Walaupun termasuk proses yang penting bagi tubuh, namun masih banyak orang yang mengabaikan kualitas anabolisme dalam tubuh. Padahal, jika Anda tahu bagaimana proses ini bermanfaat untuk kelangsungan hidup, pastinya Anda akan memaksimalkanya dan menghindari berbagai gangguan yang mungkin terjadi.
Daftar ISI
Apa yang Dimaksud Anabolisme?
Proses metabolisme satu ini mengacu pada sebuah rangkaian reaksi kimia yang menjadi cikal bakal terbangunnya molekul kompleks dari molekul yang lebih sederhana. Di mana molekul kompleks (makromolekul) tersebut berguna dalam pembentukan struktur seluler, serta penyimpanan energi ATP (Adenosine Triphosphate).
Proses anabolisme atau asimilasi ini bersifat endergonik, artinya butuh dorongan energi luar untuk menjalankan tugasnya. Di mana dalam prosesnya makromolekul ini akan menjadi berbagai nutrisi seperti karbohidrat, protesin, nukleat, dan juga lemak.
Dalam tubuh, asimilasi akan beriringan dengan katabolisme (pemecahan makromolekul) menjadi jalur metabolisme yang saling berkontraksi saat dibutuhkan. Karena keduanya berguna dalam regulasi energi pada metabolisme tubuh, penting untuk menjaga kualitas dari kedua proses tersebut.
Bagaimana Proses Anabolisme ini Terjadi?
Agar dapat menghasilkan makromolekul, proses ini akan melalui berbagai tahapan. Berikut ini uraian lengkapnya:
1. Penyediaan Energi
Karena proses ini membutuhkan energi luar dalam bentuk ATP, tentunya langkah pertama adalah penyediaan atau penyerapan energi dari jalur yang tersedia. Gunanya untuk melaksanakan reaksi kimia yang membangun molekul kompleks dari bahan yang ada.
Kebanyakan energi diperoleh dari reaksi katabolisme, seperti respirasi seluler yang menghasilkan ATP atau sejenisnya.
2. Pembentukan Perkursor
Langkah berikutnya pada proses anabolisme adalah pembentukan prekursor guna menyediakan zat nutrisi yang tubuh butuhkan. Dalam membangun makromolekul, biasanya butuh bahan seperti asam amino, glukosa, asam lemak, nukleotida, isoprenoid, dan monosakarida.
3. Konsumsi Energi
Bahan dalam pembentukan prekursor nantinya akan diolah dan masuk ke dalam sel melalui aliran darah. Disinilah fungsi ketersediaan energi dari langkah pertama akan mengaktifkan prekursor menjadi prekursor reaktif. Sehingga akan timbul reaksi biokimia yang berguna untuk metabolisme tubuh.
4. Pembentukan Makromolekul
Setelah energi dan bahan terkumpul, proses pengolahan atau sintesis makromolekul akan terjadi. Dari proses tersebut akan muncul molekul kompleks seperti protein, karbohidrat, asam nukleat, dan juga lipid. Tentunya sel yang terlibat akan mengolah dan mengirimkan makromolekul pada bagian sel yang membutuhkan.
Fungsi Anabolisme dalam Tubuh
Pada dasarnya, proses kimia ini akan berpengaruh pada berbagai kondisi dalam tubuh. Berikut adalah beberapa fungsi proses pembentukan senyawa kompleks ini:
1. Pertumbuhan dan Perkembangan Tubuh dan Otak
Proses ini memainkan peran kunci dalam pertumbuhan dan perkembangan tubuh manusia, karena akan memproduksi berbagai hormon pertumbuhan di kelenjar pituitari. Sehingga memungkinkan tubuh untuk membangun dan memperbaiki struktur jaringan, seperti tulang, otot, kulit, dan organ lainnya.
Proses ini juga penting dalam pertumbuhan sel-sel baru dan perkembangan sistem saraf serta organ reproduksi. Sehingga akan merangsang perubahan karakteristik pada pria maupun wanita.
