Aliran romantisisme menjadi gerakan budaya dan artistik yang berkembang pada akhir abad ke-18 hingga pertengahan abad ke-19. Gerakan ini memiliki pengaruh signifikan dalam seni, sastra, musik, dan pemikiran pada masa tersebut.
Aliran ini menekankan pada ekspresi emosi, imajinasi, kebebasan individu, dan hubungan manusia dengan alam. Melalui artikel berikut, mari kenali apa itu aliran sastra satu ini, mulai dari sejarah, ciri, contoh karya, dan beberapa tokoh terkenal di baliknya!
Daftar ISI
Apa Itu Aliran Romantisisme?
Menurut National Trust, romanticism atau romantisisme adalah adalah sebuah gerakan artistik yang muncul sebagai reaksi terhadap rasionalitas yang dominan pada masa Pencerahan (Enlightenment atau Aufklärung).
Masa Pencerahan tersebut merupakan gerakan intelektual dan filosofis yang mendominasi Eropa pada abad ke-17 dan ke-18. Aliran ini menekankan pada perasaan, intuisi, serta menghargai emosi manusia dan sensitivitas sebagai sumber kebenaran.
Romanticism juga mencoba mengekspresikan pengalaman manusia yang luas, termasuk cinta, kegembiraan, kesedihan, dan kecemasan. Sehingga, kebebasan individu juga menjadi nilai penting dalam aliran ini.
Aliran romantisisme menolak pembatasan dan norma-norma yang dianggap membatasi ekspresi diri. Kebebasan berpikir, berkreasi, dan mengekspresikan diri menjadi esensi dari aliran ini. Selain itu, romantisisme juga menghargai alam dan menganggapnya sebagai sumber keindahan dan inspirasi.
Romantisisme sendiri memiliki pengaruh kuat dan terus mempengaruhi seni dan pemikiran hingga saat ini. Meskipun periode dominasi romantisisme berakhir pada pertengahan abad ke-19, warisan dan nilai-nilainya tetap relevan dalam karya seni pada masa modern.
Sejarah Perkembangan Aliran Romantisisme
Romanticism memiliki sejarah yang cukup panjang. Secara umum, aliran ini berkembang pada akhir abad ke-18 di Eropa dan Amerika Utara. Awalnya, romantisisme berasal dari Inggris dan Jerman. Namun, kemudian menyebar ke seluruh dunia barat sebagai reaksi atas gerakan rasionalitas masa Pencerahan.
Pada masa ini, muncul pemikiran-pemikiran baru yang menantang norma-norma budaya yang ada. Pemikiran ini menekankan pada aspek ilmiah dan filosofis yang berdasarkan pada logika, rasionalitas, dan pemahaman objektif.
Sementara itu, romantisisme menganggap bahwa kehidupan manusia tidak dapat direduksi hanya menjadi logika dan fakta belaka. Romantisisme berpendapat bahwa aspek emosional, imajinatif, dan spiritual juga memiliki nilai yang sama pentingnya.
Singkatnya, romantisisme menentang pandangan dunia yang berdasar pada akal dan penekanan pada pemahaman objektif. Perkembangan aliran romantisisme sendiri berpusat di negara-negara seperti Inggris, Jerman, dan Prancis.
Di Inggris, para penyair seperti William Wordsworth dan Samuel Taylor Coleridge memainkan peran penting dalam mengembangkan estetika Romantis melalui karya-karya seperti “Lyrical Ballads” (1798). Mereka mengekspresikan perasaan dan pengalaman pribadi dengan cara yang lebih bebas dan subjektif.
Sedangkan di Jerman, romantisisme dikenal dengan sebutan “Sturm und Drang” yang berarti “badai dan gejolak”. Para penulis seperti Johann Wolfgang von Goethe dan Friedrich Schiller memimpin gerakan ini. Mereka mengeksplorasi tema-tema emosional dan kebebasan individu dalam karya-karyanya.
Prancis juga memiliki kontribusi penting dalam romantisisme, terutama melalui sastra dan seni visual. Victor Hugo, salah satu tokoh terkenal dalam romantisisme Perancis, menulis karya-karya seperti “Les Misérables” (1862) yang mengeksplorasi tema-tema kemanusiaan, penderitaan, dan keadilan sosial.
Sementara itu, komposer seperti Ludwig van Beethoven menciptakan karya-karya musik yang penuh dengan ekspresi emosional dan kebebasan kreatif.
Perkembangan aliran ini sebagai gerakan artistik dan intelektual berlanjut hingga pertengahan abad ke-19. Meskipun telah terganti oleh aliran-aliran baru, warisan dan pengaruh romantisisme tetap berpengaruh dalam seni, sastra, musik, dan pemikiran hingga saat ini.
Ciri-Ciri Aliran Romantisisme
Ciri-ciri romanticism mencakup berbagai aspek yang membedakan gerakan ini dari aliran seni sebelumnya. Ciri khas dari aliran ini adalah penekanan yang kuat pada emosi dan pengalaman individu. Berikut adalah beberapa ciri khas dalam romantisisme:
1. Ekspresi Emosi dan Subjektivitas
Aliran ini menekankan pada ekspresi emosi dan perasaan individu. Karya-karya romantis sering kali penuh dengan kegembiraan, kesedihan, kecintaan, dan gairah yang kuat. Sentimen pribadi, pengalaman batin, dan kebebasan emosional menjadi fokus utama dalam ekspresi seni.
2. Imajinasi dan Fantasi
Romantisisme memberikan perhatian yang besar pada imajinasi dan fantasi sebagai sumber inspirasi kreatif.
