Valuasi: Pengertian, Tujuan, Faktor, Contoh & Cara Menghitungnya

Kamu mungkin pernah mendengar tentang perusahaan startup yang memiliki nilai valuasinya (valuation) mencapai US$800 juta. Ketika membaca berita semacam itu, pasti kamu bertanya-tanya apa sebenarnya nilai valuasi itu? Apakah sama dengan keuntungan? Dan bagaimana cara menghitungnya?

Nah, di era digital saat ini, yang mana startup berkembang sangat pesat, penting bagi kamu  untuk memahami konsep valuation. Artikel ini akan membantu kamu mempelajari definisi valuation, tujuan, dan cara perusahaan menghitungnya. Yuk, simak!

Pengertian

Valuasi adalah proses menentukan nilai suatu perusahaan dengan mempertimbangkan berbagai faktor, yang mencakup kualitas manajemen, struktur keuangan, aset yang dimiliki, dan perkiraan pendapatan di masa mendatang.

Baik perusahaan besar maupun kecil, valuation memiliki peran yang sangat penting loh, terutama bagi perusahaan yang masih membutuhkan pendanaan untuk tumbuh dan berkembang.

Misalnya, ketika sebuah perusahaan startup sedang dalam proses akuisisi, valuation akan membantu perusahaan tersebut menentukan harga yang wajar, yang dapat ditawarkan kepada calon pembeli berdasarkan nilai perusahaan.

Selain itu, hal tersebut juga penting bagi pemilik perusahaan dalam pengambilan keputusan strategis. Ketika performa perusahaan mengalami penurunan, pemilik perusahaan dapat menggunakan valuasi sebagai panduan untuk mengetahui kapan waktu yang tepat untuk menjual perusahaan dengan harga yang ideal.

Tujuan 

Tujuan valuasi pada perusahaan sangatlah penting bagi berbagai pihak yang terlibat. Tidak hanya bagi perusahaan itu sendiri, tetapi juga bagi investor, mitra bisnis, dan lainnya. Simak tujuannya berikut ini!

1. Membantu Pengambilan Keputusan

Tujuan pertama yakni memberikan informasi yang jelas kepada perusahaan tentang nilai bisnis yang dijalankannya. Nilai valuation ini sangat berguna dalam membantu perusahaan mengambil keputusan strategis mengenai langkah-langkah yang akan diambil untuk memajukan bisnisnya.

Nilai yang rendah dapat membantu perusahaan menentukan strategi untuk meningkatkan kinerja bisnisnya. Sedangkan nilai yang tinggi, dapat memotivasi perusahaan untuk terus berinovasi dan mempertahankan prestasinya.

2. Penilaian Internal

Tujuan kedua, untuk melakukan penilaian internal terhadap perusahaan. Dengan melakukan evaluasi, perusahaan dapat mengetahui kinerja bisnisnya dan membuat rencana strategis untuk masa depan. Nilai valuasi memberikan gambaran tentang harga jual perusahaan dan membantu dalam perencanaan bisnis jangka panjang.

3. Menarik Investasi

Nilai valuation yang menjanjikan, dapat menarik minat investor untuk berinvestasi dalam perusahaan. Investasi ini sangat penting dalam mendukung pengembangan bisnis perusahaan.

4. Waralaba

Tujuan keempat, yakni berperan penting bagi perusahaan yang ingin melakukan ekspansi melalui waralaba. Nilai valuasi membantu meningkatkan potensi kerjasama dengan pihak yang berminat menjalankan waralaba perusahaan tersebut.

5. Memperlancar Akuisisi Bisnis

Valuation memberikan gambaran objektif kepada perusahaan yang berencana mengakuisisi bisnis lain. Hal ini sangat berguna dalam memperlancar proses akuisisi dengan memberikan informasi yang akurat tentang nilai perusahaan yang akan diakuisisi.

Faktor-Faktor

Beberapa faktor yang mempengaruhi valuasi suatu perusahaan, antara lain:

1. Stabilitas Penjualan

Stabilitas penjualan mempengaruhi nilai valuation perusahaan. Perusahaan yang memiliki penjualan yang stabil, menunjukkan bahwa mereka memiliki pangsa pasar yang mapan dan pendapatan yang konsisten dari pelanggan mereka. Semakin stabil penjualannya, semakin tinggi valuasi perusahaan.

2. Urgensi

Urgensi merupakan seberapa besar kebutuhan mendesak suatu perusahaan akan pendanaan untuk operasionalnya. Jika perusahaan masih dapat beroperasi dengan baik tanpa bergantung pada investor, maka nilai valuasinya cenderung tinggi. 

Sebaliknya, perusahaan yang sangat tergantung pada investor untuk mendapatkan dana, menunjukkan bahwa bisnisnya tidak dalam kondisi yang baik, dan hal ini akan mempengaruhi valuation menjadi rendah.

3. Model Bisnis

Keunikan model bisnis yang dijalankan oleh perusahaan dapat meningkatkan nilai valuasinya. Model bisnis yang unik, membuka peluang bagi perusahaan untuk mengganggu pasar dan memberikan keunggulan kompetitif.

4. Kualitas Manajemen

Kualitas manajemen perusahaan memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan nilai valuasi. Sebuah perusahaan yang memiliki kepemimpinan yang baik, manajemen yang efektif, dan struktur organisasi yang solid, cenderung memiliki valuation yang lebih tinggi.

Kualitas kepemimpinan yang baik, dapat memberikan arah yang jelas dan strategis bagi perusahaan. Seorang pemimpin yang visioner, pastinya mampu mengidentifikasi peluang bisnis dan dapat mengambil keputusan yang tepat. Sehingga, akan memberikan kepercayaan kepada investor dan pasar.

