9 Jenis Tanah, Karakteristik serta Persebarannya di Seluruh Indonesia

Indonesia memiliki jenis-jenis tanah dengan karakteristik yang berbeda serta tersebar di seluruh wilayah Nusantara. Sebagian dari jenis tanah tersebut cocok digunakan untuk bercocok tanam, sehingga banyak masyarakat Indonesia yang memilih bertani maupun berkebun sebagai mata pencaharian.

Nah, artikel ini menyajikan informasi mengenai jenis-jenis tanah beserta karakteristik atau ciri-cirinya serta persebarannya di seluruh wilayah Indonesia. Yuk, cari tahu sekarang!

9 Jenis Tanah Beserta Karakteristik & Persebarannya

Berikut ini 9 jenis tanah yang ditemukan di Indonesia lengkap beserta penjelasan karakteristik, tanaman yang cocok kamu tanam, dan persebarannya, yaitu:

1. Tanah Aluvial

unnamed 27
IDN Times

Pertama, Indonesia memiliki tanah aluvial, yaitu tanah yang terbentuk dari proses endapan atau sedimentasi. Sedimentasi tersebut dapat terjadi di daerah danau, sungai, dan bahkan karena air hujan yang menggenang.

Tanah aluvial termasuk tanah yang subur, karena unsur hara yang terdapat pada air secara perlahan terserap oleh tanah ini. 

Saat kondisi air menguap atau surut, barulah kamu dapat menemukan tanah aluvial ini. Umumnya, tanah ini berwarna coklat hingga keabu-abuan.

Di Indonesia, persebaran tanah aluvial ini cukup merata. Tanah aluvial dapat ditemukan di sekitar sungai Bengawan Solo (Jawa), sekitar sungai Barito dan Kapuas (Kalimantan), dan sekitar sungai Mamberamo (Papua). 

Sementara itu, tanah aluvial ini cocok untuk pertanian maupun perkebunan, seperti tanaman palawija, kelapa, dan lain-lain.

2. Tanah Regosol

unnamed 1 14
Katadata

Selanjutnya, ada juga tanah regosol. Tanah yang satu ini merupakan jenis tanah yang memiliki sedikit kandungan bahan organik, sehingga sangat cocok untuk menanam palawija, tembakau, dan buah-buahan. 

Di samping itu, tanah regosol memiliki butiran kasar dan berwarna kelabu hingga kuning, serta mengandung pasir dan abu vulkanik. 

Sedangkan, tanah regosol banyak ditemukan di daerah yang dekat dengan gunung berapi yang masih aktif, seperti Sumatera, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. 

Karakteristik dari tanah regosol yaitu termasuk tanah yang kering dan kurang subur, sehingga petani harus menggunakan teknik pertanian yang tepat untuk memperoleh hasil panen yang optimal.

3. Tanah Andosol

unnamed 2 10
Geo.uzh.ch

Berikutnya, Indonesia juga memiliki jenis tanah yang disebut tanah andosol. Tanah andosol adalah tanah yang berasal dari aktivitas vulkanisme pada gunung berapi. Selain itu, andosol memiliki kandungan air dan bahan organik yang tinggi, tetapi kelembaban tanahnya rendah. 

Kondisi tersebut menguntungkan bagi para petani, karena tanah andosol yang subur dan baik untuk pertumbuhan tanaman. Tanah andosol biasanya ditemukan di daerah yang memiliki iklim basah dan curah hujan tinggi.

Sedangkan untuk persebarannya tanah andosol banyak ditemukan di daerah pulau Jawa, Sumatera, Bali, dan Nusa Tenggara.

4. Tanah Grumusol

unnamed 3 7
Guru Geografi

Tanah grumusol terbentuk dari batuan kapur dan tuffa vulkanik yang mengalami pelapukan. Grumusol berasal dari batuan kapur dan kandungan organik di dalamnya sangat sedikit, sehingga tanah ini tidak subur dan tidak cocok untuk ditanami tanaman. 

Grumusol merupakan tanah yang memiliki karakteristik tekstur kering dan mudah pecah, terutama ketika musim kemarau. Selain itu, berwarna hitam dan memiliki pH netral sampai alkalis.

Tanah ini umumnya ditemukan di dataran rendah dengan topografi datar hingga bergelombang, tidak lebih dari 300 meter dari permukaan laut. Tanah grumusol tersebar di beberapa wilayah di Indonesia, seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Timur.

Karena memiliki karakteristik tekstur yang kering, tanaman yang cocok untuk ditanam di tanah ini adalah vegetasi yang kuat, seperti kayu jati.

5. Tanah Latosol

unnamed 4 6
Fakultas Pertanian UMSU

Selanjutnya, tanah latosol yang terbentuk dari proses pelapukan batuan sedimen. Pada tanah ini, tingkat perkembangan horison atau lapisan tanah cenderung lambat hingga sedang. Pasalnya, sebagian besar tanah terdapat di daerah yang lembab.

