Abu Bakar adalah salah satu sahabat terdekat Rasulullah yang bahkan disebut sebagai sahabat paling utama. Salah satu yang terkenal dari Abu Bakar adalah gelarnya sebagai Ash Shiddiq. Pada artikel ini akan dibahas arti hingga alasan diberi gelar tersebut. Jadi, simak biografi Abu Bakar As Siddiq berikut ini!
Daftar ISI
- Biografi Lengkap Abu Bakar
- 1. Kelahiran
- 2. Kehidupan Awal
- 3. Karakter Fisik
- 4. Istri dan Anak
- 5. Panggilan dan Gelar
- 6. Alasan Diberi Gelar As Siddiq
- 7. Biografi Abu Bakar As Siddiq saat Memeluk Islam
- 8. Kehidupan Setelah Masuk Islam
- 9. Saat Nabi Muhammad Wafat
- 10. Khalifah Abu Bakar As Siddiq
- 11. Pembukuan Alquran
- 12. Sumber Pendapatan Negara pada Masa Abu Bakar
- 13. Kebijakan Utama Khalifah Abu Bakar As Shiddiq
- 14. Biografi Abu Bakar As Siddiq kala Wafat
- Sudah Tahu Biografi Abu Bakar As Siddiq?
Biografi Lengkap Abu Bakar
Berikut biografi Abu Bakar As Siddiq mulai dari kelahiran, alasan pemberian gelar, hingga wafatnya.
1. Kelahiran
Abu Bakar Ash Shiddiq, beliau memiliki nama asli Abdullah bin Utsman bin Amir. Beliau lahir di Makkah tahun 13 sebelum Hijriah atau 573 M, lebih kurang dua tahun enam bulan setelah Tahun Gajah.
Beliau bertemu nasabnya dengan Nabi Muhammad SAW pada kakeknya yaitu Murrah bin Ka’ab bin Luai. Ibunya bernama Ummu al-Khair (Salma binti Sakhar) dan ayahnya Abu Quhafah Utsman. Beliau berasal dari keluarga pedagang yang kaya raya sehingga membuat Abu Bakar menjadi pribadi yang terpelajar.
2. Kehidupan Awal
Terkait kehidupan awal biografi Abu Bakar As Siddiq yaitu semasa kecilnya beliau sering menghabiskan waktu bermain bersama unta dan kambingnya dikarenakan kecintaannya terhadap dua hewan tersebut. Bahkan karena kecintaannya kepada unta tersebut, beliau dijuluki sebagai bapak anak unta.
Saat berumur 10 tahun, Abu Bakar telah pergi ke Suriah bersama ayahnya untuk berdagang sebagai tumpuan ekonomi keluarga.
Tidak hanya itu, karena kecerdasan yang beliau miliki, seperti kemampuan baca tulis hingga membuat puisi, membuatnya sering mengikuti festival tahunan di Ukaz dan berpartisipasi dalam simposium puisi.
Menariknya lagi, karena tingkat kecerdasan Abu Bakar yang luar biasa tersebut eliau memiliki skill yang sangat mumpuni terkait sejarah dan politik di Arab.
3. Karakter Fisik
Berdasarkan pada buku oleh Muhammad Husain Haekal, 2003 dengan judul Biografi Abu Bakar As-Siddiq, karakter fisik dari Abu Bakar adalah memiliki perawakan yang kurus. Selain itu, beliau juga memiliki bahu yang kecil dengan wajah yang lancip.
Untuk mata, beliau memiliki mata yang cekung dan dagu yang menonjol sehingga membuatnya tampak tampan berkharisma. Selanjutnya untuk kulit Abu Bakar adalah putih dengan urat-urat tangan yang menonjol sehingga terlihat jelas.
4. Istri dan Anak
Dalam biografi Abu Bakar As Siddiq sebelumnya dijelaskan bahwa beliau memiliki empat orang istri antara lain Zainab binti ‘Amir, Asma binti ‘Umays, Qutailah binti ‘Abdul ‘Uzza, dan Habibah binti Kharijah. Adapun dari keempat istri tersebut, beliau memiliki enam anak yaitu tiga anak laki-laki dan tiga perempuan.
