Merkantilisme merupakan salah satu sistem ekonomi yang berkaitan dengan kemakmuran suatu negara. Sistem ekonomi ini ditentukan dari jumlah modal atau aset yang tersimpan di negara tersebut serta besarnya perdagangan internasional yang dilakukan oleh negara.
Meski istilah ini sangat familiar, khususnya di kalangan orang Eropa zaman dulu, tetapi masih banyak orang yang belum tahu sejarah dan tokoh yang memprakarsainya. Lantas, sebenarnya apa tujuan dari sistem ekonomi ini? Simak penjelasan lengkapnya tentang sejarah hingga contohnya dalam artikel di bawah ini!
Sejarah Merkantilisme
Pada dasarnya, istilah merkantilisme berasal dari bahasa Inggris, yakni merchant yang berarti pedagangan. Dengan kata lain, makna dari paham sistem ekonomi ini adalah apabila setiap negara ingin maju, maka harus melakukan perdagangan dengan negara yang lainnya.
Dengan begitu, maka sumber kekayaan negara yang diperoleh akan surplus dari perdagangan luar negeri dalam bentuk emas atau perak. Selain itu, kegiatan ekonomi ini juga akan memicu kebijakan waktu yang mendorong aktivitas ekspor dan membatasi impor, agar perdagangan internasional bisa berlangsung lebih sehat.
Selain itu, istilah ini juga bisa dipahami sebagai sistem ekonomi yang menyatakan bahwa kemakmuran suatu negara ditentukan dari jumlah penanaman modal ataupun aset yang dimilikinya serta ukuran perdagangan luar negeri ini.
Menurut sejarahnya, konsep sistem ekonomi ini pertama kali dikemukakan oleh seorang filsuf asal Perancis, Jean Bodin. Ia membahas teori uang dan harga meningkat yang disebabkan oleh pajak impor dari luar negeri serta pajak yang perlu dikeluarkan.
Akhirnya, muncullah pendapat lain tentang praktik sistem ekonomi ini. Salah satunya adalah pendapat dari Thomas Mann, seorang pedagang Inggris yang mengemukakan teori surplus perdagangan.
Ia berpendapat bahwa pendapatan dari surplus perdagangan atau lebih tinggi, akan membuat negara bisa makmur secara ekonomi. Tak hanya itu, Jean-Baptiste Colbert, seorang pegawai negeri asal Perancis sekaligus Menteri Ekonomi dan Keuangan, juga membahas hal serupa.
Jean menyatakan betapa pentingnya posisi seorang pedagang serta bagaimana pedagang dan penguasa atau pemerintah bisa bekerja sama untuk memajukan perekonomian negara.
Pada tahun 1500-1750, semua ekonomi di Eropa dianggap sebagai merkantilisme. Sayangnya, istilah ekonomi yang satu ini belum dikenal pada saat itu. Baru pada tahun 1763, tepatnya oleh Victor de Riqueti dan Marquis de Mirabeau memperkenalkannya pada masyarakat luas.
Lalu, pada tahun 1776, istilah ini kembali dipopulerkan oleh Adam Smith. Oleh karena itu, berdasarkan sejarahnya, Adam Smith adalah orang yang pertama kali menyebut kontribusi sistem ekonomi ini terhadap ekonomi dalam bukunya yang berjudul The Wealth of Nations.
Latar Belakang Sistem Ekonomi Merkantilisme
Adapun latar belakang munculnya sistem ekonomi ini bisa terlihat pada politik yang cenderung menimbulkan perang serta adanya perluasan daerah jajahan. Dalam penerapannya, sistem ekonomi ini memang sangat bervariasi, karena terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu.
Lalu, berbagai kebijakan yang ada dalam sistem ekonomi ini, antara lain:
- Pendirian daerah jajahan yang ada di luar negeri.
- Mematok tarif tinggi yang dikenakan pada produk jadi.
- Mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang ada di dalam negeri.
- Kegiatan ekspor emas dan perak merupakan hal yang dilarang.
- Koloni dilarang melakukan bisnis dengan negara lain.
- Mendominasi pasar di pelabuhan utama serta membatasi upah.
- Melakukan promosi industri manufaktur melalui penelitian dan subsidi langsung.
- Mengeluarkan subsidi ekspor dan larangan perdagangan kapal asing.
- Membatasi konsumsi domestik dengan adanya hambatan non-tarif untuk perdagangan.
Sebenarnya, kebijakan yang muncul pada masa sistem ekonomi ini merupakan pengabaian terhadap sektor pertanian yang mengakibatkan timbulnya berbagai kritik. Adapun yang menjadi pokok pemikiran konsep sistem ekonomi ini adalah mekanisme arus logam mulia, neraca perdagangan, serta kuantitas uang dan proteksi terhadapnya.
Perkembangan Merkantilisme
Pada abad pertengahan, sumber penghidupan masyarakat dan pemasukan utama negara kala itu mayoritas berasal dari bidang agrikultur. Hal inilah yang membuat mereka menganut sistem ekonomi feodalisme.
Kemudian, memasuki abad ke-16 hingga abad ke-18, akhirnya sistem tersebut tergantikan oleh sistem ekonomi ini yang memberikan konsep baru tentang perekonomian yang lebih menekankan pada perdagangan antar negara. Khususnya pada kegiatan ekspor dan impor di negara tersebut.
Sebagai sebuah sistem ekonomi, istilah ini tentu tidak hadir tiba-tiba. Berikut adalah perkembangan sistem ekonomi ini dari masa ke masa:
1. Konstantinopel Runtuh pada Tahun 1453
Sistem ekonomi ini muncul berawal dari kejatuhan Konstantinopel pada tahun 1453. Hal ini terjadi karena jalur sutra yang melewati Konstantinopel terputus akibat terjadinya penaklukan oleh bangsa Turki.
Akibatnya, bangsa Italia semakin berkembang hingga bisa menjadikan Venesia dan Genoa sebagai kota dagang. Kondisi inilah yang membuat Portugis dan Spanyol merasa iri hingga keduanya juga menjelajah mencari kekayaan.
2. Spanyol Tiba di Bahamas, Amerika, pada Tahun 1492
Akhirnya, Spanyol tiba di Bahamas pada tahun 1492. Masa inilah yang kemudian terkenal dengan abad penjelajahan. Di mana pada masa ini, orang-orang sudah mulai mencari emas dengan berbagai cara. Meski begitu, sistem ekonomi merkantilisme masih belum berkembang.
3. Portugis Tiba di Malaka pada Tahun 1511
Selain Spanyol, Portugis juga berhasil tiba di Malaka pada tahun 1511. Portugis sengaja mencari jalan menuju India untuk mencari rempah-rempah hingga akhirnya tiba di Malaka. Pada saat itu, sistem ekonomi ini sudah mulai muncul, tapi belum begitu berkembang.
4. Terbentuknya Kongsi Dagang di Eropa
Kemudian, di abad ke-16, muncul East India Company (EIC) yang digagas oleh Inggris pada tahun 1600. Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) oleh Belanda pada tahun 1602, serta Compagnie des Indes Oriental (CIO) oleh Perancis pada tahun 1604.
Tujuan Merkantilisme
Tujuan utama dari adanya konsep sistem ekonomi ini adalah untuk membangun suatu bangsa. Khususnya di masa perang yang kala itu terjadi secara terus-menerus. Di mana bangsa-bangsa di dunia harus mencari cara untuk memperkuat ekonomi mereka dan melemahkan musuh asing.
Selain itu, kehadiran sistem ekonomi ini juga memiliki tujuan sebagai berikut:
- Mengumpulkan cadangan emas yang dimiliki negara.
- Mengembangkan sektor pertanian dan industri di suatu negara.
- Memegang kendali atau monopoli atas perdagangan luar negeri.
- Mendapatkan neraca perdagangan yang baik.
Tujuan tersebut berlandaskan pada kepercayaan yang menyatakan bahwa kesejahteraan suatu negara ditentukan dari banyaknya aset yang disimpan dan juga besarnya perdagangan yang dilakukan.
Tokoh Merkantilisme
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, bahwa ada beberapa tokoh dunia yang ikut serta memprakarsai konsep sistem ekonomi ini. Berikut adalah beberapa di antaranya yang termasuk tokoh sistem ekonomi ini:
1. Jean Bodin (1530-1596)

