Pengertian Audit, Jenis, Cara, dan Tahapnya

Dalam sebuah perusahaan sering terdapat pemeriksaan yang berkaitan dengan keuangan. Untuk pemeriksaan tersebut biasanya dilakukan dengan istilah audit dan dilakukan oleh auditor.

Namun sebenarnya apa yang dimaksud dengan audit ini dan bagaimana pula cara atau tahapan melakukannya? Agar pertanyaan tersebut bisa terjawab, simak beberapa penjelasan berikut ini. 

Apa itu Audit?

Sebelum ke penjelasan lebih jauh lagi, pertama-tama harus mengetahui pengertian dari audit. Audit adalah sebuah tindakan yang dilakukan secara sistematis dan kritis oleh seseorang berdasarkan catatan keuangan dan laporan keuangan apakah sudah sesuai atau belum.

Kemudian ketika hasil audit telah keluar, maka bagian-bagian yang kurang sesuai bisa dijadikan bahan evaluasi perusahaan. Dengan begitu perusahaan tersebut kedepannya bisa berjalan dengan lancar dan semakin berkembang. 

Misalnya, sebuah perusahaan sepatu diaudit dari laporan keuangannya selama 1 tahun. Nantinya perusahaan akan memeriksa laporan keuangan itu untuk melihat apakah modal yang digunakan sudah sesuai secara nyata dengan catatannya atau tidak.

Kemudian setelah pemeriksaan secara mendalam lalu mendapati bahwa ada yang kurang sesuai, maka harus segera dievaluasi. Nantinya ketidaksesuaian itu berpengaruh pada laba rugi perusahaan. Maka dari itu harus memaksimalkan modal perusahaan agar hasilnya lebih baik kedepannya.

Jenis-Jenis Audit

Setelah mengetahui pengertiannya dan mendapatkan gambaran mengenai audit, berikut ini beberapa jenisnya.

1. Audit Internal 

Jenis yang pertama adalah audit internal. Audit ini merupakan seseorang atau tim yang melakukan pemeriksaan dan berasal dari dalam perusahaan. Nantinya dengan adanya audit jenis ini akan membantu stakeholder, eksekutif, dan pemilik perusahaan mendapatkan gambaran yang jelas dari kondisi perusahaan. 

Kemudian nantinya pemilik perusahaan akan memberikan tugas kepada audit internal dalam beberapa hal, yaitu:

  • Melakukan pemeriksaan kepatuhan dan kebijakan hukum perusahaan.
  • Mengecek laporan keuangan.
  • Mengecek keefektifan produksi.
  • Menganalisis masalah dalam operasional.

2. Audit Eksternal

Untuk jenis selanjutnya adalah audit eksternal. Tentunya jenis ini berbeda dengan sebelumnya karena berasal dari pihak ketiga dan tidak memiliki hubungan kepada perusahaan manapun. 

Lalu biasanya yang bertugas sebagai auditor merupakan bagian dari firma keuangan atau lembaga pemerintah, sehingga termasuk sistem auditing resmi.

Selain itu ketika melakukan pemeriksaan keuangan di sebuah perusahaan, audit eksternal ini harus mematuhi Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU). 

Kemudian ada beberapa tugas atau atau tanggung jawab ketika melakukan pemeriksaan ke sebuah perusahaan, yaitu:

  • Memeriksa kesesuaian dalam menyajikan catatan keuangan. Dengan begitu bisa melihat apakah ada kasus penipuan, penggelapan, dan kesalahan dalam pendanaan. 
  • Melakukan sharing terkait bisnis, industri, dan risiko yang bisa dihadapi kedepannya.
  • Melakukan pengalihan dan pengarahan sumber daya yang ada agar berjalan lebih efektif.
  • Membuat kepercayaan konsumen meningkat dengan memberikan beberapa informasi keuangan, yang harapannya bisa meningkatkan penjualan. 
  • Memberikan management letter kepada perusahaan, yang berisi kelemahan saat hasil audit. Kemudian memberikan solusi terbaik untuk mengatasinya.

3. Audit Keuangan

Jenis berikutnya adalah audit keuangan. Perlu diketahui bahwa pemeriksaan keuangan ini merupakan pemeriksaan atas laporan keuangan perusahaan atau orang lain. Kemudian dalam mengungkapkan hasilnya berdasarkan fakta dari proses penelitian yang berjalan. 

Selain itu tujuan dari pemeriksaan keuangan ini yaitu menciptakan kepercayaan dari pengolahan data dan analisis keuangan perusahaan yang dilakukan auditor.

Selain itu, pemeriksaan keuangan ini memiliki beberapa fungsi, yaitu:

  • Melakukan pemantauan terhadap sistem keuangan perusahaan. Jika terjadi tindak penyelewengan keuangan, maka auditor bisa memberikan laporan tertulis kepada pihak berwenang.
  • Melakukan pemeriksaan ketepatan laporan keuangan. Dengan begitu kesalahan manusia atau oknum-oknum di dalam perusahaan bisa dilihat dan dilaporkan berdasarkan fakta.
  • Meningkatkan kredibilitas dan akuntabilitas perusahaan. Nantinya auditor akan membuat perusahaan bisa dipercaya masyarakat, meningkatnya nilai investasi, dan lainnya.
  • Melakukan tindakan untuk mencapai tujuan keuangan berdasarkan pemeriksaan. Nantinya jika terdapat masalah atau kesalahan maka auditor bisa memberikan solusi mengatasinya.

