Seluruh makhluk hidup di dunia ini tercipta dengan perannya masing-masing. Peran yang tiap makhluk hidup emban memiliki manfaat dan selalu bersinergi dengan makhluk hidup lainnya. Untuk itu, interaksi dan hubungan makhluk hidup dengan lingkungannya dapat digambarkan dengan piramida ekologi.
Piramida ini menjelaskan bahwa tiap makhluk hidup saling membutuhkan satu sama lain. Jika makhluk hidup tertentu tidak ada, maka bisa saja akan terjadi bencana ekosistem. Oleh sebab itu, memahami piramida ini, serta jenis, ruang lingkup, ciri, dan contohnya akan memberitahu kamu tentang pentingnya menjaga ekosistem alam.
Daftar ISI
Pengertian Piramida Ekologi
Piramida ekologi merupakan gambaran yang menjelaskan hubungan antara makhluk hidup satu dengan makhluk hidup lainnya di tingkatan trofik. Tingkat trofik adalah posisi yang ditempati satu atau beberapa jenis makhluk hidup di siklus rantai makanan.
Tingkat trofik sendiri dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu:
1. Produsen
Produsen merupakan makhluk hidup yang dapat memproduksi makanannya sendiri. Dalam piramida ini, produsen menempati bagian paling dasar atau bisa juga disebut sebagai trofik 1.
Contoh makhluk hidup yang menempati posisi sebagai produsen adalah tumbuhan, alga, ataupun makhluk hidup lainnya yang bisa memproduksi makanannya sendiri (autotrof).
2. Konsumen
Makhluk hidup yang menempati posisi sebagai konsumen adalah makhluk hidup yang tidak bisa memproduksi makanannya sendiri atau heterotrof. Pada piramida ekologi, konsumen akan menempati trofik 2, trofik 3, dan seterusnya hingga puncak piramida.
Pada umumnya, konsumen dapat dibagi menjadi beberapa jenis seperti konsumen primer (hewan herbivora), konsumen sekunder (hewan karnivora), dan konsumen tersier (hewan karnivora atas).
Konsumen tersier sering diasosiasikan sebagai konsumen puncak. Setiap organisme yang termasuk konsumen puncak adalah organisme yang tidak punya predator alami di alam, seperti elang di darat. Sedangkan di laut ada ikan hiu ataupun paus.
Untuk menyambung hidup, makhluk hidup konsumen sangat bergantung pada produsen (hewan herbivora) ataupun pada konsumen yang menempati posisi trofik di bawahnya (hewan karnivora dan karnivora atas).
Di alam, sejumlah makhluk hidup tidak selalu menempati satu posisi trofik yang sama di rantai piramida. Sebab, mereka bisa saja menempati lebih dari satu posisi trofik di waktu yang bersamaan.
Contohnya burung gereja. Burung ini bisa berperilaku sebagai konsumen primer saat memakan biji-bijian. Namun, mereka berubah menjadi konsumen sekunder saat memakan serangga.
Jenis-Jenis Piramida Ekologi
Piramida ini dapat dikategorikan menjadi tiga jenis, antara lain:
1. Piramida Jumlah
Jenis yang pertama adalah piramida jumlah. Simpelnya, piramida jenis ini menunjukkan jumlah makhluk hidup atau organisme di tiap tingkatan trofik. Secara alami, perbandingan jumlah makhluk hidup di tiap tingkatan trofik dapat digambarkan menjadi tiga jenis piramida, yaitu:
a. Piramida Jumlah Tegak
Pada piramida ekologi jumlah tegak, semakin tinggi tingkatan trofiknya, maka semakin sedikit pula jumlah makhluk hidupnya. Produsen memiliki jumlah organisme terbanyak dan konsumen puncak dengan jumlah organisme paling sedikit. Salah satu contoh ekosistem yang punya piramida jumlah tegak adalah ekosistem padang rumput.
b. Piramida Jumlah Terbalik
Jenis piramida ekologi ini adalah kebalikan dari piramida jumlah tegak. Pasalnya, produsen memiliki jumlah organisme paling sedikit dan konsumen puncak paling banyak. Biasanya, piramida jumlah terbalik berlaku di rantai makanan parasit.
c. Piramida Jumlah Berbentuk Spindle (spindle-shaped)
Piramida jumlah berbentuk spindle adalah piramida yang menggambarkan peningkatan populasi dari organisme produsen ke organisme konsumen primer (herbivora). Namun, terjadi penurunan populasi dari konsumen primer ke konsumen sekunder dan tersier.
2. Piramida Biomassa
Piramida biomassa adalah sebuah konsep yang menunjukkan jumlah berat organisme hidup per satuan luas dari tiap tingkatan trofik piramida ekologi.
Pada ekosistem darat atau terestrial, produsen memiliki berat tertinggi. Semakin naik tingkatan trofiknya, maka semakin rendah berat organismenya. Otomatis, berat terendah dimiliki oleh konsumen puncak.