Adapun salah satu dari anak tersebut adalah Aisyah binti Abu Bakar. Aisyah merupakan istri Rasulullah SAW dan menjadi wanita yang banyak diidamkan oleh wanita muslim saat ini.
5. Panggilan dan Gelar
Seperti yang diketahui sendiri bahwa Abu Bakar adalah sahabat nabi dan mendapat gelar Ash-Shiddiq. Melekatnya panggilan ini karena ada beberapa alasan tertentu yang bahkan membuat gelarnya ini jauh lebih populer jika dibandingkan dengan namanya sendiri.
Jika melihat ke beberapa riwayat pun, kebanyakan akan menyebutkan Abu Bakar Ash-Shiddiq. Namun sebelum membahas arti ash-shiddiq akan jauh lebih baik jika Anda tahu juga arti dari Abu Bakar.
Abu Bakar berasal dari kata al-bakru yang mana dalam bahasa Arab memiliki arti unta yang masih muda, sedangkan bentuk jamak atau plural dari kata tersebut adalah bikarah yang mana jika seseorang dipanggil dengan sebutan seperti bakran menunjukkan bahwa orang tersebut merupakan seorang pemimpin yang sangat dihormati.
Berdasarkan hal inilah orang-orang memanggilnya Abu Bakar sebagai bentuk tanda kedudukannya yang terhormat di kalangan bangsa Quraisy baik dari segi keturunan dan strata sosialnya.
Tidak hanya itu, Abu Bakar juga ternyata mendapatkan gelar Atiq. Ada banyak sekali pendapat tentang gelar untuk beliau ini. Sebagian ulama berpendapat bahwa gelar tersebut karena wajah Abu Bakar yang atiq atau cerah dan bersih. Namun ada juga yang mengatakan bahwa gelar ini karena garis keturunan beliau yang bersih dan tidak cacat sama sekali.
Tidak hanya itu, ada juga pendapat yang mengatakan bahwa gelar ini didapatkan karena ibunya. Beberapa waktu yang lalu ibu Abu Bakar tidak memiliki anak laki-laki sehingga ketika beliau lahir, ibunya langsung menghadap ke Ka’bah seraya berucap:
“Ya Allah sesungguhnya ini adalah atiq (pembebasan) dari kematian, maka anugerahkanlah dia (Abu Bakar) padaku”.
Nah karena hal itulah, saat Abu Bakar besar beliau mendapatkan gelar Atiq. Tetapi kembali lagi, ada banyak pendapat lainnya yang mengatakan alasan berbeda dari pemberian gelar ini.
6. Alasan Diberi Gelar As Siddiq
Inti dari biografi ini yaitu alasan gelar Abu Bakar yaitu As Siddiq. Gelar Abu Bakar As Siddiq diberikan oleh Rasulullah yang memiliki arti ‘benar’. Adapun alasan mengapa beliau mendapat gelar seperti ini yaitu berhubungan dengan peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW.
Saat Rasulullah melakukan Isra’ Mi’raj yang merupakan perjalanan malam dari Masjidil Haram di Mekah ke Masjidil Aqsa di Palestina dan kemudian naik ke langit sampai ke Sidratul Muntaha dalam waktu hanya sepertiga malam.
Saat peristiwa tersebut Rasulullah mendapatkan tugas dari Allah SWT untuk shalat. Sholat yang umat Islam lakukan sekarang yaitu lima kali sehari semalam.
Adapun ketika berita tersebut Rasulullah sampaikan kepada orang kafir Mekah, mereka secara serentak tidak mempercayainya dan bahkan menganggap Rasulullah SAW berbohong.
Namun saat ini ada seseorang yang malah membenarkan perkataan Nabi Muhammad SAW yaitu Abu Bakar. Untuk itulah sejak saat itu, Abu Bakar mendapat gelar As Siddiq yang berarti benar.
7. Biografi Abu Bakar As Siddiq saat Memeluk Islam
Abu Bakar termasuk golongan yang pertama kali masuk Islam atau as-Sabiqun al-awwalun. Adapun untuk kisah beliau saat masuk Islam erat kaitannya dengan perjalanan bisnisnya ke Yaman.
