Setiap bentuk permukaan bumi tidak selalu rata, dengan kata lain bahkan permukaan bumi ada begitu banyak tonjolan dan cekungan. Tak hanya di dataran saja, ini juga muncul di lautan samudra lepas. Palung di samudra juga muncul sebagai salah satu titik terdalam bumi, yang belum banyak tersentuh oleh makhluk hidup lain.
Daftar ISI
Pengertian Palung
Keberagaman topografi yang ada di seluruh permukaan bumi menjadi fenomena alami yang memberikan banyak keindahan. Hal ini juga termasuk dengan palung yang tersebar di seluruh samudra yang ada di dunia.
Palung adalah hasil cekungan topografi bumi yang berada di lautan lepas, dengan lebar cekungan yang relatif sempit, dan kedalaman yang sangat dari bawah permukaan laut. Jika digambarkan, bentuk cekungan ini nampak seperti huruf ‘V’ yang terletak di dasar laut.
Hal ini membuat cekungan laut menjadi titik paling dalam yang ada di lautan. Meskipun begitu di dalam cekungan laut juga memiliki sejumlah ekosistem yang beragam dan menyesuaikan tekanannya.
Setiap kedalaman laut memiliki tekanan hidrostatis yang berbeda-beda, inilah yang membuat adanya perubahan tekanan dari area lautan lepas menuju ke palung. Beberapa cekungan laut yang paling dalam, bisa memiliki tekanan hidrostatik mencapai 1.100 kali lipat dari laut biasa.
Berdasarkan fakta dari Encyclopedia Britannica, menyatakan bahwa setiap cekungan samudra mampu memiliki kedalaman yang relatif panjang, yakni sekitar 7.300 sampai dengan 11.000 meter.
Ciri-ciri Palung Laut
Setiap cekungan yang ada di lautan lepas, memiliki kesamaan ciri-ciri. Beberapa diantaranya bahkan bisa terlihat jelas hanya dari permukaan laut. Berikut adalah ciri-ciri palung laut:
- Setiap cekungan cenderung memiliki kedalaman laut yang sangat dalam, dan cenderung berbahaya karena curam.
- Bentuknya seperti jurang yang berada di dasar lautan, menjorok ke dasar.
- Area cekungan yang paling dalam, biasanya gelap karena cahaya matahari tidak bisa mencapai dasarnya.
- Memiliki struktur dinding yang sempit, tajam, dan terjal.
- Beberapa cekungan memiliki tampilan seperti ngarai di dalam lautan, yang panjang dan sempit.
- Setidaknya memiliki kedalaman antara 6.000 -11.000 km ke bawah laut.
- Paling banyak ditemukan di area subduksi .
Bagaimana Proses Pembentukan Palung?
Palung laut terjadi karena pembentukan subduksi dua lempeng tektonik, keduanya saling bertabrakan dan geraknya menyebabkan cekungan pada dasar laut. Area ini juga sering disebut dengan zona subduksi.
Pada zona subduksi, lempeng yang lebih tua akan cenderung menekan lempeng yang lebih muda. Lempengan yang lebih muda ini cenderung ringan, dan mudah menekuk ke bawah. Jika hal ini terjadi secara konsisten maka akn menyebabkan lempengan bumi menusuk mantel bumi dan menciptakan cekungan yang kita kenal dengan palung.
Laut dengan zona subduksi yang paling luas adalah Samudra Pasifik. Di bawah lautan Pasifik yang luas, memiliki dua lempeng tektonik yang bertumbukan. Pergeseran lempeng litosfer dan konvergen ini menyebabkan gempa bumi, dan berpengaruh pada gunung berapi.
Biasanya akibat dari menekuknya lempeng yang lebih ringan ke dasar laut, lama-kelamaan akan berubah mencair menjadi magma. Aliran magma panas dari dasar lautan inilah yang nantinya akan mengalir ke gunung, dan sering menyebabkan reaksi vulkanik yakni gempa.
Disisi lain, pergeseran lempeng ini juga membantu membuat sebuah gunung semakin tinggi, atau bahkan membuat munculnya gunung di suatu dataran. Itulah mengapa kebanyakan daerah yang memiliki terdapat palung, pasti banyak gunung berapi di sekitarnya.
7 Contoh Palung yang Ada di Dunia
1. Mariana Trench
Palung Mariana menjadi salah satu cekungan laut paling dalam yang pernah ada di dunia. Jika Gunung Everest menjadi puncak tertinggi diatas permukaan air hanya sejauh 8.848 mdpl, maka cekungan mariana memiliki kedalaman dibawah permukaan laut sejauh 11.034 meter. Mariana juga memiliki ukuran panjang mencapai 2.550 meter, dan lebar 69 meter saja.
Berlokasi di Samudra Pasifik, tepatnya berada di dekat Jepang dan Pulau Guam, Amerika Serikat. Mariana juga digadang-gadang sebagai titik terdalam bumi, atau Challenger Deep.
2. Tonga Trench
Jauh di dasar lempeng Samudra Pasifik tidak hanya menciptakan cekungan dalam Mariana saja, tapi juga Tonga Trench. Kedalamannya kurang lebih 10.911 meter yang berhasil ditemukan oleh kru kapal Scripps Institution of Oceanography dari San Diego pada tahun 1952 lalu. Ini juga disebut sebagai Horizon Deep Tonga Trench, dan menjadi cekungan terdalam nomor 2 di dunia.