Sementara itu, hal yang sebaliknya terjadi di ekosistem akuatik atau laut. Berat tertinggi dimiliki oleh konsumen puncak. Sedangkan produsen, yaitu plankton ataupun alga memiliki berat terendah.
3. Piramida Energi
Berbeda dengan dua piramida ekologi sebelumnya, piramida energi menggambarkan jumlah energi per satuan luas yang dimiliki oleh masing-masing tingkat trofik di suatu ekosistem tertentu. Piramida ini bisa disebut juga sebagai piramida produktivitas.
Piramida ini awalnya dikemukakan oleh dua ekologis, yakni G. Evelyn Hutchinson dan Raymond Lindeman. Konsep dari piramida ini adalah terjadinya transfer energi dari satu tingkat trofik ke tingkat trofik yang ada di atasnya.
Namun, hanya 10% dari total energi yang ditransfer ke tingkat trofik di atasnya dan menciptakan biomassa. Agar kamu lebih mudah memahaminya, perhatikan gambar di bawah ini!
Lalu, ke mana 90% energi lainnya? 90% dari energi lainnya dimanfaatkan untuk hidup seperti berburu, bernafas, dan keluar ke lingkungan sebagai panas tubuh. Hal inilah yang menyebabkan setiap tingkat trofik hanya punya energi sebesar 10% jika dibandingkan dengan tingkat trofik sebelumnya (di bawahnya).
Ruang Lingkup Piramida Ekologi dan Ciri-Cirinya
Dalam ruang lingkup piramida ini, terdapat beberapa hal lain yang perlu kamu pahami, seperti bioma, populasi, komunitas, dan interaksi antar makhluk hidup.
1. Bioma
Bioma merupakan suatu wilayah atau lingkungan yang terbentuk karena beberapa faktor seperti faktor geografis hingga iklim. Secara garis besar, ada dua jenis bioma, yaitu bioma terestrial yang ada di ekosistem darat dan bioma akuatik yang ada di ekosistem laut.
a. Bioma terestrial
Ada banyak sekali jenis bioma terestrial dalam yang terbentang di alam, antara lain:
- Tundra (Dekat wilayah kutub, kamu bisa menemukan beruang kutub dan lumut lichenes)
- Taiga (Tergolong area dingin dengan suhu -10 hingga 25 derajat celcius. Kamu bisa menemukan serigala, beruang hitam, pohon pinus, dan cemara di sini)
- Hutan gugur (Di sini kamu bisa menemukan burung hantu, rusa, oak, dan pohon maple)
- Stepa (Ini adalah lingkungan dengan hamparan rumput yang luas dengan suhu yang lumayan panas hingga 40 derajat celcius. Kamu bisa menemukan rusa, kangguru, hingga bison di sini)
- Savana (Mirip dengan savana, namun di bioma ini terdapat semak dan sejumlah pepohonan. Kamu akan banyak menemukan sapi, kerbau, kambing, macan, dan jerapah di bioma ini).
- Hutan hujan tropis (Bioma ini sangat kaya akan keanekaragaman hayati. Nah, hutan yang terdapat di Indonesia adalah jenis hutan hujan tropis).
- Gurun (Bioma dengan curah hujan terendah dan paling kering di antara bioma terestrial lainnya. Hewan seperti unta, ular, kaktus, kadal bertanduk, dan kalajengking gurun bisa kamu temukan di sini)
b. Bioma akuatik
Bioma akuatik dapat dibagi lagi menjadi dua jenis yaitu bioma air tawar dan air laut.
2. Populasi dan Komunitas
Populasi dalam ruang lingkup piramida ekologi merupakan sekumpulan organisme dari satu spesies yang sama dan menempati satu area di waktu yang bersamaan. Misalnya sekawanan gajah atau sapi. Sedangkan komunitas adalah populasi dari berbagai spesies di satu bioma tertentu.
3. Interaksi Antar Makhluk Hidup
Beberapa contoh interaksi antar makhluk hidup yaitu:
- Mutualisme (menguntungkan kedua belah pihak)
- Komensalisme (menguntungkan satu pihak, tetapi pihak lain tidak dirugikan maupun diuntungkan)
- Parasitisme (menguntungkan satu pihak tapi merugikan pihak lain)
- Amensalisme (merugikan satu pihak, tetapi pihak lain tidak untung ataupun rugi)
- Netralisme (kedua pihak tidak untung ataupun rugi)
Sudah Tahu Pentingnya Memahami Piramida Ekologi
Setelah memahami konsep piramida ini, kita sadar kalau semua makhluk hidup tercipta dengan peran dan alasan yang kuat di habitatnya. Selain itu, semua makhluk hidup melakukan tugasnya dan alam akan berjalan sebagaimana mestinya.
Dari piramida ekologi, kita paham kalau menjaga alam sangat penting bagi kehidupan yang berjalan di bumi. Apabila satu trofik saja terganggu, maka akan membuat seluruh ekosistem menjadi kacau dan menciptakan bencana. Jika ini terjadi, kita sebagai manusia juga akan merasakan dampaknya.