23 Kumpulan Puisi Cinta Romantis untuk Dapatkan Hati Pasangan!

Mengungkapkan perasaan cinta kepada pasangan bukanlah hal yang mudah, terlebih lagi jika kita merasa kesulitan untuk menemukan kata-kata yang tepat. Namun, puisi cinta romantis bisa menjadi cara yang sangat efektif untuk membuat pasanganmu merasa istimewa. Sehingga kamu pun bisa mendapatkan hatinya. 

Puisi cinta yang romantis memiliki kekuatan rangkaian kata-kata yang indah. Sebagai tambahan, puisi romantis bisa mengungkapkan perasaan yang tak terucapkan dengan kata-kata yang sederhana namun penuh makna.

Oleh karena itu, kami telah mengumpulkan 23 contoh puisi cinta romantis yang bisa membuat pasanganmu baper! Semoga puisi-puisi ini akan bisa menginspirasi kamu untuk mengungkapkan perasaan cintamu kepada pasangan juga untuk menambah sayang kepada pasanganmu lebih dalam lagi. Selamat membaca!

Contoh Puisi Cinta Romantis 

Berikut adalah 23 kumpulan puisi cinta romantis yang dapat kamu gunakan untuk dapatkan hati dan cinta pasanganmu. 

1. Puisi Cinta 1

“Duniaku Setelah Ada Kamu”

Karya: Ika Nurkhasanah 

Duniaku kini seperti potret jalanan lengang. 

Yang ingin aku isi hanya dengan kita berdua. 

Dengan rinai hujan yang kamu suka. 

Juga dengan petrikor yang selalu jadi tokoh utama tiap aku bercerita. 

Sendu tapi hati kita bahagia. 

Berbagi malam dengan lampu emas dan genang air 

yang jadi cermin kita juga dunia di kanan kiri kita.

Duniaku kini juga seperti kota New York yang gempita. 

Orang-orang di mana-mana. 

Tapi cuma kamu yang terbayang di mata. 

Berjalan di antara bangunan tua yang indah dan megah 

seperti melihat kita di atas pentas. 

Lampu-lampu kendaraan yang gemerlapan,

juga orang-orang yang berlalu lalang, 

seperti pemeran sampingan yang diciptakan untuk kita, lakon utamanya.

2. Puisi Cinta 2

“Aku Ingin Memelukmu, Aku Suka Sepi Berdua”

Karya: Ika Nurkhasanah 

Aku memelukmu seperti puisi yang diksinya hampir terlepas

Aku ingin kita menjadi puisi 

yang meski tak sempurna, tapi bermakna

Yang tidak akan pernah kehilangan kata, apalagi rasa

Aku memelukmu sampai ingin menghentikan masa

Kita sibuk tertawa hingga tak sadar malam sudah tak panjang

Kita sibuk tertawa hingga lupa rasanya patah

Dalam sepi kita ramai soal hati dan soal apa saja

Aku suka sepi berdua, 

Dunia adalah tempat ramai, tapi bahumu tempatku bersandar

Bahumu sepi seperti tak pernah meminta jawaban apa-apa

Bahumu tempat sepi yang hanya aku yang bisa mengunjungi

Dan aku bisa jadi apa saja, aku bisa diam, aku bisa terisak, aku bisa menebar tawa

Aku ingin memelukmu sampai rasanya aku lupa

bahwa aku sedang hidup di dunia yang isinya lebih banyak tangisnya

Aku ingin memelukmu sambil berkata;

“Diam dulu sebentar, jangan bicara

Aku suka sepi berdua, semuanya jadi terasa sederhana”

3. Puisi Cinta 3

“Sejak Saat Itu”