Abu Bakar As Siddiq saat itu sedang dalam perjalanan bisnis menuju Yaman, tepatnya sebelum Rasulullah SAW menyatakan bahwa beliau adalah utusan Allah SWT. Nah saat dalam perjalanan bisnisnya tersebutlah, seorang peramal memprediksi bahwa nabi yang ditunggu-tunggu telah datang di antara mereka.
Bertepatan dengan itu, saat pulang dari Yaman, teman-temannya memberi tahu beliau bahwa Muhammad menyatakan dirinya sebagai utusan Allah SWT. Adapun saat mendengar hal tersebut dan ajakan dari Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar langsung menerimanya tanpa ragu dan memeluk agama Islam ketika itu juga.
Salah satu alasan mengapa beliau tidak ragu sama sekali karena memang Nabi Muhammad SAW terkenal akan kejujurannya, lurus hatinya, dan kejernihan pemikirannya. Nah karena hal inilah Abu Bakar tentu langsung percaya dengan sepenuh hati dan tanpa pikir panjang.
Sekedar informasi, setelah Abu Bakar masuk Islam, seluruh harta dan jiwanya beliau korbankan untuk membela agama Islam yang saat itu masih belum berkembang sepesat sekarang.
Adapun dengan keuletan dan kegigihan beliau dalam mendampingi Nabi Muhammad SAW akhirnya Islam tersebar luas di beberapa penjuru dunia.
Tidak hanya itu, beliau juga sering mendapatkan cacian dan makian dari para musuhnya karena telah mengikuti agama Islam. Walau begitu, beliau tetap setia bersama dan mendampingi Rasulullah SAW bahkan saat hijrah hingga menghadapi rintangan-rintangan berat.
8. Kehidupan Setelah Masuk Islam
Setelah Abu Bakar resmi menjadi seorang muslim, beliau turut serta berdakwah menyebarkan agama Islam dan bahkan berhasil mengislamkan Utsman bin Affan, Sa’ad bin Abi Waqqas, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, dan banyak lagi. Walau begitu, ini tentunya tidak lah mudah karena memang banyak tantangannya.
Dalam biografi Abu Bakar As Siddiq lainnya, banyak budak-budak saat zaman itu yang disiksa karena memeluk agama Islam seperti Bilal bin Rabah. Abu Bakar saat itu membantu dalam membebaskan para budak tersebut dengan apa yang beliau miliki.
Namun tentunya tidak sampai disitu, para kaum Quraisy terus melakukan penyiksaan terhadap para pemeluk Islam. Bahkan semakin parah hingga Nabi Muhammad SAW memutuskan untuk melakukan hijrah ke Madinah.
Saat itu, tepatnya pada tahun 622, Nabi Muhammad SAW berangkat hijrah ke Madinah bersama dengan Abu Bakar. Sesaat setelah sampai di Madinah, Rasulullah kemudian langsung memerintahkan untuk mendirikan sebuah masjid untuk mereka melaksanakan sholat.
Abu Bakar lah yang kemudian membayar sebidang tanah untuk mendirikan masjid tersebut. Adapun masjid tersebut sekarang kita kenal sebagai Masjid Nabawi.
Saat di Madinah, beliau menjabat sebagai penasihat Nabi Muhammad SAW. Lambat laun, hubungan antara Nabi Muhammad SAW dengan Abu Bakar semakin erat saat nabi menikahi putrinya bernama Aisyah.
Selain yang telah disebutkan sebelumnya, ada banyak lagi peran dari Abu Bakar untuk agama Islam. Salah satunya yaitu ikut berperang dalam menegakkan agama Islam.
Dalam catatan sejarah, ada cukup banyak pertempuran yang telah Abu Bakar lakukan untuk menegakkan Islam. Beberapa pertempuran yang dimaksudkan antara lain Perang Badar (624 M), Perang Khandaq (627 M), dan Perang Uhud (625 M).
9. Saat Nabi Muhammad Wafat
Rasulullah SAW wafat pada tahun 632 Masehi dan Abu Bakar adalah orang yang paling tabah menerima kepergian beliau. Abu Bakar bahkan harus menenangkan Umar bin Khattab yang tidak percaya bahwa Nabi telah wafat.
