Dalam kehidupan bernegara, pastinya ancaman menjadi salah satu masalah yang bisa Anda hadapi. Selain tindakan yang mengintimidasi dan atau berdampak dalam kehidupan bernegara, ada juga yang bisa membahayakan jiwa dan keselamatan publik.
Namun, apakah Anda tahu apa saja jenis dan contohnya? Apakah Anda juga tahu bagaimana cara mencegah dan mengatasinya? Agar dapat menambah wawasan terkait hal tersebut, Anda bisa mempelajari jenis, contoh, hingga cara menanganinya dalam artikel ini. Yuk, simak!
Daftar ISI
Apa itu Ancaman?
Sebenarnya cakupan dari tindakan ini adalah segala jenis gangguan yang bersifat mengintimidasi, mengganggu, hingga berpotensi membahayakan targetnya. Di mana dalam kasus bernegara targetnya bisa kepada keutuhan wilayah, kedaulatan negara, hingga keselamatan warganya.
Ancaman sendiri bisa datang dari berbagai sumber, baik dari pihak eksternal maupun pihak internal. Wujudnya juga bermacam-macam dengan tujuan yang juga berbeda dari setiap tindakannya. Kebanyakan mengatasnamakan kemanusiaan demi dalih memanipulasi pandangan publik.
Namun, dari segi manapun hal tersebut sangat meresahkan dan dapat memicu permasalah yang lebih kompleks. Sehingga dalam setiap aturan negara pastinya akan mencantumkan sebuah aturan yang membahas, mengelola, dan menghukum tindakan pidana serupa.
Karena melalui respon dan memahami kasus, pastinya bisa memberikan solusi terbaik. Sehingga dalam penanganannya, selain adanya hukum yang jelas butuh kesadaran yang tinggi dari setiap warga maupun para aparatur sipil untuk menjaga keutuhan dan kesejahteraan umum.
Jenis-Jenis Ancaman Beserta Contohnya
Dari berbagai contoh kasus, sebenarnya Anda bisa mengklasifikasikan kejahatan ini dalam dua jenis secara utuh, yakni ancaman militer dan nonmiliter. Namun, setiap jenis memiliki klasifikasi tersendiri yang bisa Anda pecah menjadi beberapa klasifikasi, seperti:
1. Gerakan Separatisme
Jenis pertama adalah gerakan separatisme yang merupakan upaya atau pergerakan politik dari kelompok atau komunitas tertentu yang ingin memisahkan diri atau memerdekakan diri. Dalam aksinya, kelompok tersebut berusaha membuat kedaulatan sendiri, karena suatu alasan tertentu.
Kebanyakan karena merasa memiliki identitas unik, kepentingan politik, atau merasa hak-haknya tidak terpenuhi. Sehingga dari ketidakpuasan atau diskriminasi politik inilah, biasanya kelompok tersebut akan memberikan intimidasi untuk memisahkan diri.
Bentuknya bisa sekedar permintaan kemerdekaan, hingga memicu peperangan saudara. Kebanyakan kelompok mendapatkan dukungan dari pihak luar yang bisa memberikan dorongan negatif hingga akhirnya mendapatkan solusi tersendiri. Ada dua kemungkinan, yakni berdamai atau tetap memisahkan diri dan menjadi negara mandiri.
Nah, untuk kejadian serupa sendiri Indonesia punya beberapa buku hitam terkait masalah gerakan separatisme. Mulai dari Timor-Timur yang kini menjadi Timor Leste. Lalu, ada gerakan separatisme dari Aceh, Padang, dan yang terbaru ini dari Papua.
2. Pemberontakan Bersenjata
Jenis berikutnya adalah salah satu gerakan kelompok tertentu yang melibatkan penggunaan senjata dan tindak kekerasan untuk menentang pemerintah atau otoritas tertentu. Hampir sama dengan separatisme, pemberontakan bersenjata ini berawal dari ketidakpuasan kelompok pemberontakan atas keadaan yang dialami.
Biasanya mengacu pada situasi politik, sosial, ekonomi, maupun alasan lain yang bisa terjadi karena ketidakpuasan bernegara. Jenis ini terbilang lebih rumit. Karena dalam gerakannya akan melibatkan berbagai taktik dan strategi untuk menjatuhkan sistem yang menurut kelompok tidak semestinya.