Karya: Ika Nurkhasanah 

Sejak saat itu aku lupa caranya menulis puisi

Sebab ia menjadi hilang pesona

Jika kusandingkan dengan engkau

Padahal aku ingin menyimpan kau di sini, di tubuh puisi ini

Bersama sebagian diriku, 

Lalu seolah-olah aku membuat kita menyatu

Sejak saat itu juga

Senja jadi tak butuh jingga

Dan kopi yang kuseduh menolak ditambah gula

Padahal aku ingin punya potret kita di sana, 

dengan cahaya rembulan yang baru datang jadi latar belakangnya

Padahal aku ingin kau juga menikmatinya 

—kopi yang sungguh kubuat dengan sepenuh jiwa untuk kita, secangkir berdua

4. Puisi Cinta 4

“Aku Ingin” 

Karya: Sapardi Djoko Damono

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

dengan kata yang tak sempat diucapkan

kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

dengan isyarat yang tak sempat disampaikan

awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

5. Puisi Cinta 5

“Ketika Aku Bertanya Tentang Cinta”

Karya: Aan Manyur

Ketika aku bertanya kepadamu tentang cinta, kau

melihat langit membentang lapang. 

Menyerahkan diri untuk dinikmati, tapi menolak untuk dimiliki.

Ketika kau bertanya kepadaku tentang cinta, 

aku melihat nasib manusia. Terkutuk hidup di bumi

bersama jangkauan lengan mereka yang pendek

dan kemauan mereka yang panjang.

Ketika aku bertanya kepadamu tentang cinta,

Kau bayangkan aku seekor burung kecil yang murung.

Bersusah payah terbang mencari tempat bersembunyi

dari mata peluru para pemburu.

Ketika kau bertanya kepadaku tentang cinta,

Aku bayangkan kau satu-satunya pohon yang tersisa,

Kau sendirian dan mematahkan cabang-cabang sendiri.

Ketika ada yang bertanya tentang cinta,

Apakah sungguh yang dibutuhkan adalah kemewahan kata-kata,

Atau cukup ketidaksempurnaan kita?

6. Puisi Cinta 6 

“Aku Suka Bilang Rindu Padamu”

Karya: Ika Nurkhasanah 

Malam-malam menurunkan banyak kata sifat. 

Malam ini, rindu sepertinya jadi diksi yang paling tepat. 

Aku suka rindu padamu, rasanya sederhana. 

Aku ucap satu kata dan kau akan langsung menyapa. 

Aku suka rindu padamu, 

rasanya seperti aku rindu pada matahari.

Aku tahu besok ia akan kembali di ufuk timur lagi.

Aku tahu tak akan pernah ia tak kembali

Aku suka rindu padamu

Kamu akan jawab dengan bilang padaku, 

“Ingat hal ini selalu, aku tak pernah pergi ke mana-mana.

Aku tak ingin ke mana-mana”

Aku suka bilang rindu padamu, 

karena aku tahu, kamu rindu padaku juga.

Tak apa, kita punya selamanya untuk membayar lunas rindu-rindu kita.

7. Puisi Cinta 7

“Surat Cinta” 

Karya: WS. Rendra

Kutulis surat ini

kala hujan gerimis

bagai bunyi tambur mainan

anak-anak peri dunia yang gaib.

Dan angin mendesah

mengeluh dan mendesah

Wahai, Dik Narti,

aku cinta kepadamu!

Kutulis surat ini

kala langit menangis

dan dua ekor belibis

bercintaan dalam kolam

bagai dua anak nakal

jenaka dan manis

mengibaskan ekor

serta menggetarkan bulu-bulunya.

Wahai, Dik Narti,

kupinang kau menjadi istriku!

8. Puisi Cinta 8 

“Batas”

Karya: Aan Mansyur

Semua perihal diciptakan sebagai batas.

Membelah sesuatu dari sesuatu yang lain.

Hari ini membatasi besok dan kemarin. 

Besok batas hari ini dan lusa. 

Jalan-jalan memisahkan deretan toko dan perpustakaan kota, bilik penjara,

dan kantor walikota, juga rumahmu dan seluruh

tempat di mana pernah ada kita.

Bandara dan udara memisahkan New York dan Jakarta. 

Resah di dadamu dan rahasia yang menanti di jantung puisi ini dipisah kata-kata. 

Begitu pula rindu, hamparan laut dalam antara pulang dan seorang petualang

yang hilang. 

