Investasi Jangka Pendek: Pengertian, Jenis, serta Contohnya

Sudah banyak orang mulai menyadari investasi adalah cara paling bijak untuk mencapai financial freedom. Sayangnya, jangka waktu dalam kegiatan ini cukup lama, sehingga cukup berisiko untuk para pemula. Namun, sebenarnya ada solusi lain berupa investasi jangka pendek yang punya rentang waktu lebih singkat.

Hanya saja, untuk melakukan aktivitas ini Anda perlu mempelajari ilmu dasarnya terlebih dahulu. Karena bagaimanapun Anda akan bertaruh pada risiko yang besar kecilnya relatif bagi setiap orang. Oleh sebab itu, penting untuk mempelajari pengertian, jenis, dan contohnya dari artikel berikut ini!

Apa itu Investasi Jangka Pendek?

Sebagian dari Anda mungkin sudah mengenal potensi investasi bisa mendatangkan passive income, walaupun butuh jangka waktu yang lama. Namun, sebenarnya ada juga strategi investasi yang hanya butuh waktu singkat yang sekarang ini sedang banyak diminati oleh para pemain investasi.

Rentang waktunya juga bervariasi, ada yang dalam hitungan bulan hingga 1 tahunan.  Umumnya, untuk menjalankan kegiatan ini, Anda perlu memahami strategi dan penempatan instrumen keuangan yang relatif paling berpotensi dan cocok dengan referensi pribadi Anda.

Investasi jangka pendek sendiri memiliki tujuan utama untuk menginventarisasikan instrumen keuangan dengan produk dan strategi investasi paling potensial. Umumnya, para pelaku investasi memiliki tujuan pengumpulan dana untuk proyek tertentu atau kebutuhan mendesak.

Secara karakteristik, sebenarnya strategi investasi ini memiliki tingkat likuiditas lebih tinggi dari strategi investasi jangka panjang. Walaupun tetap memiliki risiko yang juga cukup tinggi tergantung skala risiko yang Anda ambil.

Potensi Menjalankan Investasi Jangka Pendek

Banyak para pelaku investasi memilih jalur ini bukan tanpa alasan, pasalnya ada beberapa potensi keuntungan, seperti halnya:

1. Likuiditas

Salah satu potensi utama investasi ini adalah kemampuan untuk mengakses dana dengan cepat. Instrumen investasi seperti deposito berjangka atau rekening pasar uang adalah salah satu yang punya tingkat pencairan lebih mudah. Sehingga akan lebih mudah untuk mencukupi kebutuhan ekonomi harian.

2. Meminimalisir Risiko

Dengan strategi investasi ini, risiko pasar jangka panjang dapat Anda minimalisir. Dalam jangka waktu yang lebih pendek, fluktuasi harga dan ketidakpastian ekonomi biasanya memiliki dampak yang lebih terbatas terhadap nilai investasi Anda. Sehingga akan membantu melindungi modal dari kemungkinan kerugian besar.

3. Diversifikasi

Investasi jangka pendek juga dapat Anda gunakan sebagai bagian dari strategi diversifikasi portofolio yang lebih luas. Umumnya, Anda bisa mengalokasikan sebagian dana ke instrumen berjangka pendek untuk mendapat keseimbangan risiko terkait dengan investasi jangka panjang.

4. Ketersediaan Dana Darurat

Potensi lain datang dari passive income yang lebih cepat dan lebih mudah Anda cairkan. Sehingga dapat membantu menutupi kebutuhan darurat. Walaupun Anda sudah memiliki asuransi yang cukup, namun memiliki dana tambahan bisa jadi pengobat kecemasan yang lebih baik.

Risiko yang Harus Anda Tanggung

Dalam menjalankan investasi jangka pendek, Anda juga harus menanggung beberapa risiko yang mungkin saja jadi batu penghalang untuk mencapai tujuan. Contohnya seperti berikut:

1. Potensi Keuntungan Lebih Terbatas

Walaupun memiliki rentang waktu yang lebih singkat, sayangnya strategi investasi ini cenderung memberikan keuntungan yang lebih rendah dibandingkan dengan investasi jangka panjang. Karena waktunya singkat, peluang untuk pertumbuhan modal yang signifikan jauh lebih terbatas. 

Tingkat pengembalian yang lebih rendah ini pastinya akan menjadi kelemahan bagi investor yang mencari pertumbuhan modal jangka panjang. Sehingga membuat para investor harus berpikir ulang dan benar-benar memahami tujuan dan kebutuhannya.

2. Pengaruh Suku Bunga

Investasi jangka pendek seperti deposito berjangka atau obligasi jangka pendek dapat terpengaruh oleh perubahan suku bunga. Umumnya, jika suku bunga turun, pengembalian investasi Anda mungkin berkurang. 

Namun, jika suku bunga naik, Anda mungkin kehilangan kesempatan untuk mendapatkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi. Jadi, penerapan strategi dan pengamatan pasar perlu Anda tingkatkan untuk mengurangi risiko ini.

3. Adanya Inflasi

Strategi ini juga memiliki risiko untuk tidak mengimbangi inflasi dengan baik. Kebanyakan kasus menunjukkan tingkat inflasi dapat melebihi tingkat pengembalian investasi Anda. Hal tersebut akan membuat daya beli Anda berkurang yang berimbas pada pengurangan nilai riil dari investasi Anda kedepannya.

4. Perubahan Regulasi

Adanya perubahan regulasi maupun pemerintah pada suatu daerah, sedikit banyak akan mempengaruhi portofolio investasi Anda. Contohnya ketika sebuah negara menetapkan satu saja mata uang asing yang boleh masuk. Maka, bisa saja produk investasi mata uang tersebut juga akan terpengaruh.

