Pengertian Ekosistem Hutan: Komponen, Jenis-Jenis & Contohnya

Bumi terdiri dari beberapa ekosistem yang menjadi tempat untuk interaksi para makhluk hidup. Ekosistem sendiri terbagi menjadi dua kategori, yakni perairan dan daratan. Pada ekosistem daratan, dibagi lagi menjadi beberapa jenis, dan salah satunya adalah ekosistem hutan. Apa itu? Apa saja komponen dan jenisnya? Simak di bawah ini!

Pengertian Ekosistem Hutan

Ekosistem hutan adalah sebuah sistem ekologi yang terdiri dari sistem fisik dan biologis kompleks yang berinteraksi dengan beberapa komponen di dalamnya. Komponen ini meliputi komponen biotik dan abiotik. Kedua komponen tersebut mencakup komunitas seperti hewan, tumbuhan, mikroorganisme, sinar matahari, air, dan tanah.

Interaksi antar komponen yang diciptakan ekosistem tersebut akan secara alami membentuk beragam komposisi pada kondisi lingkungan yang berbeda. Hasilnya, hutan memiliki beragam jenis ekosistem.

Lebih lanjut, bila ada perbedaan pada tanah, kemiringan lereng, iklim dan sebagainya, maka hal ini bisa membuat perbedaan halus di setiap habitat dalam suatu ekosistem. Oleh sebab itu, setiap bidang lanskap dalam ekosistem memiliki ciri-ciri tanah, kelembaban, curah hujan berbeda, dan menjadi syarat tanaman tertentu untuk tumbuh.

Komponen Ekosistem hutan

Pada dasarnya, komponen dalam ekosistem ini adalah komponen biotik dan abiotik. Tapi, bila dilihat lebih jauh, pada segi makanan misalnya, terdapat 2 macam komponen lagi, yakni autotrof dan heterotrof. Untuk lebih jelasnya, kamu bisa simak penuturan di bawah ini!

1. Komponen Biotik

Komponen biotik merupakan kelompok yang terdiri dari makhluk hidup yang ada di dalam ekosistem. Meliputi manusia, hewan, tumbuhan,dan organisme hidup yang lainnya. Setiap komponen biotik dalam ekosistem memiliki cara hidupnya yang berbeda-beda, sehingga tercipta baragam karakter ketika terjadi interaksi.

Contoh komponen biotik sendiri terbagi menjadi 4 kategori, antara lain produsen, konsumen, detritivor, dan dekomposer. Produsen adalah komponen biotik berupa makhluk hidup yang bisa membuat makanan sendiri dengan memanfaatkan cahaya matahari atau energi kimia, contohnya ganggang.

Konsumen adalah komponen biotik berupa makhluk hidup yang tidak bisa membuat makanannya sendiri. Jadi, ia mendapat nutrisi dengan cara memakan makhluk hidup lain, misalnya karnivora, herbivora, dan omnivora. Sedangkan detritivor terdiri dari pemakan bangkai, seperti cacing dan teripang.

Terakhir, decomposer yakni komponen berupa organisme yang mengurai senyawa organik dari makhluk hidup yang telah mati menjadi senyawa anorganik, contohnya bakteri dan jamur.

2. Komponen Abiotik

Komponen abiotik merupakan komponen yang terdiri dari benda-benda mati yang terdapat di permukaan bumi. Mereka akan memberikan manfaat dan cukup berpengaruh dalam kehidupan makhluk hidup (biotik) di dalam ekosistem hutan, begitupun sebaliknya. 

Bisa dibilang, komponen biotik dan abiotik saling bergantung satu sama lain. Komponen abiotik berperan dalam membentuk dan menyeimbangkan ekosistem. Selain itu, komponen abiotik merupakan faktor yang mempengaruhi kemampuan reproduksi suatu organisme atau makhluk hidup dalam sebuah ekosistem.

Contoh komponen abiotik, diantaranya air, cahaya matahari, udara/suhu, angin, kelembapan, iklim, garam mineral, pH, tanah dan bebatuan, serta topografi. Jadi, misalnya bila beberapa komponen abiotik tidak ada, maka akan berpengaruh pada kelangsungan hidup makhluk hidup itu sendiri.

3. Komponen Autotrof

Komponen autotrof adalah komponen berupa organisme pada ekosistem hutan yang dapat menghasilkan makanannya sendiri. Mereka akan menggunakan komponen abiotik, seperti cahaya matahari, air, atau CO2 agar dapat menghasilkan glukosa dan oksigen lewat proses fotosintesis.

Tumbuhan adalah jenis komponen autotrof yang paling umum. Mereka, memiliki pigmen hijau atau disebut juga dengan klorofil pada bagian daunnya. Ini memungknikan tumbuhan untuk menyerap energi matahari. Tumbuhan ini meliputi pepohonan, semak-semak, dan tanaman perdu di bawah semak-semak.

Selain itu, ada juga lumut, alga, dan ganggang yang bisa kita temukan di bebatuan atau di sekitar air.