Seperti penjahat dan kebaikan dihalang uang dan undang-undang.

Seorang ayah membelah anak dari ibunya—

dan sebaliknya. 

Atau senyummu, dinding di antara aku dan ketidakwarasan. 

Persis segelas kopi tanpa gula menjauhkan mimpi dari tidur.

Apa kabar hari ini? Lihat, tanda tanya itu,

jurang antara kebodohan dan keinginanku

memilikimu sekali lagi.

9. Puisi Cinta 9 

“Tentang Cinta dan Sayangku Kepadamu”

Sepanjang hari selama mentari dan bulan di atasku,

selalu bayangmu terlintas dan bergetar rasa di dadaku

Entah bagaimana kamu seperti menjelma seperti hantu buatku

Detik ini, aku ingin menuliskan sebait atau dua bait puisi

Tentang cinta kepadamu yang turun beserta rindu

Tapi sepertinya, bahkan sejuta bait puisi tak akan bisa menggambarkan sayangku padamu 

Jemariku tiba-tiba berhenti menulis

Ketika aku mulai mengeja kata ‘cinta’

Namun aku lanjutkan dulu saja, 

aku coba sambung kembali dengan kata-kata indah yang bisa aku temui

tentang cinta dan sayang yang aku punya

Aku ingin bilang “Aku sayang”, 

cukup dengan bisikan di telingamu perlahan

Sungguh aku tidak sanggup menahan rasa

Aku membayangkan kamu membalasku dengan manja

Sambil kamu juga berkata, “Aku juga punya rasa yang sama”

Jika seperti itu kenyataannya,

Tak terkira syukurku pada Tuhan Sang Pencipta alam semesta

Jika seperti itu kenyataannya,

aku akan menekadkan hati

untuk belajar memaknai bahasa bagaimana kamu ingin dicintai.

10. Puisi Cinta 10

“Salam Untukmu, Sayang”

Sebuah salam dan kecupan kukirimkan dari sudut kota,

Untukmu, Tuan berwajah hangat

Aku berpesan,

Agar kamu makan teratur

Dan jangan terlalu larut dalam pekerjaan

Aku ingin kamu bilang kamu rindu aku.

Saat senja sudah di penghujung hari, atau saat pagi masih baru hadir

Aku titip pesan, jaga dirimu baik-baik, ya.

11. Puisi Cinta 11 

“Cinta Sejati”

Cinta sejati datang menghampiri

Tak kenal waktu, tak kenal jarak

Cinta sejati adalah ketulusan hati

Yang mengalir dalam setiap detak

Ketika aku melihat matamu

Kulihat cinta yang tulus dan suci

Kau membuatku merasa berarti

Dan memberi hidupku suatu arti 

12. Puisi Cinta 12

“Kamu Hanya Milikku”

Kamu hanya milikku dalam setiap hela nafas

Juga dalam setiap hidup yang kita punya

Aku ingin jadi milikmu sepanjang usia

Takkan ada yang bisa memisahkan kita

Karena hanya kamu satu bintang yang bersinar di dada

Jangan pergi, 

jangan pernah sudah.

13. Puisi Cinta 13

“Caraku Mencintai”

Di kala aku bungkam dan tak bilang aku mencintaimu, jangan ragukan aku,

aku minta tolong padamu.

Sebab untuk mencintaimu, 

aku tak mau berucap. 

Sebab kamu adalah syair,  

dan mencintaimu bagiku adalah lebih dari sekedar kata sederhana.

Caraku mencintaimu itu seperti ini;

Jika mencintaimu diumpamakan mata pelajaran, 

maka aku akan hadir paling awal dan memilih duduk di bangku paling depan.

Caraku mencintaimu adalah lebih dari sekadar memenuhi janji, 

Kamu akan melihat dari mataku dan aku bilang, 

“Bersamamu malam ini adalah anugerah yang tidak terkira.” 

Duduk berdua saling menggenggam di tengah gerimis 

Bahagiaku itu yang terindah.

Aku mencintaimu dengan cara aku ingin habiskan senja bersamamu. 

