Anggaran Defisit: Faktor Penyebab, Dampak, dan Cara Menghindarinya

Anggaran defisit merupakan hal umum yang bisa terjadi pada siapa saja, baik itu individu, pebisnis, maupun suatu negara. Istilah yang satu ini menggambarkan peribahasa lama, yakni “besar pasak daripada tiang”.

Meski sebenarnya istilah defisit sendiri sudah familiar bagi masyarakat umum, tetapi nyatanya masih banyak orang yang belum tahu apa pengertian dari jenis anggaran ini. Nah, untukmu yang penasaran dengan ingin tahu lebih banyak seputar istilah ekonomi tersebut, simak artikel ini sampai akhir, ya!

Apa Itu Anggaran Defisit?

Secara umum, anggaran defisit adalah situasi yang terjadi pada saat jumlah pengeluaran lebih banyak daripada pendapatan. Apabila terjadi defisit, maka pihak yang mengalaminya harus segera menangani hal tersebut dengan baik. Sebab, jika tidak, maka akan berakhir menjadi utang.

Sementara itu, apabila utang tidak segera dilunasi, tentunya bunga yang dibayarkan akan bertambah berkali-kali lipat. Hal inilah yang pada akhirnya dapat membuat kreditur merasa takut, apabila debitur sulit mengumpulkan dana dan tidak mampu melunasi utangnya.

Oleh karena itu, tak heran jika kreditur akan menaikkan suku bunga menjadi lebih tinggi, seiring dengan adanya risiko utang yang tidak segera dilunasi.

Jadi, apabila suatu bisnis atau perusahaan mengalami defisit, sudah pasti hal tersebut akan mempengaruhi tingkat kredibilitas dan juga kepercayaan kreditur atau pemberi pinjaman.

Faktor Penyebab Anggaran Defisit

Sebenarnya, ada beberapa faktor penyebab terjadinya anggaran defisit yang bisa dihindari. Namun, sayangnya, terkadang sering kali muncul situasi yang bisa menyebabkan pengeluaran jadi melebihi pendapatan yang diperoleh. Berikut beberapa faktor tersebut:

1. Kehilangan Pekerjaan

Adapun salah satu faktor penyebabnya adalah karena kehilangan pekerjaan, yang mana berakhir dengan kehilangan pendapatan bulanan.

2. Biaya Pengobatan Rutin

Tak hanya itu saja, bagi seseorang yang sedang menjalani pengobatan rutin, defisit anggaran juga bisa saja terjadi. Hal ini karena pengeluaran biaya untuk berobat sekaligus memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari mengalami kenaikan harga.

Jadi, mau tidak mau, orang tersebut harus mengeluarkan biaya yang lebih besar dari budget yang telah ditentukan.

3. Manajemen Keuangan Buruk

Menariknya, sistem manajemen keuangan yang buruk juga dapat menyebabkan seseorang atau instansi tertentu mengalami anggaran defisit. Sebab, sistem manajemen keuangan yang buruk dapat menyebabkan pengeluaran jauh lebih besar dari pendapatan yang diperoleh.

Umumnya, hal ini terjadi saat awal-awal mengajukan utang kredit, di mana debitur harus terus melakukan penagihan dan membayar pembayaran minimum.

4. Beban Bunga Tinggi

Kemudian, faktor lainnya juga bisa terjadi saat beban bunga yang harus dibayarkan cukup tinggi, sehingga membuat pengeluaranmu menjadi lebih besar. Jika sudah terjadi hal seperti ini, pastikan untuk tetap waspada, ya. Jangan sampai pengeluaran tersebut membuat pendapatan yang dimiliki menjadi minus!

5. Resesi Ekonomi

Pada beberapa kasus di sebuah negara, masa resesi menjadi faktor penyebab terjadinya defisit anggaran. Hal ini karena ada banyak orang yang kehilangan pekerjaan, sehingga jumlah pajak yang harus dibayar menjadi lebih sedikit.

