Biografi Soeharto (Lengkap): Presiden 32 Tahun Masa Jabatan!

Bicara tentang biografi Soeharto tentu tidak terlepas dari 32 tahun masa jabatannya sebagai presiden di Republik Indonesia. Soeharto merupakan seseorang dengan segudang cerita di balik sejarah panjang reformasi di Indonesia.

Mengawali karir sebagai seorang tentara, Soeharto sukses menjadi tentara dengan berbagai prestasi. Salah satu prestasinya yang patut diperhitungkan adalah berhasil membubarkan PKI yang ingin menguasai negeri ini. Bagi Anda yang penasaran dan ingin mengetahui sejarah serta riwayat hidup Soeharto, mari simak dalam artikel ini!

Biografi Masa Kecil Soeharto

Biografi Masa Kecil Soeharto
tribunnews.com

Mari kita awali penjelasan tentang biografi Soeharto dengan membahas kisah masa kecil beliau. Soeharto adalah seorang pria yang lahir di Yogyakarta, tepatnya di desa Kemusuk, kecamatan Argomulyo. Tanggal lahir Soeharto, yakni 8 Juni 1921. Saat lahir, Soeharto bisa dibilang terlahir dari keluarga yang kurang mampu.

Soeharto adalah seorang anak yang besar dari hasil pernikahan Kertosudiro dan Sukirah. Ayah Soeharto adalah seorang petani di desanya, sedangkan ibunya hanya seorang pembantu desa atau lurah dalam upaya mengairi persawahan di desa.

Saat Soeharto belum genap berusia 40 hari, ibundanya menitipkan Soeharto kepada sang kakek tercinta, yakni Mbah Kromodiryo. Siapakah Mbah Kromodiryo? Beliau adalah seorang dukun beranak yang membantu jalannya proses persalinan Soeharto pada waktu itu.

Soeharto pun tinggal di rumah Mbah Kromodiryo dengan jangka waktu yang cukup lama, yakni sekitar empat tahun. Nah, selama empat tahun inilah Soeharto dapat merasakan kasih sayang orang tua tulus yang diberikan oleh Mbah Kromodiryo. Dari rumah ini juga, Soeharto berhasil belajar berdiri sampai bisa berjalan ketika bayi.

Saat masih anak-anak, Soeharto sangat sering diajak oleh Mbah Kromo untuk pergi ke sawah. Saat Soeharto pergi ke sawah, beliau merasa sangat senang. Karena di sawah beliau dapat bermain dengan bebas. Salah satu hal yang paling disukai Soeharto saat di sawah adalah menunggangi kerbau sambil memerintahnya.

Seiring berjalannya waktu, orang tua Soeharto berpisah. Lalu, ibundanya (Sukirah) melangsungkan pernikahan kembali dengan seorang pria bernama Atmopawiro. Sedangkan, ayahnya (Kertosudiro) juga ikut menikah lagi dengan seorang wanita asal Semarang dan mempunyai empat orang anak.

Setelah kurang lebih empat tahun tinggal bersama Mbah Kromodiryo, sang Ibu (Sukirah) pun berinisiatif untuk mengambil anaknya dan membawanya pulang untuk tinggal di rumah ayah tirinya (Atmopawiro).

Meskipun sudah berpisah, ayah kandung Soeharto terkadang datang untuk sesekali melihat keadaan putranya. Hingga pada waktu itu, Soeharto merasa sangat senang atas kedatangan ayah kandungnya yang memberinya hadiah seekor kambing.

Biografi Soeharto (Riwayat Pendidikan)

Saat masuk usia delapan tahun, Soeharto baru menginjak bangku sekolah dasar. Namun, beliau beberapa kali harus pindah sekolah. Awalnya, Soeharto bersekolah di SD Puluhan, Godean. Akan tetapi, saat ibunya pindah rumah ke daerah Kemusuk Kidul Soeharto juga ikut pindah sekolah ke SD Pedes.

Karena kekhawatiran Kertosudiro sang ayah kandung akan pendidikan dan masa depan anaknya. Maka, Soeharto dititipkan kepada kerabatnya yakni Prawirowihardjo di daerah Wuryantoro, Purwodadi, Jawa Tengah.