Adapun setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, orang-orang melakukan musyawarah untuk menemukan pemimpin penggantinya. Hasil rapat tersebut adalah Abu Bakar akan menjadi pemimpin menggantikan Rasulullah atau sebagai khalifah yang juga dikenal sebagai Khulafaur Rasyidin pertama.
Namun tidak lama setelah beliau terpilih menjadi Khalifah, muncul beberapa kelompok pemberontak yang ingin melepaskan diri dari pemerintahan Islam saat itu.
Menghadapi situasi tersebut Khalifah Abu Bakar kemudian memimpin pasukan untuk menumpas pemberontakan oleh kaum Abs dan Dzubyan di luar Kota Madinah.
10. Khalifah Abu Bakar As Siddiq
Selama pemerintahan Abu Bakar, Islam mampu menaklukan Persia dan Syam. Melalui perang yang dipimpin oleh Khalid bin Walid yang dibantu oleh Iyadh Ibnu Ghanam, pasukan Islam berhasil menaklukkan Persia.
Tidak hanya itu, di bawah kepemimpinan pasukan Khalid bin Walid saat Khalifah Abu Bakar, pasukan Islam berhasil menaklukkan Negeri Syam yang saat itu menjadi pusat kekaisaran Romawi. Namun pertempuran ini sangat susah hingga puncaknya pada pertempuran Yarmuk.
Dalam biografi Abu Bakar As Siddiq, menerangkan bahwa perang tersebut berlangsung selama berminggu-minggu. Walau begitu, peperangan tetap dimenangkan oleh muslim sehingga beliau berhasil menaklukan Syam.
11. Pembukuan Alquran
Salah satu hal menarik dari biografi Abu Bakar As Siddiq adalah masa pembukuan Al-Qur’an. Tepatnya pada tahun 632 Masehi, Abu Bakar terlibat dalam pertempuran melawan pemberontak dan nabi palsu, atau dikenal sebagai Perang Yamamah.
Hal yang membuat miris dari pertempuran tersebut adalah banyaknya penghafal Al-Qur’an yang gugur sehingga membuat Umar bin Khattab mulai resah. Apalagi jika mengingat bahwa masa itu, Al-Qur’an masih hanya menyebar di kalangan sahabat dan sebagian dari mereka hanya menghafal dan tidak mencatatnya.
Melihat hal tersebut, Umar bin Khattab kemudian meminta Abu Bakar untuk mengumpulkan Al-Qur’an dalam satu mushaf. Semua tulisan Al-Qur’an lalu disatukan dari penghafal dan media tulis seperti tulang dan kulit untuk disimpan oleh Abu Bakar.
Untuk itulah, beliau memiliki peran besar dalam melestarikan tulisan Al-Qur’an. Kita bisa mengatakan bahwa Abu Bakar membantu untuk membuat Al-Qur’an bisa terus terjamin keasliannya sampai sekarang.
12. Sumber Pendapatan Negara pada Masa Abu Bakar
Dalam biografi Abu Bakar As Siddiq dijelaskan bahwa secara umum, sumber pendapatan negara saat pemerintah Khalifah Abu Bakar tidak lah berbeda jauh dengan masa Rasulullah. Adapun beberapa sumber pendapatan negara saat pemerintahan Abu Bakar antara lain:
a. Zakat
Sumber pendapatan pertama yaitu zakat yang termasuk kewajiban setiap muslim untuk dikeluarkan jika sudah mencapai nisabnya. Untuk itulah, setiap muslim pada saat itu akan mengeluarkan sejumlah harta mereka untuk kemudian dikelola pada masa pemerintahan.
b. Khumus
Sumber pendapatan negara lainnya saat pemerintahan Abu Bakar yaitu khumus. Khumus merupakan harta hasil dari rampasan perang yang diperoleh oleh kaum muslimin dari musuh mereka dengan jumlah seperlima dari harta tersebut untuk negara.
c. Jizyah
Jizyah merupakan sumber pendapatan negara yang memang sudah mulai ada sejak masa pemerintahan Rasulullah. Bahkan istilah ini sudah ada pada masa pra-Islam, baik di Romawi, Persia, dan Byzantium.