Tanah berwarna merah hingga cokelat ini memiliki pH antara 4,5 hingga 6,5 dan mengandung unsur hara yang berfluktuasi dari sedang hingga tinggi.

Namun, kelebihan tanah ini adalah kemampuannya untuk menyerap air dengan baik, sehingga dapat mencegah erosi. 

Tanaman yang cocok ditanam di tanah latosol ini adalah tembakau, coklat, pala, tebu, dan vanili. Selain itu, latosol dapat ditemukan di beberapa wilayah di Indonesia, seperti Sumatera, Jawa, Bali, dan Sulawesi.

6. Tanah Laterit

unnamed 5 4
Wikipedia

Jenis tanah laterit dulunya sangat subur, tetapi unsur haranya hilang karena terbawa air hujan. Tanah ini sebenarnya adalah latosol yang terkena erosi. Kandungan besi di dalamnya tinggi, sehingga berwarna merah. Kondisi inilah yang menyebabkan tanah laterit disebut juga sebagai tanah merah. 

Dengan hilangnya unsur hara setelah terbawa air hujan, tanah ini memang termasuk tanah yang kurang subur. Meski begitu, tanah laterit cocok untuk ditanami tanaman tertentu, seperti kopi, cengkeh, dan kelapa sawit. Selain itu, tanah laterit juga dapat memberikan manfaat lainnya.

Pasalnya, tanah laterit ini juga cocok digunakan untuk berbagai kerajinan, seperti genting, vas, gentong, kendi, dan lain sebagai. 

Sedangkan, tanah laterit dapat ditemukan di beberapa wilayah Indonesia, seperti Jawa Timur, Jawa Barat, dan Kalimantan Barat.

7. Tanah Humus

unnamed 6 1
Mediatani

Berikutnya, ada pula yang disebut dengan tanah humus. Tanah ini merupakan tanah yang terbentuk dari tumbuhan yang telah mengalami pelapukan sempurna.

Karakteristik dari tanah ini, yaitu memiliki warna coklat kehitaman dan sangat subur serta gembur. Selain itu, tanah humus memiliki kandungan mineral dan zat hara yang tinggi.

Tanah humus umumnya dapat ditemukan di wilayah yang memiliki banyak batuan pohon dengan daun lebat. Pasalnya, daun dari pohon yang berguguran tersebut nantinya akan membusuk sampai akhirnya menjadi tanah humus.

Tanah humus persebarannya cukup merata, karena banyak ditemukan di daerah dengan iklim hutan hujan tropis. Sedangkan, untuk persebarannya banyak ditemukan di pulau Jawa, Kalimantan, Sumatera, Papua, dan sebagian pulau Sulawesi.

8. Tanah Vulkanik

unnamed 7 1
Sains SindoNews

Jenis tanah berikutnya yang mudah ditemukan di Indonesia adalah tanah vulkanik. Tanah yang satu ini adalah tanah yang berasal dari aktivitas vulkanik gunung berapi yang meletus.

Sebab, material yang keluar dari letusan gunung tersebut nantinya mengalami pelapukan dan kemudian hasil dari pelapukan tersebut yang menjadi tanah vulkanik.

Tanah vulkanik ini sangat subur dan cocok untuk perkebunan maupun pertanian, karena memiliki karakter utama, yaitu mengandung unsur hara dan mineralnya sangat tinggi. 

Sementara itu, tanah vulkanik tersebar hampir di seluruh pulau Indonesia, yakni di Pulau Jawa, Bali, Sumatra, dan Sulawesi.

9. Tanah Kapur

unnamed 8 1
IlmuGeografi

Terakhir, Indonesia juga memiliki tanah yang biasa disebut tanah kapur. Tanah ini merupakan tanah yang berasal dari pelapukan batuan kapur. Tanah ini tidak subur, sehingga tidak cocok ditanami tanaman yang membutuhkan banyak air. 

Meski demikian, tanah ini juga tetap memberikan banyak manfaat, karena cocok ditanami pohon yang kuat dan tebal, seperti pohon jati dan pohon keras yang lainnya.

Tanah kapur bisa dijumpai di wilayah Indonesia yang kering. Misalnya, di sekitar Gunung Kidung, Yogyakarta dan daerah pegunungan kapur di sekitar Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Nusa Tenggara Timur.

Sudah Paham Apa Saja Jenis Tanah di Indonesia?

Itulah 9 jenis tanah beserta karakteristik dan persebarannya di seluruh wilayah Indonesia. Selain yang telah disebutkan di atas, Indonesia juga memiliki jenis-jenis tanah yang lain,seperti tanah inceptisol yang cocok untuk tanaman kelapa sawit.

Jenis-jenis tanah yang tersebar di Indonesia memberikan banyak keuntungan. Dengan beragam tanah tersebut, Indonesia termasuk negara yang subur dan cocok ditanami berbagai jenis tanaman. Oleh karena itu, Indonesia memiliki aneka ragam jenis tanaman yang patut dibanggakan dan juga wajib untuk kita jaga.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page