Tanah merupakan bagian dari kerak Bumi yang manusia gunakan sebagai tempat berpijak dan melakukan berbagai aktivitas. Bukan hanya manusia, tanah juga menjadi media kehidupan bagi makhluk hidup lain seperti tumbuhan, hewan, dan organisme lainnya. Di dalam tanah, terdapat lapisan tanah yang memiliki tingkatan.
Tingkatan tersebut berdasarkan pengkategorian tanah mulai dari atas hingga bawah. Umumnya, lapisan tersebut terdiri dari tiga sampai empat lapis yang mana memiliki fungsi dan manfaatnya sendiri bagi kehidupan.
Daftar ISI
Apa Itu Lapisan Tanah?
Pertama-tama, Anda perlu mengenali terlebih dahulu apa itu tanah. Tanah adalah bagian dari permukaan Bumi yang tersusun atas bahan organik dan mineral. Tanah menjadi media tumbuhnya tanaman dan habitat sebagian hewan serta mikroorganisme tertentu.
Meskipun tanah bukan termasuk benda hidup, akan tetapi manfaatnya sangat besar untuk mendukung keberlanjutan kehidupan makhluk hidup. Anda pastinya sudah sering melihat tanah dalam kehidupan sehari-hari. Namun, tahukah Anda bahwa tanah yang Anda lihat setiap hari itu ternyata mempunyai banyak lapisan dibaliknya.
Bisa jadi, selama ini Anda hanya melihat lapisan teratas tanpa mengetahui bahwa masih ada lapisan lainnya yang lebih dalam. Lapisan tanah merupakan susunan tanah secara bertingkat yang dapat Anda bedakan dari tampilan fisik, tekstur, dan warna.
Sederhananya, lapisan yang terbentuk menandakan periodenya. Misalnya, lapisan teratas merupakan hasil akhir dari proses pembentukan sebelumnya. Sedangkan lapisan bawah yang paling dalam dan kebanyakan berwujud bebatuan, adalah awal mula pembentukan.
Jenis-Jenis Tanah pada Lapisan Tanah
Proses pembentukan tanah terjadi karena pelapukan batuan secara alami dan dekomposisi organik yang telah berlangsung dalam waktu lama. Setelah tanah terbentuk, tanah tersebut memiliki jenis dan karakteristik yang berbeda-beda. Salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah iklim. Berikut adalah penjelasan rincinya:
1. Tanah Andosol
Tanah andosol memiliki karakteristik berwarna hitam yang terbentuk melalui proses vulkanis gunung berapi. Kandungan bahan organik pada tanah andosol cukup tinggi dan memiliki tekstur yang halus. Tanah ini cocok untuk Anda manfaatkan sebagai media tanam karena mudah menyerap air dan subur.
2. Tanah Aluvial
Jenis tanah pada lapisan tanah berikutnya adalah aluvial yang terbentuk karena erosi tanah. Hasil dari fenomena erosi tersebut berupa endapan lumpur sungai. Anda bisa dengan mudah menemukan jenis tanah aluvial pada beberapa tempat seperti rawa, lembah, dataran rendah, muara sungai, dan lain sebagainya.
Ciri khas dari tanah aluvial ini yaitu berwarna kelabu. Tingkat kesuburan tanah aluvial bergantung pada kondisi asal tanah dan iklim wilayah setempat. Kebanyakan tanah ini berguna sebagai media untuk menanam tanaman pangan seperti palawija di Indonesia.
3. Tanah Grumusol
Pelapukan batuan kapur dan tuffa vulkanik melatarbelakangi terbentuknya tanah grumusol. Ciri-ciri tanah grumusol antara lain bersifat basa, miskin unsur hara dan organik lainnya, tekstur kering, berwarna kelabu hingga hitam, dan lain sebagainya.
Pada musim kemarau, jenis tanah ini akan mudah pecah. Selain itu, tanah grumusol tidak cocok untuk aktivitas pertanian. Hal ini karena terdapat sifat kapur di dalam tanah grumusol yang mampu menyerap unsur hara sekaligus mematikan tanaman karena racun yang terkandung dari kadar kapurnya.
4. Tanah Entisol
Tanah entisol merupakan tanah muda yang masih belum membentuk horison secara nyata. Anda bisa menemukan jenis tanah ini pada daerah-daerah yang sering terjadi erosi. Misalnya seperti dataran banjir, lereng curam, dan lain-lain.
Ciri utama dari tanah entisol yaitu bentuknya yang menyerupai timbunan pasir dan materialnya tidak terorganisasi. Warna tanah entisol adalah coklat sampai dengan abu-abu.
Struktur Lapisan Tanah
Seperti yang sudah kita bahas sebelumnya, lapisan tanah terdiri dari tingkatan mulai dari atas hingga bawah. Setiap tingkatan tersebut mempunyai ciri dan fungsinya masing-masing. Anda bisa membedakannya baik secara kimiawi, geologi, maupun biologis. Biasanya, setiap jenis tanah memiliki 3 sampai 4 struktur yang berbeda.
1. Lapisan Atas (Top Soil)
Jika Anda memotong tanah dalam keadaan vertikal, maka kenampakan struktur lapisan bagian tanah akan terlihat jelas. Anda akan menyaksikan bahwa potongan vertikal tanah tersebut memiliki karakteristik yang berbeda di setiap lapisnya.
