Erosi Adalah: Penyebab, Dampak, dan Langkah Menanggulanginya

Ada kerusakan alam yang terjadi secara alami, namun ada juga yang timbul karena perbuatan manusia. Erosi adalah salah satu jenis kerusakan yang bisa timbul secara alami serta ulah tangan manusia. Maka dari itu, mari perhatikan artikel ini untuk tahu penyebab dan dampaknya.

Apa Itu Erosi?

Pernahkah kamu memperhatikan batu-batu besar di lingkungan sekitar kamu, yang perlahan menjadi lapuk dan mudah terkikis? Kamu wajib tahu bahwa semua jenis batu dan lapisan tanah itu lambat laun pasti akan terkikis atau tergerus.

Secara sederhana, erosi adalah suatu peristiwa dimana permukaan bumi menjadi terkikis dan tidak lagi utuh. Berkurangnya lapisan tanah pada permukaan bumi bisa menyebabkan hilangnya kegunaan pada bidang tanah itu. Partikel tanah yang terkikis ini lalu akan menumpuk di tempat lain.

Penggerusan tanah ini lebih umum ada di daratan, sebab jika hal ini terjadi di pinggir pantai, maka namanya yaitu abrasi. Meskipun begitu, hasilnya tetap saja sama, yaitu tanah dan bebatuan yang menjadi lapuk dan mudah tergerus oleh elemen-elemen di alam sekitar.

Faktor-Faktor Penyebab Erosi

Suatu peristiwa kerusakan alam tidak mungkin terjadi dengan sendirinya tanpa sebab. Begitu pula dengan tanah yang terkikis, yang pasti disebabkan oleh sesuatu hal. Pada kesempatan ini, kita akan membahas empat faktor yang dapat menggerus tanah di alam sekitar kita.

1. Proses Geologis Alami

Faktor paling umum penyebab terjadinya erosi adalah proses geologis yang biasa terjadi di alam. Arti proses geologi adalah faktor-faktor yang muncul karena aktivitas bumi itu sendiri tanpa campur tangan makhluk hidup. Proses tergerusnya tanah ini bisa juga timbul tanpa perubahan cuaca.

Salah satu bentuk pengikisan tanah alami ini dapat kamu lihat di wilayah bantaran sungai. Arus sungai yang membentang dari pegunungan hingga ke muara tentu dapat menggerus bebatuan yang ada di pinggir sungai itu. Bahkan air terjun pun bisa saja mengikis bebatuan yang berukuran besar.

Tingkat kemiringan dan ketinggian suatu lahan juga berperan dalam proses alamiah ini. Pernahkah kamu melihat kontur tanah yang ada di lereng sebuah gunung? Semakin miring dan tinggi suatu lahan, maka pengikisan tanah dan bebatuan akan semakin sering terjadi.

2. Perubahan Cuaca dan Iklim

Cuaca itu pasti berubah-ubah sepanjang waktu, begitu pula dengan iklim, sehingga faktor kedua dalam terjadinya erosi adalah cuaca dan iklim. Baik itu karena hujan, badai angin, atau bahkan hawa cuaca panas, kesemua faktor itu mampu mengikis tanah baik cepat maupun lambat.

Coba kamu perhatikan, jika cuaca sedang panas terik, maka tanah akan menjadi retak-retak dan rentan mengalami pelapukan. Sebaliknya, apabila sedang ada hujan yang sangat lebat, maka partikel tanah akan mudah hanyut terbawa oleh arus air hujan.

Di pinggir pantai, ombak laut itu tidak selalu besar pada hari-hari biasa tanpa angin. Namun, apabila angin sedang berhembus kencang, maka ombak laut bisa saja menghantam tepi pantai dengan kekuatan yang besar. Imbasnya, proses abrasi akan terjadi dengan lebih cepat.

3. Interaksi dengan Makhluk Hidup

Percayakah kamu bahwa makhluk hidup juga berperan dalam terjadinya pengikisan tanah? Betul, proses ini memiliki istilah erosi biologis, karena tanah menjadi lapuk atau terkikis karena adanya interaksi dengan makhluk hidup. Dalam ranah ini, makhluk hidup yang berperan ialah tumbuhan dan hewan.

Contoh yang paling banyak terdapat di alam ialah lumut, sebuah organisme tumbuhan kecil yang bisa hidup di mana saja. Lumut mempunyai akar-akar kecil yang sanggup menembus batu-batuan sehingga melekat dengan erat. Kendati begitu, bebatuan tempat mereka tumbuh tidak sampai rusak semuanya.

Contoh pengikisan tanah secara biologis yang lain adalah tikus tanah atau tikus mondok. Hewan mamalia yang kabarnya buta ini menghabiskan seluruh hidupnya menggali di bawah permukaan tanah. Tikus mondok ini pandai sekali dalam menggali, bahkan di tanah yang konturnya keras dan berbatu.

4. Eksploitasi oleh Manusia

Manusia juga dapat menimbulkan peristiwa pengikisan tanah ini, baik dengan sengaja maupun tidak sengaja. Tidak ada seorang pun manusia yang bisa hidup tanpa tanah. Hanya saja, aktivitas pengolahan dan eksploitasi tanah oleh manusia berdampak pula kepada terjadinya pengikisan tanah.