2. Perbaikan Jaringan
Setelah cedera, penyakit, atau latihan fisik yang intens, proses asimilasi ini berperan dalam memperbaiki jaringan yang rusak. Proses ini melibatkan sintesis protein dan pembentukan jaringan baru untuk menggantikan yang rusak atau hilang.
Misalnya, ketika otot mengalami kerusakan mikroskopis akibat latihan berat, asimilasi memungkinkan perbaikan dan pembentukan otot yang lebih kuat. Sehingga menjaga proses ini akan membantu metabolisme tetap terjaga.
3. Sintesis Zat Penting
Dalam proses anabolisme, terjadi sintesis zat-zat penting dalam tubuh manusia yang sering disebut makromolekul atau molekul kompleks. Sintesis sendiri termasuk penggabungan atau pemrosesan yang melibatkan berbagai prekursor aktif yang diolah menjadi berbagai zat seperti protein, karbohidrat, lipid, dan asam nukleat.
4. Penyimpanan Energi
Proses ini juga berfungsi untuk menyimpan energi dalam tubuh, khususnya dari makanan yang Anda konsumsi. Beberapa nutrisi dapat diolah dan disimpan jadi energi. Seperti glikogen (disimpan dalam hati dan otot) dan juga trigliserida (disimpan dalam jaringan adiposa) sebagai cadangan energi jangka pendek dan panjang.
5. Regulasi Metabolisme
Proses asimilasi ini juga berperan dalam mengatur dan menjaga keseimbangan metabolik dalam tubuh. Sejatinya, proses ini akan melibatkan kontrol dan pengaturan berbagai jalur metabolik yang terlibat dalam proses pembuatan molekul kompleks.
Ciri-Ciri Anabolisme dalam Tubuh
Menurut beberapa ahli, terdapat beberapa hal yang membedakan proses ini dengan katabolisme. Berikut beberapa cirinya:
- Penggunaan energi, seperti ATP karena proses ini bersifat endergonik.
- Proses ini selalu melibatkan substrat sebuah senyawa atau molekul sederhana.
- Dalam proses ini, terjadi sintesis molekul sederhana menjadi molekul kompleks.
- Memungkinkan pembentukan jaringan baru, peningkatan ukuran dan kekuatan otot, serta perkembangan organ dan sistem dalam tubuh.
- Proses ini memanfaatkan nutrisi yang dikonsumsi dari makanan untuk membangun molekul-molekul kompleks.
- Keterlibatan serangkaian reaksi biokimia yang kompleks, termasuk reaksi penyusunan, transkripsi DNA menjadi RNA, translasi RNA menjadi protein, replikasi DNA, dan berbagai reaksi lainnya.
Gangguan yang Mungkin Terjadi
Sebenarnya ada banyak sekali penyakit yang bisa timbul karena adanya gangguan pada proses ini, termasuk:
1. Diabetes Melitus
Merupakan kondisi kronis yang membuat tubuh tidak dapat mengontrol dengan baik insulin dan kadar glukosa dalam darah. Diabetes melitus dapat mempengaruhi kemampuan tubuh untuk menggunakan glukosa sebagai sumber energi dan penumpukan gula darah yang berujung komplikasi akut.
2. Fenilketonuria
Gangguan genetik yang menghambat kemampuan tubuh untuk metabolisme asam amino fenilalanin. Hal tersebut dapat mengakibatkan penumpukan fenilalanin dalam tubuh yang dapat menyebabkan kerusakan otak dan gangguan perkembangan intelektual jika tidak diobati.
3. Lipid Storage Disorders
Kelompok penyakit genetik ini melibatkan kelainan dalam penguraian atau transportasi lipid dalam tubuh. Gangguan anabolisme ini bahkan menimbulkan berbagai penyakit parah. Contohnya Gaucher (tubuh tak bisa mencerna lemak), Niemann-Pick (penyakit langka karena disorder lipid), dan Tay-Sachs (penumpukan lemak di otak).