Prawirowiharjo adalah paman atau adik ipar dari ayah Soeharto. Pamannya ini merupakan seorang yang berprofesi sebagai mantri tani. Lalu, ayahnya adalah pengusaha yang sudah lumayan terkenal di wilayah Purwodadi yaitu Sudwikatmono.

Saat tinggal bersama pamannya, Soeharto merasa sangat senang sebab beliau sering diajak ke sawah. Bahkan, karena ini hal ini perlahan-lahan Soeharto bisa paham seluk beluk dunia pertanian. Agar dapat melanjutkan pendidikannya ke SMP, Soeharto akhirnya pulang ke kampungnya dan tinggal bersama ibunya di Kemusuk.

SMP Muhammadiyah Yogyakarta adalah lembaga pendidikan SMP pertama yang dipilih oleh Soeharto saat beliau berhasil tamat dari tingkat pendidikan Sekolah Dasar. Agar bisa menempuh jarak ke sekolah, saat berangkat dan pulang Soeharto biasa menggunakan sepeda.

Setelah tamat SMP, Soeharto ingin melanjutkan pendidikannya ke jenjang SMA. Namun, karena kendala ekonomi keluarga serta keterbatasan biaya, Soeharto yang mulai beranjak remaja ini harus mengurungkan niatnya itu.

Sampai akhirnya, Soeharto sempat mendapatkan panggilan kerja pada tahun 1939. Panggilan kerja pertama adalah panggilan kerja dari bank. Kemudian, panggilan kerja kedua adalah peluang kerja dari lembaga kemiliteran. Akhirnya, yang dipilih oleh Soeharto pada saat itu adalah keputusan untuk berkarir di dunia militer.

Biografi Pernikahan Soeharto

Biografi Pernikahan Soeharto
liputan6.com

Setelah membahas tentang biografi Soeharto mulai dari kisah masa kecilnya hingga riwayat pendidikannya, kali ini Anda melihat kehidupan pernikahan Soeharto. Saat beliau berusia 26 tahun, Soeharto menikah dengan Siti Hartinah. Istri Soeharto ini merupakan putri dari keturunan Soemoharjomo, wedana di Wuryantoro.

Soemoharjomo merupakan seorang abdi Keraton Mangkunegaran, di wilayah Surakarta, Solo. Pernikahan Soeharto dan Siti Hartinah ini terjadi pada tanggal 26 Desember 1947 dan berlangsung di wilayah Solo.

Sebetulnya, Soeharto dan Siti Hartinah ketika di Wuryantoro keduanya sudah saling mengenal santar atu sama lain atau tepatnya sejak masih anak-anak. Soeharto terbilang orang yang sangat pemberani bahkan beliau juga sering dipuji oleh Siti Hartinah karena sifat keberaniannya itu.

Keberanian Soeharto salah satunya berupa berani masuk ke pekarangan rumah hanya demi menggoda Siti Hartinah. Saat masuk ke pekarangan, Soeharto pasti memetik bunga agar saat bunga itu rusak Siti Hartinah akan bilang ke orang tuanya kalau pelaku perusak bunga di pekarangan itu adalah Soeharto.

Pernikahan Soeharto dan Siti Hartinah ini memberikan mereka enam orang anak, yakni tiga orang anak laki-laki dan juga tiga orang anak perempuan. Istri Soeharto ini punya relasi yang sangat baik dengan para wartawan. Jadi, bisa dikatakan jika Ibu Tien ini memiliki hubungan yang cukup akrab dan berkawan dengan para jurnalis.

Namun, istri sekaligus Ibu dari keenam putra-putri Soeharto ini meninggal dunia tepatnya pada bulan april tahun 1996. Berdasarkan keterangan medis, istri Soeharto ini meninggal dunia akibat riwayat penyakit jantung yang dideritanya. Jenazah Ibu Tien akhirnya disemayamkan di Astana Giri, kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

Biografi Soeharto (Karier Militer)

Biografi Soeharto Karier Militer
kompas.com

Sebelum memulai karir dalam dunia politik, Soeharto terlebih dulu menjabat menjadi seorang anggota dari lembaga militer, yaitu Tentara Nasional Indonesia. Pada saat itu, Soeharto diangkat resmi menjadi seorang anggota TNI tepatnya pada sekitar tanggal 5 Oktober tahun 1945.

