Pengertian Break Even Point: Manfaat hingga Cara Menghitungnya

Jika kamu seorang pebisnis, tentu wajib mengetahui apa itu Break Even Point (BEP). Pasalnya, dengan mengetahui BEP, kamu bisa mengetahui target pendapatan yang harus diperoleh untuk menutup modal awal bisnis.

Artikel ini menyajikan informasi mengenai BEP mulai dari pengertian, manfaat, tujuan, rumus, hingga contoh cara menghitungnya. Dengan informasi yang komprehensif dan lengkap ini, kamu tidak perlu khawatir lagi.

Pengertian Break Even Point (BEP)

Break Even Point (BEP) atau titik impas adalah titik di mana pendapatan yang dihasilkan sama dengan biaya yang dikeluarkan, sehingga tidak ada keuntungan atau kerugian yang terjadi.

Dalam konteks bisnis, BEP mengacu pada jumlah penjualan atau unit produksi yang diperlukan, agar perusahaan mampu menutupi semua biaya produksi dan operasional tanpa memperoleh laba atau mengalami kerugian.

Perhitungan untuk mencari nilai BEP sangat penting bagi bisnis. Sebab, dapat membantu dalam membuat keputusan, seperti mengamankan pendanaan, menghindari keputusan berdasarkan emosi, dan menetapkan harga yang sesuai.

5 Manfaat Break Even Point

Berikut 5 manfaat dari BEP yang perlu kamu ketahui, yaitu:

1. Pengambilan Keputusan yang Tepat

Manfaat pertama yaitu dapat membantu dalam mengambil keputusan bisnis yang tepat. Misalnya, menentukan harga produk yang wajar sesuai harga di pasaran, memperhitungkan risiko, dan menentukan strategi penjualan.

Dengan cara ini, kamu bisa mengamankan pendanaan untuk menghindari adanya kerugian dalam berbisnis.

2. Membantu Perencanaan Anggaran

Dengan mengetahui BEP, kamu dapat merencanakan anggaran dengan lebih baik. Informasi tentang BEP sangat membantu dalam alokasi sumber daya, perencanaan biaya produksi, penentuan target penjualan, dan menetapkan tingkat keuntungan yang diinginkan.

Sehingga, kamu bisa mengalokasikan anggaran atau modal awal secara tepat untuk mencapai tujuan bisnis.

3. Indikator Evaluasi Kinerja

Manfaat BEP berikutnya yaitu dapat digunakan sebagai indikator untuk mengukur kinerja perusahaan atau bisnis yang sedang kamu kelola.

Dengan membandingkan volume penjualan aktual dengan BEP, kamu dapat menilai apakah bisnis sedang menghasilkan keuntungan atau mengalami kerugian. Dengan demikian, kamu bisa mengevaluasi kinerja bisnis dan melakukan perbaikan yang tepat.

4. Identifikasi Risiko

BEP dapat membantu bisnis dalam mengidentifikasi risiko yang terkait dengan penjualan dan biaya. 

Dalam perencanaan bisnis, kamu dapat memperhitungkan risiko yang mungkin terjadi jika penjualan turun di bawah BEP atau jika biaya meningkat di atas perkiraan.

Selain itu, kamu juga bisa melakukan pemantauan Break Even Point (BEP). Pasalnya, dengan cara tersebut kamu dapat mengidentifikasi perubahan dalam BEP dan mengambil tindakan khusus jika memang diperlukan.

5. Sebagai Alat Komunikasi

Selain empat di atas, BEP juga dapat digunakan sebagai alat komunikasi dengan pihak eksternal.

Dalam menjalankan bisnis, tentu kamu menjalin hubungan dengan beberapa pihak, seperti investor, bank, atau mitra bisnis.

Adanya informasi tentang BEP, dapat membantu dalam menjelaskan kelayakan keuangan bisnis dan potensi pengembalian investasi di masa mendatang. Sehingga, bisa menjadi daya tarik bagi investor untuk melakukan investasi pada bisnismu.

5 Tujuan Break Even Point

Berikut 5 tujuan penting dalam perhitungan BEP yang perlu kamu perhatikan, yaitu:

1. Menentukan Titik Impas

Pada dasarnya, tujuan utama dari BEP adalah untuk menentukan jumlah unit penjualan atau pendapatan yang diperlukan, agar perusahaan tidak mengalami keuntungan atau kerugian.

Dengan mengetahui BEP, sebuah bisnis dapat menetapkan target yang harus dicapai, agar mampu berjalan tanpa mengalami kerugian. Sehingga, target pendapatan dapat tercapai dengan maksimal.

Selain itu, kamu akan tahu persis tujuan seperti apa yang harus dipenuhi untuk menghasilkan keuntungan setelah mengetahui titik impas. Dengan demikian, dapat membantu kamu dalam menetapkan tujuan bisnis dan berusaha mencapainya

2. Evaluasi Kelayakan Bisnis

Tujuan menghitung BEP yang berikutnya yaitu dapat digunakan untuk mengevaluasi kelayakan bisnis atau proyek baru. 

Dengan menghitung BEP sebelum memulai operasi bisnis, kamu dapat mengetahui apakah proyek tersebut akan menghasilkan laba atau tidak. 