Ditemani getar rasa yang diam-diam menjelma tanpa ampun 

Karena hadirmu seperti hujan yang menakjubkan

Lalu saat kita berpisah, meninggalkan jejak rindu yang memikat

Hujan akan selalu bercerita soal kita, lewat nada rintik yang turun darinya.

Seperti bait syair cintaku untukmu, berharap bisa selalu jatuh menetes di hatimu.

14. Puisi Cinta 14

“Jika”

Jika yang di dada ini adalah cinta, 

aku hanya tahu bagaimana caraku mengungkapkannya 

dalam ketelanjangan yang apa adanya. 

Dengan segenap raga, hati, dan jiwa 

dengan kepasrahan tanpa syarat.

Senja tiba dengan bayangmu yang merah muda memenuhi semesta, 

Sejauh mataku berkaca, wajahmu adalah lampu cahaya yang memenuhi semua ruang yang kupunya. 

Di malam yang hanya ada sunyi, 

ingin aku memelukmu karena aku merasakan miliar rasa rindu. 

Kudekap kamu hingga detak kita beradu. 

Untuk kutatap juga matamu yang syahdu 

Menjadi kegiatan kesukaanku

Di sini aku terusik rindu yang menelusup di setiap kedip mata. 

Jika nanti cinta dan rindu tak lagi terdengar telingamu, 

tak lagi keluar dari mulutku ini,

percayalah, doaku akan selalu sampai padamu, 

setia memeluk jiwamu hingga malam yang menyendiri.

15. Puisi Cinta 15

“Apakah Aku Jatuh Hati?”

Pancaran sinar yang indah dari dua manik matamu itu

Setiap kedipannya membuat mata hati ini sendu,

Setiap lirikannya seperti ingin mengiris yang ada di hati

Seperti kilatan petir yang membelah pijakanku di bumi

Aku terperanjat

Rasanya seperti sesaat bumi berhenti berotasi pada porosnya

Karena ia juga terkersima indahnya sesosok pesona 

Aku terjatuh dalam lautan palung laut terdalam ynag orang bilang namanya cinta

Mataku memandangmu seperti kamu adalah makhluk paling sempurna

Dibuatmu aku takjub akan lembut dan anggunmu

Aku bertanya di dalam hati sendiri

Apakah aku jatuh hati?

Apakah ini cinta pandangan pertama atau cinta setelah detik selanjutnya?

Aku tak tahu jawabannya

Lidahku rasanya kelu, otakku sepertinya buntu

Aku ingin lebih mengenalmu

Aku ingin merengkuh dan mengisi hatimu hanya dengan nama dan seluruh punyaku.

16. Puisi Cinta 16

“Pertunjukan Romansa Hati”

Saat rembulan menghias langit malam, selalu aku melihat tatap matamu

Aku tatap lewat pandangan hati yang paling merdu

Aku tatap wajahmu yang seperti bidadari, tak lekang dari gelapnya malam

Aku persembahkan mimpi yang terlukis di langit malam

Mimpi yang berisi pertunjukan perasaan yang aku punya

Seakan bintang sedang menyanyikan alunan romansa

Ia berdendang 

“Engkaulah cintaku, engkaulah kekasihku,”

dan cerita kita dipenuhi cinta menyelimutinya

Aku ingin terus melayang terbang di sini, di atas cakrawala

Aku ingin terus melayang jika itu aku lakukan bersamamu.

Aku persembahkan mimpi yang terlukis di langit malam

Mimpi yang berisi pertunjukan perasaan yang aku punya

Seakan bulan yang penuh dan bulat itu semakin penuh dipeluk romansa

Seakan aroma petrikor sisa hujan tadi senja itu bisa melukiskan perasaan

Tak ada yang kelam yang dipertunjukkan

Yang ada adalah parasmu yang indah

Memperlihatkan pertunjukan malam yang seperti pertujukan hati.

17. Puisi Cinta 17

“Jantungku Berdebar, Oh Indahnya Cinta”

Jika mereka bilang bertemu denganmu adalah takdir Tuhan, 

lalu aku yang berteman denganmu adalah pilihan yang kuambil dengan sadar, 

maka pilihan untuk jatuh cinta padamu adalah sesuatu yang tak pernah aku rencanakan.

