Tidak hanya modal awal, pebisnis juga harus mengetahui bagaimana perhitungan modal akhir yang tepat. Agar tidak keliru, berikut informasi lengkap mengenai cara menghitung modal akhir lengkap dengan komponen dan manfaatnya untuk bisnis.
Daftar ISI
Komponen Penting dalam Perhitungan Modal Akhir
Sebelum membahas bagaimana cara menghitung modal akhir, ada beberapa komponen yang harus diketahui. Keberadaan komponen ini akan mempermudah proses perhitungan modal akhir, sehingga hasilnya tidak keliru. Komponen-komponen tersebut, antara lain:
1. Modal Awal
Komponen pertama ada modal awal, yaitu modal yang disiapkan di awal pembukaan bisnis. Modal awal merupakan keseluruhan modal yang akan digunakan untuk keperluan bisnis sebelum periode berkelanjutan yang terdiri dari gabungan modal investasi, modal kerja, dan modal operasional.
Modal investasi merupakan keseluruhan biaya yang dibutuhkan untuk membeli alat produksi. Bisa dikatakan modal investasi memiliki jumlah yang paling besar dan hanya dikeluarkan satu kali untuk keperluan jangka panjang.
Sedangkan modal kerja adalah biaya yang digunakan untuk keperluan bahan baku produksi. Kemudian, modal operasional adalah biaya yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan produksi, sehingga jumlahnya menyesuaikan jumlah produksi.
Perhitungan modal awal bisa dilakukan dengan menjumlahkan tiga komponen tadi, yaitu:
Modal Awal= Modal Investasi + Modal Kerja + Modal Operasional
Contoh, perusahaan A menyiapkan modal investasi sebesar Rp40.000.000,00; biaya untuk kebutuhan kerja sebesar Rp20.000.000,00; dan biaya operasional sebesar Rp40.000.000,00. Maka, cara menghitung modal awalnya adalah sebagai berikut:
Rp40.000.000,00 + Rp20.000.000,00 + Rp40.000.000,00= Rp100.000.000,00
Jadi, keseluruhan modal awal yang dibutuhkan oleh perusahaan A untuk mendirikan bisnis adalah Rp100.000.000,00.
2. Laba dan Rugi
Komponen kedua ada laba dan rugi. Komponen ini termasuk ke dalam jenis perhitungan final capital.
Laba adalah keuntungan yang diperoleh dari kegiatan operasional, seperti penjualan dan pendapatan lainnya. Perhitungan laba bisa dilakukan dengan mencari selisih antara jumlah pendapatan dan biaya. Jika selisih berada di atas nol rupiah, maka itulah jumlah laba yang didapatkan.
Sedangkan rugi adalah pengeluaran yang jumlahnya lebih besar dari jumlah pemasukan. Jika selisih pendapatan dan biaya ternyata berada di bawah nol rupiah, maka hasil tersebut menunjukkan kerugian.
3. Prive
Cara menghitung modal akhir juga membutuhkan komponen prive, yaitu penarikan uang yang dilakukan oleh pemilik bisnis untuk keperluan operasional atau pribadi.
Prive atau penarikan dana ini akan dicatat di bagian modal. Artinya, pemilik bisnis bisa menerima uang tunai atas sebagian modal yang sudah disediakan. Inilah kenapa prive menjadi komponen penting yang tidak boleh dilewatkan.
Cara Menghitung Modal Akhir
Perhitungan modal akhir dilakukan di setiap akhir periode. Tujuannya untuk memulai proses produksi di periode yang baru.
Dalam perhitungan modal akhir membutuhkan saldo laba atau rugi untuk melihat adanya berbagai perbedaan dalam transaksi keuangan yang berkaitan dengan pengeluaran serta pemasukan.
1. Saldo Laba
Jika sebuah bisnis berhasil mendapatkan laba, maka cara menghitung final capital harus berpatokan pada rumus berikut ini:
Modal Akhir= Modal Awal + (Laba – Prive)
Contoh, perusahaan A menyiapkan modal awal sebesar Rp100.000.000,00. Kemudian, perusahaan tersebut memperoleh laba sebesar Rp160.000.000,00; lalu penarikan uang atau prive oleh pemilik sebesar Rp40.000.000,00. Maka, cara menghitung modal akhir adalah sebagai berikut:
Modal Akhir= Rp100.000.000,00 + (Rp160.000.000,00 – Rp40.000.000,00)
= Rp100.000.000,00 + Rp120.000.000,00
= Rp220.000.000,00
Dari hasil perhitungan di atas, terlihat adanya peningkatan jumlah modal, yaitu dari Rp100.000.000,00 menjadi Rp220.000.000,00.