Para seniman menggunakan kebebasan imajinasi mereka untuk menciptakan dunia yang lebih luas, misterius, dan magis. Mereka mengeksplorasi dunia mimpi, mitos, legenda, dan cerita rakyat sebagai sumber inspirasi.
3. Menekankan Kebebasan Individu
Aliran romantisisme menekankan pentingnya kebebasan individu dan penolakan terhadap pembatasan sosial atau norma-norma yang menghambat ekspresi diri. Kebebasan berpikir, berkreasi, dan mengekspresikan diri menjadi esensi dari aliran ini. Individualitas menjadi sumber keunikan dan kekayaan dalam seni dan pemikiran.
4. Penghormatan terhadap Alam
Romantisisme menghargai keindahan alam dan menganggapnya sebagai sumber inspirasi yang tak terbatas.
Alam seringkali menjadi simbol kebebasan dalam karya-karya romantis. Pemandangan alam yang megah, pohon-pohon, sungai, gunung, dan langit sering menjadi latar belakang atau subjek dalam karya seni romantis.
5. Nostalgia dan Pengagungan Masa Lalu
Romantisisme memiliki kecenderungan untuk memuja masa lalu dan melihatnya sebagai periode keemasan yang hilang. Sejarah, mitologi, dan budaya kuno sering menjadi sumber inspirasi dalam karya-karya romanticism. Ada kerinduan dan nostalgia terhadap masa lalu yang dianggap lebih ideal, murni, atau artistik.
6. Mengangkat Sentimen Nasional dan Kebebasan Politik
Aliran romantisisme juga berkaitan dengan semangat nasionalisme dan aspirasi untuk kebebasan politik.
Banyak seniman yang terlibat dalam gerakan politik dan mengungkapkan aspirasi mereka melalui karya seni. Mereka mencoba mengekspresikan identitas nasional dan perjuangan untuk kebebasan melalui seni dan sastra.
7.Melanggar Aturan Konvensional
Gerakan romantisisme juga ditandai dengan keberanian dalam eksperimen dan pemecahan batasan-batasan tradisional. Para seniman tidak takut untuk melanggar aturan konvensional dan mengeksplorasi bentuk-bentuk baru dan kontroversial.
Tokoh Aliran Romantisisme
Selama akhir abad ke-18 hingga pertengahan abad ke-19, terdapat sejumlah tokoh yang menganut romanticism dan menuangkannya pada karya seni mereka. Berikut beberapa tokoh terkenal dalam aliran ini:
1. William Wordsworth
Seorang penyair Inggris yang terkenal dengan puisi-puisi alamnya yang menggambarkan keindahan alam dan pengalaman pribadi mendalam.
2. Johann Wolfgang von Goethe
Seorang penulis Jerman yang terkenal dengan novelnya “The Sorrows of Young Werther” yang mengeksplorasi tema-tema cinta, penderitaan, dan eksistensialisme.
3. Victor Hugo
Penulis asal Prancis yang terkenal dengan karya-karyanya seperti “Les Misérables” dan “The Hunchback of Notre-Dame”. Di mana karyanya mengeksplorasi tema-tema sosial dan kemanusiaan.
4. Caspar David Friedrich
Seorang pelukis Jerman yang dikenal dengan lukisan-lukisannya yang memperlihatkan keindahan alam, keheningan, dan suasana misterius.
5. Ludwig van Beethoven
Seorang komposer Jerman yang menciptakan musik yang penuh dengan ekspresi emosional dan kebebasan kreatif.
Contoh Karya Aliran Romantisisme
Romantisisme mempengaruhi banyak bidang, termasuk sastra, seni rupa, musik, dan filsafat. Masing-masing karya memperlihatkan ciri-ciri romantisisme dalam cara yang unik dan menggugah perasaan. Adapun berikut ini adalah beberapa contoh-contoh karya aliran ini:
1. Daffodils
Puisi “Daffodils” oleh William Wordsworth yang menggambarkan pengalaman pribadi dengan indahnya bunga bakung liar.
2. Frankenstein
Novel “Frankenstein” oleh Mary Shelley yang mengeksplorasi tema-tema kehidupan, eksistensialisme, dan pengaruh ilmu pengetahuan dalam menciptakan makhluk hidup.
3. Wanderer Above The Sea of Fog
Lukisan “Wanderer above the Sea of Fog” oleh Caspar David Friedrich, yang menggambarkan seorang pengembara yang berdiri di atas gunung, menghadap kabut laut yang misterius.
4. Symphony no 5
Symphony no 5 atau Simfoni ke-5 oleh Ludwig van Beethoven yang memperlihatkan kekuatan ekspresif dan emosional dalam musik.
5. Les Misérables
Drama “Les Misérables” oleh Victor Hugo, yang menggambarkan kisah perjuangan sosial, keadilan, dan kasih sayang di tengah masyarakat yang terpinggirkan.
6. Ode to a Nightingale
Puisi “Ode to a Nightingale” oleh John Keats yang menggambarkan pengalaman keindahan alam dan kerinduan terhadap keabadian.
Sudah Tahu Sejarah Romantisisme dan Ciri-cirinya?
Itulah ulasan mengenai aliran romantisisme, sejarah, ciri, hingga tokoh dan contoh karyanya. Pada dasarnya, romantisisme mengeksplorasi kehidupan emosional sebagai sumber inspirasi kreatif. Gerakan ini membawa pergeseran paradigma dalam memahami dan menghargai emosi dan imajinasi dari kehidupan manusia.