Jean Bodin adalah ilmuwan asal Perancis sekaligus menjadi orang pertama yang menyajikan teori tentang uang dan harga.
Ia berpendapat bahwa ada lima faktor yang menyebabkan naiknya harga suatu barang, yakni bertambahnya logam mulia, ekspor, pola hidup mewah, monopoli, dan juga menurunnya nilai mata uang, karena kandungan karat yang berkurang.
2. Thomas Mun (1571-1641)

Thomas Mun adalah penulis asal Inggris yang fokus di bidang ekonomi. Ia pernah memberikan pernyataan dengan jelas dan kuat mengenai teori neraca perdagangan.
Jadi, bisa dikatakan bahwa Mun adalah tokoh merkantilis pertama yang percaya bahwa kepemilikan emas merupakan ukuran utama kekayaan suatu negara.
3. Jean Baptiste Colbert (1619-1683)’

Jean Baptiste Colbert adalah pengawas keuangan sekaligus sekretaris negara untuk angkatan laut di bawah Raja Louis XVI, Perancis. Ia melakukan program rekonstruksi ekonomi yang dapat membantu menjadikan Perancis untuk mendapat kekuatan yang dominan di Eropa.
4. Antonio Serra

Antonio Serra adalah tokoh sistem ekonomi ini yang menganalisis ciri umum mengenai keterbelakangan ekonomi, tidak adanya pemerintahan yang stabil untuk mendorong ekspor, kurangnya manufaktur, kemiskinan perdagangan, investasi dan perdagangan, serta kurangnya kesempatan wirausaha.
Contoh Merkantilisme
Contoh praktik sistem ekonomi ini sebenarnya bisa dilihat dari Indonesia yang kala itu diduduki oleh bangsa Eropa melalui kolonialisme dan imperialisme yang dilakukan. Indonesia menjadi negara jajahan, karena bangsa ini merupakan penghasil komoditas rempah-rempah yang begitu dicari di pasar internasional.
Jadi, sekitar abad ke-17, mulai muncul berbagai kongsi dagang, seperti VOC dan EIC di Indonesia. Kehadiran kongsi dagang milik bangsa Eropa di Indonesia ini tentu saja bertujuan untuk menguasai dan memonopoli perdagangan di kawasan kepulauan Nusantara lewat jalur peperangan serta politik.
Sudah Lebih Paham tentang Sistem Ekonomi Merkantilisme?
Dari penjelasan di atas, bisa disimpulkan bahwa merkantilisme merupakan teori atau sistem ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan negara melalui kegiatan ekspor.
Namun, dalam praktiknya, bangsa yang menerapkan sistem ekonomi ini justru melakukan penjajahan negara lain dengan kekuatan yang lebih lemah. Tujuannya adalah untuk mengeksploitasi sumber daya yang ada di negara jajahannya tersebut.