Saat menjalani kehidupan sehari-hari, Anda mungkin akan menjumpai berbagai jenis limbah hasil dari aktivitas manusia. Salah satunya adalah limbah rumah tangga atau limbah domestik yang berasal dari bahan sisa dan sampah olahan di rumah.
Anda perlu menaruh perhatian khusus pada masalah limbah domestik ini karena dapat mempengaruhi aktivitas Anda. Tentu tidak nyaman rasanya bila ada sampah yang menumpuk tanpa pengolahan sama sekali. Maka dari itu, Anda bisa menyimak serba serbi mengenai limbah domestik hingga cara mengolahnya di artikel ini.
Daftar ISI
Apa Itu Limbah Rumah Tangga?
Limbah rumah tangga atau limbah domestik merupakan bahan sisa atau sampah dari hasil kegiatan manusia. Kegiatan manusia yang menghasilkan limbah ini umumnya berasal dari tempat-tempat seperti kamar mandi, dapur, cucian, dan lain sebagainya.
Contoh bahan sisa dari hasil kegiatan manusia dalam skala rumah tangga antara lain botol plastik, minyak jelantah, sisa detergen, makanan sisa, dan masih banyak lainnya. Apa pun kegiatan manusia yang meninggalkan sampah akan termasuk ke dalam kategori limbah.
Manusia dalam keseharian aktivitasnya selalu menghasilkan limbah domestik, baik yang tergolong berbahaya maupun tidak berbahaya. Jumlah limbah di suatu wilayah dapat terus bertambah seiring berjalannya waktu karena faktor populasi penduduk yang meningkat serta tidak adanya proses daur ulang yang memadai.
Jenis-Jenis Limbah Rumah Tangga dan Contohnya
Limbah yang berasal dari kegiatan manusia dalam rumah tangga terbagi menjadi tiga jenis, yakni padat, cair, dan gas. Masing-masing bentuk limbah tersebut memiliki karakteristik yang berbeda. Nah, supaya Anda makin mengenal jenis-jenisnya, cermati penjelasan berikut ini:
1. Limbah Padat
Sesuai dengan namanya, limbah padat merupakan limbah yang berwujud benda padat seperti botol, kertas, tisu, bekas furniture, mesin rusak, dan lain sebagainya. Umumnya, limbah jenis ini merupakan sampah yang paling banyak ditemukan pada rumah tangga.
Selain itu, sebagian limbah padat sulit terurai secara alami oleh lingkungan. Misalnya sampah anorganik seperti plastik yang berasal dari kantong atau bungkus makanan. Oleh sebab itu, Anda perlu mendaur ulangnya terlebih dahulu. Perlu Anda ketahui, pada limbah padat atau sampah terbagi menjadi organik dan anorganik.
Sampah organik meliputi sisa bahan yang dapat terurai dengan mudah. Misalnya adalah kulit buah, sisa sayuran, nasi, dan lainnya. Sedangkan sampah anorganik meliputi sisa bahan yang sulit terurai melalui proses biologi. Contoh sampah anorganik selain plastik yaitu botol kaca, alumunium, kaleng, dan lain sebagainya.
2. Limbah Cair
Limbah cair dapat berasal dari hasil cucian, kamar mandi, maupun dapur. Lingkungan yang terkena dampak limbah cair biasanya paling banyak mengarah ke pencemaran air dan tanah. Jika tidak segera ada penanganan dalam mengolah limbah cair, maka efeknya bisa menyebabkan penurunan kualitas tanah dan air.
Contoh dari limbah domestik berwujud cairan yakni minyak bekas (jelantah), air bekas cucian, air bekas mandi, sisa minuman, dan lain sebagainya. Terkadang, sebagian limbah cair mengandung bahan kimia yang berbahaya. Sehingga, Anda perlu melakukan langkah antisipasi sebelum dampaknya meluber ke mana-mana.
3. Limbah Gas
Selain berbentuk padat dan cair, hasil kegiatan rumah tangga manusia juga dapat menciptakan sampah gas. Limbah rumah tangga jenis gas relatif lebih sedikit daripada limbah padat dan cair. Contoh dari limbah ini yaitu gas karbondioksida, gas amonia, uap, dan lain sebagainya.
Selain limbah yang telah kami sebutkan, kotoran manusia berupa urin dan tinja juga termasuk ke dalam limbah domestik. Sama seperti limbah lainnya, kotoran manusia perlu melalui proses pengolahan yang tepat supaya tidak sampai mengganggu keseimbangan ekosistem dan menyebabkan pencemaran lingkungan.
Dampak Negatif Limbah Rumah Tangga
Limbah domestik dapat menjadi ancaman yang berbahaya bagi masyarakat, baik dari segi lingkungan, kesehatan, maupun sosial dan ekonomi. Sebab, limbah hasil rumah tangga tidak dapat melewati proses pengolahan atau daur ulang sehingga sampahnya menjadi menumpuk tidak terkendali. Berikut adalah dampak negatifnya:
1. Lingkungan
Lingkungan sudah pasti menjadi salah satu sasaran dari dampak negatif limbah domestik yang tidak melalui proses pengolahan memadai. Apabila Anda menangani limbah secara sembarangan, maka dampaknya bisa berakibat buruk karena lingkungan jadi tercemar.
