Apa Itu ENSO? Pengertian, Fase, dan Dampaknya terhadap Pertanian

Seperti yang kita ketahui jika kondisi cuaca saat ini sangat tidak menentu. Kondisi cuaca bahkan terkadang mengalami perubahan yang jauh berbeda dari biasanya. Adanya perbedaan inilah yang disebut sebagai anomali cuaca. Sementara itu, ada pula fenomena dalam ilmu meteorologi yang dikenal sebagai ENSO.

Adanya perbedaan cuaca maupun iklim berdampak cukup signifikan terhadap aktivitas manusia di bumi, terutama pada bidang pertanian. Sebagian dari Anda mungkin masih belum memahami hal ini. Anda bisa membaca lebih lanjut artikel ini untuk mengetahui pola perubahan iklim di atmosfer.

Pengertian ENSO

Salah satu peristiwa yang terjadi karena interaksi antara laut dan atmosfer di Samudera Pasifik adalah El Nino Southern Oscillation (ENSO). El Nino merupakan komponen laut di Samudera Pasifik Tropis sedangkan Osilasi Selatan adalah komponen atmosfernya. 

Ini merupakan fenomena perubahan iklim yang melibatkan adanya perubahan suhu pada perairan dan atmosfer di kawasan bagian timur sampai tengah Ekuador Pasifik. Perubahan suhu ini terjadi pada rentan 1 derajat celcius hingga 3 derajat celcius dari keadaan normal.

Fenomena ini juga berpotensi menyebabkan adanya tekanan udara pada permukaan laut di bagian selatan Samudera Pasifik antara Tahiti (Hawai) dan Darwin (Australia). Osilasi Selatan El Nino umumnya terjadi setiap 3 hingga 7 tahun atau rata-rata 5 tahun. Fenomena ini berlangsung selama 9 bulan sampai 2 tahun. 

El Nino Southern Oscillation kemudian berdampak pada pola iklim di berbagai kawasan di dunia. Ada banyak gangguan global seperti banjir dan kekeringan akibat dari El Nino Southern Oscillation ini. Sementara fase ekstrim dari siklus El Nino Southern Oscillation adalah fenomena El Nino dan La Nina.

Fase dalam ENSO

Sebelum mengetahui dampaknya secara menyeluruh, Anda juga perlu tahu bahwa ada fase neutral yang berada di antara fenomena El Nino dan La Nina. Berikut ini penjelasan dari masing-masing fase dalam ENSO:

1. Fase Neutral

Fase Neutral berawal dari adanya air laut bersuhu rendah yang naik ke permukaan laut disebut upwelling. Lalu, terjadi pergerakan angin pasat timur dan air laut di bawahnya yang bergerak dari arah timur ke barat ekuador Samudera Pasifik. 

Perbedaan tekanan udara permukaan adalah penyebab utama adanya pergerakan ini. Sementara air laut mengalami penguapan dan meningkatkan kelembaban udara. Hasilnya, terdapat potensi munculnya awan dan hujan pada kawasan bagian barat Samudera Pasifik, Indonesia, dan Australia.

2. Fase Positif (El Nino)

Fase ENSO positif dapat terjadi ketika nilai Southern Oscillation Index (SOI) bernilai positif. Fenomena El Nino berawal dari adanya kenaikan suhu perairan yang tidak normal pada bagian tengah dan timur ekuator Samudera Pasifik. 

Kenaikan suhu perairan ini menyebabkan angin pasar timur bergerak dari timur ke barat. Penguapan air laut menyebabkan terbentuknya awan. Tekanan udara pada wilayah barat Samudera Pasifik mengalami peningkatan, sehingga menghambat munculnya awan di lautan timur Indonesia. 

El Nino menyebabkan terjadinya penurunan curah hujan di beberapa wilayah di Indonesia. Fenomena El Nino sendiri berlangsung pada pertengahan tahun setiap 2 sampai 7 tahun dan bertahan selama 9 hingga 15 bulan. 

Dampak dari fenomena El Nino antara lain kawasan Indonesia mengalami musim kemarau. Lalu, kawasan bagian tengah ekuator Samudera Pasifik berpotensi hujan, terjadi angin pasat timur dan sirkulasi monsoon yang melemah, dan terjadi coral bleaching serta tangkapan ikan menurun.

3. Fase Negatif (La Nina)

Fenomena La Nina juga termasuk bagian dari ENSO. Fase ini terjadi ketika nilai SOI bernilai negatif. La Nina terjadi diawali dengan adanya penurunan suhu permukaan laut di bagian timur Samudera Pasifik. Kecepatan angin pasat timur yang meningkat akan menyebabkan massa air hangat lebih banyak terbawa ke arah barat Samudera Pasifik. 

Sementara itu, massa air dingin yang berada di wilayah timur Samudera Pasifik akan bergerak ke atas atau upwelling. Fenomena La Nina mengakibatkan terjadinya peningkatan curah hujan di wilayah barat Pasifik, Indonesia, dan Australia Utara.

Dampak dari fenomena La Nina antara lain kawasan bagian barat ekuator Samudera Pasifik berpotensi hujan. Selain itu, curah hujan di wilayah bagian timur Samudera Pasifik berkurang dan angin pasat timur dan sirkulasi monsoon menguat.

