Kebijakan Moneter: Pengertian, Jenis, Tujuan, Instrumen, dan Contohnya

Pasti Anda sering mendengar mengenai kebijakan moneter. Apalagi jika Anda sering menonton berita di TV tentang perkembangan ekonomi yang ada di Indonesia. Istilah tersebut biasanya selalu ada dalam berita mengenai ekonomi dan keuangan negara.

Namun, meski bukan sebuah istilah asing, banyak orang masih tidak tahu apa pengertian hingga tujuannya. Nah, di sini Anda akan mendapatkan pengetahuan mengenai pengertian, jenis, tujuan, instrumen beserta contohnya. Yuk, simak sampai habis!

Pengertian Kebijakan Moneter

Secara umum, istilah tersebut merujuk pada kebijakan bank sentral untuk mengatur jumlah uang yang beredar dan mengatur penyebaran uang. Kebijakan ini diambil oleh pemerintah dalam menopang perekonomian negara dalam berbagai aktivitas yang melibatkan tentang peredaran uang di Indonesia

Hal tersebut dilakukan untuk mencapai keseimbangan domestik dalam hal pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Serta stabilitas harga, pembangunan yang merata, dan juga keseimbangan eksternal yang meliputi neraca pembayaran.

Dalam hal ini, yang memiliki peran sebagai bank sentral adalah Bank Indonesia. Ini sudah tercantum dalam Undang – Undang No. 23 Tahun 1999 mengenai Kebijakan Moneter Bank Indonesia.

Selain kebijakan ini, ada pula kebijakan fiskal. Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang hanya berfokus kepada pendapatan dan pengeluaran negara. Perbedaan dari fiskal dan moneter adalah fiskal mengatur tentang pengelolaan APBN dan pajak. Sedangkan moneter mengatur tentang suku bunga bank.

Jenis-Jenis Kebijakan Moneter

Kebijakan ini memiliki dua jenis, yaitu ekspansif (monetary expansive policy) dan kontraktif (monetary contractive policy). Dua kebijakan ini dilakukan sebagai upaya dalam mengatur peredaran uang. Berikut penjabarannya:

1. Moneter Ekspansif

Moneter Ekspansif terkadang juga bisa disebut dengan uang longgar (easy money). Ini adalah suatu kebijakan yang mengatur jumlah uang yang dipasok dalam perekonomian. Kebijakan ekspansif juga berarti menambah uang yang beredar, sehingga dapat menimbulkan risiko inflasi cukup tinggi.

Tujuan dari kebijakan moneter ekspansif adalah untuk meningkatkan perekonomian. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan dalam melaksanakan kebijakan ini. Seperti menurunkan suku bunga bank dan persyaratan cadangan untuk bank serta dengan cara membeli sekuritas pemerintah oleh bank sentral.

Selain itu, kebijakan ini juga dilakukan untuk mengurangi pengangguran dan meningkatkan daya beli masyarakat pada saat ekonomi mengalami resesi atau depresi. Contohnya adalah saat pandemi COVID19.

2. Moneter Kontraktif

Kebijakan kontraktif adalah suatu kebijakan untuk mengurangi peredaran uang yang beredar. Anda juga bisa menyebutnya sebagai kebijakan uang ketat (tight money). Kebijakan ini dilaksanakan ketika suatu negara mengalami tingkat inflasi yang tinggi. Sehingga bank sentral harus mengurangi jumlah uang yang beredar.

Tujuan utama dari kebijakan ini adalah untuk menurunkan tingkat inflasi yang terjadi. Kebijakan ini dilakukan dengan cara mempertahankan tingkat suku bunga jangka pendek yang lebih tinggi.

Dikarenakan peredaran uang yang lebih rendah di masyarakat, maka ada beberapa hal yang terjadi. Seperti memperlambat laju perekonomian dan meningkatkan pengangguran. Kebijakan ini juga menyebabkan penurunan pinjaman dan pengeluaran.

Tujuan Kebijakan Moneter

Tujuan dari diberlakukannya kebijakan ini diatur dalam Undang-Undang No.3 Tahun 2004 tentang Kebijakan Moneter Bank Indonesia. Tujuan utamanya adalah untuk menjaga kestabilan nilai rupiah. Namun, ada beberapa tujuan lain yang perlu dipahami dengan baik, seperti:

1. Menjamin Kestabilan Ekonomi

Kebijakan ini memiliki tujuan untuk menjaga kestabilan ekonomi dengan mengatur persebaran uang yang ada di tengah masyarakat. 

Hal tersebut dilakukan untuk mengontrol laju perekonomian agar berkesinambungan. Kondisi tersebut bisa dicapai dengan keseimbangan peredaran uang dengan arus barang dan jasa yang diperdagangkan.

2. Mengendalikan Laju Inflasi

Mengendalikan laju inflasi merupakan salah satu tujuan kebijakan ini. Hal tersebut dilakukan untuk membatasi jumlah uang yang beredar di masyarakat dan secara bersamaan menjaga jumlah persediaan uang yang ada di bank.

3. Meningkatkan Jumlah Lapangan Pekerjaan

Kebijakan moneter dapat meningkatkan jumlah lapangan kerja yang ada di masyarakat. Tentu saja, hal ini berkaitan dengan kestabilan persebaran uang yang ada di masyarakat. 

Jika kestabilan tersebut tercapai, maka dapat meningkatkan proses produksi di berbagai bidang yang membutuhkan banyak SDM untuk mengelolanya.