Saat menjadi anggota aktif TNI, Soeharto sering diberikan tugas khusus untuk memimpin pasukan guna melawan berbagai aksi-aksi militer Belanda. Terutama, pada saat itu adalah agresi militer Belanda yang berusaha untuk merebut kembali kemerdekaan negara Republik Indonesia.

Pada sekitar tanggal 1 Maret tahun 1949, nama Soeharto mulai semakin populer. Hal tersebut terjadi karena berbagai peran pentingnya dalam upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia terutama dari serangan militer Belanda untuk menguasai bagian kota Yogyakarta.

Kesuksesannya dalam mempertahankan Yogyakarta ini tidak terlepas dari peran serta perjuangan rakyat Indonesia dalam menghadapi Belanda. Meski pada dasarnya yang memimpin serangan ini adalah Soeharto, tapi penggagas serangan sebenarnya adalah Raja Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono ke IX.

Seiring berjalannya waktu, Soeharto berhasil menjadi tentara dengan pangkat tinggi, yakni Brigadir Jenderal. Dalam pangkatnya ini, Soeharto menjabat sebagai seorang pimpinan Komando Mandala dan mengemban tugas penting untuk merebut kembali wilayah Irian Barat dari kekuasaan Belanda. 

Komando Mandala ini dilaksanakan pada tahun 1961. Kemudian, dari tugas Komando Mandala ini Soeharto berhasil mendapatkan pengalaman berharga yaitu berkenalan dengan para jenderal perang dengan peran penting dan strategis. Mulai dari Kapten L.B Moerdani, Mayor Ali Moertopo, dan juga Kolonel Laut Sudomo. 

Setelah itu, Soeharto mendapatkan kenaikan pangkat usai menjalankan tugas merebut kembali Irian Barat dari tangan Belanda. Pangkat yang diperoleh oleh Soeharto adalah sebagai Mayor Jenderal. 

Kemudian, oleh Jenderal A.H. Nasution, Soeharto berhasil ditarik ke markas besar tentara Indonesia atau ABRI pada saat itu. Pada sekitar tahun 1962, Soeharto berhasil mendapatkan kenaikan pangkat lagi menjadi seorang Panglima Komando Sub Cadangan Strategis Tentara Angkatan Darat (Kostrad).

ABRI khususnya satuan Angkatan Darat pada tahun 1965 mengalami sebuah konflik internal. Konflik ini disebabkan karena adanya paham Nasakom atau (Nasionalis, Agama, Komunis). 

Pemahaman ini merupakan gagasan negara yang dibentuk oleh presiden Soekarno pada saat itu. Sehingga, hal ini membuat Tentara Angkatan Darat terpecah dalam dua kubu, yaitu kubu pertama adalah kubu sayap kiri dan kubu kedua adalah kubu sayap kanan.

Kemudian, pada dini hari di tanggal 1 Oktober 1965, terjadi insiden penculikan dan pembunuhan kejam terhadap enam orang Jenderal berpangkat tinggi. Kelompok yang melakukan insiden penculikan dan pembunuhan enam Jenderal ini mengaku sebagai sebuah kelompok yang bernama Gerakan 30 September (G30S).

Semua kejadian tersebut terjadi dengan begitu cepat. Sampai akhirnya muncul Surat Perintah khusus 11 Maret atau Supersemar dari Presiden Ir. Soekarno. Supersemar berisi perintah pemberian kuasa dan juga mandat kepada Jenderal Soeharto untuk bisa mengambil keputusan dan menentukan tindakan untuk upaya insiden ini.

Sejak dikeluarkannya Surat Perintah khusus 11 Maret atau Supersemar oleh presiden Soekarno. Jabatan sebagai Panglima Komando Pemulihan Keamanan serta Ketertiban (Kopkamtib) dijabat oleh Soeharto.