Contoh pencemaran lingkungan akibat limbah ini yaitu pencemaran udara yang berasal dari sisa makanan yang berhari-hari tidak dibuang sehingga menimbulkan bau tidak sedap. Tidak hanya pencemaran udara saja, limbah juga dapat menyebabkan pencemaran air sehingga kualitas air menjadi menurun.
2. Kesehatan
Dampak negatif limbah rumah tangga pada kesehatan adalah menimbulkan berbagai penyakit. Penyakit tersebut dapat muncul karena manusia membuang limbah secara sembarangan. Sehingga, muncullah bakteri berbahaya yang mengakibatkan gangguan pencernaan, seperti diare.
Selain diare, limbah domestik yang tidak melalui proses pengolahan juga dapat menyebabkan tifus, kolera, cacingan, hingga penyakit jamur. Untuk mencegah hal itu terjadi, Anda harus mengolah limbah secara tepat.
3. Sosial dan Ekonomi
Secara tidak langsung, aspek sosial dan ekonomi juga dapat terpengaruh dari proses pengolahan limbah yang kurang tepat. Pasalnya, limbah dapat menyebabkan orang terjangkit penyakit sehingga berdampak pada biaya pengobatan.Â
Cara Mengolah Limbah Rumah Tangga
Menindaklanjuti kondisi limbah domestik yang makin menumpuk dan berpotensi mencemari lingkungan lebih parah, Anda perlu mengetahui cara mengolahnya. Pengolahan limbah industri maupun rumah tangga sangat penting agar mengurangi dampak negatifnya bagi lingkungan maupun kesehatan. Berikut ini caranya:
1. Menerapkan 3R (Reuse, Reduce, dan Recycle)
Prinsip 3R atau Reuse, Reduce, dan Recycle dapat Anda terapkan untuk mengolah sampah rumah tangga. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut tentang prinsip 3R saat mengolah limbah:
- Reuse adalah menggunakan kembali barang bekas. Anda bisa memanfaatkan barang bekas menjadi sesuatu yang berguna. Misalnya, bekas kaleng biskuit yang Anda ubah menjadi celengan, botol bekas jadi pot tanaman, dan lain sebagainya.
- Reduce adalah mengurangi penggunaan barang yang memicu penumpukan sampah, misalnya penggunaan kantong plastik. Ketimbang Anda menggunakan kantong plastik saat belanja, lebih baik Anda membawa tas belanja sendiri sehingga sampah plastik dapat berkurang.
- Recycle adalah mendaur ulang kembali limbah rumah tangga. Misalnya kertas yang sudah digunakan melalui proses daur ulang menjadi kertas baru.
2. Memanfaatkan Sampah Organik Menjadi Pupuk
Cara pengolahan sampah organik dari hasil kegiatan rumah tangga yaitu dengan mengubahnya menjadi pupuk. Contoh sampah organik yaitu sisa buah, sayuran, dan sebagainya. Anda bisa memanfaatkan sampah organik tersebut sebagai pupuk yang berguna.
3. Membuat Saluran Air Kotor
Jika sebelumnya pengolahan limbah padat, maka pembahasan berikut akan berkaitan dengan pengolahan limbah cair. Limbah cair rumah tangga berasal dari kegiatan sehari-hari seperti mandi dan mencuci.
Untuk menanggulangi sisa air yang menjadi limbah, Anda dapat membuat saluran air kotor untuk menampung aliran limbah sehingga cairan tersebut tidak langsung terbuang di saluran umum. Kemudian, pada ujung saluran air tersebut, Anda bisa menaruh bak atau wadah peresapan.
Apakah Anda Sudah Siap Mengolah Limbah Rumah Tangga?
Kesimpulannya, limbah rumah tangga merupakan hasil sisa dari kegiatan manusia sehari-hari berupa sampah padat, cair, hingga gas. Setelah mengetahui dampak negatif limbah dari segi lingkungan, kesehatan, serta sosial dan ekonomi, Anda perlu menyadari kewajiban untuk mulai mengolah limbah dengan benar.
Setiap orang punya cara tersendiri untuk mengolah limbah dari hasil kegiatan sehari-harinya. Anda bisa berkreasi sekreatif mungkin dalam mengolah limbah supaya tidak menimbulkan pencemaran pada lingkungan. Contohnya mendaur ulang sampah botol menjadi sesuatu yang memiliki nilai estetika dan dapat dijual.
Mari mewujudkan lingkungan rumah menjadi tempat yang nyaman, bersih, dan bebas dari pencemaran limbah. Kepedulian pada lingkungan dapat Anda mulai sejak dini sebelum musibah muncul.