belah pihak harus mematuhi semua hukum, peraturan, dan persyaratan yang berlaku.
Penerima harus memastikan bahwa instrumen atau proposal proyek yang diajukan sesuai dengan ketentuan hukum dan tidak melanggar regulasi yang ada.
4. Kelengkapan dan Kelayakan
Sebelum memberikan persetujuan, sebaiknya kamu mengecek instrumen keuangan atau proposal yang diajukan. Periksa kelengkapan dan pastikan memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.
Persyaratan tersebut bisa mencakup dokumen-dokumen pendukung, informasi yang diperlukan, atau persyaratan teknis yang harus dipenuhi.
5. Batas Waktu
Syarat akseptasi selanjutnya, yaitu adanya batas waktu. Pasalnya, proses persetujuan ini harus dilakukan dalam batas waktu yang ditentukan.
Penerima harus memberikan jawaban atau keputusan dalam waktu yang telah disepakati untuk menghindari ketidakpastian atau penundaan yang berpotensi merugikan pihak lain.
6. Kesesuaian dengan Kebijakan Internal
Penerima dapat memiliki kebijakan internal yang harus dipatuhi sebelum melakukan kesanggupan atau persetujuan Kondisi ini mungkin melibatkan proses evaluasi internal, persetujuan dari pihak yang berwenang, atau pertimbangan kebijakan risiko yang berlaku.
7. Kesepakatan Kontrak
Syarat yang terakhir adalah memastikan bahwa instrumen keuangan atau proposal proyek, produk, dan layanan didasarkan pada perjanjian atau kontrak. Jika terdapat syarat-syarat tertentu, pastikan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam dokumen tersebut.
6 Tujuan Akseptasi
Berikut ini adalah 6 tujuan dilakukannya acceptance, yaitu:
1. Sebagai Validasi
Tujuan pertama yaitu sebagai bentuk validasi. Pasalnya, proses persetujuan antara kedua belah pihak bertujuan untuk memvalidasi bahwa proposal yang diajukan telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan sebelumnya.
Jika proses ini berlangsung dan mencapai persetujuan, artinya penerima menyatakan bahwa instrumen atau proposal tersebut memenuhi standar kualitas, spesifikasi, atau syarat-syarat yang telah ditetapkan.
2. Penyelesaian Formal
Proses persetujuan ini merupakan langkah penting dalam menyelesaikan suatu transaksi atau kontrak secara formal. Dengan melakukan proses ini, pihak yang dituju secara resmi mengakui dan menerima tawaran atau instrumen yang diajukan.
3. Keputusan dan Tindakan
Kegiatan ini memungkinkan penerima untuk membuat keputusan dan mengambil tindakan yang sesuai.
Jika kamu menerima instrumen atau proposal, kamu dapat melanjutkan langkah-langkah berikutnya, seperti melakukan pembayaran, memulai proyek, atau mengambil langkah tindak lanjut yang relevan.
4. Menghindari Kemungkinan Sengketa
Dalam konteks bisnis maupun bank, seringkali terjadi sengketa saat proses penawaran tertentu. Dengan melakukan akseptasi yang jelas dan resmi, penerima dan penyedia setuju dan sepakat terhadap persyaratan dan kondisi yang terkait.
Dengan demikian, dapat membantu dalam menghindari sengketa atau ketegangan di masa depan, karena semua pihak telah menyepakati dan menerima kondisi yang telah ditetapkan.
5. Mengamankan Hak dan Kewajiban
Adanya persetujuan secara resmi dapat memastikan bahwa hak dan kewajiban pihak-pihak terlibat dalam transaksi atau kontrak telah diamankan. Artinya, penerima mengambil tanggung jawab untuk memenuhi kewajiban yang terkait dengan instrumen atau proposal yang diterima.
6. Menjamin Keabsahan dan Kepatuhan
Kegiatan yang dilakukan oleh kedua pihak ini merupakan proses persetujuan resmi yang berjalan sesuai peraturan hukum.
Oleh karena itu, kegiatan ini bertujuan untuk memastikan bahwa instrumen atau proposal yang diterima adalah sah dan mematuhi semua hukum, peraturan, dan persyaratan yang berlaku.
5 Fungsi Akseptasi
Berikut ini adalah 5 fungsi acceptance secara umum yang perlu dipahami, yaitu:
1. Memastikan Kepuasan Penerima
Fungsi yang pertama adalah memastikan kepuasan penerima. Pasalnya, proses ini menjamin instrumen keuangan ataupun proposal yang diterima telah memenuhi persyaratan dan harapan penerima.
Dengan demikian, dapat membantu untuk memastikan bahwa penerima puas dengan hasil yang diberikan dan hasil tersebut sesuai dengan yang diharapkan.
2. Menghindari Risiko dan Kerugian
Selain memastikan kepuasan, proses persetujuan resmi ini berfungsi sebagai upaya untuk menghindari serta mengurangi risiko dan potensi kerugian bagi penerima.
Dengan melakukan evaluasi dan memastikan bahwa instrumen atau proposal memenuhi persyaratan, penerima dapat menghindari kemungkinan terlibat dalam hal-hal yang berpotensi merugikan.
3. Meningkatkan Kepercayaan
Fungsi berikutnya, yaitu dapat membantu meningkatkan kepercayaan. Adanya akseptasi yang jelas dan terdokumentasi, dapat menumbuhkan kepercayaan antara penerima dan penyedia.
Hal ini karena kedua belah pihak saling mengakui dan menerima instrumen atau proposal. Sehingga, dapat memperoleh keyakinan bahwa transaksi atau kontrak dilakukan memiliki integritas dan sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan.
4. Menghindari Sengketa dan Pertikaian
Kedua belah pihak yang telah menyepakati persyaratan dan kondisi terkait, terdapat pemahaman yang jelas tentang apa yang diharapkan dan apa yang diterima. Dengan demikian, dapat membantu meminimalisir kemungkinan perselisihan dan pertikaian di kemudian hari.
5. Memperkuat Kepatuhan Hukum
Proses persetujuan ini memastikan bahwa transaksi atau kontrak yang dilakukan mematuhi hukum, peraturan, dan persyaratan yang berlaku.
Dengan demikian, dapat memperkuat adanya kepatuhan hukum dan memastikan bahwa instrumen atau proposal yang diterima adalah sah dan sesuai dengan ketentuan hukum yang telah ditetapkan.
Makin Paham Tentang Akseptasi?
Jadi, akseptasi merupakan proses persetujuan kedua belah pihak yang sedang melakukan transaksi. Dengan mengacu pada hukum yang berlaku dan isi dokumen persetujuan tidak merugikan kedua belah pihak yang sedang bertransaksi.
Namun, penting untuk dicatat bahwa ketentuan atau persyaratan proses ini dapat bervariasi, tergantung konteksnya, seperti dalam bidang bisnis ataupun bank.