Mulai dari serangan pada fasilitas pemerintah, militer, teror, perampokan sumber daya, hingga penculikan dan taktik gerilya untuk menuntut haknya bisa pemberontak lakukan. Dalam beberapa kasus, kondisi ini bisa mengakar dan berlangsung lama hingga pemerintah memberikan respon sesuai solusi yang terjadi.
Pemberontakan bersenjata juga pernah tercatat di Indonesia, yakni pada kasus GAM (Gerakan Aceh Merdeka) dan juga OPM (Organisasi Papua Merdeka). Untungnya, untuk Aceh masalah bisa terselesaikan. Sedangkan untuk Papua mulai ada pelunakan setelah kedatangan Presiden Jokowi dan pembangunan infrastruktur di sana.
3. Sabotase
Bentuk ancaman berikutnya adalah beberapa tindakan yang sengaja oknum lakukan untuk merusak atau menghancurkan aset negara. Mulai dari properti, infrastruktur, kegiatan, jaringan komunikasi, maupun sistem pemerintahan yang ada.
Tujuan dari tindakan sabotase bisa sangat beragam, mulai dari mengganggu, menghambat, atau melakukan operasi perusakan normal yang menimbulkan kerugian pada target. Kegiatan ini bisa dilakukan oleh individu atau kelompok tertentu, baik untuk memanipulasi informasi maupun sistem, brainwash, maupun kepentingan tertentu.
Beberapa kasus sabotase bisa bersifat ringan menyerang individu atau kelompok kecil (seperti pada kasus perampokan dan sabotase bank), maupun besar (yang ditangani TNI). Contohnya seperti pada kasus sabotase oleh GSBA (Gerakan Separatis Bersenjata Aceh) yang menyabotase jaringan di Desa Matang pada tahun 2002 silam.
4. Spionase
Berikutnya masih termasuk jenis militer yang berupa penyelidikan rahasia atau memata-matai target tertentu oleh individu, kelompok, organisasi, hingga negara lain. Gerakan intelejen ini bersifat rahasia dan dilakukan secara diam-diam untuk mendapatkan informasi tertentu dari target.
Karena membutuhkan kemampuan khusus, biasanya para intel atau mata-mata adalah tentara atau kelompok yang ahli dan terlatih. Jadi, walaupun sudah tertangkap, akan sulit untuk mengungkap tujuan dan informasi terkait kelompok atau klien yang memerintahkannya.
Dari banyak kasus yang ada, gerakan spionase memiliki banyak tujuan. Mulai dari kepentingan politik, militer (peperangan), ekonomi, hingga keamanan nasional serupa. Sedangkan untuk targetnya bisa saja individu, organisasi, perusahaan, instansi, militer, hingga pemerintahan.
Biasanya, para agen akan memata-matai kegiatan, rencana militer, strategi, perputaran ekonomi atau perdagangan, strategi pengamanan, hingga data penting lain terkait tujuan spionase. Ada beberapa kasus yang terjadi di Indonesia, seperti Allen Pop (CIA) yang membantu pemberontakan PRRI pada masa pemerintahan Soekarno.
5. Terorisme
Walaupun gerakan ini sama-sama menggunakan dan melibatkan senjata, namun gerakan terorisme bisa Anda asumsikan sangat berbeda dengan pemberontakan bersenjata. Karena tujuan utama dari gerakan ini adalah murni untuk menimbulkan kericuhan, ketakutan, dan kekerasan dari sebuah kelompok atau individu.
Dalam beberapa kasus, memang ada spekulasi untuk penyebaran ajaran atau fitnah pada golongan tertentu. Namun, secara tindakan, teror murni untuk membuat kericuhan besar. Karena para pelaku teror rela melakukan kerusuhan hingga membunuh dirinya sendiri untuk menimbulkan kericuhan yang lebih besar lagi.
Selain memberikan dampak kerugian besar pada objek atau subjek sasaran teror, aksi para teroris menyebarkan sebuah ketakutan besar yang akan meluas dengan cepat. Sehingga bisa menimbulkan trauma berkepanjangan, baik dari korban maupun lingkungan sekitar.
Setidaknya, hal ini juga akan melukai atau merupakan perputaran ekonomi dari daerah terkena dampak teror. Indonesia adalah salah satu negara yang pernah mengalami kasus terorisme. Seperti kasus Bom Bali 1 dan 2, Bom JW Marriott san Ritz Carlton, bom dan baku tembak di Thamrin dan masih banyak lagi.