4. Galaktosemia
Gangguan genetik yang menghambat pemecahan galaktosa (gula dalam susu) dalam tubuh. Akibatnya, galaktosa akan menumpuk dalam darah dan memicu kerusakan hati, otak, hingga masalah kesehatan kronis lainnya.
5. Homosistinuria
Penyakit menurun yang menghambat pemecahan asam amino homosistein. Sehingga mengakibatkan homosistein menumpuk dan memicu kerusakan pembuluh darah, peningkatan risiko penyakit jantung, dan masalah kesehatan lainnya.
6. Glikogenosis
Merupakan kelompok penyakit genetik yang melibatkan gangguan dalam sintesis atau pemecahan glikogen (bentuk penyimpanan glukosa dalam tubuh). Beberapa bentuk glikogenosis dapat mengganggu proses anabolisme karbohidrat dan mempengaruhi penyimpanan, parahnya dapat memicu sindrom mcardle pada yang bersifat bawaan.
7. Alkaptonuria
Gangguan yang terjadi ketika tubuh tak mampu memecah asam amino tirosin dan fenilalanin. Sehingga dapat memicu cairan urine dan beberapa bagian tubuh menjadi menghitam.
8. Osteogenesis Imperfecta
Bentuk kelainan genetik dan bisa menyebabkan kerapuhan tulang yang tinggi. Sehingga akan mempengaruhi sintesis kolagen yang merupakan protein utama dalam struktur tulang.
9. Gagal Ginjal
Penyakit yang sudah sering Anda dengar ini merupakan kegagalan proses ginjal. Sehingga dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk melakukan metabolisme protein, karbohidrat, dan lipid dengan baik. Lama kelamaan, hal ini akan menghambat proses anabolisme dalam tubuh.
10. Porfiria
Kelompok gangguan tubuh yang melibatkan sintesis porfirin. Ini dapat menyebabkan penumpukan toksin dalam tubuh dan mempengaruhi berbagai proses metabolisme tubuh.
11. Gangguan Hormonal
Gangguan hormonal, seperti hipotiroidisme (kurangnya hormon tiroid) dapat mempengaruhi proses asimilasi tubuh. Hormon tiroid sendiri diperlukan untuk mengatur tingkat metabolisme basal dan proses anabolik dalam tubuh.
Tips untuk Menjaga Metabolisme Tubuh
Karena proses ini berkaitan dengan metabolisme tubuh, ada baiknya Anda melakukan berbagai tips berikut untuk menjaganya:
- Pastikan untuk mengonsumsi makanan yang memiliki kadar nutrisi dan gizi yang seimbang, tentunya dengan proporsi yang tidak berlebihan.
- Penuhi kadar protein yang tubuh butuhkan, baik dari sumber protein nabati maupun hewani.
- Olahraga teratur khususnya latihan fisik yang melibatkan gerak intens. Contohnya jogging, lari, latihan beban, maupun berbagai gerakan tubuh lainnya.
- Istirahat yang cukup, baik dalam beraktivitas, latihan fisik, terutama memperbaiki pola tidur supaya lebih berkualitas.
- Konsumsi air yang cukup setiap harinya, minimal 2 liter akumulasi dalam satu hari.
- Hindari makan asupan gula berlebih untuk menjaga kadar gula darah Anda.
- Rutin konsumsi teh hijau atau jeruk nipis untuk detoksifikasi.
- Kurangi memforsir diri agar terhindar dari stress.
Sudah Memahami Apa itu Anabolisme?
Nah, itulah beberapa penjelasan terkait proses metabolisme yang sering disebut asimilasi. Karena memiliki banyak manfaat untuk tubuh, ada baiknya anda memperbaiki pola hidup sehat untuk menjaga metabolisme tubuh. Semoga bermanfaat!