Kudobrak pintu hatimu untuk sekadar menanamkan rasa rindu 

Suatu hari akan aku ambil rindu yang sempat kutitipkan padamu

Pecahan rindu yang kuambil itu, akan selalu kembali kurangkai menjadi utuh. 

Pagi datang,  

dan jantungku berdegup kencang, 

Ia sedang menerjemahkan isi pikiranku 

dan itu ternyata adalah kamu.

Senyumanmu terasa seperti sepersekian detik jarum jam bagiku 

Singkat, secepat api yang membuat kayu jadi abu

Cinta rasanya bisa memberikan cahaya 

bahkan pada mata yang buta apa-apa

Dan aku rasa cinta kita tak akan jadi meski nanti aku di neraka. 

Indahnya cinta yang selalu hadir di antara kita

Banyak sekali kenangan indah tentang kita yang ingin aku buat di sini dan di sana

Membuat rasa di hati semakin menyala

18. Puisi Cinta 18

“Aku Menyebutnya Cinta Tanpa Batas”

Sejak awal jumpaku dengan dirimu, rasa itu menyapaku

Rasa yang aku sebut “cinta tanpa batas”

Aku sungguh-sungguh terpikat, oleh senyuman itu

Ia tak lekang oleh waktu, terus membekas dalam pikiranku

Tak sabar aku menantikan tibanya waktu

Tak lelah aku menunggu untuk bisa segera mengulum jumpa denganmu

Untuk melepas aroma rindu kepadamu,

Oh gadis yang selalu jadi bunga pada tidur malamku.

Tak bisa aku pungkiri bahwa kadang ada hari saat hati ini mulai gelisah,

risau kurasa tak tentu arah

Saat kudapati sesosok gadis yang mulai kurindu setengah mati,

Saat ia tak kutemui barang sehari.

Cinta tanpa batas yang ku miliki

Takkan pernah pudar dan hilang

Kau adalah jawaban dari doaku

Yang kutunggu sejak lama

Dan anehnya,

Tiap kali aku lihat kilau di matamu

Tak pernah aku rasakan risau soal apa-apa

Aku tenang

Bahkan rindu setengah mati itu reda

Lalu aku tahu aku tak akan hilang, jika kamu aku punya.

19. Puisi Cinta 19

“Kamu dan Semua Perumpamaannya”

Layaknya sebatang lilin yang kunyalakan di tengah malam yang padam

Ia menyediakan cahaya untuk meniadakan kegelapan

Seperti matahari yang datang saat pagi masih buta

Ia menghantarkan sinar yang hangatnya mengusir kebekuan

Laksana bintang yang membuat kelamnya malam jadi gemerlapan

Ia tak pernah sekali saja membiarkan bulan sendiri di angkasa tanpa teman

Ia setia, dan membawa ceria 

Kamu dan semua benda indah yang mengingatkanku padamu,

Benakku seperti tak lagi waras sebab penuh namamu.

Rindu ini telah masuk ke dada

membawaku kepada angan dan bayanganmu

Dalam detak jantung yang terasa terhenti sedetik atau sepersekiannya

Sekarang aku sedang rindu

Aku tidak ingin rindu sendirian

Cinta ini telah mengikatku kepadamu

Seperti benang merah yang tak terputuskan

Aku rasa ini waktunya untuk aku bilang, bahwa

“Dari pagi hingga malam menjelang, 

kamu yang senantiasa ada di dalam dada”

20. Puisi Cinta 20

“Senja Itu”

Ada serangkaian abjad dan aksara yang merangkai sebuah nama

Penuh di dalam hatiku.

Ada wajah yang terlukis yang sangat ingin kugenggam

Penuh di dalam angan dan impian.

Ada perasaan yang mulai tumbuh subur meski ia datangnya perlahan.

Perasaan pada gadis yang kujumpai hari itu di kala senja 

Senyumannya sangat memikat, oh aku terjerat.