Kemudian, tepatnya pada tanggal 27 Maret 1968, secara resmi Soeharto dilantik oleh instansi MPRS untuk menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia. Melalui pelantikannya ini maka dimulai sebuah masa pemerintahan baru atau yang lebih dikenal dengan sebutan masa pemerintahan di era Orde Baru.

Biografi Soeharto (Karir Politik)

Berikut adalah uraian mengenai Soeharto saat terjun ke dunia politik. Simak penjelasan lengkap berikut ini:

1. Presiden Soeharto & Wakilnya Sri Sultan Hamengkubuwono IX

Setelah kurang lebih selama lima tahun mengemban jabatan sebagai Presiden Republik Indonesia, barulah pada periode kerja kedua, Soeharto mempunyai seorang Wakil Presiden. 

Wakilnya tersebut tak lain dan tak bukan adalah Sri Sultan Hamengkubuwono ke IX. Pada masa kepemimpinannya ini, presiden Soeharto membuat sebuah susunan Kabinet Pembangunan II. Kemudian, masa kerja dari pembentukan Kabinet tersebut adalah mulai dari 28 Maret 1973 sampai dengan 29 Maret 1978.

Pada Kabinet Pembangunan II ini, Menteri luar negeri dijabat oleh seorang yang sudah sangat terkenal yakni H. Adam Malik. Pada saat itu, beliau mendapatkan rekomendasi dari para petinggi negara agar Adam Malik menjadi Wakil Presiden pada periode ketiga masa jabatan Soeharto.

Namun, takdir berkata lain. Adam Malik harus digantikan oleh rekan sejawatnya, yakni Syarif Thayeb. Pergantian Menteri ini terjadi karena pada saat itu atau tahun 1977. Di mana Adam Malik akan diangkat sebagai ketua MPR/DPR baru Republik Indonesia pada masa itu dan bukan menjadi seorang wakil presiden.

2. Presiden Soeharto dan Wakilnya H. Adam Malik

Setelah menjabat sebagai seorang Menteri luar negeri dan juga ketua MPR/DPR RI. Pada tahun 1978, Adam Malik akhirnya dipercaya oleh presiden Soeharto untuk mengambil jabatan Wakil sebagai Presiden Republik Indonesia. 

Pada periode masa pemerintahan ini, Soeharto pun membentuk Kabinet baru yang bernama Kabinet Pembangunan III. Lalu, masa kerja Kabinet Pembangunan III adalah mulai dari tanggal 19 Maret 1978 sampai dengan tanggal 19 Maret 1983.

Sementara itu, Panglima Komando Operasi Sub Bagian Keamanan dan Ketertiban akhirnya dijabat oleh Sudomo. Pada masa kabinet ini terdapat satu nama yang sudah sangat terkenal sampai yaitu bapak B.J Habibie. Pada saat itu beliau di dalam masa kerja Kabinet Pembangunan II menjabat jadi Menteri Riset dan Teknologi.

3. Presiden Soeharto dan Wakilnya Umar Wirahadikusumah

Dalam biografi Soeharto, pada dua periode sebelumya, jabatan Wakil Presiden yang beliau pilih merupakan mereka mantan Menteri pada susunan kabinet sebelumnya. Namun, untuk masa kerja Kabinet Pembangunan IV, pemilihan Wakil Presiden tidak berasal dari mantan Menteri atau dijabat oleh seorang Umar Wirahadikusumah. 

Pada Kabinet Pembangunan IV, masa kerjanya dimulai dari tanggal 19 Maret 1983 sampai dengan 22 Maret 1988. Pada saat itu, Jenderal Sudharmono yang pada masa Kabinet Pembangunan IV mengemban jabatan sebagai seorang Menteri bidang Sekretaris negara. 

Pada periode berikutnya, beliau mendapat kepercayaan dari Soeharto untuk menjabat sebagai seorang Wakil Presiden. Pada masa kabinet ini, Panglima Besar Angkatan Bersenjata Republik Indonesia disematkan jabatannya kepada seorang jenderal muda, yakni Jenderal L.B. Moerdani.