Jenis-Jenis Investasi Jangka Pendek dan Contohnya

Ada beberapa jenis produk investasi yang mungkin bisa cocok untuk Anda, berikut uraiannya:

1. Reksadana

Produk investasi satu ini tak hanya punya jangka waktu yang pendek, namun juga butuh modal yang relatif lebih kecil. Karena pada dasarnya produk investasi ini menggunakan sistem kolektif yang mewadahi berbagai pelaku investasi yang menggunakan bantuan manajer investasi. Contohnya seperti:

  • Reksa Dana Saham Manulife Saham Syariah.
  • Reksa Dana Pendapatan Tetap Schroder Fixed Income Fund.
  • Reksa Dana Pasar Uang BNP Paribas Pesona.
  • Reksa Dana Indeks Mirae Asset IDX30 ETF.

2. Deposito Berjangka

Berikutnya ada deposito berjangka yang merupakan jenis investasi penempatan dana bank atau lembaga keuangan untuk jangka waktu tertentu dengan suku bunga yang tetap. Deposito berjangka biasanya memiliki jatuh tempo hitungan bulan hingga tahun. Investasi ini umumnya lebih aman dan lebih stabil. Seperti contohnya:

  • Deposito Berjangka Bank Mandiri dengan jatuh tempo 12 bulan.
  • Deposito Berjangka Bank CIMB Niaga dengan jatuh tempo 6 bulan.

3. Obligasi 

Jenis investasi jangka pendek lainnya adalah obligasi. Ini merupakan surat utang yang pemerintah, perusahaan, atau lembaga keuangan terbitkan. Umumnya, obligasi punya masa tempo kurang dari satu tahun. Obligasi ini memberikan bunga kepada pemegang obligasi dan dapat menjadi produk pada pasar sekunder. Contohnya seperti:

  • Obligasi Pemerintah Indonesia seri FR 0089 dengan jatuh tempo 5 tahun dan kupon bunga 7%.
  • Obligasi Korporasi Bank Central Asia (BCA) dengan jatuh tempo 3 tahun dan kupon bunga 5%.

4. Saham

Salah satu jenis paling populer adalah saham. Jenis ini tak hanya bisa Anda kelola untuk jangka panjang, namun juga untuk jangka pendek. Keuntungan saham memang relatif lebih besar dari jenis lainya, namun tentu saja berimbang dengan risiko yang harus Anda tanggung. Berikut contohnya:

  • Saham Tesla Inc. (TSLA) yang diperdagangkan di Bursa Efek Nasdaq.
  • Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.

5. Rekening Pasar Uang

Ada juga jenis investasi berupa rekening bank pada pasar uang yang secara umum menawarkan likuiditas tinggi dan bunga yang kompetitif. Dana dalam rekening pasar uang dapat Anda akses dengan mudah dan bisa Anda jadikan sebagai tempat penampungan sementara untuk dana yang akan segera Anda gunakan. Contohnya:

  • Rekening Pasar Uang Bank DBS Rupiah Plus.
  • Rekening Pasar Uang Bank OCBC Flexi Giro.

6. Trading Forex

Jenis investasi jangka pendek selanjutnya adalah trading forex yang melibatkan perdagangan mata uang asing dengan harapan mendapatkan keuntungan dari fluktuasi nilai tukar. Trading forex umumnya membutuhkan pengetahuan dan pengalaman yang cukup untuk mengelola risiko dan membaca pasar. Berikut contoh produknya:

  • Pasangan mata uang EUR/USD (Euro vs. Dolar AS).
  • Pasangan mata uang GBP/JPY (Poundsterling vs. Yen Jepang).

7. Exchange-Traded Funds (ETF)

Pada dasarnya ETF adalah dana yang diperdagangkan pada bursa efek dan mencerminkan kinerja indeks atau aset tertentu. ETF jangka pendek dapat memberikan eksposur pada aset seperti saham, obligasi, atau komoditas tertentu, seperti:

  • ETF Vanguard S&P 500 ETF (VOO) yang melacak kinerja Indeks S&P 500.
  • ETF iShares MSCI Emerging Markets ETF (EEM) yang melacak kinerja pasar saham negara-negara berkembang.

8. Investasi atau Tabungan Emas

Sudah bukan rahasia lagi jika emas merupakan salah satu instrumen keuangan yang cukup mudah secara likuiditas. Selain itu, tingkat inflasi dari emas terbilang cukup stabil atau lebih tepatnya semakin lama akan semakin naik. Misalnya seperti:

  • Logam Mulia PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) dengan berbagai ukuran, seperti 1 gram, 5 gram, atau 10 gram.
  • Reksa Dana Schroder Dana Prestasi Plus Emas yang berinvestasi dalam instrumen emas fisik.

Sudah Lebih Mengenal Investasi Jangka Pendek

Dari penjelasan tersebut kini Anda tahu, strategi investasi jangka pendek banyak peminatnya bukan tanpa alasan. Walaupun memiliki banyak potensi keuntungan, Anda juga harus memperhatikan toleransi risiko yang Anda miliki. 

Selain itu, Anda sebaiknya juga harus menentukan instrumen investasi dengan memperhatikan setiap untung rugi dan cara kerjanya. Melakukan diversifikasi dan membeli saat harganya sedang turun juga bisa jadi strategi yang tepat. Jadi, jenis investasi apa yang paling cocok untuk Anda saat ini?

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page