Sudah pasti kondisi tersebut akan berdampak pada negara. Sebab, pemasukan yang diterima menjadi lebih sedikit.  Berbeda dengan individu maupun perusahaan, negara masih bisa terus menambah defisit utang setiap tahun dan dalam jangka waktu yang lama selagi suku bunga utangnya masih rendah.

6. Kebijakan Fiskal

Akan tetapi, perlu dipahami juga bahwa defisit anggaran yang terjadi di negara tertentu, bukan disebabkan karena kecelakaan. Melainkan sebagai suatu hal yang disengaja dan termasuk ke dalam kebijakan fiskal.

Latar belakangnya adalah karena pemerintah ingin mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi yang menjadi pertanda bahwa kebijakan fiskal sudah dilakukan.

Dampak Terjadinya Anggaran Defisit

Selain mengetahui pengertian dan penyebabnya, kamu juga perlu mengetahui apa saja dampak yang bisa terjadi akibat anggaran defisit tersebut. Tak hanya bagi individu, tetapi juga bagi perusahaan dan pemerintah. Berikut adalah uraian lengkap tentang dampak terjadinya defisit anggaran tersebut:

1. Bagi Individu

Dalam skala kecil, dampak defisit anggaran bagi individu dan keluarga adalah pihak kreditur akan menagih debitur untuk segera melunasi utangnya melalui berbagai cara. Misal, dengan cara menelepon atau bahkan mendatangi langsung ke rumah debitur.

Kasus seperti ini memang sudah sering terjadi. Sayangnya, jika hal tersebut menimpamu, maka akan berpengaruh terhadap menurunnya nilai kredit, sehingga nantinya akan menyulitkan kamu saat pengajuan kredit di periode selanjutnya.

2. Bagi Perusahaan

Adapun dampak defisit bagi perusahaan adalah memicu terjadinya junk bonds, yakni saat peringkat obligasi perusahaan merosot, sehingga membuat perusahaan mendapat suku bunga yang lebih besar, agar bisa mendapatkan kredit.

Sedangkan dampak paling parah yang bisa terjadi adalah saat perusahaan tersebut akhirnya harus gulung tikar dan pailit, karena tidak bisa melunasi utang-utangnya.

3. Bagi Pemerintah

Berbeda dengan individu dan perusahaan, dampak defisit negara bagi pemerintah atau negara justru lebih mengarah pada hal yang positif. Sebab, defisit anggaran justru dianggap dapat memberi keuntungan bagi masyarakat selaku wajib pajak.

Hal ini terjadi karena pemerintah cenderung ingin menjadi pilihan favorit masyarakat dan memiliki citra yang baik. Oleh karena itu, mereka akan membelanjakan anggaran sebanyak mungkin untuk menyediakan berbagai layanan yang dibutuhkan masyarakat.

Akan tetapi, jika hal ini terus dilakukan tanpa adanya batasan tertentu, maka defisit anggaran bisa membuat utang negara jadi menumpuk.

Cara Menghindari Terjadinya Anggaran Defisit

Meskipun ada berbagai faktor yang bisa menyebabkan terjadinya defisit anggaran, namun sebenarnya kondisi ini masih bisa dicegah, lho. Salah satunya sudah pasti adalah dengan memiliki sistem manajemen keuangan yang baik. Nah, berikut ini adalah beberapa cara lainnya:

1. Evaluasi Bisnis

Cara pertama yang wajib dilakukan oleh pemilik bisnis untuk menghindari terjadinya defisit anggaran adalah dengan mengevaluasi bisnis yang sedang berjalan tersebut. Cobalah untuk lakukan analisis, mulai dari beberapa pertanyaan berikut ini:

  • Apakah harga produk yang dijual terlalu mahal?
  • Apakah target market bisnis tersebut kurang tepat?
  • Apa saja kelemahan dari bisnis yang sedang dijalani?