4. Presiden Soeharto dan Wakilnya Sudharmono

Sudharmono menjabat sebagai seorang Wakil Presiden Indonesia keempat untuk  masa jabatan kepresidenan Soeharto. Pada masa ini, Soeharto membentuk susunan Kabinet Pembangunan V. Kabinet tersebut memiliki masa kerja yang dimulai pada tanggal 23 Maret 1988 sampai dengan tanggal 17 Maret 1993.

Di dalam Kabinet Pembangunan jilid V ini, B.J. Habibie kembali mengemban jabatan sebagai Menteri Negara bidang Riset dan Teknologi, serta Ketua Badan Kajian dan Penerapan Ilmu Teknologi. Selain itu, jabatan Jaksa Agung Sukarton Marmosudjono harus digantikan oleh seorang Singgih, S.H. karena beliau meninggal dunia.

5. Presiden Soeharto dan Wakilnya Try Sutrisno

Wakil Presiden yang kelima pada masa jabatan kepemimpinan Presiden Soeharto adalah Bapak Try Sutrisno. Pada era pemerintahan ini, kabinet Indonesia telah masuk ke kabinet baru, yakni “Kabinet Pembangunan VI”. Kemudian, Kabinet ini memiliki total masa kerja terhitung dari 17 Maret 1993 sampai 14 Maret 1998.

Pada kabinet sebelumnya, Jaksa Agung yang dijabat oleh Singgih terbukti memiliki kinerja serta fungsi yang sangat bagu. Sehingga, pada masa kerja kabinet selanjutnya tepatnya pada Kabinet Pembangunan VI, jaksa agung Singgih kembali dipercaya oleh Soeharto untuk menjadi Jaksa Agung dalam periode baru ini.

Pada masa ini, Soeharto semakin sukses dan berhasil menjadi salah satu pemimpin dunia dengan segudang prestasi. Salah satu prestasi terbaik Soeharto adalah berhasil membawa nama Indonesia menjadi salah satu macan Asia. Bahkan, pada saat itu lapangan kerja sangat banyak dan angka pengangguran sangat kecil.

Hal tersebut sangat berbeda dengan masa jabatan presiden baru, setelah Soeharto. Di mana pada jabatan presiden setelah Soeharto dinilai kinerjanya kurang bagus, bahkan Indonesia cenderung terus mengalami kemunduran. 

6. Presiden Soeharto dan Wakil Presiden B.J Habibie

Pada periode Kabinet Pembangunan VII, total masa kerjanya hanya terhitung dalam hitungan bulan saja. Masa kerja kabinet ini mulai dari 14 Maret 1998 sampai dengan 21 Mei 1998. Hal tersebut karena Soeharto mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden Republik Indonesia, lalu digantikan oleh wakilnya  B.J. Habibie.

Biografi Soeharto Setelah Pensiun Dari Presiden

Biografi Soeharto Setelah Pensiun Dari Presiden
okezone.com

Titik kejatuhan Soeharto terjadi pada tahun 1998 yang mana pada masa itu merupakan masa paling kelam bagi Presiden Soeharto. Pada masa itu, terjadi krisis moneter dan merupakan titik masuknya era reformasi bagi Indonesia. 

Ini terjadi karena besarnya gempuran demonstrasi yang dilakukan oleh para mahasiswa dan juga rakyat. Karena mereka merasa tidak puas akan keputusan dan kepemimpinan dari presiden kedua Republik Indonesia ini.

Selain itu, kondisi ekonomi dan juga stabilitas politik di Indonesia semakin tidak terkendali. Pada tanggal 21 Mei 1998 tepatnya pada pukul 09.05 WIB Soeharto membacakan sebuah pidato yang berjudul “pernyataan berhenti sebagai presiden RI” ini terjadi akibat  runtuhnya dukungan dari berbagai pihak untuk dirinya.

Soeharto telah menjabat sebagai presiden Indonesia dengan periode selama 32 tahun. Sebelum beliau mundur, Indonesia mengalami krisis besar. Baik itu krisis politik bahkan krisis ekonomi. Hal terjadi terjadi selama 6 hingga 12 bulan setelah Soeharto resmi mundur kemudian masuk era baru Reformasi.