Adapun Jizyah adalah pajak yang non-muslim bayarkan, khususnya para ahli kitab sebagai jaminan perlindungan jiwa, properti, dan sebagainya. Jumlah besaran jizyah yaitu satu dinar per tahun bagi setiap orang dewasa non muslim yang mampu membayarnya.
Hal ini juga berarti bahwa jizyah tidaklah wajib bagi orang-orang yang tidak mampu membayarnya.
Adapun tujuan diadakannya yaitu bentuk kebersamaan dalam menanggung beban negara untuk memberikan perlindungan, keamanan, dan tempat tinggal bagi mereka dan juga sebagai dorongan kepada kaum non muslim agar mau masuk Islam.
d. Kharaj
Sumber pendapatan negara terakhir yaitu kharaj yang termasuk pajak tanah hasil dari penaklukan perang. Kharaj ini diberlakukan hampir untuk setiap kalangan terlepas dari apakah pemilik tanah tersebut seorang yang di bawah umur atau orang dewasa, budak atau merdeka, muslim ataupun tidak beriman.
Sekedar informasi, kharaj hampir sama dengan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Indonesia. Perbedaannya yaitu pada PBB ditentukan berdasarkan zoning sedangkan kharaj berdasarkan pada tingkat produktivitas lahan.
13. Kebijakan Utama Khalifah Abu Bakar As Shiddiq
Adapun dua kebijakan utama pada masa Khalifah Abu Bakar As Shiddiq antara lain:
a. Memerangi Kelompok Pembangkang Zakat
Setelah wafatnya Rasulullah SAW, banyak sekali kabilah-kabilah yang menolak untuk membayar zakat dengan alasan zakat adalah perjanjian antara mereka dengan Nabi SAW. Untuk itulah, mereka merasa bahwa perjanjian tersebut gugur setelah wafatnya Rasulullah SAW.
Abu Bakar As Siddiq yang saat itu menjadi Khalifah penerus Nabi Muhammad SAW, memutuskan untuk memerangi mereka yang menolak mengeluarkan zakat. Dengan anggapan bahwa mereka yang tidak membayar zakat sebagai orang murtad.
Perang ini dikenal dengan Harbu Riddah atau juga disebut dengan perang melawan pemurtadan. Adapun perang ini tercatat dalam sejarah sebagai perang pertama di dunia yang dilakukan untuk membela hak kaum muslim atas orang kaya.
Menurut pendapat Abu Bakar sendiri bahwa percuma orang sholat namun tidak menunaikan zakatnya. Tidak hanya itu, ada beberapa alasan lainnya mengapa Abu Bakar akhirnya memilih untuk memerangi orang yang tidak mengeluarkan zakat yaitu:
- Hak orang miskin
Alasan pertama dari kewajiban membayar zakat saat pemerintahan Abu Bakar adalah karena ada hak orang miskin pada harta orang kaya. Harta tersebut harus diambil dari orang kaya kemudian diberikan kepada orang miskin atau yang kurang mampu.
- Membimbangkan Kaum Muslim
Abu Bakar memerangi orang yang tidak mengeluarkan zakat juga karena meminimalisir terjadinya kebimbangan kaum muslim. Maksudnya yaitu ada kemungkinan sikap orang yang tidak mengeluarkan zakat tersebut untuk tetap melakukan shalat dengan tujuan membuat bimbang kaum muslimin dalam mengambil tindakan tegas terhadap mereka.
- Syiar Islam
Zakat termasuk ke dalam syiar Islam. Untuk itulah Abu Bakar memerangi orang-orang yang tidak membayar zakat.
b. Membasmi Para Nabi Palsu
Masalah nabi palsu ini sudah ada sejak Rasulullah SAW masih hidup dan bahkan cukup banyak yang mengaku. Walau begitu, orang-orang tersebut tidak mampu untuk menggetarkan hati orang lain karena kewibawaan Rasulullah SAW saat itu.