Jika BEP terlalu tinggi atau sulit dicapai, hal ini dapat menjadi pertimbangan dalam mengambil keputusan bisnis. Pasalnya, BEP yang terlalu tinggi dapat menimbulkan risiko kerugian di masa mendatang. 

3. Perencanaan Anggaran yang Efektif

Selain dua di atas, BEP juga membantu bisnis dalam merencanakan anggaran dengan lebih efektif. 

Dengan mengetahui BEP, perusahaan dapat menetapkan target penjualan yang realistis, mengalokasikan sumber daya dengan bijaksana, serta mengatur biaya produksi dan operasional secara efisien.

Selain itu, menghitung BEP dapat menjadi upaya untuk mengatasi pengeluaran yang mungkin tidak kamu duga sebelumnya. 

Dengan memiliki anggaran bisnis yang tepat dan efektif, kamu tidak akan mengalami kejutan tak terduga terkait pengeluaran di kemudian hari yang mungkin dapat merugikan.

Dengan begitu, kamu bisa mengamankan pendanaan secara optimal, agar tidak digunakan untuk pengeluaran yang tidak penting ataupun yang tidak diperlukan.

4. Menentukan Harga Produk yang Sesuai

Tujuan selanjutnya, yaitu untuk membantu bisnis dalam menentukan harga jual produk atau layanan sewajarnya berdasarkan harga di pasaran.

Jika kamu melakukan perhitungan Break Even Point, kamu dapat menentukan harga produk atau layanan yang sudah mencakup biaya produksi dan operasional, serta menghasilkan laba atau keuntungan yang diinginkan.

Dengan demikian, bisnis tersebut mampu menghasilkan pendapatan yang stabil dan dapat berkembang menjadi lebih baik.

5. Pengambilan Keputusan Strategis

Penting untuk dipahami, bahwa informasi tentang BEP berguna dalam pengambilan keputusan strategis.

Misalnya, jika BEP tinggi, kamu selaku pemilik bisnis mungkin perlu mencari cara untuk meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi biaya, atau mengeksplorasi strategi penjualan yang lebih agresif.

Selain itu, BEP juga digunakan untuk memantau kinerja bisnis setiap waktunya. Tujuannya supaya kamu dapat mengetahui apakah bisnis sedang mengalami kerugian atau justru mendapatkan laba.

Apabila bisnis sedang terpuruk, tentu kamu dapat mengambil langkah pencegahan dan perbaikan untuk meminimalisir kerugiannya yang harus dihadapi.

Rumus Break Even Point

Dalam menghitung BEP, tentu ada rumus tersendiri yang harus kamu perhatikan dengan seksama, agar tidak keliru. Meski begitu, kamu tidak perlu khawatir, karena rumus ini mudah untuk diaplikasian.

Adapun rumus untuk menghitung BEP adalah sebagai berikut:

  • BEP dalam unit = Biaya Tetap / (Harga per Unit – Biaya Variabel per Unit)
  • BEP dalam nilai uang (rupiah) = BEP dalam unit x Harga per Unit

Keterangan:

  • Biaya tetap adalah total biaya produksi yang tidak berubah, seperti sewa, gaji tetap, asuransi, dan biaya overhead.
  • Harga per Unit adalah harga jual per unit produk atau layanan yang kamu tawarkan kepada pelanggan.
  • Biaya Variabel per Unit adalah biaya yang berubah sesuai dengan jumlah produksi atau penjualan, seperti bahan baku, tenaga kerja harian, atau biaya distribusi produk.

Contoh Menghitung BEP

Sebuah perusahaan XYZ memiliki biaya tetap bulanan sebesar Rp50.000.000,00. Sementara itu, harga jual per unit produknya adalah Rp10.000,00; dan biaya variabel per unit adalah Rp5.000,00. Berapa jumlah unit yang perlu dijual agar mencapai Break Even Point (BEP)?

Langkah pertama, kamu harus menghitung BEP dalam unit dengan rumus yang telah disebutkan di atas, yaitu:

BEP dalam unit = Biaya Tetap / (Harga per Unit – Biaya Variabel per Unit)

    = Rp50.000.000,00 / (Rp10.000,00 – Rp5.000,00)

    = Rp50.000.000,00 / Rp5.000,00

    = 10.000 unit

Jadi, BEP dalam unit dari perusahaan XYZ adalah 10.000 unit. Untuk menghitung BEP dalam nilai uang (rupiah), kamu bisa langsung mengalikan jumlah unit BEP dengan harga per unit, yaitu:

BEP dalam nilai uang = BEP dalam unit x Harga per Unit

   = 10.000 unit x Rp10.000,00

   = Rp100.000.000,00

Jadi, dalam contoh ini, perusahaan XYZ perlu menjual minimal 10.000 unit produk dengan total penjualan senilai Rp100.000.000,00 agar mampu mencapai BEP.

Siap untuk Menghitung BEP yang Tepat?

Setelah memahami Break Even Point (BEP) dan mampu menghitungnya dengan baik, kamu dapat merencanakan anggaran dengan lebih akurat dan memantau kinerja bisnis secara berkala. Semoga adanya penjelasan ini dapat membantu kamu dalam mengelola bisnis agar lebih berkembang. 

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page