Kemudian, BJ Habibie melanjutkan selama kurang lebih satu tahun dari sisa masa jabatan kepresidenannya. Hingga akhirnya, BJ Habibie digantikan oleh Gus Dur (Abdurrahman Wahid) pada tahun 1999. Jatuhnya Suharto merupakan akhir masa Orde Baru, sebuah rezim yang berkuasa selama 32 Tahun lamanya.

Biografi Wafatnya Soeharto

Presiden RI Kedua, Soeharto, wafat pada hari Minggu, 27 januari 2008. Tepatnya pada pukul 13.10 WIB. Jenderal Besar yang dianugerahi penghargaan sebagai Bapak Pembangunan Nasional ini tutup usia dalam umur 87 tahun. 

Soeharto wafat usai dirawat selama kurang lebih sekitar 24 hari di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta. Berita wafatnya Presiden Kedua RI ini pertama kali disampaikan oleh Kapolsek Kebayoran Baru, Kompol. Dicky Sonandi, Minggu (27/1). 

Kemudian, secara resmi dari Tim Dokter Kepresidenan juga ikut menyampaikan lewat siaran pers terkait wafatnya Soeharto pada minggu 27 januari 2008 tepat pukul 13.10 WIB. Dalam keterangan tersebut, tim dokter kepresidenan menyebut kematian Soeharto terjadi akibat kegagalan multi organ karena komplikasi penyakit jantung.

Biografi Jasa Soeharto Terhadap Bangsa Indonesia

Jika direnungkan, memang banyak jasa-jasa besar yang telah dilakukan Soeharto demi pembangunan serta perkembangan bangsa Indonesia dimata internasional. Sebagian besar rakyat yang pernah merasakan hidup di zaman Soeharto juga menganggap bahwa zamannya merupakan era keemasan bangsa Indonesia.

Ini bukan tanpa alasan, karena harga berbagai pertumbuhan ekonomi yang sangat baik dan juga kebutuhan pokok yang sangat murah di masa itu. Bahkan, jika kita bandingkan dengan harga kebutuhan pokok di zaman sekarang perbedaannya sangatlah jauh.

Soeharto berhasil merubah wajah bangsa Indonesia yang awalnya hanya negara pengimpor beras menjadi salah satu negara swasembada beras dan berhasil turut mensejahterakan para petani. Bahkan, sektor pembangunan paling dianggap maju melalui program Repelita I sampai dengan  Repelita VI.

Keamanan dan kestabilan Indonesia yang terjamin dan menciptakan rasa kesadaran nasionalisme yang begitu tinggi pada masa tersebut. Kemudian dari bidang kesehatan, sangat gencar dilakukan upaya untuk meningkatkan kualitas bayi serta memperbaiki kehidupan penerus bangsa di masa depan.

Hal tersebut dilakukan dengan terciptanya program kesehatan yang sangat populer, yakni program KB dan posyandu. Program tersebut merupakan sebuah upaya yang bertujuan untuk mengintegrasikan antara gagasan pemerintah yang berfokus pada pembangunan bangsa dengan pandangan kemandirian masyarakat.

Di zamannya, program ini sangat populer dan terbukti berhasil. Bahkan, banyak ibu yang peduli atas kebutuhan bayi mereka. Terutama di saat paling penting, yakni di masa periode pertumbuhannya.

Itulah sekelumit jasa-jasa serta prestasi dari Soeharto. Walaupun jasa-jasanya banyak, ada juga kegagalan di masa pemerintahannya. Hal tersebut adalah korupsi, kolusi, dan nepotisme. Bahkan, pembangunan tidak merata antara wilayah pusat dan daerah memunculkan kesenjangan sosial terutama dari daerah seperti Papua.

Sudah Tahu Bagaimana Biografi Soeharto?

Itulah pembahasan lengkap tentang biografi Soeharto. Soeharto adalah presiden Indonesia dengan masa jabatan terlama. Indonesia juga jadi negara yang cukup maju pada zaman itu jika kita bandingkan dengan pemerintah zaman sekarang yang cenderung selalu membuat peraturan yang membebani rakyat.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page