Dampak ENSO terhadap Sektor Pertanian

Interaksi ENSO dan curah hujan memberikan pengaruh yang berbeda di setiap wilayah di Indonesia. Curah hujan berkaitan erat dengan pembentukan musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Beberapa dampak yang perlu diwaspadai terkait fenomena El Nino antara lain:

1. Penentuan Awal Musim

Berdasarkan standar BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika), suatu tahun disebut sebagai tahun El Nino kuat apabila nilai SOI kurang dari minus 5 selama 3 bulan berturut-turut. Apabila nilai SOI lebih dari 5 selama 3 bulan berturut-turut, maka tahun tersebut termasuk tahun La Nina kuat.

Kriteria awal musim hujan adalah apabila terjadi curah hujan lebih dari 50 mm per bulan. Sedangkan awal musim kemarau terdapat curah hujan kurang dari 150 mm per bulan. 

Dampak pergeseran musim akibat peristiwa ENSO terlihat pada wilayah dengan pola curah hujan monsunal. Indikasinya berupa awal musim hujan yang lebih lambat daripada rata-ratanya saat terjadi El Nino. bisa juga terjadi lebih cepat daripada rata-ratanya ketika terjadi La Nina.

2. Kekeringan

Fenomena El Nino berkaitan dengan peningkatan suhu permukaan laut dan penurunan curah hujan di beberapa kawasan. Curah hujan rendah bisa memicu kekeringan yang berkepanjangan sehingga mengurangi ketersediaan air untuk budidaya pertanian. Kekurangan air bisa menghambat pertumbuhan hingga mengurangi hasil panen.

3. Serangan Hama dan Penyakit

Dampak lain dari adanya fenomena ENSO adalah mempengaruhi persebaran hama dan penyakit tanaman. Perubahan kondisi cuaca tertentu bisa membuat lingkungan menjadi lebih menguntungkan untuk perkembangan hama dan penyakit tertentu. Penyebarannya bahkan bisa menjadi lebih cepat, sehingga mengurangi hasil panen.

4. Gangguan Musim Tanam

Fenomena El Nino bisa mengganggu musim tanam. Adanya perubahan pola cuaca juga berpotensi menyebabkan penundaan dalam penanaman tanaman, penurunan luas tanam, hingga kegagalan panen. Petani perlu mengantisipasi adanya perubahan cuaca agar bisa menyesuaikan jadwal tanamnya.

5. Ketidakstabilan Pasar

Perubahan dalam produksi hasil pertanian akibat ENSO bisa menyebabkan kondisi pasar yang tidak stabil. Pemanenan yang gagal total atau hasilnya berkurang tentu tidak bisa memenuhi pasokan. Sementara pasokan hasil pertanian yang tidak sesuai bisa menimbulkan kenaikan harga.

6. Penurunan Kualitas Tanaman

Perubahan cuaca yang ekstrem, seperti kenaikan suhu dan kekurangan air bisa berdampak pada kualitas tanaman yang menurun. Misalnya, buah dan sayuran yang tidak tumbuh dalam kondisi ideal cenderung mempunyai kualitas yang kurang baik, seperti rasanya tidak enak dan ukurannya lebih kecil.

Upaya Pencegahan ENSO

Para petani dan pihak yang terlibat dalam sektor pertanian perlu mengambil tindakan pencegahan yang tepat untuk mengurangi dampak ENSO. Beberapa langkah yang perlu Anda persiapkan antara lain:

1. Pemantauan Cuaca

Langkah penting yang harus Anda lakukan adalah terus memantau perkembangan cuaca dan peringatan dini terkait fenomena El Nino. Dengan begitu, para petani bisa lebih efektif dalam mengatur jadwal tanam, irigasi, dan pemeliharaan tanaman.

2. Konservasi Air

ENSO dapat menyebabkan terjadinya kekeringan yang berkepanjangan. Jadi, penting bagi Anda untuk melakukan konservasi air. Petani bisa memilih teknik irigasi yang efektif dan efisien untuk menghemat air. Selain itu, petani juga bisa mempertimbangkan pengumpulan air hujan dan sumber air alternatif apabila memungkinkan.

3. Diversifikasi Tanaman

Menanam varietas tanaman yang lebih tahan terhadap kondisi kering bisa menjadi salah satu cara yang tepat untuk mengurangi resiko gangguan iklim. Adanya diversifikasi tanaman juga bisa mengurangi risiko terjadinya kegagalan panen total terhadap satu jenis tanaman.

4. Manajemen Hama dan Penyakit

Petani juga perlu memperhatikan risiko serangan hama dan penyakit selama fenomena ENSO berlangsung. Langkah pengendalian yang tepat bisa berupa penggunaan pestisida dan penerapan praktik pertanian yang efektif.

5. Penggunaan Teknologi dan Informasi

Pemanfaatan teknologi dan informasi juga bisa Anda terapkan di sektor pertanian. Petani bisa menggunakan teknologi seperti sensor kelembaban tanah atau aplikasi cuaca untuk memantau perkembangan cuaca.

Sudah Lebih Memahami Apa itu ENSO?

Itulah pengertian dan fase yang terjadi dalam peristiwa ENSO secara global. Fenomena Sebagai informasi tambahan, fenomena ini umumnya disa peneliti cek dengan parameter SST (Sea Surface Temperature). 

El Nino dan La Nina juga dapat mengakibatkan perubahan cuaca di wilayah Indonesia dan berdampak pada sektor pertanian. Karena itu, upaya pencegahannya sangat penting. Semoga bermanfaat!

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page