Ekonomi merupakan salah satu pelajaran di sekolah yang mulai dipelajari ketika duduk di bangku SMP (Sekolah Menengah Pertama) hingga SMA (Sekolah Menengah Atas). Apabila Anda menyadarinya, mungkin Anda akan menemukan materi elastisitas sempurna yang penting dan tentunya bermanfaat untuk dipahami.
Secara umum, perfect elasticity atau elastisitas sempurna erat kaitannya dengan permintaan dan penawaran. Namun, untuk mendapatkan pemahaman secara menyeluruh, langsung saja simak dan ikuti pembahasan artikel di bawah ini!
Daftar ISI
Pengertian Elastisitas Sempurna
Elastisitas sempurna atau perfect elasticity adalah sebuah variabel dalam ruang lingkup ekonomi yang mana koefisien permintaannya tak terhingga. Kondisi ini ditandai dengan adanya perubahan permintaan pasar, namun harga barang tetap stabil.
Sederhananya, permintaan yang tak terbatas tidak membuat harga barang tersebut mengalami perubahan. Perfect elasticity juga terjadi apabila harga mengalami kenaikan dan kuantitas permintaan turun menjadi nol.
Meskipun kenaikan harga relatif kecil, namun kondisi tersebut dapat memberikan pengaruh signifikan pada penurunan kuantitas. Sebaliknya, permintaan akan meningkat dan menjadi tak terbatas ketika harga mengalami penurunan, bahkan penurunan yang relatif kecil sekali pun.
Itulah sebabnya, perfect elasticity selalu menggunakan kurva horizontal yang mana pengukuran terhadap barang atau jasa dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, mulai dari kepuasan konsumen, harga, dan sebagainya. Sehingga, besaran perubahan permintaan kuantitas barang atau jasa akan lebih mudah diketahui.
Sejarah Elastisitas Sempurna
Alfred Marshall merupakan pakar ekonomi yang mulai mengenalkan definisi elastisitas pada akhir abad ke-19, atau tepatnya pada tahun 1890. Beliau mendapatkan julukan sebagai Bapak Ekonomi Neoklasik dan menuliskan buku yang berjudul Principles of Economics.
Buku terbitan Alfred Marshall tersebut menjadi kiblat atau rujukan ekonomi neoklasik dan juga ekonomi modern. Marshall banyak membahas dalam bukunya tentang hukum penawaran, hukum permintaan, dan elastisitas sempurna.
Umumnya, ekonomi neoklasik lebih banyak menggunakan pendekatan yang mengamati dan mendorong hukum permintaan dan hukum penawaran. Pengamatan dan dorongan tersebut lebih menitik beratkan pada produksi, konsumsi, serta harga barang dan jasa.
Akar pemikiran teori dalam buku Principles of Economics yaitu pemaksimalan utilitas hipotesis dari individu akan menentukan nilai barang atau jasa. Perusahaan akan memperhatikan faktor-faktor produksi dan informasi lainnya untuk menghadapi biaya produksi.
Tujuan hal tersebut adalah untuk mengoptimalkan pendapatan terbatas dan keuntungan bagi perusahaan. Mengingat buku karya Alfred Marshall juga menjadi acuan ekonomi modern, maka teori dalam buku tersebut masih digunakan hingga saat ini.
Macam-Macam Elastisitas
Mengingat elastisitas sempurna tidak terlepas dari elastisitas permintaan dan elastisitas penawaran, maka keduanya mempunyai jenisnya masing-masing. Silakan simak poin-poin berikut ini supaya Anda lebih mudah dalam memahaminya:
1. Elastisitas Permintaan
Elastisitas permintaan terdiri dari lima macam. Berikut adalah kelima macam tersebut dan penjelasannya:
a. Elastis
Kondisi ini menunjukkan jumlah barang mengalami persentase perubahan yang lebih besar daripada dengan persentase perubahan harga.
Biasanya, nilai koefisiennya lebih dari 1 dan umum terjadi pada jenis barang yang mempunyai tingkat substitusi yang tinggi. Contoh barang yang dimaksud adalah telepon seluler dan televisi.
b. Inelastis
Inelastis adalah kondisi kebalikan dari elastis yaitu nilai koefisiennya kurang dari 1. Umumnya, jenis elastisitas ini ditandai dengan prosentase jumlah barang atau jasa yang menurun atau lebih kecil daripada persentase perubahan harga.
Faktor yang menyebabkan inelastis yaitu tidak mempunyai barang substitusi, misalnya garam.
c. Elastis Uniter
Pada kasus ini, perubahan persentase jumlah permintaan dan harga barang maupun jasa sama atau mencapai nilai koefisien sama dengan 1. Adapun jenis barang yang sering mencapai elastis uniter antara lain DVD Player, VCD Player, dan barang elektronik sejenisnya.
d. Elastis Sempurna
Jika jumlah permintaan berubah namun harga barang tidak berubah, maka kondisi tersebut bisa dikatakan sebagai elastisitas sempurna. Contoh konkretnya adalah harga bensin dan harga garam.
e. Inelastis Sempurna
Inelastis sempurna merupakan kondisi di mana harga barang atau jasa mengalami perubahan namun tidak berpengaruh pada permintaan. Contohnya yaitu permintaan pada beras yang tidak pernah mengalami penurunan karena beras merupakan makanan pokok.
Oleh sebab itu, meskipun harga beras mengalami kenaikan relatif kecil atau bahkan signifikan, permintaannya tidak akan berubah.