5. Penciptaan Persepsi

Pandangan dan kesadaran masyarakat terhadap merek sebuah perusahaan memiliki dampak yang signifikan terhadap nilai valuasinya. Saat merek bisnis memiliki citra yang kuat dan reputasi yang baik di mata masyarakat, hal ini cenderung meningkatkan valuation perusahaan tersebut.

Pentingnya branding dalam bisnis tidak bisa diabaikan. Ketika merek perusahaan dikenal luas, dihargai, dan diidentifikasi sebagai penyedia produk atau layanan berkualitas, hal ini dapat meningkatkan persepsi nilai yang melekat pada perusahaan tersebut.

6. Persaingan

Persaingan dalam industri merupakan salah satu faktor kunci yang menentukan valuation sebuah perusahaan. Dalam pasar yang kompetitif, perusahaan yang mampu bersaing dengan baik, cenderung memiliki valuation yang tinggi.

Namun, perusahaan juga harus ingat, bahwa valuation yang tinggi tidak hanya bergantung pada persaingan dan daya tarik pasar saja. Manajemen yang efektif, tim yang berkualitas, struktur permodalan yang sehat, dan tata kelola perusahaan yang baik, juga merupakan faktor-faktor penting dalam menentukan valuation perusahaan. 

7. Kepemilikan Aset

Nilai ini juga dipengaruhi oleh jumlah dan kualitas aset yang dimiliki oleh perusahaan. Ini meliputi properti, mitra bisnis, basis pelanggan, dan jumlah utang perusahaan. Selain kuantitas, potensi pengembangan aset juga diperhatikan.

Contoh Valuasi dan Cara Menghitungnya

Terdapat empat metode yang bisa kamu gunakan untuk menghitung valuasi perusahaan, yaitu: 

1. Profit Multiplier

Sebagai contoh studi kasus, mari kita lihat perusahaan ABC. Perusahaan ini memiliki profit bersih sebesar Rp200.000.000,00 per tahun. 

Untuk menghitungnya menggunakan metode profit multiplier, kita akan menggunakan valuation multiple (VM) sebesar 5. VM sendiri dapat kamu tentukan ketika membagi jumlah keseluruhan nilai saham perusahaan dengan total pendapatan per lembar saham perusahaan.

Dengan menggunakan metode profit multiplier, kita bisa mengalikan profit perusahaan dengan VM, seperti berikut:

Rp200.000.000,00 x 5= Rp1.000.000.000,00

Jadi, berdasarkan metode profit multiplier, valuation perusahaan ABC adalah Rp1.000.000.000,00. Hal ini berarti perusahaan memiliki potensi keuntungan tahunan sebesar Rp200.000.000,00 dengan investasi sebesar Rp1.000.000.000,00; menurut perspektif investor.

2. Komparasi

Sebagai contoh, perusahaan A bergerak di bidang industri makanan dan memiliki valuation sebesar Rp1.000.000.000,00. Kemudian, kamu ingin mengetahui valuation perusahaan B yang juga beroperasi di industri makanan.

Untuk melakukan perbandingan dengan metode komparasi, kamu perlu mencari perusahaan pembanding yang memiliki karakteristik serupa dengan perusahaan B. Setelah penelitian yang cermat, kamu menemukan perusahaan C yang memiliki bisnis serupa dengan perusahaan B dan memiliki valuasi sebesar Rp500.000.000,00.

Dengan menggunakan metode komparasi, kamu dapat menggambarkan bahwa perusahaan B memiliki valuation sekitar dua kali lipat dari perusahaan C. Oleh karena itu, kamu dapat mengestimasikan valuation perusahaan B sekitar Rp1.000.000.000,00 atau setara dengan valuasi perusahaan A.

3. Discounted Flow (DCF)

Sebagai contoh, seorang investor tertarik untuk membeli saham perusahaan ABC menggunakan metode DCF untuk menentukan valuasi yang tepat. Pertama, investor melakukan proyeksi arus kas perusahaan ABC dalam beberapa tahun ke depan dengan memperoleh estimasi pendapatan dan pengeluaran bisnis. 

Selanjutnya, ia menghitung arus kas bersih yang diharapkan dan menentukan discount rate yang akurat untuk memperoleh present value (PV) dari arus kas bersih beberapa tahun kedepan. 

Dengan membandingkan nilai PV dengan harga saham di pasar, investor dapat menentukan apakah saham tersebut undervalued atau tidak. Selain itu, investor juga mempertimbangkan risiko dan tingkat return untuk mengambil keputusan investasi.

4. Valuasi Aset

Contohnya, misalkan ada sebuah perusahaan yang memiliki aset berupa bangunan, peralatan, dan inventaris senilai total Rp1.000.000.000,00. Selain itu, perusahaan ini juga memiliki utang sebesar Rp200.000.000,00. Maka, valuation dari perusahaan itu adalah:

Rp1.000.000.000,00 – Rp200.000.000,00= Rp800.000.000,00.

Jadi, kita perkirakan nilai jual aset perusahaan sebesar Rp800.000.000,00; setelah dikurangi dengan jumlah utang perusahaan.

Sudah Paham Perihal Valuasi Perusahaan?

Demikian penjelasan lengkap tentang valuasi perusahaan. Pada prinsipnya, perusahaan yang berhasil adalah perusahaan yang mampu meningkatkan valuasinya seiring berjalannya waktu. Namun, peningkatan tersebut tidak terjadi begitu saja, melainkan harus dicapai melalui upaya dan inovasi yang teratur dari perusahaan.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page