Setelah wafatnya Rasulullah SAW ini lah para nabi palsu semakin muncul ke permukaan. Mereka mencoba untuk memanfaatkan keadaan atas wafatnya Rasulullah SAW.
Beberapa orang yang mengaku sebagai nabi saat pemerintahan Abu Bakar As Siddiq yaitu Musailamah Al-Kazzab dari Bani Hanifah di Al-Yamamah, Al-Aswad Al-Ansi di Yaman, dan Thulaihah Ibnu Khuwailid dari Bani Asad. Mereka bertiga adalah orang-orang paling berbahaya yang mengaku diri sebagai nabi.
Thulaihah, Musailamah, dan Aswad Al-Ansi melakukan berbagai cara untuk mencapai tujuan mereka. Mereka menipu masyarakat Arab agar percaya bahwa mereka adalah nabi SAW.
Namun pada akhirnya ketiganya berakhir dengan cara yang mengenaskan. Misalnya saja Musailamah yang berasal dari suku Bani Hanifah dengan kekuatan suku ada di Yamamah.
Awalnya Yamamah merupakan sebuah daerah yang makmur dan subur dan menjadi lumbung padi yang melimpah untuk seluruh Jazirah Arab. Para pemuka suku pun kemudian membuat sebuah berhala besar dari kurma dan gandum yang matang karena memang jumlahnya yang melimpah.
Hingga tiba-tiba datang kekeringan di antara mereka selama beberapa tahun dan membuat ladang mereka gagal panen dan orang-orang mengalami kelaparan. Orang-orang berpengaruh seperti pemuka suku akhirnya memakan berhala tersebut dengan memotongnya menjadi beberapa bagian agar tidak mati kelaparan.
Hal ini tentunya membuat tuhan yang mereka buat dengan tangan sendiri, akhirnya mereka makan beramai-ramai. Musailamah al Kadzab yang mengaku nabi termasuk salah seorang di antara mereka yang memakan berhala tersebut.
14. Biografi Abu Bakar As Siddiq kala Wafat
Abu Bakar mengalami sakit karena mandi saat musim dingin sehingga membuat badannya demam selama lima belas hari. Karena sakitnya tersebut, beliau bahkan tidak keluar rumah untuk melaksanakan sholat.
Bahkan dalam biografi Abu Bakar As Siddiq, beliau meminta Umar bin Khattab untuk mengimami shalat lima waktu. Selama sakit, beliau sering sekali merasa bahwa ajalnya sudah semakin dekat.
Saat merasa ajalnya segera tiba, beliau langsung memanggil anaknya yaitu Aisyah untuk memberi wasiat. Adapun wasiatnya yaitu untuk menyerahkan semua hartanya kepada yang seharusnya dan meminta Aisyah untuk menitipkannya pada Umar.
Setelah wafatnya Abu Bakar, Madinah benar-benar diselimuti oleh tangis dan kesedihan seperti yang terjadi saat wafatnya Rasulullah SAW. Adapun setelah itu, Ali bin Abi Thalib datang dengan cepat sambil berkata, “Hari ini, khilafah kenabian telah selesai”.
Tidak hanya itu, Ali bin Abi Thalib juga berdiri di atas rumah tempat jasad Abu Bakar disemayamkan seraya berkata: “Semoga Allah merahmatimu wahai Abu Bakar karena engkau adalah orang pertama yang masuk Islam, paling sempurna imannya, paling takut kepada Allah, paling berjasa kepada para sahabatnya, paling melindungi Rasulullah, paling menjaga Islam, dan paling bagus perangainya”.
Abu Bakar memimpin kaum muslimin selama dua tahun lebih dan wafat pada tanggal 21 Jumadil Akhir 13 H/22 Agustus 634 M karena sakitnya selama 15 hari. Untuk makamnya beliau bertempat di samping Nabi Muhammad SAW.
Sudah Tahu Biografi Abu Bakar As Siddiq?
Nah setelah Anda mengetahui bagaimana biografi Abu Bakar As Siddiq tersebut, bisa langsung ambil pembelajarannya untuk kemudian diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal terbaik untuk kita ikuti adalah sikap Abu bakar yang selalu membenarkan ucapan Rasulullah SAW.