Filsafat itu ilmu yang mengajak kita mempertanyakan sesuatu secara mendalam untuk mencapai kebenaran. Dalam kajiannya, ada beberapa aliran filsafat di mana setiap alirannya memiliki karakteristik dan konsepnya masing-masing. Selain itu, ilmu ini juga memiliki cabang ilmu yang berbeda-beda.
Untuk bisa memahaminya lebih jauh, jangan lewatkan artikel ini, karena akan mengulas aliran-aliran dan cabang ilmu filsafat lengkap dengan tokoh-tokoh di dalamnya.
Daftar ISI
Aliran Filsafat dan Tokohnya
Filsafat memiliki beberapa aliran yang memengaruhi pola pikir manusia. Aliran-aliran ini sudah terkenal dan sudah banyak akademisi yang mengkajinya. Apa saja aliran tersebut?
1. Aliran Filsafat Rasionalisme
Seperti namanya, rasionalisme (rationalism) merupakan aliran yang memandang bahwa akal itu sumber pengetahuan satu-satunya, atau setidak-tidaknya paling utama.
Rasionalisme juga bisa kita artikan sebagai pendekatan filosofis yang menekankan rasio atau akal budi sebagai sumber utama pengetahuan, paling unggul, dan bebas dari pengaruh pengalaman inderawi.
Penganut aliran ini menganggap akal itu aset penting bagi manusia. Akal berfungsi untuk menemukan, memperoleh, dan menguji suatu pengetahuan sehingga keberadaanya sangat penting bagi hidup manusia.
Lebih jauh lagi, penganut rasionalisme percaya bahwa akal punya kemampuan untuk mengatasi berbagai macam persoalan hidup. Artinya semua permasalahan yang manusia alami di dunia ini bisa terselesaikan dan dipecahkan oleh akal.
Mereka percaya bahwa akal mampu menuntunnya pada kebenaran dan memperoleh pengetahuan. Bagi mereka, pengalaman manusia itu tidak mungkin bisa menguji kebenaran hukum sebab-akibat. Alasannya karena peristiwa yang jumlahnya tak terhingga ini tidak mungkin bisa diobservasi.
Lalu siapa tokoh yang menganut aliran filsafat ini?
Ia adalah Rene Descartes yang dijuluki sebagai Bapak Filsafat Modern. Aliran ini muncul karena ia pernah mempertanyakan, “Apa metode dasar yang digunakan manusia untuk melakukan refleksi?”. Dari situlah ia menyimpulkan bahwa manusia bisa menggunakan akalnya untuk merefleksikan sesuatu.
2. Aliran Filsafat Empirisme
Kalau tadi menganggap pengalaman tidak bisa membawa pada kebenaran dan pengetahuan, kali ini ada aliran yang berpendapat sebaliknya. Penganut empirisme sangat percaya pengalaman itu bisa mengantarkan kita pada pengetahuan.
Mereka percaya bahwa pengalaman itu sumber dari seluruh pengetahuan. Karena itulah kita harus mencarinya lewat pengalaman untuk mendapatkan pengetahuan.
Ini sangat berbeda dengan aliran sebelumnya yang mengatakan bahwa akal satu-satunya sumber pengetahuan. Dari sini tak heran jika empirisme itu antitesis dari rasionalisme.
Aliran ini menekankan penggunaan panca indera untuk mendapatkan pengetahuan daripada akal. Jadi apa yang kita lihat, kita dengar, kita rasakan, dan kita sentuh itu semua bisa menjadi sumber pengetahuan.
Menariknya, sumber pengetahuan ini bukan hanya dari hal-hal yang bersifat lahiriyah alias bersifat duniawi. Namun juga pengetahuan batiniyah yang menyangkut pribadi manusia. Sehingga tak heran apabila pengalaman indrawi ini memiliki kedudukan tertinggi bagi para penganut aliran empirisme.
Siapa tokoh-tokoh pada aliran filsafat ini?
Seorang filsuf terkenal bernama Aristoteles adalah empiris sejati. Ia berbeda dengan gurunya, Plato yang terkenal sebagai rasionalis. Selain itu, ada beberapa nama tokoh di era modern penganut aliran ini, seperti:
- Francis Bacon (1561-1626)
- Thomas Hobbes (1588-1676)
- George Berkeley (1665-1753)
- David Hume (1712-1778)
- Herbert Spencer (1820-1903)
- Dan lain-lain.
3. Aliran Filsafat Idealisme
Selanjutnya ada aliran idealisme. Nama Idealisme ini asalnya dari kata “idea” berarti sesuatu yang hadir dalam jiwa. Aliran ini percaya bahwa realitas dan kenyataan itu terdiri dari jiwa dan ide-ide.
Hadirnya idealisme memegang peran penting dalam perkembangan pemikiran manusia. Plato ternyata sudah pernah menjelaskan pemikiran dasar dari idealisme. Baginya, kenyataan paling dasar adalah ide sedangkan kenyataan yang bisa kita lihat adalah bayangan dari ide itu sendiri.
Aliran ini lebih banyak digunakan di Inggris pada abad XX. Saat itu, istilah idealisme sudah banyak digunakan dalam pengelompokan filsafat. Para penganutnya percaya bahwa alam semesta itu jelmaan dari pikiran. Mereka juga percaya realitas sangat bergantung pada pikiran atau aktivitas pikiran untuk bisa eksis.