Salah satu struktur tanah bagian atas atau istilahnya top soil merupakan struktur paling subur karena kaya akan bahan organik dan humus. Lapisan paling atas ini cocok untuk Anda manfaatkan sebagai media pertumbuhan tanaman.
Cara mengenali top soil cukup mudah. Anda tinggal mengamati warna tanahnya yang lebih gelap dari lapisan lainnya. Selain itu, banyak organisme yang mampu bertahan hidup pada lapisan top soil lantaran tanahnya yang gembur.
Hal itu tidak mengherankan karena sisa-sisa pelapukan daun, batang, dan bagian makhluk hidup terdapat pada lapisan ini.
2. Lapisan Tengah
Lapisan tanah tengah letaknya ada di bawah top soil dengan warna yang lebih cerah dari lapisan sebelumnya. Ketebalan struktur tanah bagian tengah kurang lebih sekitar 50 cm sampai 1 meter.
Proses terbentuknya lapisan kedua ini terjadi akibat sisa-sisa material di top soil yang terbawa air dan kemudian mengendap. Endapan tersebut berubah menjadi lebih padat sehingga orang-orang sering menyebut struktur ini sebagai tanah liat.
3. Lapisan Bawah (Sub Soil)
Berikutnya, lapisan bagian tanah bawah atau sub soil mengandung bebatuan yang mengalami pelapukan sekaligus tercampur dengan endapan material dari lapisan atasnya. Lapisan sub soil masih memiliki sebagian batuan yang belum melapuk sehingga cukup sulit untuk ditembus oleh akar tumbuhan.
4. Lapisan Batuan Induk
Lapisan terakhir adalah batuan induk yang merupakan bagian terbawah. Berbeda dari lapisan-lapisan sebelumnya, pada batuan induk terdapat batuan-batuan padat yang menentukan kondisi tanah di suatu tempat tertentu. Warna dari lapisan ini yaitu kelabu hingga kemerah-merahan.
Komponen Penyusun Lapisan Tanah
Tanah tersusun atas komponen yang terdiri dari batuan, mineral, air, udara, humus, dan mikroorganisme lainnya. Simak pembahasan berikut untuk mengetahui detail lebih lanjutnya:
1. Batuan
Salah satu komponen penyusun utama pada tanah adalah batuan. Batuan merupakan benda padat yang nantinya akan mengalami pelapukan baik itu karena faktor angin, air, maupun zat korosif lainnya. Pelapukan batuan itulah yang membantu proses pembentukan tanah.
2. Mineral
Mineral termasuk komponen penyusun tanah yang terbagi menjadi mineral primer dan sekunder. Komponen mineral primer adalah bahan dari tanah, sedangkan mineral sekunder berupa ion dari pelapukan mineral primer. Peran mineral sebagai penyusun tanah yaitu untuk menentukan sifat atau karakter suatu tanah di daerah tertentu.
3. Air
Lapisan tanah dapat terbentuk berkat air yang memiliki peran vital dalam menutrisi organisme dan tanaman yang hidup di tanah. Sebab, makhluk hidup yang mengandalkan tanah sebagai habitat membutuhkan kelembaban. Bukan hanya itu, air juga berfungsi untuk membantu dekomposisi kimia maupun biologis.
4. Udara
Walaupun udara tidak memiliki wujud yang tampak mata secara jelas, tetapi komponen ini dapat Anda jumpai di dalam tanah. Peran udara di dalam tanah berfungsi sebagai media pernapasan.
Tanah memiliki rongga-rongga yang terisi oleh udara. Karena udara sifatnya fleksibel, maka mudah saja untuk mengisi rongga-rongga itu. Selain itu, komponen udara turut mempengaruhi volume suatu tanah.
5. Humus
Komponen tanah berikutnya adalah humus. Humus merupakan bahan organik yang terbentuk dari hasil penguraian makhluk hidup seperti hewan atau tumbuhan yang telah mati. Manfaat humus dalam tanah adalah penyubur pertumbuhan tanaman dan dapat menghasilkan air.
6. Mikroorganisme
Selain komponen-komponen di atas, mikroorganisme juga berperan untuk menguraikan bahan-bahan organik di tanah supaya menjadi humus. Di dalam tanah, terdapat banyak mikroorganisme hidup yang memiliki ukuran sangat kecil.
Apakah Anda Pernah Mengamati Lapisan Tanah?
Meskipun setiap hari sudah berjumpa dengan tanah, Anda mungkin hanya melihat lapisan luarnya tanpa mencoba untuk mencari tahu apa yang ada di bagian lebih dalam. Padahal, alam memiliki ruang yang tidak terbatas untuk Anda eksplor dan lakukan pengamatan untuk menambah wawasan.
Bagi Anda yang suka bereksperimen, bisa mencoba untuk mengamati lapisan tanah di sekitar tempat tinggal Anda. Lihatlah apakah tanah di wilayah Anda memiliki struktur lapisan yang sama seperti pembahasan sebelumnya. Umumnya, lapisan tersebut terdiri dari tiga sampai empat lapisan yang berbeda.
Setelah melakukannya, Anda akan melihat tanah dengan persepsi yang berbeda. Jika sebelumnya Anda mengenali semua tanah itu kelihatan sama, tetapi setelah belajar mengenali jenis-jenis tanah, Anda bisa membedakannya. Pengetahuan tentang tanah dapat membantu untuk melakukan berbagai aktivitas.