6. Gerakan Makar atau Kudeta
Jenis berikutnya adalah bentuk gerakan atau tindakan yang bertujuan untuk menggulingkan sebuah otoritas atau pemerintahan secara paksa. Dalam gerakan makar atau kudeta ini, para oknum atau kelompok tertentu akan mengabaikan jalan konstitusional dan mengambil alih kekuasan politik dengan kekerasan.
Kebanyakan gerakan ini menargetkan pemimpin atau kelompok institusi tertentu yang menurutnya bertindak tidak semestinya dan memberikan kerugian bagi banyak pihak karena kepemimpinannya. Namun, dalam beberapa kasus ada juga negara yang mendapatkan gerakan makar karena hasutan beberapa oknum dari pihak luar.
Dalam aksinya, para aktivis akan melakukan berbagai upaya mulai dari pemalsuan dokumen, penyusupan, penculikan, propaganda, kekerasan hingga ancaman dengan senjata. Karena melibatkan gerakan terencana dan besar, pastinya ada beberapa pihak yang mensponsori gerakan tersebut.
Dalam hal ini, negara sudah memberikan upaya pencegahan, seperti regulasi KUHP pasal 106, 110, 154, 170, 221, 389 dan masih banyak lagi. Contoh gerakan makar pernah dilakukan ribuan siswa pada tahun 1998 untuk menggulingkan kepemimpinan Soeharto yang menjabat selama 32 tahun.
7. Agresi Militer dari Negara Lain
Mungkin untuk gerakan satu ini Anda lebih mengenalnya sebagai penjajahan. Karena tujuan utama dari gerakan ini memang untuk menginvasi wilayah negara lain. Baik untuk perebutan wilayah, maupun untuk mendapatkan sumber daya tertentu dari wilayah tersebut.
Jadi, secara teori, pergerakan agresi militer dari negara lain adalah menyerang atau menginvasi wilayah negara lain tanpa alasan yang sah atau deklarasi terdahulu. Selain perebutan wilayah, agresi militer juga bisa bertujuan untuk mencapai keuntungan politik, ekonomi, hingga kebutuhan strategis taktis tertentu.
Sudah cukup jelas gerakan agresi militer akan melibatkan kekuatan besar pasukan bersenjata untuk memaksakan kehendak dari negara bersangkutan. Selain melanggar hukum internasional, gerakan ini melanggar hak asasi manusia karena berpotensi jatuhnya korban jiwa dari warga tak bersenjata.
8. Kejahatan Transnasional
Masuk dalam bentuk nonmiliter, dalam bernegara Anda masih dihantui bentuk kejahatan transnasional. Karena bentuk kejahatannya cukup meluas dengan dampak yang bisa merusak generasi muda penerus bangsa. Bahkan dapat menimbulkan berbagai kericuhan pada negara-negara terdampak.
Seperti namanya, aksi kriminal ini melibatkan sebuah jaringan atau komplotan besar yang bisa menyerang banyak negara sekaligus. Tujuan utama dari tindak kriminal ini tidak lebih dari mengejar keuntungan finansial maupun sebuah kekuasaan tertentu.
Dalam berbagai kasus, jaringan kriminal ini bisa sangat terstruktur dan terlatih, sehingga sangat sulit untuk dilacak. Cakupan jenis kejahatannya mulai dari perdagangan manusia, perdagangan organ, penyelundupan (senjata ilegal, baran bersejarah, hewan dilindungi, dan narkoba), pencucian uang, dan masih banyak lagi.
Karena meresahkan banyak negara, biasanya komplotan ini jadi target operasi petugas keamanan internasional dan lokal. Contohnya seperti Interpol, FBI, CIA, maupun organisasi sejenis di seluruh dunia. Human trafficking dan penyelundupan narkoba adalah contoh kasus yang sering terdengar di publik.
9. Keamanan Siber
Jenis ancaman berikutnya merupakan serangan oknum tak bertanggung jawab yang menyerang sebuah perangkat, jaringan, sistem, atau data digital dari target. Serangan siber sendiri bisa bermacam-macam. Mulai dari hacking, cracking, phishing, carding, defacing, serangan DDOS, dan masih banyak lagi.