Aku terpesona anggunnya, dan aku selalu ingin dekat.

Kekaguman pada gadis rupawan itu membiusku dalam lamunan

Setiap siang, setiap malam.

Aku telah jatuh hati, aku telah jatuh pada cinta.

Aku tak sanggup lagi berkata-kata, aku tak mau lagi berkata-kata

Sumpah mati aku berharap

Ia adalah jawaban atas doa-doa dari jiwaku yang merindukan cinta.

Sumpah mati aku berharap

akan ada satu kisah indah yang kutuliskan bersama dengannya

21. Puisi Cinta 21

“Bukan Hanya Kelebat”

Di balik kelebat angin,

Ada sorot mata yang tak pernah mencoba menghujam

Meski ia melewati celah-celah pekat, 

Tapi ia tak mencoba menyulut bara api yang merusak hati

Di balik kelebat angin,

Sungging senyum teduh tanpa lusuh terpancar dari bibirnya

dan aku bisa melihat lesung pipitnya

Sungguh ia bisa menghangatkan jiwa yang mulanya dingin hampir beku

Di balik kelebat angin,

Aku mendengar suara indah dari belakang

yang perlahan makin dekat hingga tiba ia di sebelahku, berjalan beriringan.

Suara darinya yang menuntunku dari kebuntuan

Suara yang mengingatkanku jangan sampai hilang arah

Suara yang membangkitkanku saat tertimpa tangga

Aku tak risau dan aku tak takut

Sebab kita selalu bisa menyiasati pertemuan 

Untuk kemudian aku gambar pelukan demi pelukan 

Tak pernah sehari pun padam

Tak pernah sekali pun hilang dari bayangan

Aku bertanya pada semesta soal kita; 

sepasang anak burung yang tak pernah ingin kedinginan 

Kita ingin mengekalkan perjumpaan 

dan kecupan-kecupan jangan sampai hanya di ingatan 

22. Puisi Cinta 22

“Aku Menceracau; Aku Rindu Padamu”” 

Khayalan di kepala selalu saja mengurai parasmu 

Aku merasa biru yang pilu 

Karena rindu di sini sudah terlalu beku 

Sepanjang jarak, aku tak mau bayangmu hilang dariku 

Sepanjang jarak, dalam desau suaraku yang parau, 

aku menceracau, “Aku rindu padamu”

Aku terus menceracau, “Aku rindu padamu”

Aku mendongak ke atas, dan

aku masih belum melihat paras cantikmu

dan aku masih menceracau, “Aku rindu padamu”

23. Puisi Cinta 23

“Dalam Diam Cinta”

Aku hanya bisa menatapmu dalam tunduk dan diam

Menunduk, tak berani berhadapan saling bertatap muka

Dalam diam, aku menyimpan rasa suka, rasa cinta

Kau bagiku adalah serpihan hati yang terpendam

Yang masih terpisah tirai Tuhan, jarak tanpa hitungan

Hingga akhir nanti jika kita menjadi suratan

Ah, bidadariku,

Aku tak berani mencintaimu dengan lantang untuk sekarang

Aku tak bisa seperti Majnun yang mencintai Laila

Aku tak berani mengharapkanmu dengan keras untuk sekarang

Aku tak bisa seperti Romeo yang berharap pada Juliet

Untuk sekarang aku akan diam dulu saja

Sebagaimana Ali yang diam-diam cintanya pada Fatimah

Sampai nanti iman yang mempertemukan

Sampai nanti cinta suci yang menyatukan

Mana Puisi Cinta Romantis Favoritmu? 

Puisi-puisi cinta romantis di atas bisa kamu jadikan sebagai inspirasi, sehingga kamu bisa mengungkapkan perasaan cintamu kepada pasangan dengan cara yang indah dan romantis.

Namun, selalu ingatlah bahwa setiap kata dan ungkapan perasaan yang tulus dari hati akan lebih bermakna. Sebagai tambahan, ia dapat membuat pasangan merasa istimewa dan merasa dicintai dengan lebih dalam.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page