4. Menjaga Kestabilan Harga di Pasar

Kebijakan ini juga dapat menjaga kestabilan harga barang yang ada di pasar. Dengan harga yang stabil dan terjaga dengan baik, maka semakin tinggi pula tingkat kepercayaan masyarakat. Lewat tingkat kepercayaan masyarakat yang meningkat, maka semakin meningkat pula tingkat pembelian produk.

Instrumen Utamanya

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, pemberlakuan kebijakan ini didasari untuk mengontrol peredaran jumlah uang yang ada di masyarakat. Tujuannya untuk mendukung kestabilan ekonomi yang baik. Lantas, apa saja instrumen kebijakan ini? Berikut uraiannya:

1. Kebijakan Diskonto

Kebijakan diskonto merupakan instrumen kebijakan yang digunakan oleh bank sentral untuk mengendalikan jumlah uang yang beredar di pasar. Dalam hal ini, kebijakan diskonto merujuk pada suku bunga bank yang dikenakan oleh bank sentral kepada bank komersial pada saat meminjam uang.

2. Operasi Pasar Terbuka

Operasi pasar terbuka adalah sebuah instrumen yang diambil oleh pemerintah untuk mengatur persebaran uang. Caranya adalah dengan menjual atau membeli surat-surat berharga milik pemerintah. 

Jika, pemerintah ingin mengurangi jumlah uang yang beredar maka penjualan surat berharga akan dilakukan. Begitupun sebaliknya, jika pemerintah ingin menambah peredaran uang di pasar, maka pembelian surat berharga akan dilakukan.

3. Penetapan Suku Bunga Acuan 

Penetapan suku bunga acuan merupakan satu langkah pemerintah dalam mencapai tujuan diberlakukannya kebijakan moneter. 

Hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mengendalikan persebaran uang yang ada di pasar. Penetapan suku bunga acuan juga diberlakukan sebagai acuan bunga bank bagi seluruh bank yang ada di tanah air.

4. Kebijakan Rasio Cadangan Wajib

Kebijakan ini adalah salah satu kebijakan yang diambil oleh pemerintah untuk mengurangi cadangan kas negara. Dalam melakukan kebijakan ini, dana yang ada dalam pemerintah akan disalurkan ke masyarakat melalui pinjaman. 

Jika, pemerintah ingin meningkatkan cadangan kas negara, maka suku bunga tabungan akan ditingkatkan. Sehingga, uang yang beredar di masyarakat kembali lagi ke cadangan kas negara.

5. Imbauan Moral

Kebijakan ini dilakukan oleh bank sentral (Bank Indonesia) untuk menghimbau bank-bank umum yang ada di tanah air menjalankan kebijakan menurunkan dan menaikan suku bunga pinjaman kepada masyarakat.

Contoh Kebijakan Moneter

Ada banyak implementasi yang ada di masyarakat dalam pelaksanaan kebijakan ini. Selaku bank sentral, Bank Indonesia memiliki andil yang cukup besar untuk menjalankan kebijakan demi menstabilkan perekonomian Indonesia. Berikut adalah contoh yang dilakukan oleh Bank Indonesia dalam pengimplementasiannya:

1. Kredit Langsung 

Bank Indonesia memberikan kredit langsung kepada masyarakat dalam menstabilkan persebaran uang. 

Pemberian kredit langsung oleh Bank Indonesia dilakukan langsung untuk berbagai sektor atau proyek yang memerlukan dana mendesak. Hal tersebut juga membantu dalam rangka meningkatkan jumlah uang yang tersebar.

2. Surat Utang Negara

Dalam hal ini, Bank Indonesia memiliki kebijakan untuk menerbitkan surat utang negara. Kebijakan ini dilakukan untuk menghimpun dana dari masyarakat, sehingga terjadi penurunan jumlah uang yang tersebar di masyarakat. 

3. Pelonggaran Kredit Motor

Pelonggaran kredit motor merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh Bank Indonesia dalam menerapkan kebijakan moneter. Dalam konteks ini, Bank Indonesia akan memberikan kelonggaran uang muka untuk kredit kendaraan bermotor. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan mendorong pertumbuhan di sektor otomotif.

4. Program Intervensi Rupiah

Program intervensi rupiah ini diterapkan oleh Bank Indonesia dalam menerapkan proses pinjam meminjam dana secara langsung dari Pasar Uang Antar Bank dalam periode 7 hari. Program ini dilakukan untuk mendukung berjalannya instrumen operasi pasar terbuka. 

5. Mengontrol Suku Bunga Bank 

Mengontrol suku bunga bank merupakan sebuah kebijakan yang dilakukan oleh Bank Indonesia untuk menurunkan inflasi yang terjadi di dalam perekonomian tanah air. Bank Indonesia memang memiliki andil untuk menaikkan atau menurunkan suku bunga bank. Ini juga dilakukan dalam rangka menstabilkan nilai tukar rupiah.

Sudah Memahami Apa itu Kebijakan Moneter?

Intinya, ini merupakan salah satu upaya pemerintah dalam menstabilkan peredaran uang yang ada di tanah air. Di sini yang memiliki peran paling besar adalah Bank Indonesia sebagai bank sentral. Bank Indonesia memiliki wewenang untuk mengatur peredaran uang sehingga tercipta kestabilan ekonomi untuk jangka panjang.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page