Seluruh realitas bersifat mental, materi yang fisikal tidak dianggap ada. Penganutnya harus memahami realitas dengan gejala-gejala psikis seperti roh, ide, pikiran mutlak, bukan dengan materi.
Dari sini tak heran jika ada yang menyebut aliran ini sepenuhnya bersifat metafisik dan spekulatif. Adapun tokoh-tokoh dari aliran ini adalah Immanuel Kant, B. Spinoza, Berkeley, G. Hegel, Plato, dan lain-lain.
4. Aliran Filsafat Materialisme
Materialisme itu aliran yang menekankan keunggulan hal-hal material. Mereka tidak percaya pada hal-hal berbau spiritual dalam metafisika, epistemologi, dan penjelasan-penjelasan historis sehingga mereka tidak percaya adanya roh, hantu, dan malaikat.
Para penganutnya bahkan tidak mengenal konsep tentang Tuhan dan dunia supranatural. Bagi mereka, realitas satu-satunya berasal dari materi dan segala sesuatunya sebagai perwujudan dari aktivitas materi.
Jadi penganut materialisme ini percaya bahwa segala kejadian yang ada di alam harus bisa dijelaskan dalam kerangka material (fisik). Inilah yang jadi alasan aliran ini pernah mendapat pertentangan keras dari kaum agama di mana-mana, karena tidak mengakui adanya Tuhan.
Adapun tokoh-tokohnya seperti Anaximenes, Karl Marx, Thales, Spencer, Anaximandros, Feuerbach, dan lain-lain.
5. Aliran Filsafat Positivisme
Terakhir ada aliran positivisme yang mulai ada sejak abad 19. Aliran ini fokus pada fakta nyata dan mengesampingkan sesuatu diluar kenyataan yang tidak tampak.
Positivisme ini hampir mirip dengan empirisme yang punya keyakinan pengetahuan itu sumbernya dari pengalaman inderawi. Bagi penganutnya, manusia itu tidak akan pernah bisa mengetahui sesuatu lebih dari apa yang mereka lihat dan temukan. Manusia tidak bisa mengetahui sesuatu jika mereka tidak melihatnya.
Tokoh aliran ini yang terkenal adalah Henri de Saint Simon. Ia merupakan orang yang mencetuskan positivisme, kemudian muridnya, August Comte, mengembangkannya.
Cabang-Cabang Ilmu Filsafat
Selain aliran filsafat, ilmu ini juga memiliki cabang-cabang lain, seperti:
1. Epistemologi
Kajian epistemologi ini mengkaji asal mula, susunan, dan metode-metode sebuah pengetahuan. Epistemologi berangkat dari pertanyaan-pertanyaan dasar, seperti yang sudah Plato contohkan, “Apa itu pengetahuan? Sejauh mana hubungan antara pengetahuan dan kepercayaan yang benar?”.
Dari pertanyaan tersebut, mulailah muncul pertanyaan lanjutan, seperti bagaimana manusia bisa mengetahui sesuatu? Dari mana pengetahuan itu bisa kita peroleh? Bagaimana cara menilai pengetahuan sehingga bisa valid? Dan pertanyaan dasar lainnya.
Sederhananya, epistemologi ini seperti metode ilmiah. Ia selalu berkaitan dengan objek yang kita pikirkan, cara memperoleh pengetahuan, dan teori tentang kebenaran.
2. Ontologi
Ontologi seringkali disebut sebagai metafisika. Ia adalah cabang ilmu filsafat yang menjelaskan hakikat segala sesuatu yang ada. Pertanyaannya pun tidak terbatas, misalnya apa hakikat ruang dan waktu, bagaimana asal mula alam semesta ini, bagaimana hakikat kenyataan ini sebenarnya, dan lain sebagainya.
3. Aksiologi
Cabang ilmu ini membahas teori tentang nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan.
Lorens Bagus mengartikan aksiologi menjadi tiga pengertian, yakni aksiologi itu menganalisis nilai-nilai (yang mencakup arti, ciri-ciri, asal, kriteria, dan status epistemologis dari nilai tersebut), aksiologi adalah studi yang membahas teori umum tentang nilai, dan aksiologi itu studi filosofis tentang hakikat nilai-nilai.
Cabang ilmu ini berkaitan dengan pertanyaan; apakah kegunaan ilmu itu? Misalnya saja pada bidang pendidikan, aksiologi membahas tentang hakikat nilai fungsi teoritis serta praktis ilmu pendidikan.
4. Logika
Sesuai namanya, cabang ilmu ini mengkaji aturan berpikir supaya kita bisa mendapatkan kesimpulan yang benar. Logika mengajarkan bagaimana berpikir sistematis untuk menguatkan premis atau sebab konklusi aturan tersebut. Tujuannya, supaya kita bisa membedakan mana argumen baik, mana yang tidak.
Sudah Paham Aliran Filsafat dan Cabang-Cabang Ilmunya?
Itulah penjelasan tentang aliran filsafat lengkap dengan tokoh penganutnya serta cabang-cabang ilmunya. Aliran-aliran tersebut memiliki karakteristik dan kepercayaannya sendiri-sendiri terkait bagaimana pengetahuan itu didapatkan. Jadi, percaya pada aliran yang mana?