3. Philippine Trench
Di kawasan Laut Timur Filipina terbentuk sebuah palung dengan kedalaman 10.540 meter ke dasar laut. Cekungan yang juga sering disebut dengan Palung Mindanao, memiliki lebar seluas 30 km dan membentang sepanjang 1,3 kilometer. Di bagian utaranya terdapat Palung Luzon Timur yang lebih kecil, sedangkan sisi tenggaranya adalah Halmahera, di Maluku Utara.
4. Kuril Kamchatka Trench
Urutan keempat cekungan terdalam jatuh pada Kuril Kamchatka, yang berada dibawah perairan Samudra Pasifik, di dekat Semenanjung Kamchatka, Rusia dan Pulau Hokkaido, Jepang. Jurang lautan ini membentang dari utara ke selatan sejauh 2.900 km dan luas 264.000 km. Dasar Palung Kuril Kamchatka ini berada di 10.542 meter dibawah permukaan laut.
5. Kermadec Trench
Masih dari bawah Samudra Pasific yang luas, tepatnya di wilayah jajaran Gunung Laut Louisville dan dataran tinggi Oseanik Hikuragi, terdapat Palung Kermadec. Masuk dalam zona subduksi Kermadec-Tonga, cekungan ini cukup dekat dengan sisi timur laut North Island, New Zealand. Kedalamannya mencapai 10.047 meter dibawah permukaan laut, menjadikan Kermadec sebagai salah satu diantara jurang laut terdalam di dunia.
6. Puerto Rico Trench
Berada di antara Laut Karibia dan Samudra Atlantik, Puerto Rico Trench ini membentang dengan sepanjang 800 km dengan jurang sedalam 8.376 meter, atau setara dengan 27.480 kaki. Disebut dengan Milwaukee Deep, sebagai titik terdalam lautan yang berada di bawah Samudra Atlantik.
7. Weber Trench
Merupakan palung terdalam yang ada di perairan di Indonesia, tepatnya berada di Laut Banda, Maluku. Jurang lautan ini memiliki titik terdalam di angka 7.440 meter, yang mengarah ke busur Banda, sebagai salah satu rantai vulkanik di kepulauan Maluku. Selain itu, di Indonesia sendiri memiliki 6 Palung lain, seperti Palung Jawa dengan kedalaman 7.140 meter. Palung Jawa terletak di sisi timur Samudra Hindia.
Dampak Pergeseran Lempeng Bumi
Jika membaca sekilas tentang keberadaan palung di dunia, kita bisa menarik benang merah bahwa sebenarnya cekungan laut ini saling memiliki koneksi satu sama lain. Akibat pergeseran lempeng yang saling berhubungan, menimbulkan efek domino pada keberadaan palung dan gunung berapi.
Pergeseran lempeng bumi merupakan salah satu proses geologi, yang tak bisa dikendalikan oleh manusia. Selama prosesnya, pembentukan palung biasanya terjadi di zona subduksi yang mana dekat dengan area patahan lempeng. Akhirnya menimbulkan gempa tektonik, yang dalam skala besar mampu menyebabkan tsunami, juga gempa vulkanik yang membuat munculnya gunung berapi.
Hal ini menjadi peringatan untuk negara-negara yang berada di zona subduksi, karena akan sering terjadi gempa. Dari puerto rico trench yang berada di laut Karibia, menyebabkan berbagai gempa dan tsunami regional dari tahun 1946, dan 1991.
Sejak saat itu, menimbulkan banyak gempa-gempa kecil di beberapa tahun berikutnya. Pergerakan lempeng di zona subduksi Karibia dan Amerika, menggeser lempeng lain di Samudra Hindia. Pada 2004, pergerakan lempeng di bawah Samudra Hindia menyebabkan 1.600 km permukaan lempeng pecah, dan mengakibatkan lempeng India selip berada di bawah lempeng Burma.
Pergeseran lempeng tektonik yang dasyat ini menyebabkan gempa dari dasar laut dengan magnitudo 9,2 skala richter. Tercatat dalam sejarah geografi sebagai gempa terbesar, setelah sebelumnya pada tahun 1960 di Valdivia.
Tahun ini juga menjadi masa kelam sejarah Indonesia karena tsunami besar melanda seluruh Sri Lanka, Tamil Nadu, Khao Lak dan Banda Aceh sebagai korban terbanyak. Tak hanya itu, gempa ini juga membuat lebar palung Jawa setelah 2004 semakin luas dari sebelumnya.
Apakah Kamu Sudah Memahami Apa itu Palung?
Keberagaman kehidupan diatas dan dibawah permukaan laut inilah yang selalu menarik untuk menjadi bahan penelitian. Semua keindahan alam yang ada di permukaan laut, setara dengan besarnya potensi bencana alam. Fenomena alam yang terjadi memang diluar kendali manusia.
Hal yang bisa kita lakukan hanya sebatas mempelajarinya dan menjaganya saja. Menghargai dengan tidak melewati batas-batas aturan penelitian dan penyelaman. Boleh jadi, palung hanyalah satu titik yang menjadi celah bahwa pemikiran manusia masih sebatas itu. Keberadaannya barulah puing terkecil, dari misteri semesta yang mampu dipetakan oleh manusia.