4. Komponen Heterotrof

Komponen heterotrof adalah komponen berupa organisme yang memanfaatkan bahan organik yang tersedia oleh organisme lain sebagai bahan makanannya. Sebab, mereka tidak dapat melakukan fotosintesis, sehingga bergantung pada organisme lain untuk mendapatkan makanan.

Komponen heterotrof terbagi menjadi beberapa jenis. Jenis pertama adalah konsumen, yang termasuk herbivora, karnivora, da omnivora. Herbivora hanya memakan tumbuhan seperti daun, batang, hingga ranting sebagai sumber makanan mereka. Karnivora memakan organisme heterotrof lain, seperti kelinci dan burung.

Sedangkan omnivora adalah organisme yang memakan tumbuhan maupun hewan, seperti manusia, tikus, dan monyet. Jenis kedua adalah pengurai, yang berperan menguraikan organisme yang telah mati. Ketiga ada parasite, yakni organisme yang mendapatkan makanan dari tubuh organisme lain yang menjadi inangnya.

Jenis Ekosistem Hutan dan Contohnya

Adapun jenis dan contoh dari forest ecosystem, yakni sebagai berikut:

1.  Hutan Hujan Tropis

Hutan Hujan Tropis
Detik Travel

Hutan hujan tropis merupakan jenis hutan yang berada di wilayah tropis dengan intensitas curah hujan tinggi setiap tahunnya. Umumnya, intensitas hujan dari jenis hutan ini ada di sekitar 1.200 mm per tahun atau bahkan lebih.

Lebih lanjut, jenis hutan hujan tropis mempunyai siklus musim kering yang pendek dan kelembaban rata-rata yang mencapai 80 persen. Contoh dari hutan hujan tropis, antara lain daerah Amazon di Amerika Selatan dan sungai Kongo di Afrika Tengah.

2. Hutan Bakau

Hutan Bakau
Okezone Travel

Hutan bakau adalah jenis ekosistem hutan yang tumbuh di air payau dan dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Di hutan ini, tumbuhan yang bisa hidup jenisnya relatif terbatas, karena daerahnya cenderung berlumpur. Selain itu, air payau yang ada di hutan bakau memiliki salinitas sekitar 2–22 ppm.

Fungsi dari hutan ini sebagai pemasok sistem rantai makanan organik bagi organisme yang ada di dalamnya. Selain itu, hutan ini juga menjadi habitat bagi biota laut. Secara ekologis, hutan bawah memiliki peran dalam filterisasi industri dan melindungi daratan pantai dari gelombang hingga tsunami.

Contoh hutan bakau di Indonesia, antara lain Taman Wisata Alam Angke Kapuk di DKI Jakarta dan Hutan Mangrove Kulon Progo di DIY Yogyakarta.

3. Hutan Sabana

Hutan Sabana
Indonesiana

Hutan Sabana adalah jenis ekosistem hutan yang terletak di wilayah dengan kondisi gersang serta jumlah pohon yang sedikit. Biasanya, hutan ini dipenuhi oleh rumput dan ilalang. Di Indonesia, hutan sabana bisa ditemukan dengan mudah di bagian timur, seperti pulau Kenawa di Sumbawa.

Kondisi curah hujan yang ada di hutan sabana umumnya sekitar 33 mm sepanjang tahun. Curah hujan yang terbilang sedikit ini akan menyebabkan tumbuhan kesulitan untuk menyerap  air, sehingga hanya beberapa jenis tumbuhan saja yang bisa bertahan hidup.

4. Hutan Gambut

Hutan Gambut
Bisnis Kalimantan

Hutan gambut merupakan hutan yang tanahnya terendam air, menyebabkan dedaunan dan kayu belum terdekomposisi secara keseluruhan. Hutan gambut ini bisa ditemukan di 3 pulau Indonesia, yakni Kalimantan, Sumatera, dan Papua.

Fungsi hutan ini adalah menampung, menyerap, dan menyimpan air saat hujan. Selain itu, hutan gambut bisa mengeluarkan air untuk keseimbangkan ekosistem ketika musim kemarau.

5. Hutan Musim

Hutan Musim
Plimbi

Hutan musim adalah ekosistem hutan berdasarkan iklim dan dipengaruhi oleh pergantian musim. Biasanya, tanaman yang tumbuh di sekitar hutan musim terdiri atas satu-dua jenis saja, sehingga disebut juga dengan hutan homogen.

Ciri-ciri dari hutan ini, yakni memiliki pohon yang tidak terlalu rapat dengan ketinggian hanya 12-35 meter. Selain itu, vegetasinya sedikit dan saat musim penghujan, hutan ini akan terlihat hijau dengan dedaunan yang lebat.

Sudah Tahu Apa Itu Ekosistem Hutan?

Demikian penjelasan mengenai salah satu jenis dari ekosistem daratan, mulai dari pengertian, komponen, hingga contohnya. Ekosistem ini memiliki peran yang penting bagi makhluk hidup. Untuk itu, sebagai manusia, kita harus senantiasa menjaganya agar keberlangsungan makhluk hidup tetap terjamin.

Mulai dari jangan menebang pohon sembarangan, melakukan reboisasi, mencegah perburuan hewan secara ilegal, dan lainnya.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page