Walaupun tidak selalu melibatkan militer, namun tindakan kriminal ini cukup mengancam mengingat dampak kerugian yang diterima target bisa cukup menohok. Bahkan, dalam berbagai kasus berbagai pihak terkait dari target juga bisa menerima kerugian.
Contohnya seperti pencurian dan peretasan data pribadi dan sensitif, bisa disalah gunakan dan dimanfaatkan untuk kepentingan yang dapat merugikan banyak pihak. Pada beberapa negara yang tingkat intelektual teknologinya masih belum maju, serangan siber ini bisa sangat meresahkan.
Apalagi jika tingkat sistem keamanan masih buruk, pastinya para peretas dan oknum yang tidak bertanggung jawab akan lebih mudah memberikan intimidasi. Contohnya di Indonesia banyak sekali kasus pencurian data, hacking website. Misalnya peretasan website pemerintahan, BUMN, Telkomsel, dan yang terbaru kasus BSI.
10. Ekonomi
Jenis berikutnya adalah segala upaya tindak kejahatan yang bertujuan mengganggu stabilitas ekonomi dari sebuah negara atau wilayah terdampak. Tindakan ini biasanya dilakukan oleh individu maupun kelompok tertentu, hingga pihak eksternal seperti negara lain.
Dalam beberapa kasus, gerakan ini bisa berdampak pada kebangkrutan berbagai bisnis, hingga jatuhnya nilai mata uang di negara tersebut. Ada juga yang menimbulkan paceklik, hingga kepunahan suatu sumber daya akibat putaran ekonomi yang tidak stabil di negara atau wilayah terdampak.
Bentuk serangan pada ekonomi sendiri bisa beragam, mulai dari merubah kebijakan hutang sepihak, sabotase kondisi pasar internasional, sanksi ekonomi, dan berbagai tindakan terdampak ekonomi lainnya. Contohnya seperti upaya negara-negara barat memberikan sanksi ekonomi pada Rusia agar menghentikan invasi Ukraina.
11. Politik
Bentuk kejahatan berikutnya yang bersifat mengancam bisa bertujuan untuk membuat kerusuhan politik dalam sebuah negara. Bentuknya sendiri sangat beragam, mulai dari pemberontakan politik, subversi politik, konspirasi politik, propaganda, krisis politik, hingga kudeta.
Jenis kejahatan ini juga bisa menyerang dari berbagai lini, mulai dari segi ketegangan sosial, krisis politik, keterlibatan negara asing, oposisi, terorisme dan masih banyak lagi. Dalam berbagai kasus yang ada, jenis ini bisa menimbulkan kerusuhan publik hingga perpecahan wilayah.
Sayangnya, butuh pondasi politik dan institusi pemerintahan yang kuat untuk dapat melindungi hak asasi dan kepentingan publik. Sehingga akan sulit jika negara masih memiliki sistem pemerintahan yang carut marut dan penuh kecurangan.
12. Penyelewengan Kekuasaan
Masih berhubungan dengan politik pemerintahan, namun jenis ancaman berikut ini pelakunya malah orang yang diberikan kekuasaan. Beberapa kasus seperti korupsi, kolusi, hingga nepotisme menjadi beberapa tindakan yang sangat mengancam kesejahteraan publik.
Dalam beberapa kasus, banyak pihak dan organisasi yang terlibat. Sehingga akan susah jika satu dua orang ingin melibas habis subuh penyelewengan kekuasaan. Apalagi jika regulasi sebuah negara masih sangat ambigu dan tidak memberikan kejelasan pada sanksi penyelewengan kekuasaan.
Kejahatan ini sangat mengancam, karena bisa merugikan negara dan berbagai pihak terutama warga yang akan menjadi korban. Dalam berbagai upaya, sebuah negara rela mengeluarkan hukuman eksekusi mati untuk para pelaku penyelewengan kekuasaan terutama korupsi.
Jika berbicara mengenai kasus penyelewengan kekuasaan di Indonesia, pastinya bukan hal yang baru bahkan sudah sangat mengakar. Contohnya seperti kasus Setya Novanto, Jonny G Plate, dan berbagai kasus korupsi yang belakangan ini disebarkan oleh Mahfud MD.
13. Sosial dan Budaya
Walaupun mungkin tidak berdampak langsung pada individu ataupun kelompok, namun suntikan sosial dan budaya asing yang masuk semakin merusak moralitas bangsa. Dari banyaknya kebudayaan asing yang lebih dicintai warga, banyak kebudayaan bangsa yang mulai terlupakan dan dimakan usia.