4. Audit Pajak

Adapun jenis lainnya adalah audit pajak. Biasanya yang melakukan pemeriksaan ini yaitu petugas dari Dirjen Pajak. Nantinya petugas pajak tersebut akan mengakses semua catatan keuangan perusahaan. Kemudian dalam melakukan pemeriksaan bisa melalui telepon, secara langsung di tempat, atau melalui platform digital. 

Lalu pemeriksaan pajak ini juga termasuk audit eksternal karena yang melakukan pemeriksaan berasal dari pihak lembaga pemerintah dan tidak terkait perusahaan. Selain itu, pemeriksaan pajak ini dilakukan bukan berdasarkan kesalahan pihak perusahaan, namun dari berbagai data yang didapatkan setiap tahunnya. 

Untuk tugas auditor pajak ini meliputi beberapa hal, yaitu:

  • Melakukan verifikasi terhadap informasi yang diajukan dari pengembalian pajak perusahaan.
  • Memastikan perusahaan sudah sesuai melaporkan pajaknya.
  • Memastikan pembayaran pajak yang dilakukan sudah tepat.

5. Audit Kepatuhan

Jenis lainnya adalah audit kepatuhan. Ini merupakan cara untuk menentukan apakah perusahaan sudah mematuhi peraturan secara menyeluruh atau belum. Lalu untuk peraturan tersebut meliputi standarisasi perusahaan, lokal, undang-undang daerah dan negara.

Dengan begitu setiap perusahaan tentunya harus melakukan audit kepatuhan. Kenapa? Karena untuk memelihara lingkungan kerja yang aman dan nyaman. Kemudian memastikan kualitas produk yang ada dan meminimalisir risiko kedepannya.

Contohnya seperti perusahaan memberikan tugas kepada auditor kepatuhan setiap beberapa bulan sekali. Nantinya auditor akan melakukan pengecekan dan memastikan apakah karyawan mengikuti pedoman keselamatan sehingga penggunaan dan pemeliharaan peralatan, fasilitas, serta penerapan waktu istirahat bisa lebih terkondisikan.

Cara dan Tahapannya

Dalam melakukan pemeriksaan tentunya tidak dilakukan secara sembarangan. Terdapat beberapa tahapan atau prosedur yang harus dilakukan, antara lain:

1. Inspeksi

Prosedur yang pertama adalah inspeksi. Inspeksi ini merupakan tindakan yang dilakukan auditor dalam pemeriksaan dan pengecekan secara menyeluruh serta terperinci. Untuk pemeriksaan dan pengecekan tersebut berupa dokumen, catatan, atau bentuk fisik lainnya yang berhubungan dengan keuangan perusahaan.

2. Mengamati

Selanjutnya adalah mengamati atau melakukan observasi. Nantinya auditor akan melakukan pengamatan terhadap prosedur dan proses yang sedang dilakukan perusahaan untuk mengetahui proses pekerjaan mereka. Lalu tindakan mengamati ini akan mengetahui kelemahan dalam prosedur yang ada dan menjadi catatan auditor.

3. Memastikan

Berikutnya adalah memastikan atau melakukan konfirmasi. Nantinya tindakan ini dilakukan dengan menyelidiki untuk memperoleh informasi dari pihak lain kecuali pihak perusahaan atau organisasi. 

Kemudian untuk mendapatkan informasi tersebut dengan memberikan pertanyaan kepada pihak lain dan langsung dijawab, namun jawaban itu sifatnya objektif. 

4. Mencari Keterangan

Prosedur lainnya adalah mencari keterangan. Nantinya auditor akan mencari keterangan yang akan dijadikan sebagai bukti dan keterangan yang disampaikan harus secara lisan. Kemudian pernyataan tersebut didapatkan dari karyawan dan manajemen perusahaan dengan memberikan beberapa pertanyaan kepada mereka. 

5. Penyelidikan

Prosedur penyelidikan atau penelusuran ini dilakukan hingga menelusuri data-data dalam dokumen. Kemudian dokumen tersebut juga ditelusuri dari awal hingga sampai pada bagian catatan keuangan. Lalu untuk penyelidikan atau penelusuran ini biasanya meliputi penelusuran laporan pengiriman dan pemesanan barang, faktur penjualan, dan lainnya. 

6. Perhitungan

Untuk prosedur berikutnya adalah melakukan perhitungan. Nantinya perhitungan ini bertujuan untuk mengevaluasi bukti fisik, jumlah kas, dan lain sebagainya dengan catatan akuntansi yang tersedia. 

7. Pengecekan Bukti Pendukung

Selain itu ada prosedur pengecekan bukti pendukung. Nantinya auditor akan melakukan perbandingan dokumen-dokumen dengan catatan akuntansi. Kemudian pengecekan ini bertujuan untuk mengetahui fakta catatan akuntansi terhadap riwayat transaksi yang ada.

Sudah Tahu Mengenai Audit?

Itulah beberapa penjelasan mengenai audit dari pengertian, jenis, dan tahapan atau prosedurnya yang bisa dipahami. Lalu diketahui juga bahwa dengan adanya pemeriksaan ini akan menunjang perkembangan dan kemajuan sebuah perusahaan atau organisasi.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page