2. Saldo Rugi
Jika perusahaan mengalami kerugian, maka rumus menghitung final capital atau modal akhir berbeda dari rumus sebelumnya. Berikut rumus final capital jika perusahaan mengalami kerugian:
Modal Akhir= Modal Awal – (Kerugian + Prive)
Contoh, perusahaan A menyiapkan modal awal sebesar Rp100.000.000,00. Kemudian, perusahaan tersebut mengalami kerugian mencapai Rp50.000.000,00 dan penarikan uang tunai atau prive oleh pemilik sebesar Rp20.000.000,00. Maka, berikut cara menghitung modal akhir:
Modal Akhir= Rp100.000.000,00 – (Rp50.000.000,00 + Rp20.000.000,00)
= Rp100.000.000,00 – Rp70.000.000,00
= Rp30.000.000,00
Selisih kerugian dengan modal awal yang jauh berbeda membuat jumlah modal akhir yang nantinya digunakan untuk produksi bisnis di periode selanjutnya lebih sedikit, yaitu dari Rp100.000.000,00 menjadi Rp30.000.000,00. Hasil tersebut berbanding terbalik dengan hasil dari perhitungan laba.
3 Manfaat Melakukan Perhitungan Modal Akhir
Menghitung modal akhir memiliki peran penting dalam sebuah bisnis. Terdapat 3 manfaat melakukan perhitungan modal akhir, yaitu:
1. Laporan Keuangan Lebih Akurat
Manfaat pertama adalah membuat laporan keuangan jadi lebih akurat. Laporan keuangan adalah pencatatan segala jenis transaksi, baik pengeluaran atau pemasukan yang berkaitan dengan perusahaan.
Pencatatan laporan keuangan berperan penting dalam memantau arus kas, mengevaluasi budgeting, dan adanya transparansi dalam setiap transaksi agar tidak ada penyelewengan dana.
Akurat atau tidaknya laporan keuangan bergantung pada perhitungan yang dilakukan, salah satunya adalah cara menghitung modal akhir yang tepat. Jika seluruh transaksi sudah tepat, maka laporan keuangan akan akurat.
2. Memantau Operasional Bisnis
Kedua adalah memantau kegiatan operasional bisnis. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah kegiatan operasional sudah efisien atau tidak.
Jika kegiatan operasional berjalan dengan efisien, maka perusahaan akan mendapatkan keuntungan. Sebaliknya, jika kegiatan operasional tidak berjalan baik, maka bisa menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
Karena dampaknya cukup besar terhadap perkembangan bisnis, maka harus melakukan pemantauan operasional bisnis secara keseluruhan, salah satunya menghitung modal akhir.
Pemantauan ini juga memiliki peran penting terhadap evaluasi bisnis. Hasil dari modal akhir yang positif atau negatif akan mempengaruhi proses evaluasi bisnis kedepannya.
3. Memprediksi Kelanjutan Bisnis
Manfaat terakhir melakukan perhitungan modal akhir adalah bantu memprediksi bagaimana kelanjutan dari sebuah bisnis.
Contoh, jika perusahaan mengalami kekurangan modal, maka solusinya adalah mencari investor atau pinjaman modal ke lembaga keuangan yang sudah terakreditasi.
Solusi tersebut akan berpengaruh terhadap perkembangan bisnis di periode selanjutnya. Tanpa adanya modal, maka bisnis akan terhambat atau bahkan berhenti beroperasi.
Jadi, perhitungan modal akhir tidak hanya menunjukkan rugi atau untungnya sebuah perusahaan dalam periode tertentu. Akan tetapi, juga bantu memprediksi bagaimana kelanjutan bisnis tersebut, khususnya ketika mengalami kerugian atau kekurangan modal.
Sudah Paham Siap Menghitung Modal Akhir?
Cara menghitung modal akhir bisa menggunakan rumus laba atau rumus rugi. Penggunaannya harus disesuaikan dengan kondisi perusahaan, apakah mendapatkan laba atau justru mengalami kerugian.