Melalui pertanyaan tersebut, maka kamu sebagai pelaku bisnis bisa segera melakukan evaluasi dan memperbaiki kesalahan yang dilakukan.

2. Mencatat Anggaran

Selanjutnya, kamu juga perlu mencatat setiap transaksi keuangan yang terjadi, baik itu transaksi pengeluaran maupun pemasukan. Hal ini menjadi penting, karena akan memudahkan kamu dalam mengontrol anggaran dalam periode tertentu.

Nantinya, melalui catatan tersebut, kamu juga dapat melihat sekaligus melakukan penyesuaian terhadap anggaran, apabila memang diperlukan. Pembagian skala prioritas terkait keuangan juga bisa dilakukan dengan cara ini.

Contohnya seperti membagi prioritas ke dalam beberapa pos besar, seperti membayar gaji karyawan, tagihan listrik, dan lain sebagainya.

3. Membatasi Pengeluaran

Cara yang satu ini sudah pasti akan membantu kamu agar terhindar dari anggaran defisit. Sebab, membatasi pengeluaran artinya menjaga agar pengeluaran tetap seimbang dengan pendapatan yang diperoleh.

Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan mulai mengurangi berbagai pengeluaran yang sebenarnya tidak penting dan bukan termasuk prioritas.

Contohnya, kamu bisa meniadakan acara makan-makan di restoran setiap bulan. Kemudian dari segi bisnis, bisa juga melakukan pengurangan jam kerja dan menghilangkan beberapa posisi untuk membatasi pengeluaran perusahaan.

4. Menyiapkan Dana Darurat

Sudah menjadi rahasia umum, jika dana darurat menjadi salah satu hal yang penting dan sangat krusial bagi seorang individu maupun bisnis. Pada dasarnya, dana darurat ini wajib dimiliki dengan tujuan untuk mencegah dan membantu mengatasi, apabila tiba-tiba terjadi defisit di masa depan.

Tak hanya itu saja, bagi pelaku bisnis, hal ini juga bisa menjadi alternatif, apabila para investor menolak untuk memberikan pinjaman modal atau dana bisnis. Dengan begitu, maka perusahaan milikmu akan terhindar dari adanya defisit. 

Oleh karena itulah, sangat penting untuk menyisihkan dana darurat dalam jumlah tertentu, yang diperoleh dari dana pribadi pemilik ataupun keuntungan perusahaan.

5. Meningkatkan Pendapatan

Cara yang satu ini memang terbukti efektif untuk menghindari terjadinya defisit anggaran. Khususnya bagi individu atau perusahaan yang tidak bisa mengurangi pengeluaran karena alasan tertentu.

Jadi, tak hanya sekadar membatasi pengeluaran, kamu juga harus meningkatkan target pendapatan pada bulan atau periode berikutnya. Akan tetapi, kamu juga harus menetapkan target yang realistis, lengkap dengan rencana khusus yang akan dilakukan untuk bisa mencapai target tersebut.

Tak hanya itu, kamu juga harus memiliki tujuan yang jelas dan dapat diukur. Bila perlu, sertakan juga alternatif tindakan atau cara yang harus diambil, apabila rencana utama tidak bisa dicapai dalam jangka waktu yang sudah ditentukan.

Sudah Lebih Paham tentang Istilah Anggaran Defisit?

Dari penjelasan di atas, bisa disimpulkan bahwa sebenarnya anggaran defisit tidak selalu mengarah pada konotasi negatif. Sebab, jika bisa mengontrolnya, maka hal tersebut juga dapat berpengaruh terhadap nilai kredit yang semakin baik. 

Karena kamu dapat mengurangi pengeluaran yang kurang penting, sehingga dapat membuat pola hidup yang lebih baik. Selain itu, hal ini juga dapat memicu kamu agar terus kreatif dalam menciptakan inovasi dalam bisnis dan skill pribadi untuk mendapatkan pemasukan tambahan.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page