Mirisnya, dalam beberapa kasus banyak pembiayaan dan acuh pada serangan budaya asing yang dapat mengancam hilangnya nilai-nilai budaya dan moralitas bangsa. Jika hal ini berlanjut, banyak hal bisa terancam dan menimbulkan konflik sosial, ketidaksetaraan, radikalisasi, hingga ekstremisme.
Selain itu, hal ini juga akan berpengaruh untuk mengikisnya nilai moral bangsa yang menimbulkan diskriminasi pada pihak tertentu. Selain itu, hal tersebut bisa menghilangkan toleransi antar umat beragama. Seperti kasus nyepi di Bali yang belakangan menimbulkan keributan tersendiri.
14. Bencana Alam
Jenis terakhir yang mungkin terjadi adalah murni karena faktor alam atau karena kerakusan manusia dalam mengeksploitasi alam. Sikap acuh pada kesehatan bumi, membuat banyak bencana yang semestinya tidak terjadi mengancam keselamatan banyak pihak.
Walaupun dalam beberapa kasus bencana alam bisa terjadi murni karena faktor alam, namun banyak juga kasus yang terjadi karena kelalaian manusia. Misalnya seperti tanah longsor karena kurangya tanah resapan karena penggundulan hutan. Ada pula banjir yang terjadi karena tumpukan sampah yang menghalangi arus air.
Tips Mencegah dan Menangani Ancaman
Sebenarnya, ada banyak cara yang bisa individu atau pemerintah lakukan untuk mencegah atau meminimalisir kegiatan tidak bertanggung jawab ini. Berikut adalah beberapa di antaranya:
1. Meningkatkan Kualitas Sistem Keamanan dan Intelijen
Cara pertama harusnya pemerintah sadari agar bisa mencegah dan meminimalisir berbagai bentuk kejahatan. Khususnya pada kualitas kemampuan, pemantauan, pengumpulan informasi, dan analisis intelijen yang akan membantu mengidentifikasi dan mencegah ancaman potensial sebelum menjadi nyata.
2. Meningkatkan Kerja Sama Internasional yang Sehat
Kerja sama dengan negara-negara lain dalam hal pertukaran informasi intelijen, pelatihan keamanan, dan penegakan hukum sangat penting. Namun, perlu diingat tak semua kesepakatan berujung kemaslahatan bersama dan kepentingan publik. Jadi, pemerintah harus jeli dalam memilih kerja sama yang sehat.
3. Regulasi atau Hukum yang Tepat Sasaran
Pemerintah juga harus memiliki kerangka hukum yang kuat untuk melindungi keamanan negara dan masyarakat. Pembuatan undang-undang yang efektif dan tepat sasaran adalah solusi terbaik. Terutama pada tindak penyelewengan kekuasaan yang marak terjadi di Indonesia.
4. Meningkatkan Partisipasi dan Kesadaran Publik
Agar melibatkan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan dan memberikan akses yang lebih luas, edukasi haruslah jadi poin utama. Sehingga program pendidikan harus diperbaiki, terutama terkait kualitas pendidikan dan sistem pembayaran yang memuliakan guru.
5. Mengembangkan Kemampuan Tanggap Darurat
Negara juga harus memiliki rencana dan kemampuan tanggap darurat yang efektif dan matang untuk mengatasi berbagai ancaman yang muncul. Mengadakan latihan keamanan dan penanganan bencana, kesiapan infrastruktur dan SDM juga jadi poin yang penting.
6. Mengatasi Ketimpangan Ekonomi
Pemerataan sosial dan mengatasi ketimpangan ekonomi adalah PR yang harus negara perhatikan. Angka kemiskinan harus benar-benar ditekan dengan cara yang efektif serta tepat sasaran. Hal tersebut juga sangat bergantung pada kualitas regulasi dan intelijen yang harus terus diperbaiki.
Sudah Tahu Apa Saja Jenis Ancaman dan Cara Menghindarinya?
Nah, itulah beberapa informasi penting yang harus Anda perhatikan selaku warga maupun petugas pemerintah yang diberikan kepercayaan oleh publik. Karena ancaman akan selalu ada, jadi memahami dan melakukan berbagai pencegahan adalah cara terbaik yang bisa Anda lakukan.