Salah satu bentuk kegiatan manusia yang sering menimbulkan erosi adalah aktivitas penambangan. Tanah mengandung segala macam mineral, baik yang berupa logam maupun non-logam, yang kita butuhkan untuk industri. Batu dan pasir berguna pula sebagai material untuk mendirikan bangunan.

Ternyata, bukan itu saja aktivitas manusia yang dapat mengikis tanah dan bebatuan. Pertanian, pembangunan infrastruktur, dan penggundulan hutan pun berkontribusi dalam penggerusan tanah di sekitar kita. Hal-hal ini dapat membawa segala macam akibat, baik langsung atau tidak langsung.

Dampak yang Erosi Timbulkan

Meskipun tidak separah bencana alam seperti banjir atau gempa bumi, pengikisan tanah tetap saja membawa dampak buruk bagi manusia. Dampak buruk itu ada yang tampak secara kasat mata, namun ada juga dampak yang tersembunyi dan tidak ketahuan sampai bertahun-tahun kemudian.

1. Tanah Menjadi Tidak Produktif

Dampak pertama yang timbul dari erosi adalah berkurangnya tingkat produktivitas tanah. Ingat, di dalam permukaan tanah ada sekumpulan mineral dan unsur hara yang tumbuhan perlukan supaya bisa tumbuh sehat. Jika ada peristiwa penggerusan tanah, maka unsur hara itu bisa hilang.

Sekarang coba kamu lihat ladang-ladang pertanian yang masyarakat kita garap. Satu ladang pertanian merotasi komoditasnya dan memberi pupuk dalam jumlah wajar sedangkan satu ladang pertanian lainnya tak pernah merotasi komoditas panennya dan memberi pupuk secara berlebihan.

Tanah yang dikelola secara teratur dan ditanami oleh berbagai jenis tumbuhan dapat menjaga agar unsur haranya tidak habis. Jika unsur hara dalam tanah sampai habis karena pengelolaan yang buruk, maka tanah akan cepat tergerus.

2. Tidak Layak Ditinggali Manusia

Berikutnya, dampak kedua dari peristiwa penggerusan tanah yaitu lahan yang menjadi tidak layak huni oleh masyarakat dalam bentuk apapun. Sebuah bangunan atau tempat tinggal harus berdiri di atas tanah yang kokoh dan tidak mudah tergerus oleh proses alam ini.

Kasus ini paling mudah kita temukan pada perumahan di pinggir sungai dan pinggir pantai. Arus sungai dan ombak laut memiliki kemampuan untuk menggerus tanah yang air tersebut lalui. Imbasnya, lapisan tanah pun akan runtuh dan menjadi tidak layak huni lagi.

3. Air Sulit Terserap oleh Tanah

Kemudian, dampak ketiga dari timbulnya erosi adalah tanah yang sulit menyerap air. Air yang terkandung di dalam tanah datang dari rembesan air hujan yang tertahan oleh lapisan tanah. Apabila kontur tanah sampai retak-retak, maka air akan langsung mengalir pergi dari tanah itu.

Sumur dan pipa ledeng yang kita gunakan untuk menimba air tentunya mustahil bisa mendapatkan air secara cuma-cuma. Makanya harus ada semacam lahan khusus sebagai tempat resapan air supaya air hujan bisa masuk ke dalam tanah untuk kita timba.

Cara-Cara Mencegah Tergerusnya Tanah

Karena erosi adalah hal yang merugikan umat manusia, banyak pemerintah dan masyarakat bahu-membahu mencari solusi untuk mengatasi masalah ini. Oleh karena itu, kamu sebaiknya membaca bagian ini supaya tahu apa saja perilaku dan kegiatan yang bisa mencegah tanah dari semakin tergerus.

  • Menanam tanaman yang berakar kuat untuk menahan tanah dari terkikis oleh air hujan.
  • Membuat desain tanah terasering pada lahan-lahan miring di lereng bukit atau gunung.
  • Melakukan reboisasi atau penghijauan kembali pada lahan-lahan kritis yang rentan mengalami longsor.
  • Mendirikan tembok pemecah ombak di sekitar permukiman tepi pantai demi mengurangi risiko abrasi.
  • Merotasi tanaman pertanian supaya unsur hara di dalam tanah tidak habis terlalu cepat.
  • Menghindari pembangunan rumah atau gedung lainnya tepat di bantaran suatu sungai.

Paham apa Penyebab dan Dampak dari Erosi?

Demikianlah penjelasan seputar pengikisan tanah, beserta dampak dan beragam cara untuk menanggulangi masalah ini. Gangguan yang terjadi pada alam di sekitar kita, termasuk juga pada tanah, dapat menimbulkan segala macam kerugian yang tidak boleh kita abaikan.

Untungnya, ada banyak metode yang bisa kita terapkan untuk melawan peristiwa pengikisan tanah itu. Pertanyaannya adalah, apakah kita siap dan mampu untuk mencegah kerusakan lingkungan tersebut sebelum menjadi lebih parah?

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page