2. Elastisitas Penawaran
Macam atau jenis dari elastisitas sempurna berikutnya yaitu elastisitas penawaran. Sama halnya dengan elastisitas permintaan, elastisitas penawaran juga terdiri dari lima macam, yakni sebagai berikut:
a. Elastis
Kondisi elastis pada elastisitas penawaran yaitu koefisiennya lebih dari 1. Sebab, jumlah barang mengalami perubahan persentase yang lebih besar dari persentase perubahan harga.
b. Inelastis
Jika nilai koefisien kurang dari 1, maka akan terjadi inelastisitas. Pada kasus ini, barang mengalami perubahan persentase yang lebih kecil dari persentase perubahan harga.
c. Elastis Uniter
Jika barang yang ditawarkan mengalami perubahan persentasenya yang sama dengan perubahan persentase harga, maka kondisi ini dinamakan elastis uniter. Elastis uniter pada elastisitas permintaan juga mempunyai koefisien sama dengan 1.
d. Elastis Sempurna
Dalam hal elastisitas sempurna kali ini, jumlah barang yang ditawarkan berubah. Namun, hal tersebut tidak mempengaruhi perubahan pada harga barang.
e. Inelastis Sempurna
Meskipun produsen atau perusahaan sudah mengubah harga, namun mereka masih belum mampu mengubah kuantitas atau jumlah barang yang ditawarkan.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Elastisitas Sempurna
Berikut ini adalah faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan dan elastisitas penawaran. Silakan simak masing-masing faktornya berikut ini:
1. Faktor yang Mempengaruhi Elastisitas Permintaan
Dalam ruang lingkup ekonomi, elastisitas permintaan kerap menjadi indikator untuk mengetahui sensitivitas kuantitas permintaan barang terhadap harga yang ditawarkan. Adapun sejumlah faktor yang memengaruhinya, yakni sebagai berikut:
a. Ketersediaan Barang Substitusi
Elastisitas permintaan akan semakin tinggi jika jenis barang yang diminta mempunyai banyak substitusi. Sebab, jika terjadi perubahan harga meskipun relatif kecil, maka konsumen akan mencari alternatif barang substitusi atau barang pengganti.
b. Keberadaan Produk yang Luas
Jika keberadaan produk sangat luas atau bahkan mendominasi, maka akan semakin tidak elastis atau elastisitasnya rendah. Misalkan, perusahaan makanan Jepang yang menawarkan beberapa alternatif substitusi, maka akan memiliki elastisitas sempurna yang tinggi.
c. Prosentase Pendapatan Masyarakat
Pendapatan masyarakat erat kaitannya dengan daya beli terhadap barang atau jasa. Kondisi ini juga mempengaruhi tingkat elastisitas permintaan. Elastisitas permintaan akan semakin tinggi seiring dengan tingginya pendapatan masyarakat.
d. Kebutuhan Masyarakat
Jika barang tersebut banyak dibutuhkan meskipun harganya tinggi, maka akan membuat elastisitas permintaannya rendah. Sebagai contoh yaitu tabung oksigen, orang pasti mau membeli meskipun harganya sangat mahal karena terdorong kebutuhan.
e. Loyalitas pada Merek Tertentu
Permintaan bisa menjadi inelastis jika konsumen loyal dalam menggunakan brand tertentu. Kondisi ini juga dapat menyebabkan penurunan kepekaan pada perubahan harga.
f. Durasi Perubahan Harga
Jika perubahan harga pada suatu barang terjadi dalam rentang waktu yang lama, maka dapat meningkatkan elastisitasnya. Masyarakat mempunyai banyak waktu untuk memikirkan dan mencari alternatif penggantinya, seperti pada sembako dan BBM.
g. Pihak yang Membeli Barang
Dalam elastisitas sempurna, pihak yang membeli barang juga menjadi salah satu faktor yang memengaruhi elastisitas permintaan. Jika pembeli barang adalah perusahaan dan membayar dengan kartu kredit, maka tingkat elastisitasnya akan menurun.
h. Produk Adiktif
Jenis produk adiktif juga bisa menyebabkan inelastisitas karena konsumen pasti terdorong untuk membelinya meskipun terjadi perubahan harga signifikan.
2. Faktor yang Memengaruhi Elastisitas Penawaran
Selanjutnya, berikut ini adalah empat faktor yang memengaruhi elastisitas penawaran. Silakan simak pembahasannya sebagai berikut:
- Ketersediaan bahan baku: Semakin langka bahan baku atau persediaan barang, maka akan terbatas produksinya. Sebagai contoh emas, berlian, atau lukisan langka.
- Kompleksitas produksi: Umumnya, barang hasil industri memiliki kompleksitas produksi dan memakan waktu yang cukup panjang jika dibandingkan dengan hasil pertanian.
- Mobilitas faktor produksi: Penawaran akan lebih elastis jika memiliki mobilitas yang tinggi pada faktor produksi. Sebab, produsen akan menyesuaikan besaran produksi tersebut.
- Daya tahan penyimpanan: Semakin lama daya tahan penyimpanan barang, maka akan semakin tinggi elastisitas penawarannya. Sebaliknya, penawaran menjadi inelastis jika daya tahan penyimpanan barang pendek.
Sudah Paham dengan Keseluruhan Pembahasan Elastisitas Sempurna?
Pada kesimpulannya, elastisitas sempurna adalah kondisi di mana harga barang dan jasa tidak mengalami perubahan meskipun persentase permintaan mengalami perubahan. Melalui jenis elastisitas penawaran dan elastisitas permintaan, ketika perusahaan mempertimbangkan peningkatan harga, analisis elastisitas diperlukan.
Ketika permintaan bersifat tidak elastis, peningkatan harga dalam persentase akan lebih besar daripada penurunan jumlah permintaan dalam persentase yang sama. Akibatnya, total pendapatan perusahaan akan meningkat.